Anda di halaman 1dari 8

Implementasi Standar

Sebagai tahap awal implementasi standar, perlu dilakukan penilaian terhadap risiko cedera dari aktivitas manual handling. Apabila risiko cedera
ditemukan dalam aktivitas kerja, maka perlu dilakukan keterlibatan aktif pekerja yang bersangkutan. Hal ini ditujukan untuk mendapatkan solusi
praktis dari pekerja yang lebih mengetahui aktivitas kerja. Risiko manual material handling dapat dilakukan tiga perlakuan, yaitu: mengabaikan
(avoid), menilai (assess), dan mengurangi (reduce).Perlakuan diberikan sesuai dengan dampak dari risiko yang berada dalam aktivitas kerja.
Standar Manual Handling
Cara Pengangkatan

1. Think
before lifting/handling
Merencanakan proses pengangkatan.
2. Adopt a stable position
Pertimbangan alat bantu, lokasi tujuan, Posisi kaki, penggunaan celana dan
kondisi jalan menuju lokasi tujuan, sepatu perlu dipertimbangkan untuk
waktu istirahat untuk pengangkatan mendapat posisi yang stabil dan
dalam waktu lama kemudahan bergerak.
3. Get a good hold
Jika dimungkinkan posisi beban harus
sedekat mungkin dengan badan

4. Start in a good posture


Posisi awal pengangkatan, punggung
sedikit membungkuk serta pinggul dan
lutut diregangkan

5. Don’t flex the back any further 6. Keep


while lifting the load close to the waist
Selama proses pengangkatan posisi Beban berada sedekat mungkin
punggung harus diperhatikan untuk dengan tubuh dan menjauhkan sisi
menghindari risiko cedera terberat dari tubuh
8. Keep the hand up when
handling
Pandangan kedepan selama
pengangkatan dan tidak
menurunkan (atau menaikkan)
posisi beban

9. Move smothly
Beban tidak disentakkan selama
pengankatan

10. Don’t lift or handle more


\ 7.Avoid twisting the back or than can be easily managed
learning sideways Terdapat batas beban yang dapat
Mengubah arah kaki lebih baik daripada diangkat oleh manusia yang harus
memutar pinggul ketika pengangkatan dipertimbangkan.
11. Put down, then adjust Apabila posisi beban spesifik, beban diturunkan
terlebih dahulu dan kemudian disesuaikan dengan posisi yang dikehendaki

Cara pemindahan pada aktivitas mendorong (pushing) dan menarik (pulling) beban

1. Handling devices

Tinggi pegangan alat bantu, seperti trolly atau gerobak, ditempatkan diantara bahu dan pinggang. Alat bantu perlu diberikan perawatan, khususnya
roda, untuk memudahkan selam proses penggunaan.

2. Force

Gaya yang diperlukan untuk memindahkan beban menggunakan alat bantu adalah 2% dari beban total (misal bila beban 100 kg, maka gaya yang
diperlukan setara beban 2 kg).
Pemindahan beban dengan mendorong lebih diutamakan (baik) daripada menarik, karena dapat melihat kondisi di depan.

3. Slopes

Meminta bantuan pekerja lain, apabila dalam kondisi kemiringan atau beban sangat tinggi.

4. Uneven survaces

Kondisi jalan yang tidak rata memerlukan gaya pengangkatan yang lebih tinggi, yaitu 10% dari beban total (misal bila beban 100 kg, maka gaya yang
diperlukan setara beban 10 kg).

5. Stance and pace

Posisi kaki terhadap beban (dan alat bantu pengangkatan) dijaga untuk memudahkan pemindahan/bergerak.

Beban pengangkatan

Beban angkat yang direkomendasikan oleh standar Healh Safety Executive, bergantung pada jenis kelamin dan posis beban selama proses
pengangkatan. Posisi pengangkatan yang baik (ditunjukkan dengan batas beban yang paling tinggi) adalah peletakan beban di dekat tubuh antara
bahu dan pinggang.
Aturan tambahan yang perlu diperhatikan terkait batas beban angkat

1. Kondisi memutar

Pada operasi pengangkatan yang membutuhkan gerakan memutar, batas beban dikurangi 10% jika memutar 45% dan 20% jika memutar 90%.

2. Frekuensi pengangkatan dan penurunan

Batas beban dikurangi 30% apabila operasi pengangkatan diulangi sekali atau dua kali selama 1 menit, dikurangi 50% apabila frekuensi
pengangkatan 5-8 kali per menit, dan dikurangi 80% apabila frekuensi pengangkatan lebih dari 12 kali per menit.
3. Aktivitas menarik dan mendorong beban

Pria Wanita
Gaya untuk
menghentikan dan
memulai aktivitas 20 kg 15 kg
Gaya selama proses
pemindahan 10 kg 7 kg
Referensi:
HSE (2012) Manual material handling at work: a brief guide, Health Safety Executive [http://www.hse.gov.uk/pubns/indg143.pdf]
Batas Pengangkatan untuk Orang Indonesia
Nilai batas pengangkatan beban juga dipengaruhi oleh faktor yang berhubungan dengan pekerja, yaitu: antropometri, kekuatan otot, usia, jenis
kelamin dan status pekerjaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan peninjauan terhadap batas pengangkatan yang ditujukan untuk orang Indonesia,
yang memiliki karakteristik fisik yang berbeda. Santoso (2006), dalam penelitiannya memberikan rekomendasi batas pengangkatan maksimal
(MAXL- Maximum acceptable weight of lift) sebagai berikut:
Tabel 1. Batas Penangkatan Penduduk Indonesia
Untuk mendapatkan beban angkat maksimal secara spesifik, Santoso (2006) mengembangkan model matematis sebagai berikut:

Beban (MAWL) = -6.013 + (0.029 X Berat badan) + (0.0766 X Tinggi badan) – (0.435 X Frekuensi) + (0.023 X Tinggi angkatan) +
(0.076 X Jarak angkatan) + (0.264 X Jenis kelamin) + (0.218 X Pekerjaan)
Beban angkat dalam persamaan di atas, disusun berdasarkan variabel karakteristk khusus manusia, yaitu: berat badan, tinggi badan, frekuensi,
tinggi angkatan, jarak angkatan, jenis kelamin dan pekerjaan.

Referensi:
Santoso, D., (2006), Kapasitas Beban Angkat untuk Pekerja Indonesia, Jurusan Teknik Industri Vol. 8, No. 2, Hal. 148-155.

Anda mungkin juga menyukai