Anda di halaman 1dari 14

Pengaruh Budaya Etis Organisasi ...........

(Putu Purnama Dewi dan I Made Mastra)

PENGARUH BUDAYA ETIS ORGANISASI DAN PEMAHAMAN


GOOD GOVERNANCE PADA KINERJA AUDITOR KANTOR
AKUNTAN PUBLIK DI BALI

Oleh:
Putu Purnama Dewi
I Made Mastra

ABSTRACT: This research examines the influence of ethical culture organization


and understanding of good governance towards job performance of an auditor
of the public accounting firm. Number of respondents taken in this research
were 60 respondents. Data was obtained through questionnaire by distributing
it to the auditors of the public accounting firm. Multiple linear regression analysis
was used within this research.This research indicates that ethical culture
organization has positive impacts on their job performance. understanding of
good governance has positive impacts on the job performance of an auditor.

Keywords: job performance auditor, ethical culture organization,


understanding of good governance

PENDAHULUAN Didalam membuktikan kewajaran laporan


Perkembangan tehnologi informasi keuangan yang disajikan oleh pihak
dan dunia usaha menimbulkan persaingan manajemen perusahaan, seorang auditor
yang cukup ketat sehingga menuntut akan menghadapi kondisi dilematis baik dari
terciptanya sumber daya yang berkualitas. dirinya sendiri maupun dari pihak eksternal,
Kantor akuntan publik merupakan suatu sehingga auditor harus mampu menjunjung
organisasi yang bergerak di bidang jasa tinggi etika profesinya.
yaitu berupa jasa audit operasional, audit Beberapa krisis moral dalam dunia
kepatuhan (compliance audit) dan audit bisnis yang sempat mengemuka adalah
laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, kasus Enron Corporation. Laporan keuangan
2003:4). Akuntan publik dalam menjalankan Enron sebelumnya dinyatakan wajar tanpa
profesinya diatur oleh kode etik profesi. Di pengecualian oleh kantor akuntan Arthur
Indonesia dikenal dengan nama Standar Anderson, salah satu kantor akuntan publik
Profesional Akuntan Publik. Auditor dituntut (KAP) dalam jajaran big four, namun secara
untuk mempertahankan integritas, bertindak mengejutkan pada 2 Desember 2001
jujur dan tegas dalam mempertimbangkan dinyatakan pailit. Di Indonesia juga ada
fakta, terlepas dari kepentingan pribadi. kasus Kimia Farma dan Bank Lippo, dengan
Dengan adanya kode etik, masyarakat akan melibatkan kantor-kantor akuntan yang
dapat menilai sejauh mana seorang auditor selama ini diyakini memiliki kualitas audit
telah bekerja sesuai dengan standar-standar tinggi. Kasus Kimia Farma dan Bank Lippo
etika yang telah ditetapkan oleh profesinya. juga berawal dari terdeteksinya manipulasi
Etika berkaitan erat dengan nilai-nilai dalam laporan keuangan. Kasus keterlibatan
dan tatacara hidup yang baik yang dianut dan 10 KAP yang melakukan audit terhadap
diwariskan oleh suatu generasi ke generasi bank beku operasi (BBO) dan bank beku
berikutnya. Etika dalam profesi akuntan kegiatan usaha, dalam kasus ini melibatkan
diatur dalam kode etik Ikatan Akuntan KAP papan atas (Winarto, 2002). Kasus lain
Indonesia yang menjadi panduan dan yang cukup menarik adalah kasus audit PT.
aturan bagi setiap anggota. Auditor dituntut Telkom yang melibatkan KAP ”Eddy Pianto
untuk lebih profesional dan beretika didalam & Rekan”, dalam kasus ini laporan keuangan
melaksanakan tugas-tugas profesinya. auditan PT. Telkom tidak diakui oleh SEC

81
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vo. 1 No. 1, Juli 2016

(pemegang otoritas pasar modal di Amerika Good governance adalah prinsip


Serikat). pengelolaan perusahaan yang bertujuan
Kegagalan yang dilakukan oleh untuk mendorong kinerja perusahaan
auditor, mendorong diperlukannya serta memberikan nilai ekonomis bagi
suatu kemampuan auditor untuk pemegang saham maupun masyarakat
mempertimbangkan etika dan perilaku secara umum. Sedangkan konsep dasar
dalam pelaksanaan audit sehingga dapat good governance pada KAP antara lain
memberikan kinerja yang maksimal pada berkaitan dengan keadilan (fairness),
klien dan para pemakai laporan keuangan transparansi (transparency), akuntabilitas
auditan lainnya. Dalam memberikan (accountability), pertanggungjawaban
pendapat mengenai kewajaran laporan (responsibility). Nilai-nilai dan etika profesi
keuangan yang diperiksa, akuntan publik menjadi dasar penerapan good governance
dituntut bersikap independen terhadap sebagai motivasi perilaku profesional yang
kepentingan klien, pemakai laporan efektif, jika dibentuk melalui pembiasaan-
keuangan, maupun kepentingan akuntan pembiasaan yang terkandung pada suatu
publik tersebut. Beberapa kasus mengenai budaya organisasi.
kegagalan auditor dapat digunakan sebagai Beberapa penelitian mengenai kinerja
bahan evaluasi untuk meningkatan kinerja auditor yaitu penelitian oleh Trisnaningsih
akuntan publik yang memiliki tugas dalam (2007) yang meneliti mengenai pengaruh
jasa audit. independensi auditor, komitmen organisasi,
Keberhasilan akuntan dalam pemahaman good governance, gaya
menjalankan tugas dan fungsinya kepemimpinan, budaya organisasi terhadap
diperlukan kinerja yang baik dan berkualitas. kinerja auditor. Penelitian ini memperoleh
Kinerja auditor merupakan kemampuan hasil bahwa pemahaman good governance
dari seorang auditor untuk menghasilkan tidak berpengaruh langsung terhadap
temuan atau hasil pemeriksaan dari kinerja auditor, gaya kepemimpinan
kegiatan pemeriksaan atas pengelolaan dan berpengaruh langsung terhadap kinerja
tanggung jawab keuangan yang dilakukan auditor, dan budaya organisasi tidak
dalam satu tim pemeriksaan (Yanhari, 2007). berpengaruh langsung terhadap kinerja
Terdapat empat dimensi personalitas dalam auditor. Penelitian lain juga dilakukan oleh
mengukur kinerja auditor, yaitu kemampuan Wibowo (2009) untuk menguji pengaruh
(ability), komitmen profesional, motivasi, independensi auditor, komitmen organisasi,
dan kepuasan kerja (Larkin, 1990). gaya kepemimpinan, dan pemahaman
Budaya etis organisasi merupakan good governance terhadap kinerja auditor.
pandangan luas tentang persepsi karyawan Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa
pada tindakan pemimpin dalam perusahaan independensi auditor, komitmen organisasi,
dan memberikan penghargaan ataupun gaya kepemimpinan dan pemahaman good
sanksi atas tindakan tidak bermoral (Hurt governance berpengaruh positif terhadap
et al, 1986). Budaya organisasi adalah kinerja auditor. Selain itu Suarniti (2010)
sistem nilai-nilai yang diyakini semua menguji pengaruh profesionalisme, etika
anggota organisasi dan yang dipelajari, profesi, tingkat pendidikan, pengalaman
diterapkan, serta dikembangkan secara kerja, dan budaya kerja auditor terhadap
berkesinambungan, berfungsi sebagai kinerja auditor. Penelitian ini menunjukkan
sistem perekat, dan dapat digunakan bahwa profesionalisme, etika profesi, tingkat
sebagai acuan berperilaku dalam organisasi pendidikan, pengalaman kerja dan budaya
untuk mencapai tujuan organisasi yang kerja secara serempak memperngaruhi
telah ditetapkan. Budaya kerja berkaitan kinerja auditor. Kalbers dan Forgaty (1995)
dengan sikap atau perilaku seseorang juga menguji pengaruh profesionalisme
dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dan pengalaman kerja terhadap kepuasan
(Andaliza, 2005). dan kinerja auditor. Wati et al. (2010),

82
Pengaruh Budaya Etis Organisasi ........... (Putu Purnama Dewi dan I Made Mastra)

menguji pengaruh independensi, gaya kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di


kepemimpinan, komitmen organisasi Bali.
dan pemahaman good governance
terhadap kinerja auditor pemerintah, yang KERANGKA TEORITIS
memperoleh hasil bahwa pemahaman good 1. Teori Etika
governance memiliki pengaruh terhadap Etika adalah suatu hal yang
kinerja auditor. Yuskar et al. (2011), dipandang perlu dan menjadi acuan
melakukan penelitian mengenai pengaruh bertindak dan berperilaku bagi setiap
independensi auditor, komitmen organisasi, individu (Munawir, 1997). Menurut
pemahaman good governance, integritas Duska (2003), teori etika dikembangkan
auditor, budaya organisasi, dan etos kerja dalam tiga bagian, yaitu:
terhadap kinerja auditor. Penelitian ini juga a. Utilitarianism
berhasil mengindikasi adanya pengaruh Dibagi menjadi dua jenis:
pemahaman good governance terhadap 1). Act yaitu tindakan yang berguna
kinerja auditor. bagi banyak orang.
Penelitian ini menguji pengaruh 2). Rule yaitu norma-norma etika
variabel budaya etis organisasi dan yang dianggap baik dalam suatu
pemahaman good governance pada kinerja lingkungan.
auditor dalam dimensi waktu dan tempat b. Deonotologi
yang berbeda. Adanya perbedaan hasil Menjelaskan mengenai
dari beberapa penelitian sebelumnya, serta tanggungjawab seseorang dalam
beberapa permasalahan yang terdapat pemberian hak untuk orang lain,
pada beberapa Kantor Akuntan Publik, sehingga penilaian baik serta
memotivasi penelitian ini dilakukan pada buruknya sesuatu hal harus
auditor Kantor Akuntan Publik di Bali. disesuaikan dengan kewajiban,
Penelitian ini ingin membuktikan apakah bukan atas perbuatan.
hasil penelitian akan sama ataukah berbeda c. Virtue
apabila dilakukan dengan variabel, waktu menjelaskan karakter individu dalam
dan tempat yang berbeda. mengarahkan untuk bertingkah laku
secara baik. Ada dua jenis virtue
PERUMUSAN MASALAH theory, yaitu:
Berdasarkan uraian latar belakang, 1). Pelaku bisnis individual, seperti:
maka dapat dirumuskan beberapa kejujuran, fairness, kepercayaan
permasalahan, yaitu: dan keuletan.
1. Apakah budaya etis organisasi 2). Taraf perusahaan, seperti:
berpengaruh pada kinerja auditor Kantor kemarahan, loyalitas,
Akuntan Publik di Bali? kehormatan, rasa malu yang
2. Apakah pemahaman good governance dimiliki oleh manajer dan
berpengaruh pada kinerja auditor Kantor karyawan.
Akuntan Publik di Bali?
2. Teori Perkembangan Moral Kognitif
TUJUAN Perkembangan kognitif
Berdasarkan uraian rumusan dikembangkan oleh Piaget dan Kohlberg.
masalah, maka tujuan penelitian ini adalah Kohlberg menyatakan bahwa personal
sebagai berikut: value diperoleh melalui suatu proses
1. Untuk mengetahui pengaruh budaya etis berpikir dan berpendapat. Terdapat
organisasi pada kinerja auditor Kantor enam tingkatan yang dikembangkan
Akuntan Publik di Bali. oleh Kohlberg yaitu tahap pertama
2. Untuk mengetahui pengaruh dan kedua dari perkembangan moral
pemahaman good governance pada disebut dengan Pre-coventional,

83
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vo. 1 No. 1, Juli 2016

yaitu kondisi dimana pengambilan tantangan, serta menerima saran


keputusan didasarkan pada dampak yang membangun dan belajar dari
yang diperoleh. Tahap tiga dan empat kritik yang diberikan.
disebut Conventional, dimana individu
telah mengutamakan norma serta 4. Budaya Etis Organisasi
pertimbangan sekitarnya. Tahap kelima, Budaya adalah suatu proses
keenam disebut Post-conventional, nilai- pentransferan nilai-nilai kepada anggota
nilai kebaikan dalam masyarakat telah yang baru sebagai suatu pedoman untuk
diperhitungkan (Kohlberg, 1971). berperilaku. Budaya dapat berkembang
dari upaya yang tidak disadari, tetapi
3. Kinerja Auditor sistematis dalam kurun waktu tertentu
Kinerja merupakan sebuah Schein (1992). Budaya organisasi adalah
konstruk yang multidimensional yang cerminan aturan sebagai pedoman
mengindikasikan seberapa baik dalam bertingkahlaku dalam organisasi.
karyawan melaksanakan tugasnya, Budaya etis organisasi merupakan
inisiatif yang diambil, dan seberapa baik pandangan luas tentang persepsi
para karyawan mencari penyelesaian karyawan pada tindakan etis pemimpin
suatu masalah (Rothmann dan Coetzer, akan pentingnya etika di perusahaan
2003). Kinerja auditor merupakan hasil dan memberikan penghargaan ataupun
dari tindakan atau pelaksanaan tugas sanksi atas tindakan tidak bermoral
pemeriksaan yang telah diselesaikan (Hurt et al, 1986).
oleh auditor dalam kurun waktu tertentu
(Siahaan, 2010). 5. Pemahaman Good Governance
Terdapat beberapa dimensi yang Good governance adalah suatu
menunjukkan bahwa seorang auditor tata kelola yang baik pada perusahaan
memiliki kinerja yang tinggi, antara lain yang dilandasi oleh etika profesional.
(Wright, 1986): Pemahaman good governance
a. Kemampuan teknis dan analitis merupakan wujud penerimaan akan
Auditor dengan kinerja tinggi pentingnya suatu perangkat peraturan
memiliki pemikiran yang inovatif, atau tata kelola yang baik untuk
mampu beradaptasi dengan mengatur hubungan, fungsi dan
lingkungan yang sering berubah, kepentingan berbagai pihak dalam
menyelesaikan penugasan audit urusan bisnis maupun pelayanan publik
dengan tepat waktu, serta memiliki dalam menciptakan kinerja manajemen
pengetahuan mengenai standar yang baik, serta merupakan wujud
maupun teori yang berkaitan dengan respek terhadap sistem dan struktur
akuntansi dan pengauditan. yang baik dalam mengelola perusahaan
b. Kemampuan Interpersonal yang bertujuan untuk meningkatkan
Auditor dengan kinerja tinggi mampu produktivitas usaha (Trisnaningsih,
membangun hubungan yang baik 2007).
dengan klien maupun tim audit.
c. Kemampuan komunikasi KONSEP PENELITIAN
Auditor dengan kinerja tinggi mampu Penelitian ini menguji pengaruh
berkomunikasi dengan baik secara pengalaman, orientasi etika (idealisme
lisan maupun tertulis. dan relativisme), komitmen (komitmen
d. Karakteristik profesional professional dan komitmen organisasional),
Auditor dengan kinerja tinggi budaya etis organisasi pada sensitivitas
melaksanakan penugasan audit etika.berdasarkan hal tersebut, konsep
yang diberikan dengan penuh penelitian dapat disusun sebagai berikut:
tanggung jawab, bersedia menerima

84
Pengaruh Budaya Etis Organisasi ........... (Putu Purnama Dewi dan I Made Mastra)

Gambar 1 responsibility (pertanggungjawaban)


yaitu memastikan dipatuhinya prinsip
Budaya Etis
Organisasi akuntansi yang berlaku umum dan
Kinerja Auditor standar profesional akuntan publik oleh
Pemahaman auditor selama menjalankan profesinya
Good Governance (Trisnaningsih,2007). Hipotesis
penelitian terhadap variabel ini dapat
Konsep Penelitian dirumuskan sebagai berikut:
H2 : Pemahaman Good Governance
1. Pengaruh Budaya Etis Organisasi berpengaruh positif pada kinerja
pada Kinerja Auditor auditor
Hurt et al, (1986) menjelaskan budaya
etis organisasi merupakan pandangan METODE RISET
luas tentang persepsi karyawan pada Lokasi penelitian adalah pada auditor
tindakan etis pemimpin akan pentingnya Kantor Akuntan Publik di Bali. Sampel
etika di perusahaan dan memberikan yang diuji diperoleh dengan metode
penghargaan ataupun sanksi atas survey. Riset ini menggunakan data dari
tindakan tidak bermoral. Budaya etis jawaban responden yang diperoleh dengan
organisasi merupakan komponen menjawab pernyataan dalam kuesioner.
yang penting dalam meningkatkan Data dianalisis dengan alat bantu komputer
kinerja karyawan karena memberikan dengan program SPSS dengan analisis
pandangan mengenai perilaku regresi linier berganda.
yang baik yang harus dilaksanakan 1. Definisi Operasional Variabel
(Trisnaningsih,2007). Hipotesis alternatif a. Kinerja Auditor
atas variabel ini adalah: Secara etimologi, kinerja
H1 : Budaya etis organisasi berasal dari kata prestasi kerja
berpengaruh positif pada kinerja (performance). Istilah kinerja
auditor berasal dari kata job performance
atau actual performance (prestasi
2. Pengaruh Pemahaman Good kerja atau prestasi sesungguhnya
Governance pada Kinerja Auditor yang dicapai seseorang) yaitu
Pemahaman good governance hasil kerja secara kualitas dan
pada organisasi KAP terdiri atas kuantitas yang dicapai oleh seorang
fairness (keadilan) yaitu akuntan pegawai dalam melaksanakan
publik dalam memberikan pendapat tugasnya sesuai dengan tanggung
mengenai kewajaran laporan keuangan jawab yang diberikan kepadanya
yang diperiksa, harus bersikap (Mangkunegara, 2005). Kinerja
independen dan menegakkan keadilan auditor merupakan tindakan atau
terhadap kepentingan klien, pemakai pelaksanaan tugas pemeriksaan
laporan keuangan, maupun terhadap yang telah diselesaikan oleh
kepentingan akuntan publik itu sendiri, auditor dalam kurun waktu tertentu.
transparency (transparansi) adalah Kriteria penilaian kinerja auditor
auditor hendaknya berusaha untuk dalam penelitian ini diukur dengan
selalu transparansi terhadap informasi menggunakan: (a) Kemampuan,
laporan keuangan klien yang diaudit, yaitu kecakapan seseorang dalam
accountability dalam hal ini menjelaskan menyelesaikan pekerjaan. Hal ini
mengenai peran dan tanggung dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
jawab auditor dalam melaksanakan pengalaman kerja, bidang
pemeriksaan dan kedisiplinan pekerjaan, dan faktor usia. (b)
dalam melengkapi pelaporan, Komitmen profesional, yaitu tingkat

85
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vo. 1 No. 1, Juli 2016

loyalitas individu pada profesinya. ε = Faktor lain yang


(c) Motivasi, yaitu keadaan dalam berpengaruh pada
pribadi seseorang yang mendorong variabel terikat (Y)
keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan tertentu untuk 2. Gambaran Umum Responden
mencapai suatu tujuan. (d) Kepuasan Responden yang diuji adalah auditor
kerja, yaitu tingkat kepuasan individu Kantor Akuntan Publik di Bali. Jumlah
dengan posisinya dalam organisasi kuesioner yang didistribusikan kepada
(Mulyadi,1998). responden sebanyak 70 lembar, namun
b. Budaya Etis Organisasi yang kembali sebanyak 63 lembar, dan
Budaya organisasi merupakan yang dapat digunakan untuk dianalisis
kebiasaan yang berkaitan dengan sejumlah 60 lembar. Rentang waktu
pola pemikiran, perasaan dan pengisian kuesioner selama 1 (satu)
tindakan dalam suatu lingkungan bulan. Kuesioner yang telah diisi,
sosial (Hofstede, 1994). Budaya dikumpulkan untuk dikembalikan secara
organisasi adalah cerminan suatu bersamaan. Ringkasan penyebaran
kelompok sosial dalam bertindak kuesioner ditujukkan pada tabel 1.
untuk mencapai tujuan. Budaya etis
organisasi merupakan pandangan Tabel 1
luas tentang persepsi karyawan Tingkat Penyebaran Kuesioner
pada tindakan etis pemimpin akan Variabel Jumlah %
pentingnya etika di perusahaan dan Kuesioner yang disebarkan
70 100
memberikan penghargaan ataupun
sanksi atas tindakan tidak bermoral Kuesioner yang dikembalikan
86,66
(Hurt et al, 1986). 63
c. Pemahaman Good Governance Kuesioner yang dapat
80
Pemahaman good governance digunakan 60

merupakan wujud penerimaan Responden diuji berdasarkan umur


akan pentingnya suatu perangkat auditor, jenis kelamin auditor, pendidikan
peraturan atau tata kelola yang baik terakhir auditor dan masa kerja
untuk mengatur hubungan, fungsi dan auditor. Auditor Kantor Akuntan Publik
kepentingan berbagai pihak dalam didominasi oleh auditor dengan usia
organisasi/ usaha guna menciptakan dibawah 30 tahun, auditor laki-laki lebih
kinerja manajemen yang baik. banyak jumlahnya dibandingkan auditor
Pemahaman good governance perempuan. Tingkat pendidikan paling
pada organisasi KAP terdiri atas banyak adalah S1. Auditor dengan masa
fairness (keadilan), transparency kerja 1-3 tahun jumlahnya paling banyak,
(transparansi), accountability, yang digambarkan dalam tabel 2.
responsibility (pertanggungjawaban)
(Trisnaningsih,2007). 3. Uji Instrumen
Untuk mengukur tingkat validitas
Persamaan regresi yang digunakan: kuesioner digunakan uji validitas. Uji
Y = α+β1X1+ β2X2+ ε validitas merupakan perbandingan nilai
Keterangan : korelasi antar skor dengan korelasinya
Y = Sensitivitas Etika harus positif dan bernilai > 0,3, maka
α = Bilangan Konstan indikator yang bersangkutan dianggap
β1 – β2 = Koefisien Regresi valid. Nilai koefisien korelasi (r) pada
X1 = Budaya Etis Organisasi semua variabel diatas 0,3. Uji reliabilitas
X2 = Pemahaman Good digunakan untuk mengukur indikator
Governance variabel atau konstruk dari suatu

86
Pengaruh Budaya Etis Organisasi ........... (Putu Purnama Dewi dan I Made Mastra)

Tabel 2
Karakteristik Responden
Keterangan Jumlah %
Umur Auditor
≤ 30 tahun 37 61,7
31-40 tahun 15 25
41-50 tahun 5 8,3
≥ 51 tahun 3 5
60 100
Jenis Kelamin Auditor
Laki-laki 35 58,3
Perempuan 25 41,7
60 100
Tingkat Pendidikan
D3 12 20
S1 45 75
S2 3 5
S3 0 0
60 100
Masa Kerja
1-3 tahun 35 58,4
4-6 tahun 15 25
7-9 tahun 5 8,3
≥ 10 tahun 5 8,3
60 100
kuesioner. Suatu kuesioner reliabel Tabel 3
atau handal jika jawaban terhadap Hasil Uji Normalitas
pernyataan adalah konsisten atau stabil Unstandardized Residual
dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas N 60
memperlihatkan nilai Cronbach’s Alpha Kolmogorov-Smirnov Z 0,889
seluruh variabel diatas 0,6. Uji validitas Asymp. Sig. (2-tailed) 0,408
dan reliabilitas penelitian ini memenuhi
syarat, jadi seluruh instrumen yang Tabel 3 memperlihatkan nilai Asymp.
digunakan dinyatakan valid dan reliabel. Sig (2-tailed) sebesar 0.408 diatas 0,05.
Mempunyai arti bahwa variabel yang diuji
4. Uji Normalitas sudah terdistribusi dengan baik.
Uji Normalitas dilakukan untuk
menguji apakah residu dari persamaan 5. Uji Multikolinearitas
regresi berdistribusi normal atau tidak. Uji multikolinearitas digunakan untuk
Metode yang digunakan adalah dengan menguji apakah dalam model regresi
menggunakan statistik Kolmogorov- ditemukan adanya korelasi antar sesama
Smirnov. Data dikatakan berdistribusi variabel bebas atau independen. Model
normal bila sig > alpha (Ghozali, 2011). regresi yang baik seharusnya tidak
Nilai signifikansi dari nilai Kolmogorov- terjadi korelasi antara variabel bebasnya.
Smirnov pada penelitian ini adalah 0,05. Nilai cut off yang umum dipakai untuk
Hasilnya disajikan pada Tabel 3 menunjukkan adanya multikolinearitas
Tabel 3 memperlihatkan nilai Asymp. adalah nilai tolerance < 0,10 atau nilai
Sig (2-tailed) sebesar 0.408 diatas 0,05. VIF > 10 (Ghozali, 2011). Hasil uji
Mempunyai arti bahwa variabel yang diuji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
sudah terdistribusi dengan baik. tolerance ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10.

87
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vo. 1 No. 1, Juli 2016

Hasil tersebut menggambarkan tidak persen dipengaruhi variabel lain. Uji F


adanya gejala multikolinearitas dalam menghasilkan Fhitung 16,459 signifikasi
variabel-variabel yang diuji. 0,000 dibawah dari α = 5 persen, yang
artinya model penelitian layak dan
Tabel 4 dapat dilanjutkan dengan pembuktian
Hasil Uji Multikolinearitas hipotesis.
Variabel T VIF Tabel 6 menunjukkan konstanta
sebesar -6,220, sehingga dapat dibuat
Budaya Etis Organisasi (X1) 0,985 1,015
persamaan:
Pemahaman Good Governance 0,985 1,015
(X2) Y = -6,220 + 0,610X1 + 0,314X2 + ε
Hal tersebut berarti bahwa budaya
6. Uji Heteroskedastisitas etis organisasi dan pemahaman good
Uji ini untuk mengetahui adanya governance mengidikasikan adanya
ketidaksamaan varian antar persamaan. pengaruh positif pada kinerja auditor
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik di Bali.
tidak terjadi heteroskedastisitas yang
berarti bahwa nilai absolut residual tidak 8. Uji Statistik F
mengindikasikan adanya pengaruh yang Uji F digunakan untuk mengetahui
signifikan. kelayakan model yang diuji. Langkah-
langkah pengujianya adalah sebagai
Tabel 5 berikut :
Hasil Uji Heteroskedastisitas a. Merumuskan hipotesis
Variabel Sig t H0 : β1 = β2 = 0, berarti tidak ada
Budaya Etis Organisasi (X1) 0,099 pengaruh variabel bebas secara
Pemahaman Good Governance (X2) 0,078 bersama terhadap variabel terikat.
H0 : β1 ≠ β2 ≠ 0, berarti ada pengaruh
Tabel 3 memperlihatkan semua variabel bebas secara bersama
independent variabel tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
signifikan pada dependent variabel b. Menentukan tingkat signifikan α =
dengan nilai signifikansi thitung diatas 5%
alpha (α = 0,05). Tidak ada gejala c. Menentukan besarnya tingkat
heterokedastisitas. signifikan F yang diperoleh dari hasil
pengujian dengan program SPSS.
7. Regresi Linear Berganda d. Kriteria pengujian
Ditunjukkan dalam Tabel 6: Apabila tingkat signifikan F ≤ α =
0,05, maka H0 ditolak, H1 diterima.
Apabila tingkat signifikan F > α =
0,05, maka H0 diterima, H1 ditolak.
Hasil pengujian memperoleh nilai
signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil
dari α = 5%, hal ini menyimpulkan
variabel bebas mampu memprediksi
serta menjelaskan variabel terikat yaitu
kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di
Bali.
Tabel 6 menunjukkan hasil Adjusted
R square 0,344 artinya 34,4 persen 9. Uji Statistik t
kinerja auditor dipengaruhi oleh budaya Uji t digunakan untuk mengetahui
etis organisasi dan pemahaman pengaruh variabel bebas secara parsial
good governance dan sebesar 65,6 terhadap variabel terikat. Langkah-

88
Pengaruh Budaya Etis Organisasi ........... (Putu Purnama Dewi dan I Made Mastra)

langkah pengujiannya adalah sebagai nilai akan meningkat dengan semakin


berikut : seringnya auditor Kantor Akuntan Publik
a. Merumuskan hipotesis di Bali melakukan aktivitas etis. Perilaku
H0 : βi = 0 berarti tidak ada pengaruh etis tersebut akan meningkatkan
Xi terhadap Y dimana i adalah kemampuan auditor dalam menganalisis
variabel 1 (X1) dan 2 (X2). serta memahami tindakan yang harus
H0 : βi ≠ 0 berarti ada pengaruh Xi dilakukan dalam pengambilan keputusan
terhadap Y dimana i adalah variabel sehingga berpengaruh dalam penilaian
1 (X1) dan 2 (X2). kinerja auditor tersebut. Budaya etis
b. Menentukan tingkat signifikan pada organisasi menjadi faktor yang akan
uji satu sisi α = 0,05. mempengaruhi etika auditor Kantor
c. Membandingkan besarnya Akuntan Publik di Bali. Etika auditor dapat
signifikansi t masing-masing variabel mempengaruhi aktivitas etis auditor
yang diperoleh dari hasil pengujian yang akan meningkatkan konsistensi
dengan program SPSS. perilaku sesuai dengan nilai-nilai etika
1). Tingkat signifikan t < α = 0,05, yang ada sehingga berpengaruh dalam
maka H0 ditolak, H1 diterima. pengambilan keputusan auditor. Dengan
2). Tingkat signifikan t ≥ α = 0,05, demikian, kinerja auditor Kantor Akuntan
maka H0 diterima, H1 ditolak. Publik di dalam melaksanakan tugas-
Pada penelitian ini, tingkat tugasnya dapat lebih ditingkatkan.
probabilitas budaya etis organisasi Hasil ini sesuai dengan penelitian
adalah 0,000 < α = 5% berarti H1 diterima, Yuskar et.al (2011) yang mengindikasikan
H0 ditolak, yang berarti bahwa budaya adanya pengaruh budaya organisasi
etis organisasi berpengaruh positif pada terhadap kinerja auditor.
kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di
Bali. Tingkat probabilitas pemahaman 2. Pengaruh Pemahaman Good
good governance adalah 0,037 < α = Governance pada Kinerja Auditor
0,05 menunjukkan H2 diterima, H0 ditolak, Kantor Akuntan Publik di Bali
yang berarti bahwa pemahaman good Pengujian hipotesis kedua (H2)
governance memberi pengaruh positif menunjukkan bahwa pemahaman good
pada kinerja auditor Kantor Akuntan governance berpengaruh positif pada
Publik di Bali. kinerja auditor Kantor Akuntan Publik
di Bali. Koefisien Beta unstandardized
PEMBAHASAN sebesar 0,314 dengan (sig.) t sebesar
1. Pengaruh Budaya Etis Organisasi 0,037 mengindikasikan bahwa tingkat
pada Kinerja Auditor Kantor Akuntan kinerja auditor akan menguat seiring
Publik di Bali dengan bertambahnya pemahaman
Pengujian hipotesis satu (H1)
good governance dalam diri auditor.
menghasilkan bahwa budaya etis Kemampuan auditor dalam
organisasi berpengaruh pada kinerja memahami fungsi serta tata kelola yang
auditor Kantor Akuntan Publik di baik dalam suatu organisasi, akan dapat
Bali yang ditunjukkan oleh koefisien menciptakan kinerja auditor yang baik
beta unstandardized senilai 0,610 dalam pelaksanaan tugasnya. Penelitian
dan nilai (sig.) t senilai 0,000. Hal ini mengindikasikan bahwa auditor
ini sesuai dengan hipotesis 1 yang dengan pemahaman good governance
mengindikasikan budaya etis organisasi yang baik akan dapat mewujudkan
berpengaruh positif pada kinerja auditor suatu kondisi lingkungan kerja yang
Kantor Akuntan Publik di Bali. baik sehingga terciptanya kinerja
Hasil penelitian ini menunjukkan auditor yang baik pula. Pemahaman
bahwa konsistensi perilaku pada standar good governance pada audior Kantor

89
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vo. 1 No. 1, Juli 2016

Akuntan Publik yang terdiri atas fairness pada auditor internal dan eksternal
(keadilan), transparency (transparansi), di instansi pemerintah, seperti
accountability, responsibility auditor Badan Pemeriksa Keuangan,
(pertanggungjawaban) yang dilandasi Badan Pengawasan Keuangan dan
oleh etika professional akan dapat Pembangunan .
meningkatkan kinerja auditor sehingga 3. Hasil pengujian ini dapat dijadikan
dapat meningkatkan produktivitas referensi bagi penelitian berikutnya
Kantor Akuntan Publik. dengan memasukkan variabel-variabel
Penelitian terdahulu yang lain yang berkaitan dengan kinerja
mendukung penelitian ini adalah auditor.
Wati et. al (2010) yang menemukan
adanya pengaruh pemahaman good IMPLIKASI DAN KETERBATASAN
governance pada kinerja auditor, Yuskar 1. Implikasi
et. al (2011) menunjukkan pemahaman Melalui penelitian ini diharapkan
good governance berpengaruh dapat memberikan sumbangan
terhadap kinerja auditor. Penelitian ini konseptual bagi pengembangan
mengindikasikan bahwa auditor dengan ilmu pengetahuan bidang akuntansi
pemahaman good governance yang keprilakuan yang berhubungan dengan
tinggi akan memiliki tingkat kinerja yang audit serta bagi peneliti sejenis maupun
tinggi. civitas akademi lainnya. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan informasi
KESIMPULAN bagi seluruh pihak yang berkepentingan
Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu: serta masukan khususnya kepada
1. Budaya Etis Organisasi berpengaruh auditor Kantor Akuntan Publik di Bali
positif pada kinerja auditor Kantor mengenai kinerja auditor, budaya
Akuntan Publik di Bali. Berarti bahwa hal etis organisasi serta pemahaman
yang menjadi kebiasaan auditor dalam good governance. Hasil penelitian ini
suatu institusi akan mempengaruhi diharapkan juga dapat bermanfaat bagi
tindakan dan keputusan yang diambilnya auditor eksternal maupun internal lainnya
sehingga berpengaruh dalam penilaian seperti Badan Pemeriksa Keuangan,
kerja dari auditor tersebut. Badan Pengawasan Keuangan dan
2. Pemahaman Good Governance memiliki Pembangunan dalam menilai kinerja
pengaruh positif pada kinerja auditor auditor dalam melaksanakan tugas-
Kantor Akuntan Publik di Bali. Hal ini tugas auditnya.
bermakna bahwa dengan bertambahnya
pemahaman Good Governance auditor 2. Keterbatasan
dalam diri auditor dapat meningkatkan Penelitian ini hanya menggunakan
kinerja auditor dalam melaksanakan dua variabel bebas yaitu budaya etis
tugasnya. organisasi dan pemahaman good
governance dalam pengaruhnya pada
SARAN kinerja auditor, sehingga diharapkan
Yang dapat disampaikan untuk menelitian berikutnya dapat menambah
pengujian selanjutnya adalah: jumlah variabel bebas sehingga temuan
1. Dapat memperluas sampel penelitian yang diperoleh menjadi lebih luas.
pada auditor Kantor Akuntan Publik Penelitian ini juga memiliki keterbatasan
pada provinsi-provinsi lain yang ada dalam jumlah sampel dan obyek yang
di Indonesia karena sampel penelitian digunakan, hal disebabkan karena
ini hanya pada auditor Kantor Akuntan keterbatasan waktu yang dimiliki
Publik di Bali. oleh peneliti dalam menyelesaikan
2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian ini, sehingga memungkinkan

90
Pengaruh Budaya Etis Organisasi ........... (Putu Purnama Dewi dan I Made Mastra)

adanya perbedaan hasil penelitian dan Brierley, J. A. 1996. “The measurement of


kesimpulan apabila penelitian dilakukan orgamkational commitment and
pada obyek penelitian yang berbeda prokssional commitment”, The
dengan profesi yang berbeda pula. Journal of Social Psychology, 136,
Dengan demikian, peneliti selanjutnya 265-267
dapat memperluas jangkauan obyek
Chang, J .Y. dan Choi, J .N. 2007. “The
penelitian sehingga sampel yang
Dynamic Relation Between
digunakan akan lebih banyak.
Organization and Prokssional
Commitment of Highly Educated
DAFTAR PUSTAKA
Research Development (R&D)
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing
Prokssionals”. The Journal of Social
(Pemeriksaan Akuntan) oleh
Psychology, 147(3), pp 299-315.
Kantor Akuntan Publik. Edisi
Ketiga. Penerbit Fakultas Ekonomi Cohen. J. R., L. W. Part and D.J Sharp. 1996.
Universitas Trisakti. “Measuring The Ethical A wareness
and Ethical Orientation of Canadian
Anderson, G. dan R. C. Ellyson. 1986.
Auditor”. Research in Accounting vol
“Restructuring Proksional
7 pp 37-64.
Standards: The Anderson Report”.
Journal of Accountancy, September, Douglas P. C, Ronals A. Davidson dan B.
pp. 92-104. N Shwartz, 2001. “The Effect of
Organizational Culture and Ethical
Aranya, N. and K.R. Ferris. 1984. “A
Orientation on Accountants Ethical
Reexamination of Accountants
Judgements”, Journal of Business
Organizational-Proksional Conflict”
Ethics 34, pp.101-121.
The Accounting Review, Vol. 59, pp.
1-15. Duska, Ronald,F., dan Btenda,S. 2003.
Accounting Ethics. Blackwell
−−−−−−, N., A. Barack and Amernic, J.
Publishing Ltd.
1981. “A test of Hollands theory in a
population of accountants”, Journal Finn, Don W., Lawrence B., Chonko, dan
of Vocational Behavior, Vol. 19 No. Shelby D. Hunt. 1988. “Ethical
1, pp. 15-24. Problems in Public Accounting:
The View From the Top”. Journal of
Arens dan Loebbecke. 2003. Auditing
Business Ethics, Vol. 7, pp. 605-6l5.
Pendekatan Terpadu. Edisi
Indonesia. Penerbit Salemba Fisher, G Joseph. 1999. “Contingency T
Empat, Jakarta. henry Management Control System
and Firm Outcomes: Past Results
Bline, DM., Meixner, W.F and Aranya. N. 1992.
and Future Directions”.
“The Impact Of The Work Setting
On The Organizational & Proksional Forsyth, D.R. 1980. “A Taxonomy of Ethical
Commitment of Accountants”, Ideology Journal of Personality and
Research in Govermental & Non Social Psychology”, Vol. 39, pp.
Profit Accounting, Vol. 7, pp.79-96. 175-184.

Bonner. S, R. Libby dan M. W. Nelson. 1996. −−−−−−, D.R. 1981. “Moral Judgment:
Using Decision Aids to Improve The Influence of Ethical Ideology”
Auditors Conditional Probability Personality and Social Psychology
Judgements, The Accounts review. Bulletin”, Vol. 7, pp. 218-223.

Boyton, Kell, Johnson. 2003. Modern Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis
Auditing. Edisi ke 7. Jakarta: Multivariate dengan Program SPSS
Erlangga. Edisi ke 4. Semarang: Universitas

91
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vo. 1 No. 1, Juli 2016

Diponegoro. Education”. Issues In Adolescent


Psychology: 283-299. New Jersey:
Gusnardi. 2003. Analisis Perbandingan
Printice Hall, Inc.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Judgment Penetapan Risiko Kwon, I. W. G., & Banks, D. W. (2004).
Audit oleh Auditor yang “Factors related to the Organizational
Berpengalaman dan Auditor yang and professional commitment
Belum Berpengalaman. Bandung of internal auditors”. Managerial
: Universitas Padjadjaran (Tidak Auditing Journal, 19, 606-622.
Dipublikasikan)
Larkin, Joseph M. 1990. Does Gender Affect
Higgins dan Kelleher. 2005. “Comparative Internal auditors’ Performance ?
Perspectives on the Ethical The Women CPA, Spring : 20 – 24
Orientations of Human Resources,
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005.
Marketing and Finance Functional
Evaluasi Kinerja SDM. Cetakan
Managers Journal of Business
Pertama. PT. Refika Aditama,
Ethics, Vol.56, pp. 275-288.
Bandung.
Hofstede, G., Bram, N., Denise, D.O.
O’Leary dan Cotter. 2000. “The ethics of
and Geert, S. 1994. “Measuring
final year accountancy students: an
Organizational Culture: A
international comparison Managerial
Quantitative Study Across Twenty
Auditing Journal Vol 15, pp. 108 –
Cases”. Administrarive Science
115
Quarterly. (35) : 286-316.
Ponemon, L.A. dan Gabhart, D_R.L. 1993.
http://www.bpkp.go.id, Selasa, 11 Februari
“Ethical reasoning in accounting
2014, 14.00 WITA.
and auditing” Research Monograph
Hunt, S. D. dan S. J. Vite11. 1986. “A General No, 21. CGA-Canada Research
Theory of Marketing Ethics Journal Foundation.
of Macromarketing Spring pp. 5-16.
Purba, I., Ratnawati, Rofika, 2010.
Jogiyanto. 2007. Metode Penelitian Bisnis: Pengaruh Independensi Auditor,
Salah Kaprah dan Pengalaman- Komitmen Organisasi, Pemahaman
Pengalaman. Yogyakarta: BPFE Good Governance dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja
Jones, T.M. 1991. ”Ethical Decision Making
Auditor Pemerintah BPKP RI Riau.
by Individuals in Organizations. An
Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi
Issue Contingent Model”. Academy
Universitas Riau.
of Management Review, vol. 16(2),
366-395 Rest, James, R. 1983. “Received Manual
For The Defining Issues Test: An
Kalbers, Lawrence P., dan Fogarty, Timothy
Objective Test For Moral Judgment
J. 1995. Professionalism Its
Development”. Minnepolis:
Consequences: A Study of Internal
Minnesota Moral Research Project.
Auditors. Auditing: A Journal of
Practice. Vol. 14. No. 1: 64-86 Shaub, M.K., Don W. Finn dan Paul Munter.
1993. “The Ejects of Auditors Ethical
Kohlberg, L. 1971. “Stages Of Moral
Orientation on Commitment and
Development As A Basis Of Moral
Ethical Sensitivity”. Behavioral
Education”. Moral Education:
Research in Accounting Vol. 5,pp.
Interdiciplinary Approaches: 23-92.
145-169.
New York: Newman Press.
SiegeL Gary & Helene Ramanauskas
Kohlberg, L., 1977. “The Cognitive
Marconi. 1989. “Behavioral
Development Approach To Moral

92
Pengaruh Budaya Etis Organisasi ........... (Putu Purnama Dewi dan I Made Mastra)

Accounting”. South Western Nasional Denpasar, email :


Publishing Co. Cicinnati, Ohio. purnamadewiputu82@gmail.com
Suartana, I Wayan. 2010. Akuntansi 2). Dosen Fakultas Ekonomi dan
Keperilakuan: Teori dan Bisnis, Universitas Pendidikan
Implementasi. Yogyakarta : Andi Nasional Denpasar, email :
Offset. mastra_17@yahoo.com

Trevino, Linda Klebe. 1986. “Ethical Decision


Making in Organization: A Person
Situation Interactionist Model”.
Academy of Management Review,
July pp. 601-617.
Wanadri, Candra, Christina Dwi Astuti,
2015. Pengaruh Budaya Organisasi,
Etos Kerja, Independensi Auditor,
Integritas Auditor dan Pemahaman
Good Governance Terhadap Kinerja
Auditor. Jurnal Akuntansi Trisakti,
Volume 2, hal 129-140.
Wati, E., Lismawati dan H. Aprilla. 2010.
Pengaruh Independensi, Gaya
Kepemimpinan, Komitmen
Organisasi dan Pemahaman
Good Governance Terhadap
Kinerja Auditor Pemerintaah.
Simposium Nasional Akuntansi, XIII,
Purwokerto.
Westra, L.S. 1986. “Whose Loyal Agent
Toward an Ethnical of Accounting”.
Journal of Business Ethnics, vol. 5
pp. 119-128.
Wiley, C. 1998. “Reexamining Perceived
Ethics Issues and Ethics Roles
Among Employment Managers”,
Journal of Business Ethics, Vol.l7,
pp. 147-161.
Yuskar, S. Devisia, 2010. Pengaruh
Independensi Auditor, Komitmen
Organisasi, Pemahaman Good
Governance, Integritas Auditor,
Budaya Organisasi, dan Etos
Kerja Terhadap Kinerja Auditor.
Simposium Nasional Akuntansi,
Aceh.

Penulis adalah:
1). Dosen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Pendidikan

93
Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis Vo. 1 No. 1, Juli 2016

94

Anda mungkin juga menyukai