Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN INFECTION CONTROL RISK ASESSMENT (ICRA)

RENOVASI RADIOLOGI DAN TOILET

A. Pendahuluan
Lingkungan rumah sakit adalah sumber dari segala penyakit, microbial dan infeksi.
Pasien sangat rentan terhadap paparan microbial, debu serta pencemaran lingkungan
lainnya. Rancangan bangunan rumah sakit sangat berpengaruh terhadap kesehatan
lingkungan rumah sakit dan pengendalian infeksi proses pembangunan gedung atau
renovasi rumah sakit sangat berbeda dengan gedung fasilitas umum lainnya.
Diperlukan perhatian dan pengendalian secara khusus untuk meminimalkan resiko
kontribusi terhadap terjadinya infeksi dengan resiko yang disesuaikan . proses
perawatan gedung, renovasi konstruksi, akan berpengaruh terhadap kualitas udara , air
dan pencemaran lingkungan.
Untuk pencegahan infeksi di RS perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan
prioritas program dan pencegahan infeksi RS. Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit Rumah Sakit Islam Arafah Jambi turut berperan dalam memberikan
masukan berkaitan dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mulai dari tahap
perencanaan, proses sampai dengan finishing bangunan dengan melampirkan Kajian
Identifikasi Resiko Infeksi/ ICRA ( infection control risk assessment )yang dikeluarkan
oleh Komite PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/ renovasi bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan
diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga
sukarela, mahasiswa dan pengunjung.
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung.

C. Perencanaan
1. Tanggal : 23 September 2018 – 07 Oktober 2018 (15 hari)
2. Lokasi : Radiologi
3. Kegiatan : Pembongkaran ubin dan pembongkaran plafon untuk mencari
sumber kebocoran

D. Analisis ICRA
a. Tipe aktivitas renovasi konstruksi
Sesuai dengan panduan ICRA bangunan, maka renovasi ini termasuk kedalam
aktifitas konstruksi tipe C. Adapun kriteria tipe C adalah pekerjaan yang
menghasilkan debu banyak seperti pembongkaran, renovasi atau pemindahan
komponen bangunan yang tetap, yaitu pada pekerjaan ini : Pembongkaran ubin,
pemmbongkaran plafon.

b. Kelompok resiko yang terkena dampak


Renovasi ini termasuk pada area kelompok resiko sedang karena lokasi ini
berhubungan langsung dengan area pelayanan pasien. Sehingga di kategorikan
pada resiko sedang (kelompok 2).

c. Infection control risk analyze matrix


Kelompok
Resiko Pasien TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
Resiko Rendah Level I Level II Level II Level III / IV
Resiko Sedang Level I Level II Level III Level IV
Resiko Tinggi Level I Level II Level III / IV Level IV
Resiko Sangat Level II Level III / IV Level III / IV Level IV
Tinggi

d. Tahapan pengendalian infeksi pada renovasi :


 Tim PPI bersama – sama dengan Tim K3RS, IPSRS, dan kesling serta
kontraktor proyek melakukan penilaian pra renovasi sesuai dengan formulir
yang tersedia
 Tim akan mensosialisasikan hal-hal yang harus dilakukan oleh pekerja
renovasi sesuai dengan hasil rekomendasi yang ditetapkan.
 Selama masa renovasi , tim akan melakukan observasi kepatuhan pekerja
terhadap rekomendasi dan hal lain yang telah disepakati.
 Setelah pekerjaan selesai, tim akan kembali melakukan penilaian terhadap
pekerjaan sesuai dengan formulir yang telah tersedia. Bila kriteria belum
memenuhi syarat yang tercantum dalam formulir, maka pekerja bangunan
harus menyelesaikan terlebih dahulu sesuai dengan persyaratan.

Sebelum renovasi Setelah Renovasi


1. Petugas telah teredukasi tentang 1. Area konstruksi selalu dalam
pentingnya mengikuti aturan keadaan bersih yaitu di pel dengan
pengendalian infeksi dalam menggunakan lap basah setiap hari
kegiatan rekonstruksi sebelum atau lebih sering jika dianggap
proyek dimulai perlu untuk meminialkan debu
2. Dapatkan ijin 2. Pembatas hanya boleh dibuka
pembangunan/renovasi dari setelah semua kegiatan proyek
komite PPI RS Islam Arafah selesai dikerjakan dan telah
3. Menyiapkan sarana / metode diinpeksi oleh manajemen dan
untuk meminimalkan debu dari komite PPI RS Islam arafah
kegiatan proyek, seperti contoh 3. Setelah semua kegiatan
kabut air untuk mengurangi debu pembersihan selesai dilaksanakan
selama kegoiatan pemotongan. buka pembatas dengan hati-hati
4. Beri tanda / tulisan gangguan untuk meminimalkan penyebaran
kenyamanan kotoran dan partikel dari
5. Mengikuti semua kebijakan dan pembangunan.
tata cara yang ditetapkan dalam 4. Bersihkan area kerja dengan cara
kegiatan renovasi / rekonstruksi dipel dan pastikan tidak ada sisa
dan pemeliharaan bangunan. bahan bangunan yang tercecer
6. Tentukan jalur keluar masuk 5. Pel area konstruksi dengan
petugas proyek dari area proyek menggunakan larutan desinfektan
ke arah luar, dan jalur bagi
petugas rumah sakit, pasien dan
pengunjung yang aman
7. Pasang semua penyekat dan
pastikan penyekatan dilakukan
dengan menggunakan plastik,
triplek atau pembatas kayu untuk
memisahkan area kerja dengan
area yang lain sebelum proyek
dilaksanakan.
8. Buat “ante room” (ruang antara)
sebagai ruang ganti dan tempat
meletakkan alat pelindung diri
atau persiapan baju kerja untuk
staf proyek.
9. Tempatkan keset lembab di pintu
masuk ruang antara dan dari
ruang antara kedalam zona
pembangunan/renovasi.
10. Staff proyek menggunakan baju
kerja alat pelindung diri selama di
area proyek.

E. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (infection control risk asessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/ pembangunan.

Jambi, 20 September 2018

IPCN,

Ns.Felly Filyani, S.Kep


LAPORAN
Identifikasi resiko infeksi – ICRA
( Infection Control Risk Asessment )
Unit Gizi
Di Rumah Sakit Islam Arafah Tahun 2016

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan prioritas program dan pencegahan infeksi RS.
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit RSU Kambang Jambi turut
berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finishing bangunan dengan
melampirkan Kajian Identifikasi Resiko Infeksi/ ICRA ( infection control risk assessment )
yang dikeluarkan oleh Komite PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/ renovasi
bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan
diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga
sukarela, mahasiswa dan pengunjung.
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung.

C. Perencanaan
1. Tanggal : 03 Agustus 2016 – 24 Maret 2017
2. Lokasi : Lapangan parkir
3. Kegiatan : Pembangunan ruangan gizi dan aula

D. Analisis ICRA
Aktivitas konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : Tipe C
2. Kelompok Resiko : Resiko Sedang
3. Level ICRA : Level III
4. Penentuan level/ kelas konstruksi
LEVEL RESIKO
AKTIVITAS TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
KONSTRUKSI
Resiko Rendah Level I Level II Level II Level III / IV
Resiko Sedang Level I Level II Level III Level IV
Resiko Tinggi Level I Level II Level III / IV Level IV
Resiko Sangat Level II Level III / IV Level III / IV Level IV
Tinggi

Tipe proyek renovasi bangunan di ruang perawatan marwa termasuk dalam level IV, dimana
terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
Identifikasi area di sekitar proyek renovasi/ pembangunan untuk mengkaji pengaruh
potensial :
Yang dilakukan sebelum konstruksi :
1. Tutup semua lubang pipa, saluran ventilasi agar debu tidak keluar
2. Pastikan sistem aliran udara di area kontruksi tertutup
3. Lokasi konstruksi harus ditutup dengan kayu lapis atau plastik untuk menutupi
area konstruksi dari area non konstruksi
4. Pertahankan tekanan negative di area konstruksi
5. Semua petugas wajib menggunakan APD lengkap selama di area kontruksi dan
melepasnya saat meninggalkan area konstruksi
6. Debu yang menempel di petugas harus di bersihkan dengan menggunakan
vaccum.

Yang dilakukan setelah konstruksi :


1. Penutup kayu lapis atau plastic dicabut setelah ada inspeksi dari Tim PPI dan
setelah dibersihkan oleh Petugas Kebersihan
2. Hati-hati saat melepas penutup kayu/plastic agar tidak ada kotoran yang
berceceran
3. Pel basah dengan cairan desinfektan dan/atau vakum sebelum meninggalkan
area konstruksi
4. Lakukan pemeriksaan bakteri udara setelah selesai dibersihkan
5. Setelah selesai fungsikan kembali sistem aliran udara.
NO KATEGORI NAMA UNIT POTENSI RISIKO
UNIT INFEKSI
1. Unit bawah laboratorium kebisingan
2. Unit atas perawatan safa kebisingan
3. Lateral kanan Ruang perawatan marwa Debu, kebisingan
4. Lateral kiri Nurse station Debu, kebisingan
5. Belakang Koridor Debu dan kebisingan
6. Depan Ruang perawatan marwa Debu, kebisingan

F. Kesimpulan
Renovasi ruangan perawatan marwa yaitu pembuatan ruangan atau pembata, pemasangan
wastafel, bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Resiko Infeksi bagi petugas,
pasien dan lingkungan.
G. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (infection control risk asessment) sebagai
upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan renovasi/ pembangunan.

Jambi, 15 Juli 2017

IPCN, Vendor, Kepala Ruangan Marwa

Ns.Felly Filyani, S.Kep Imam Pratekno Heni Zuriani Am.Kep


LAPORAN
Identifikasi resiko infeksi – ICRA
( Infection Control Risk Asessment )
Ruang CSSD
Di Rumah Sakit Islam Arafah Tahun 2017

D. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan prioritas program dan pencegahan infeksi RS.
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit RSU Kambang Jambi turut
berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finishing bangunan dengan
melampirkan Kajian Identifikasi Resiko Infeksi/ ICRA ( infection control risk assessment )
yang dikeluarkan oleh Komite PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/ renovasi
bangunan.

E. Tujuan
3. Mengidentifikasi dan menurunkan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan
diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga
sukarela, mahasiswa dan pengunjung.
4. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung.

F. Perencanaan
4. Tanggal : 28 April 2017 – 03 Juli 2017
5. Lokasi : lantai 4
6. Kegiatan : Pembangunan ruangan CSSD

E. Analisis ICRA
Aktivitas konstruksi bangunan berdasarkan :
5. Tipe : Tipe C
6. Kelompok Resiko : Resiko Sedang
7. Level ICRA : Level IV
8. Penentuan level/ kelas konstruksi
LEVEL RESIKO
AKTIVITAS TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
KONSTRUKSI
Resiko Rendah Level I Level II Level II Level III / IV
Resiko Sedang Level I Level II Level III Level IV
Resiko Tinggi Level I Level II Level III / IV Level IV
Resiko Sangat Level II Level III / IV Level III / IV Level IV
Tinggi

Tipe proyek renovasi bangunan di ruang perawatan CSSD termasuk dalam level IV, dimana
terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
Identifikasi area di sekitar proyek renovasi/ pembangunan untuk mengkaji pengaruh
potensial :
Yang dilakukan sebelum konstruksi :
1. Tutup semua lubang pipa, saluran ventilasi agar debu tidak keluar.
2. Pastikan sistem aliran udara di area kontruksi tertutup
3. Lokasi konstruksi harus ditutup dengan kayu lapis atau plastik untuk menutupi
area konstruksi dari area non konstruksi.
4. Pertahankan tekanan negative di area konstruksi .
5. Semua petugas wajib menggunakan APD lengkap selama di area kontruksi dan
melepasnya saat meninggalkan area konstruksi.
6. Debu yang menempel di petugas harus di bersihkan dengan menggunakan
vaccum.

Yang dilakukan setelah konstruksi :


2. Penutup kayu lapis atau plastic dicabut setelah ada inspeksi dari Tim PPI dan
setelah dibersihkan oleh Petugas Kebersihan
3. Hati-hati saat melepas penutup kayu/plastic agar tidak ada kotoran yang
berceceran
4. Pel basah dengan cairan desinfektan dan/atau vakum sebelum meninggalkan
area konstruksi
5. Lakukan pemeriksaan bakteri udara setelah selesai dibersihkan
6. Setelah selesai fungsikan kembali sistem aliran udara.
NO KATEGORI NAMA UNIT POTENSI RISIKO
UNIT INFEKSI
1. Unit bawah ICU kebisingan
2. Unit atas - -
3. Lateral kanan - -
4. Lateral kiri Laundry, sterilisasi Debu, kebisingan
5. Belakang - -
6. Depan Area kantor Debu, kebisingan

H. Kesimpulan
Pembangunan ruangan CSSD yaitu pembuatan ruangan atau baru bisa dilakukan dengan
tetap memperhatikan Potensi Resiko Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan.
I. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (infection control risk asessment) sebagai
upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan renovasi/ pembangunan.

Jambi, 28 April 2017

IPCN, Vendor,

Ns.Felly Filyani, S.Kep Imam Pratekno

LAPORAN
Identifikasi resiko infeksi – ICRA
( Infection Control Risk Asessment )
Perawatan khodijah
Di RSU KAMBANG Tahun 2016

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan prioritas program dan pencegahan infeksi RS.
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit RSU Kambang Jambi turut
berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finishing bangunan dengan
melampirkan Kajian Identifikasi Resiko Infeksi/ ICRA ( infection control risk assessment )
yang dikeluarkan oleh Komite PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/ renovasi
bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan
diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga
sukarela, mahasiswa dan pengunjung.
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung.

C. Perencanaan
1. Tanggal : 03 Mei 2016 – 25 Mei 2016
2. Lokasi : Lantai dua
3. Kegiatan : Pengecatan dinding

D. Analisis ICRA
Aktivitas konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : Tipe A
2. Kelompok Resiko : Resiko Sedang
3. Level ICRA : Level I

4. Penentuan level/ kelas konstruksi


LEVEL RESIKO
AKTIVITAS TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
KONSTRUKSI
Resiko Rendah Level I Level II Level II Level III / IV
Resiko Sedang Level I Level II Level III Level IV
Resiko Tinggi Level I Level II Level III / IV Level IV
Resiko Sangat Level II Level III / IV Level III / IV Level IV
Tinggi

Tipe proyek renovasi bangunan di ruang perawatan khodijah termasuk dalam level I, dimana
terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Melaksanakan pekerjaan dengan metode yang meminimalkan debu dari lokasi
konstruksi.
2. Melakukan pengecatan untuk pemeliharaan/ perawatan tahunan Rumah Sakit
dan inspeksi visual sesegera mungkin.
3. Petugas menggunakan masker untuk mengurangi bau cat yang masih basah dan
percikan cat.
4. Bersihkan area pengecatan setelah selesai.

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi/ pembangunan untuk mengkaji pengaruh


potensial :
NO KATEGORI NAMA UNIT POTENSI RISIKO
UNIT INFEKSI
1. Unit bawah Kantor -
2. Unit atas Perawatan Fatimah -
3. Lateral kanan - -
4. Lateral kiri - -
5. Belakang Vk &Perinatologi Bau Cat
6. Depan - -

4. Kesimpulan
Renovasi ruang perawatan khodijah yaitu pengecatan bisa dilakukan dengan tetap
memperhatikan Potensi Resiko Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan.
5. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (infection control risk asessment) sebagai
upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan renovasi/ pembangunan.

Jambi, 30 April 2016

IPCN, IPSRS, Kepala Ruangan khodijah,

Rini Rahayu, Am.Kep herry Efrianida, Am.Kep

LAPORAN
Identifikasi resiko infeksi – ICRA
( Infection Control Risk Asessment )
Perawatan Fatimah
Di RSU KAMBANG Tahun 2016

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan prioritas program dan pencegahan infeksi RS.
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit RSU Kambang Jambi turut
berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finishing bangunan dengan
melampirkan Kajian Identifikasi Resiko Infeksi/ ICRA ( infection control risk assessment )
yang dikeluarkan oleh Komite PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/ renovasi
bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa
dan pengunjung.
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung.

C. Perencanaan
1. Tanggal : 25 April 2016 – 02 Mei 2016
2. Lokasi : Lantai tiga
3. Kegiatan : Pengecatan

G. Analisis ICRA
Aktivitas konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : Tipe A
2. Kelompok Resiko : Resiko Sedang
3. Level ICRA : Level I

4. penentuan level/ kelas konstruksi


LEVEL RESIKO
AKTIVITAS TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
KONSTRUKSI
Resiko Rendah Level I Level II Level II Level III / IV
Resiko Sedang Level I Level II Level III Level IV
Resiko Tinggi Level I Level II Level III / IV Level IV
Resiko Sangat Level II Level III / IV Level III / IV Level IV
Tinggi

Tipe proyek renovasi bangunan di ruang perawatan Fatimah termasuk dalam level I, dimana
terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Melaksanakan pekerjaan dengan metode yang meminimalkan debu dari lokasi
konstruksi.
2. Melakukan pengecatan untuk pemeliharaan/ perawatan tahunan Rumah Sakit
dan inspeksi visual sesegera mungkin.
3. Petugas menggunakan masker untuk mengurangi bau cat yang masih basah dan
percikan cat.
4. Bersihkan area pengecatan setelah selesai.

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi/ pembangunan untuk mengkaji pengaruh


potensial :
NO KATEGORI NAMA UNIT POTENSI RISIKO
UNIT INFEKSI
1. Unit bawah Perawatan Khodijah -
2. Unit atas Laundry Bau Cat
3. Lateral kanan - -
4. Lateral kiri - -
5. Belakang - -
6. Depan - -

H. Kesimpulan
Renovasi ruang perawatan Fatimah yaitu pengecatan bisa dilakukan dengan tetap
memperhatikan Potensi Resiko Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan.
I. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (infection control risk asessment) sebagai
upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan renovasi/ pembangunan.

Jambi, 23 April 2016

IPCN, IPSRS, Kepala Ruangan Fatimah,

Rini Rahayu, Am.Kep herry Sri, Am.Kep

LAPORAN
Identifikasi resiko infeksi – ICRA
( Infection Control Risk Asessment )
Unit Gawat Darurat (UGD)
Di RSU KAMBANG Tahun 2016

A. Pendahuluan
Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan prioritas program dan pencegahan infeksi RS.
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit RSU Kambang Jambi turut
berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finishing bangunan dengan
melampirkan Kajian Identifikasi Resiko Infeksi/ ICRA ( infection control risk assessment )
yang dikeluarkan oleh Komite PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/ renovasi
bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan resiko infeksi yang didapat dan ditularkan
diantara pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga
sukarela, mahasiswa dan pengunjung.
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung.

C. Perencanaan
1. Tanggal : 13 Juni 2016 – 19 Juni 2016
2. Lokasi : Lantai Dasar
3. Kegiatan : Pembuatan Nurse Station baru

D. Analisis ICRA
Aktivitas konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TipeC
2. Kelompok Resiko : Resiko Tinggi
3. Level ICRA : Level III / IV

4. Penentuan level/ kelas konstruksi


LEVEL RESIKO
AKTIVITAS TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
KONSTRUKSI
Resiko Rendah Level I Level II Level II Level III / IV
Resiko Sedang Level I Level II Level III Level IV
Resiko Tinggi Level I Level II Level III / IV Level IV
Resiko Sangat Level II Level III / IV Level III / IV Level IV
Tinggi

Tipe proyek renovasi bangunan di Unit Gawat Darurat termasuk dalam level , dimana
terdapat hal-hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
a. Sebelum melakukan renovasi :
1. Dapatkan izin Pengendalian Infeksi sebelum konstruksi dimulai
2. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas
konstruksi.
3. Petugas renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu.
4. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke
udara.
b. Selama renovasi
1. Setiap petugas yang memasuki area kerja harus memakai pelindung alas
kaki/ sepatu. Pelindung sepatu harus diganti setiap petugas keluar dari area
kerja.
2. Jangan melepaskan penghalang dari area kerja sampai proyek yang selesai
telah diinspeksi oleh K3RS dan PPIRS.
3. Petugas konstruksi tetap dapat memakai baju kerja dari kain atau kertas yang
dilepaskan setiap kali meninggalkan area kerja.
4. Berikan penghalang yang lengkap, seperti sheetrock/ lembaran penutup,
triplek, plastic, untuk menutup area kerja dari area non kerja sebelum
konstruksi dimulai.
5. Letakkan keset di pintu masuk dan pintu keluar dari area konstruksi.
6. Pengiriman atau kereta. Tutup rapat dengan selotip kecuali sudah ada
penutupnya.
7. Tutup lubang, sambungan-sambungan dan bolongan-bolongan dengan
benar.

c. Setelah renovasi
1. Buang material barier dengan hati-hati untuk meminimalkan penyebaran kotoran dan
debu yang terkait dengan konstruksi.
2. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat untuk
dipindahkan.
3. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan.

Identifikasi area di sekitar proyek renovasi/ pembangunan untuk mengkaji pengaruh


potensial :
NO KATEGORI NAMA UNIT POTENSI RISIKO
UNIT INFEKSI
1. Unit bawah - -
2. Unit atas Perawatan Humairoh -
3. Lateral kanan - -
4. Lateral kiri Poli Bising
5. Belakang - -
6. Depan Apotik Bising

8. Kesimpulan
Renovasi Unit Gawat darurat yaitu pembuatan Nurse Station baru bisa dilakukan dengan
tetap memperhatikan Potensi Resiko Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan.

9. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi ICRA (infection control risk asessment) sebagai
upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan renovasi/ pembangunan.

Jambi, 01 Juni 2016

IPCN, IPSRS, Kepala Ruangan UGD,

Rini Rahayu, Am.Kep herry Dinan Parlindungan, Am.Kep

LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
Ruang apotik
DI RSU KAMBANG2016

A. Pendahuluan

Standar AkreditasiRumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Programdan Pencegahan Infeksi RS.
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya turut
berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan dengan
melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk Assessment)
yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi
bangunan.

B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela,
mahasiswa dan pengunjung
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung

C. Perencanaan
1. Tanggal : 08 Agustus 2016
2. Lokasi : Lantai dasar
3. Kegiatan :Perbaikan pipa air dan listrik diatas plafon

D. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan
1. Tipe : TIPE A
2. Kelompok Resiko : Resiko Tinggi
3. Level ICRA : Level I
4. Penentuan Level/Kelas Renovasi

Kelompok Pasien Resiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D


Kelp. Resiko Rendah I II II III/ IV
Kelp Resiko Medium I II III IV
Kelp Resiko Tinggi I II III/ IV IV
Kelp Resiko Tertinggi II III/ IV III/ IV IV

Tipe proyek Renovasi bangunan di ruang Apotik termasuk dalam Level Idimana terdapat
hal– hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas
konstruksi.
2. Memperbaiki pipa air yang bocor dan kabel listrik yang letaknya berantakan.
3. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu.
4. Menutup area kerja dengan lembaran penutup.

Identifikasi Area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial :


NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO INFEKSI
1 Unit Bawah - -

2 Unit Atas Ruang OK getaran, bising

Lateral/ Samping
3 ADM Getaran, bising
Kanan
4 Lateral kiri UGD bising
5 Belakang - -
6 Depan Kursi tunggu pasien Bising

E. Kesimpulan
Renovasi ruang Apotik bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Risiko Infeksi
bagi petugas, pasien dan lingkungan rumah sakit.

F. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/pembangunan.
Surabaya, 06 Agustus 2016

IPCN, IPSRS, Kepala Ruangan Apotik,

Rini Rahayu, Am.Kep herry Riski febrika putri, S.Farm,A.pt

LAPORAN
Identifikasi Resiko Infeksi - ICRA
(Infection Control Risk Assessment)
Ruang Laboratorium
DI RSU KAMBANG2016

A. Pendahuluan
Standar AkreditasiRumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS perlu
dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Programdan Pencegahan Infeksi RS.
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya turut
berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan dengan
melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk Assessment)
yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan konstruksi/renovasi
bangunan.
B. Tujuan
1. Mengidentifikasi dan menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara
pasien, staf, tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela,
mahasiswa dan pengunjung.
2. Mengidentifikasi jenis aktivitas dengan mempertimbangkan pasien, petugas
kesehatan dan resiko terhadap pengunjung.

C. Perencanaan
1. Tanggal : 27 Agustus 2016
2. Lokasi : Lantai dasar
3. Kegiatan :Pengecatan dinding ruangan

4. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE A
2. Kelompok Resiko : Resiko sedang
3. Level ICRA : Level I

4. Penentuan Level/Kelas Renovasi


Kelompok Pasien Resiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D
Kelp. Resiko Rendah I II II III/ IV
Kelp Resiko Medium I II III IV
Kelp Resiko Tinggi I II III/ IV IV
Kelp Resiko Tertinggi II III/ IV III/ IV IV

Tipe proyek Renovasi bangunan di ruang Apotik termasuk dalam Level Idimana terdapat
hal– hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
1. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas
konstruksi.
2. Mengecat dinding ruang kerja dan ruang dokter.
3. Petugas yang mengecat menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan
debu dan google untuk melindungi dari percikan cat.
4. Menutup area kerja dengan lembaran penutup.
Identifikasi Area di sekitar proyek renovasi untuk mengkaji pengaruh potensial :
NO KATEGORI UNIT NAMA UNIT POTENSI RISIKO INFEKSI
1 Unit Bawah - -
2 Unit Atas Perinatologi -
Lateral/ Samping
3 Ruang absen finger print -
Kanan
4 Lateral kiri Gudang obat farmasi -
5 Belakang Ruang IPSRS -
6 Depan Ruang Radiologi -

5. Kesimpulan
Renovasi ruang Apotik bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan Potensi Risiko Infeksi
bagi petugas, pasien dan lingkungan rumah sakit.

6. Penutup
Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/pembangunan.

Surabaya, 06 Agustus 2016


IPCN, IPSRS, Kepala Ruangan Laboratorium,

Rini Rahayu, Am.Kep herry Jamaludin, Am.Ak

Anda mungkin juga menyukai