Anda di halaman 1dari 35

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena


telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
stula ini guna memenuhi tugas dan mata kuliah Teknologi Bioproses dengan baik.
Keberhasilan dalam menyelesaikan stula ini juga berkat kerjasama serta bantuan
dari berbagai pihak kepada penulis, baik secara moral maupun material dari
partisipasi aktif maupun pasif sehingga stula ini terselesaikan. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Ibu selaku dosen pembina kami, yang telah membimbing
kami selama kami melaksanakan stula. Kami senantiasa menyadari sepenuhnya
bahwa dalam pelaksanaan stula ini banyak kekurangan, maka atas segala
kekurangan ini kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun.
Kami berharap semoga stula ini dapat membawa manfaat bagi kelompok
kami pada khususnya dan mahasiswa teknik kimia pada umumnya.
Hormat kami,

Penulis
1

KATA PENGANTAR i
.............................................................................................
DAFTAR ISI ii
............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN 1
........................................................................................
1.1 Latar Belakang 1
....................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah 2


...............................................................................................

1.3 Tujuan 2
..................................................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3


.............................................................................

2.1 Bakteri Acetobacter Xylinum 3


..............................................................................

2.2 Buah Nanas 8


..........................................................................................................

BAB III METODOLOGI 14


.......................................................................................

3.1 Skema Kerja 14


........................................................................................................
16
3.2 Waktu Dan Tempat
.............................................................................................

3.2 Alat Yang Dibutuhkan 16


........................................................................................

3.3 Bahan Yang Digunakan 16


......................................................................................
2ii

3.4 Gambar Alat 17


........................................................................................................

3.5 Prosedur Kerja 19


.....................................................................................................

Daftar Pustaka 23
............................................................................................................

DAFTAR ISI
31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Buah nanas kaya akan enzim bromelain. Yang berguna untuk melegakan
tenggorokan dan membantu pencernaan. Enzim bromelain mencerna protein di
dalam makanan dan menyiapkannya agar mudah untuk diserap oleh tubuh. Nanas
juga dapat digunakan untuk mengempukkan daging. Selain kegunaan di atas.
Nanas mengandung citric dan malic acid yang memberi rasa manis dan asam pada
buahnya. Asam ini membuat nanas menjadi bahan makanan yang digunakan
secara luas untuk membuat masakan asam manis. Oleh karena itu, kami akan
memanfaatkan kandungan dari buah nanas menjadi nata yang bermanfaat untuk
kesehatan tubuh.
Biasanya, bakteri Acetobacter xylinum diperoleh dari air kelapa yang
terfermentasi yang dimanfaatkan untuk pembuatan nata de coco . Kali ini, kami
mencoba mengisolasi bakteri Acetobacter xylinum melalui buah nanas agar
berbeda dari biasanya. Dengan isolasi bakteri Acetobacter xylinum dari buah
nanas diharapkan bakteri dapat dimanfaatkan untuk membantu proses pembuatan
nata yaitu nata de pineapple.
Acetobacter xylinum adalah bakteri yang menfermentasikan suatu bahan
sehingga bahan tersebut menjadi kenyal dan berserat. Acetobacter xylinum secara
luas tersebar di alam dan umumnya merupakan kontaminan dalam industri
vinegar. Acetobacter xylinum dapat diisolasi dari buah yang busuk, sayuran dan
air kelapa yang terfermentasi. Banyak strain Acetobacter xylinum yang mampu
menghasilkan selulosa dengan berbagai sumber gula sehingga keberadaan bakteri
ini menguntungkan bagi manusia utamanya dalam pembuatan nata yang
bermanfaat untuk menjaga kesehatan alat pencernaan.

1
24

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara mengisolasi bakteri Acetobacter xylinum pada buah nanas ?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi bakteri Acetobacter xylinum hasil isolat pada
isolasi buah nanas?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui cara mengisolasi bakteri Acetobacter xylinum pada buah nanas
2. Mengetahui cara mengidentifikasi bakteri Acetobacter xylinum hasil isolat pada
isolasi buah nanas
43

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Acetobacter xylinum
Acetobacter xylinum merupakan bakteri berbentuk batang pendek, yang
mempunyai panjang 2 mikron dan lebar , micron, dengan permukaan dinding
yang berlendir.Bakteri ini bias membentuk rantai pendek dengan satuan 6-8 sel.
Bersifat ninmotil dan dengan pewarnaan gram menunjukkan gram negative.
Bakteri ini tidka membentuk endospora maupun pigmen. Pada kultur sel yang
masih muda, individu sel berada sendiri-sendiri dan transparan. Koloni yang
sudah tua membentuk lapisan menyerupai gelatin yang kokoh menutupi sel
koloninya. Pertumbuhan koloni pada medium cair setelah 48 jam inokulasi akan
membentuk lapisan pelikel dan dapat dengan mudah diambil dengan jarum oase.

Gambar 2.1 Gambar 2.2


Acetobacter xylinum Acetobacter xylinum pada mikroskop
http://pelajaranilmu.blogspot.co.id/2012/0 http://www.agrotekno-
6/acetobacter-xylinum.html lab.com/2015/04/karakteristik-dan-
pemanfaatan-bakteri.html
Bakteri pembentuk nata pertama-tama diduga Leuconostoc sp., akan tetapi
kemudian dipastikan bahwa bakteri pembentuk nata adalah Acetobacter xylinum.
Klasifikasi ilmiah bakteri nata adalah :
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Alpha Proteobacteria
5
4

Ordo : Rhodospirillales
Familia : Psedomonadaceae 3
Genus : Acetobacter
Spesies : Acetobacter xylinum

Gambar 2.3 Gambar 2.4


Bentuk koloni dan gambar pengamatan Koloni acetobacter xylinum
acetobacter xylinum https://www.researchgate.net/figure/26573
https://www.youtube.com/watch?v=EVBH 2284_fig6_Figure-1-Production-of-the-
ab7TU_w bacterial-cellulose-pellicle-Acetobacter-
xylinum-was

Berdasarkan gambar 2.4, dapat diketahui bahwa koloni acetobacter xylinum


memiliki ciri - ciri
1. Berwarna putih
2. berbentuk bundar

Fisiologi
Bakteri ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel
alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam
asetat menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah
memiliki kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa.
Selanjutnya selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Factor
lain yang dominant mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah
ketersediaan nutrisi, derajat keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.
56

Ketebalan jalinan selulosa sebagai hasil dari proses fermentasi meningkat


seiring dengan meningkatnya jumlah bekatul yang ditambahkan pada medium
fermentasi. Hal ini mengindikasikan bahwa ketersediaan nutrien yang cukup pada
medium tumbuh menyebabkan bakteri mampu melakukan metabolisme dan
reproduksi yang cukup tinggi, sehingga produk metabolismenya pun semakin
banyak. Monomer-monomer selulosa hasil sekresi Acetobacter xylinum terus
berikatan satu dengan yang lainnya membentuk lapisan-lapisan yang terus
menerus menebal seiring dengan berlangsungnya metabolisme Acetobacter
xylinum. Semakin banyak hasil sekresi Acetobacter xylinum, maka semakin tebal
pula selulosa yang dihasilkan dari proses fermentasi.

Berat sellulosa yang dihasilkan semakin besar seiring dengan meningkatnya


jumlah nutrien yang ditambahkan pada medium tumbuh. Semakin banyak nutrien
yang tersedia, maka semakin banyak pula jalinan-jalinan selulosa yang dihasilkan
sebagai produk metabolit sekunder. Jalinan-jalinan selulosa tersebut terus
berikatan membentuk ikatan yang kokoh dan kompak.,berat sellulosa yang
dihasilkan selain dipengaruhi oleh tebal tipisnya selulosa, juga dipengaruhi oleh
kekompakan ikatan. Semakin kompak ikatannya akan semakin bertambah
beratnya.

Kadar serat selulosa hasil fermentasi menunjukkan semakin besar konsentrasi


bekatul pada medium, semakin besar pula kadar serat yang dihasilkan. Hal ini
mengindikasikan.semakin.besar.pula.kemampuan Acetobacter.xylinum menghasil
kan metabolit sekunder, yang berupa jalinan serabut selulosa yang termasuk serat
kasar.
Banyaknya kandungan nutrien pada medium ini berpengaruh terhadap
kadar serat yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena selama proses fermentasi,
nutrien terus menerus dipakai oleh Acetobacter xylinum untuk membentuk produk
metabolisme. Nutrien yang dibutuhkan oleh bakteri selama proses kehidupannya
adalah makanan yang mengandung unsur C, H, O dan N yang berguna untuk
menyusun protoplasma). Nutrien yang berperan utama dalam proses fermentasi
oleh Acetobacter xylinum adalah karbohidrat sebagai sumber energi dan untuk
76

perbanyakan sel. Pada proses metabolismenya, selaput selulosa ini terbentuk oleh
aktivitas Acetobacter xylinum terhadap glukosa. Karbohidrat pada medium
dipecah menjadi glukosa yang kemudian berikatan dengan asam lemak (Guanosin
trifosfat) membentuk prekursor penciri selulosa oleh enzim selulosa sintetase,
kemudian dikeluarkan ke lingkungan membentuk jalinan selulosa pada
permukaan medium. Selama metabolisme karbohidrat oleh Acetobacter xylinum
terjadi proses glikolisis yang dimulai dengan perubahan glukosa menjadi glukosa
6-posfat yang kemudian diakhiri dengan terbentuknya asam piruvat. Glukosa 6-P
yang terbentuk pada proses glikolisis inilah yang digunakan oleh Acetobacter
xylinum untuk menghasilkan selulosa.

Selain metabolit sekunder, Acetobacter xylinum juga menghasilkan


metabolit primer berupa asam asetat, air dan energi yang digunakan kembali
dalam siklus metabolismenya. Asam asetat dimanfaatkan oleh Acetobacter
xylinum sebagai substrat agar tercipta kondisi yang optimum untuk
pertumbuhannya dan untuk membentuk CO2 dan H2O. Menurut Mandel (2004)
bakteri Acetobacter xylinum bersifat “overoxidizer” yaitu dapat mengubah asam
asetat dalam medium fermentasi menjadi CO2 dan H2O, apabila gula dalam
medium fermentasi telah habis dimetabolisir. Banyaknya mikroba yang tumbuh
pada suatu media sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung di medium.

Acetobacter xylinum yang difermentasi di dalam medium dengan suasana


asam (pH 4) dan kadar gula yang tinggi akan membentuk nata. Terjadinya
peningkatan kadar selulosa diindikasikan sebagai akibat penambahan bekatul
yang meningkatkan kadar glukosa pada medium. Menurut Mandel (2004)
bakteri Acetobacter xylinum yang ditumbuhkan pada medium yang mengandung
gula akan menggunakan sebagian glukosa untuk aktivitas metabolisme dan 19%
gula menjadi selulos

Selama fermentasi terjadi penurun pH dari 4 menjadi 3. Derajat keasaman


medium yang tinggi ini merupakan syarat tumbuh bagi Acetobacter
xylinum. Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada kisaran pH 4,3. Pada medium
87

yang asam sampai kondisi tertentu akan menyebabkan reproduksi dan


metabolisme sel menjadi lebih baik, sehingga metabolitnya pun banyak.
Penurunan pH medium ini salah satunya disebabkan karena terurainya gula
menjadi etanol oleh Acetobacter xylinum.yang kemudian berubah menjadi asam
asetat.
Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami pertumbuhan sel. Pertumbuhan
sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur semua komponen di dalam
sel hidup. Bakteri Acetobacter Xylinum mengalami beberapa fase pertumbuhan
sel yaitu fase adaptasi, fase pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial,
fase pertumbuhan lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase
kematian.
Apabila bakteri dipindah ke media baru maka bakteri tidak langsung
tumbuh melainkan beradaptasi terlebih dahulu. Pad afase terjadi aktivitas
metabolismedan pembesaran sel, meskipun belum mengalami pertumbuhan. Fase
pertumbuhan adaptasi dicapai pada 0-24 jam sejak inokulasi. Fase pertumbuhan
awal dimulai dengan pembelahan sel dengan kecepatan rendah. Fase ini
berlangsung beberapa jam saja. Fase eksponensial dicapai antara 1-5 hari. Pada
fase ini bakteri mengeluarkan enzim ektraselulerpolimerase sebanyak-banyaknya
untuk menyusun polimer glukosa menjadi selulosa (matrik nata). Fase ini sangat
menentukan kecepatan suatu strain Acetobacter Xylinum dalam membentuk nata.
Fase pertumbuhan lambat terjadi karena nutrisi telah berkurang, terdapat
metabolic yang bersifat racun yang menghambat pertumbuhan bakteri dan umur
sel sudah tua. Pada fsae in pertumbuhan tidak stabil, tetapi jumlah sel yang
tumbuh masih lebih banyak disbanding jumlah sel mati.
Fase pertumbuhan tetap terjadi keseimbangan antara sel yang tumbuh dan yang
mati. Matrik nata lebih banyak diproduksi pada fase ini. Fase menuju kematian
terjadi akibat nutrisi dalam media sudah hamper habis. Setelah nutrisi harbi, maka
bakteri akan mengalami fase kematian. Pada fase kematian sel dengan cepat
mengalami kematian. Bakteri hasil dari fase ini tidak baik untuk strain nata.
98

2.2 Nanas
Klasifikasi Ilmiah Nanas
 Kingdom : Plantae
 Sub Kingdom : Tracheobionta
 Super Divisi : Spermatophyta
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Liliopsida
 Sub Kelas : Zingiberidae
 Ordo : Bromeliales
 Famili : Bromeliaceae
 Genus : Ananas Mill.
Nama Binomial
Ananas comocus
(Wikipediaa.2012)

Gambar 2.3 Gambar 2.4


Buah nanas potong Buah nanas
http://reps-id.com/cegah-lemak-di-perut- http://www.obatasma.info/khasiat-dan-
dengan-buah-nanas-2/ manfaat-buah-nanas-untuk-kesehatan/

Nanas, nenas, atau ananas (Ananas comosus (L.) Merr.) adalah


sejenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brasil, Bolivia, dan Paraguay
Tumbuhan ini termasuk dalam familia nanas-nanasan (Famili Bromeliaceae).
Perawakan (habitus) tumbuhannya rendah, herba (menahun) dengan 30 atau
9
10

lebih daun yang panjang, berujung tajam, tersusun dalam bentuk roset
mengelilingi batang yang tebal. Buahnya dalam bahasa Inggris disebut
sebagai pineapple karena bentuknya yang seperti pohon pinus. Nama 'nanas'
berasal dari sebutan orang Tupi untuk buah ini: anana, yang bermakna "buah
yang sangat baik". Burung penghisap madu (hummingbird) merupakan
penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai serangga juga memiliki
peran yang sama.

Model Sungkul Tangga dengan motif ukiran buah nenas pada rumah Banjar
di Kalimantan Selatan.
Buah nanas sebagaimana yang dijual orang bukanlah buah sejati, melainkan
gabungan buah-buah sejati (bekasnya terlihat dari setiap 'sisik' pada kulit
buahnya) yang dalam perkembangannya tergabung—bersama-sama dengan
tongkol (spadix) bunga majemuk—menjadi satu 'buah' besar. Nanas yang
dibudidayakan orang sudah kehilangan kemampuan memperbanyak secara
seksual, namun ia mengembangkan tanaman muda (bagian 'mahkota' buah)
yang merupakan sarana perbanyakan secara vegetatif. nanas meningkatkan
pencernaan dan mengurangi jerawat. Di Indonesia, provinsi Lampung
merupakan daerah penanaman nanas utama, dengan beberapa pabrik
pengolahan nanas juga terdapat di sana.
Kandungan Nanas :
Tabel Kandungan Gizi Nanas/100 g

Nanas Potongan

Kalori 48 kkal

Protein 0.54 g

Lemak 0.12 g

Karboidrat 12,63 g

Kalium 115 mg

Sodium 1 mg

(Wikipediaa.2012)
11
10

2.1.5 Manfaat Nanas


Berikut di bahwa ini beberapa manfaat buah nanas, yang terasa lebih nikmat
ketika dibuat jus:

1..Memperkuat.sistem.kekebalan.(imun).tubuh
Sistem imun tubuh yang baik, mencegah timbulnya penyakit seperti batuk, pilek,
sakit tenggorokan, hingga yang sangat parah seperti penyakit bronkitis. Selain itu
kandungan bromelain di dalam buah nanas dikenal sebagai zat anti kanker

2..Kaya.akan.kandungan.vitamin.C
Buah nanas memiliki kandungan bromelain dan vitamin C yang tinggi, dengan
kaya antioksidan, yang bermanfaat untuk melawan radikal bebas yang menyerang
tubuh.
Vitamin C juga bermanfaat untuk mencegah penumpukan plak pada arteri
atherosclerosis yang dapat menimbulkan penyakit jantung.

3..Kesehatan.tulang
Kandungan Magnesium dan kalsium pada buah nanas bermanfaat untuk
membantu dalam memperkuat tulang dan juga jaringan ikat.

4..Kaya.akan.kandungan.serat.
Pada buah Nanas juga memiliki kandungan serat yang penting untuk menyehatkan
dan mengoptimalkan kerja usus, yang juga dapat mengobati cacingan dan
menghilangkan (membuang) penumpukan racun yang ada di ginjal dan hati.

5..Mengatasi.rasa.nyeri.
Hal cukup unik bahwasannya jus nanas segar merupakan minuman yang sangat
penting untuk para binaragawan, hal itu disebabkan dari kandungan bromelain
yang didalamnya, yang bermanfaat untuk mengatasi sakit pada otot tubuh.
Sehingga buah nanas ini dapat dimanfaatkan untuk nyeri sendi, selain itu berperan
dalam meminimalisir terjadinya pembekuan darah.
12
11

6. Kesehatan pencernaan
Jus nanas dapat Kamu manfaatkan untuk mengobati penyakit konstipasi, sembelit,
dan juga rasa mual. Kemudian, mengkonsumsi nanas (dalam jumlah yang tidak
berlebihan) memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan pencernaan.
Selain itu, nanas mengandung serat, salah satu nutrisi sangat direkomendasikan
untuk menjaga keteraturan usus.Enzim alami yang terkandung dalam jus nanas
juga memainkan peran penting dalam peningkatan fungsi usus. Selain itu, kaya
akan vitamin C membantu tubuh menjadi lebih tahan terhadap infeksi dan
penyakit.Jus nanas bertindak sebagai pencahar alami sehingga merupakan
alternatif yang baik untuk stimulan aksatif yang dapat untuk mengatasi sembelit
dan buah nanas adalah resep obat pencahar alami. Untuk anak-anak yang
menderita sembelit ringan, sebaiknya minum setengah cangkir jus nanas setiap
pagi.Untuk orang dewasa dengan sembelit ringan, yang disarankan biasanya
minum segelas jus nanas yang beberapa saat kemudian (5-15 menit) diikuti
dengan minum segelas air.

7..Meredakan.peradangan

Kandungan mromelain bisa berperan sebagai zat anti peradangan, anti


pengentalan.darah,.dan.anti.kanker.

Pada penelitian yang dilakukan para ahli, memberikan hasil bahwa mengkonsumsi
nanas secara teratur dapat membantu melawan arthritis dan juga masalah
pencernaan.

Kandungan bromelain sering dimanfaatkan dalam mengatasi masalah peradangan


pada.kulit.

Seperti untuk mengobati memar di tubuh, kesleo, mengurangi bengkak, serta


dapat.mengurangi.rasa.sakit.yang.diderita.
12
13

8..Penyembuhan.cepat

Terdapat kandungan di dalam nanas yang bersifat sebagai anti-inflamasi, yang


bermanfaat untuk menyembuhkan infeksi dan luka dengan lebih cepat.
Agar luka menjadi cepat sembuh, untuk obat luarnya, bisa mengoleskan jus nanas
pada.tempat.yang.sakit.
Rasanya memang akan MENYAKITKAN alias perih, tetapi jus nanas ini dapat
membantu membersihkan luka dan membuat proses penyembuhan lebih cepat.

9..Kesehatan.jantung

Memperlancar kerja jantung dan mengurangi terjadinya pembekuan darah dalam


aliran darah.Sejumlah penelitian, seperti di Finlandia dan China, masing-masing
penelitian menunjukan hasil bahwa asupan vitamin C yang mencukupi untuk
tubuh bermanfaat untuk menurunkan risiko penyakit jantung koroner.

10..Menyegarkan.tubuh

Buah nanas ini sangat menyegarkan tubuh, terutama di siang hari, sembari
menghilangkan lelah dan jenuh setelah bekerja seharian.

11..Menjaga.kesehatan.gusi

Kandungan vitamin C yang tinggi berfungsi untuk menurunkan resiko peradangan


gusi, dan juga penyakit lainnya yang berhubungan dengan gusi.

12. Pencegahan Katarak

Vitamin C memainkan peran yang penting dalam masalah kesehatan mata. Pada
sebuah penelitian menunjukkan bahwa asupan tinggi vitamin C berkhasiat untuk
mengurangi risiko katarak. Para ahli bahkan tidak sedikit menyarankan untuk
13
14

mengkonsumsi kandungan vitamin C ini sebagai pencegahan utama dari bahaya


resiko katarak.Vitamin C secara umum bermanfaat untuk menjaga kesehatan mata
serta mencegah degenerasi manula.

13.Mencegah.Asma
Nanas merupakan sumber yang baik dari beta karoten, yang diubah menjadi
vitamin A aktif selama.proses.pencernaan.di.dalam.tubuh.
(http://kesehatantubuh-tips.blogspot.com/2015/08/13-manfaat-membuat-jus-
nanas-bagi.html)

15
15

BAB 3
METODELOGI

3.1 Skema Kerja


Pengambilan Acetobacer Xylinum

Nanas dikupas dan


dibersihkan dengan aqua Potong nanas kecil - kecil
des

Masukkan ke dalam Peras nanas sampai


blender dan hancurkan terpisah air dan
nanas sampai halus ampasnya

Ambil ampasnya dan Aduk rata dan masukkan


tambahkan gula dan dalam botol, lalu tutup
aquades dengan rapat dan diamkan
perbandingan 6:3:1 selama 2-3 minggu

Jika sudah waktunya,


maka akan muncul
lapisan putih yaitu
acetobacer xylinum

14
15
16

Isolasi bakteri Acetobacter xylinum

Ambil 1 mL campuran
Air campuran berisi bakteri dari tabung
Kocok tabung reaksi
bakteri dimasukkan reaksi ke tabung reaksi
dengan vortex mixer
kedalam tabung reaksi lain yang sudah diberi
aquades 9 mL

Lakukan hal tersebut Pindahkan ke petridish Tambahkan agar cair 1/3


sampai pengenceran ke pengenceran ke volume cawan secara
10⁻⁶ 10⁻⁴,10⁻⁵, dan 10⁻⁶ aseptis

Taruh pada meja lalu Putar lagi membentuk


putarkan searah angka 8 sebanyak 5 kali Bungkus dengan kertas
jarumjam 5 kali dan dan sebaliknya 5 kali dalam keadaan terbalik
berlawanan 5 kali juga, lalu biarkan beku

Inkubasi dalam inkubasi Amati bakteri di


oven 2 X 24 jam mikroskop
16
17

3.2 Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioproses Teknik Kimia
Politeknik Negeri Malang. Yang dilaksanakan pada tanggal November 2016.
3.3 Alat Yang Digunakan
Alat :
No Nama alat jumlah
1 Pisau 1
2 Blender 1
3 Saringan 1
4 Botol plastik/kaca 1
5 Wadah 1
6 Cawan petri steril 3
7 Tabung reaksi steril 6
8 Pembakar spiritus 1
9 Pipet mikro 1
10 Pipet ukur steril 10 ml 1
11 Ball pipet 1
12 Vortex mixer 1
13 Incubator oven 1
14 Autoclave 1

3.4 Bahan Yang Digunakan

 Nanas matang 1 buah


 Gula pasir secukupnya
 Air steril
 Ethanol 70%
 Media Yeast Extract Agar
17
18

Komposisi pada Yeast Extract Agar

- Agar 15.0 g
- Pancreatic digest of gelatin 5,0 g
- Yeast extract 5,0 g
- Beef extract 3,0 g

3.5 Gambar Alat


1. Autoclave

Gambar 3.1 Autoclave


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Autoclave

2. Mikroskop

Gambar 3.2 Mikroskop


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Microskop
18
19

3. Inkubator oven

Gambar 3.3 Inkubator oven


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/ Inkubator oven

4. Tip pipet mikro

Gambar 3.4 Tip pipet mikro


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Tip pipet mikro
19
20

5. Vortex mixer

Gambar 3.5 Vortex mixer


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Vortex mixer

3.6 Prosedur Kerja Praktikum


3.6.1 Pembuatan Starter
 Daging buah yang menempel pada kulit pisang bagian dalam di ambil.
 Di jus hingga halus kemudian dimasukkan ke dalam wadah 1 dan 2.
 Menyaring dengan kain kasa steril hingga diperoleh filtrat (cairan hasil
penyaringan).
 Wadah 1 di beri cuka hingga pH 4,3 sesuai dengan pH hidup Acetobacter
xylinum sedangkan wadah 2 tidak diberi perlakukan.
 Daging buah yang menempel pada kulit pisang bagian dalam di ambil.
 Merebus selama ± 15 menit.
 Di jus hingga halus kemudian dimasukkan ke dalam wadah 3 dan 4
 Menyaring dengan kain kasa steril hingga diperoleh filtrat (cairan hasil
penyaringan).
 Wadah 3 di beri cuka hingga pH 4,3 sesuai dengan pH hidup Acetobacter
xylinum sedangkan wadah 4 tidak diberi perlakuan.
 Daging buah yang menempel pada kulit pisang bagian dalam di ambil
dan di letakkan di wadah 5 dan 6.
21

 Wadah 5 diberi cuka hingga pH 4,3 sesuai dengan pH hidup Acetobacter


xylinum sedangkan wadah 4 tidak diberi perlakuan.
 Meletakkan wadah 1 – 6 pada larutan cuka.
 Mendiamkan ± 4 hari pada suhu kamar.
3.6.2Pembuatan Media Nutrient Agar
 Mencuci daging dengan air bersih kemudian menimbang daging
sebanyak 6 gram, pepton 10 gram, agar 30 gram, NaCl 10 gram dan
aquadest sebanyak 2000 ml.
 Memasukkan potongan daging dan aquadest tadi ke dalam erlenmeyer
kemudian mendidihkannya pada penangas.\
 Setelah mendidih mengangkat larutan tersebut dan menyaring
ekstraknya dengan menggunakan kertas saring dan corong lalu
memasukkannya ke dalam erlenmeyer.
 Menambahkan pepton dan agar lalu menambahkan aquadest hingga
volumenya 2000 ml dan mengaduknya.
 Memanaskan kembali hingga mendidih dan homogen lalu mengangkat
dan menutup mulut erlenmeyer dengan menggunakan alumunium foil.
 Menaruhnya dalam autoclave dengan tekanan 2 atm selama 15-20
menit.
 Menyimpan di dalam lemari pendingin
3.6.3 Pensterilan Alat
 Mencuci semua alat yang diperlukan (yang akan digunakan), yaitu cawan
petri, pipet, tabung reaksi, beaker glass dan erlenmeyer / botol untuk air
steril. Cuci menggunakan sabun dan dibilas dengan air yang mengalir
hingga tak berlemak.
 Menyemprotkan alkohol pada alat-alat yang telah dicuci.
 Memasukkannya dalam oven selama beberapa waktu hingga alat-alat
tersebut kering.
22

 Membungkus dengan kertas dan mensterilkannya dalam autoclave

Gambar 3.1 Autoclave


Sumber : http://taradlab.tarad.com/

3.6.4 Pembuatan Media


 Masukkan 10 gram glukosa, asam cuka 0,5 ml (bila yang digunakan
asam cuka di pasaran 4-5 ml), 0,125 gram pupuk ZA, 0,01 gram garam,
5 gram NA.
 Menambahkan aquades hingga volume 200 ml
 Jika masih ada bahan yang menggumpal, panaskan sebentar pada hot
plate sehingga gumpalan larut
 Menutup beaker glass dengan alumunium foil kemudian sterilkan pada
autoclave
3.6.5 Pengenceran
 Menyiapkan 7 buah tabung reaksi dan 6 bauh cawan petri yang telah
disterilkan.
 Memberi label pada 5 tabung reaksi dengan kode pengenceran 10-1 – 10-5
dan sisanya (2 tabung) digunkan untuk agar miring.
 Mengisi masing-masing tabung dengan 9 ml air steril dengan
menggunakan pipet ukur steril.
 Mencampurkan 1 ml starter ke dalam ke dalam tabung 1 dengan
menggunakan pipet mikro kemudian tutup dan aduk dengan
23

menggunakan vortex. Pengadukan ini dutujukan agar campuran menjadi


homogen.
 Memasukkan 1 ml campuran dari hasil pengenceran pertama pada tabung
1 ke dalam tabung 2 dengan menggunakan pipet mikro kemudian tutup
dan aduk kembali dengan menggunakan vortex.
 Melakukan hal yang sama hingga didapat hasil pengenceran ke 5 (tabung
ke 5).
 Setiap melakukan kegiatan harus dikerjakan dekat api. Mulut botol air
steril dan tabung reaksi setelah dibuka ataupun sebelum ditutup harus
diputar-putarkan terlebih dahulu didekat api.

Gambar 3.2 Pengenceran Mikroba


Sumber : http://pakarebiologi.blogspot.co.id/2015/07/laporan-
praktikum-mikrobiologi-umum_60.html

3.6.6 Pengisian Media pada Cawan Petri dan Tabung Reaksi


 Setelah media selesai disterilisasi, media dimasukkan ke dalam 6 cawan
petri steril ± 1/3 dari tinggi cawan petri dan ke dalam 2 tabung reaksi
steril sebanyak ± 1/3 dari tinggi tabung reaksi tersebut.
 Membiarkan 3 cawan petri denganmembukanya sedikit saja hingga
media tidak terlalu panas (suhu mencapai ± 400C) agar dapat dilakukan
isolasi pada metode cawan tuang.
 Membiarkan 3 cawan petri lain dengan membukanya sedikit saja hingga
media dalam cawan membeku (untuk metode cawan gores).
24

 Sedangkan untuk tabung reaksi diletakkan dalam kondisi miring dan


dalam keadaan tertutup. Miringkan hingga media dalam tabung
membeku.
 Setelah media dalam cawan petri dan tabung reaksi membeku, bungkus
cawan petri dengan kertas dalam posisi terbalik sedangkan tabung reaksi
dibungkus dengan plastik dan didikat kedua ujungnya.
3.6.7 Isolasi bakteri Acetobacter xylinum Metode Cawan Tuang
 Jika suhu dalam cawan sudah mencapai ± 400C, pindahkan 1 ml larutan
dengan menggunakan pipet mikro dari tabung 1,3,5 ke dalam cawan petri
sesuai dengan label pengencerannya. Pemindahan dilakukan secara
aseptik dekat bunsen burner. Setiap akan membuka ataupun menutup
cawan, pinggiran cawan harus diputar terlebih dahulu (± 3 putaran)
didekat api.
 Tutup cawan dan memutar cawan 5 kali kanan, 5 kali kiri dan 5 kali
membentuk poal angka 8 kemudian biarkan hingga membeku.
 Setelah media dalam cawan petri membeku, bungkus dengan kertas
dalam posisi terbalik dan menginkubasinya selama ± 2 hari dengan
memasukkannya di dalam inkubator.
 Setelah ± 2 hari mengamati bentuk, warna serta kepekatan koloni dan
melakukan perhitungan koloni dengan menggunakan colony counter.
 Mengamati jenis koloni bakteri di bawah mikroskop.
3.6.8 Isolasi bakteri Acetobacter xylinum dengan Metode Cawan Gores
 Meletakkan cawan petri diatas meja dengan posisi tutup terletak di sisi
atas dan sektor 0 di sisi kiri.
 Panaskan bibir cawan petri dengan lampu bunsen ± 3 putaran.
 Dengan jarum ose, pindahkan secara septik biakan mikroba pada sektor 0
dan gores membentuk pola zig-zag. Goresan dilakukan tanpa tekanan
berlebih tetapi mantap. Lingkaran diujung lup harus terletak datar dan
horizontal terhadap permukaan agar.
 Memijarkan kembali jarum ose setelah digunakan dan membiarkan
dingin. Suhu lup dapat diperiksa dengan menyentuhnya ke pinggiran
media agar dan bila mendesis berarti masih panas.
25

 Melanjutkan goresan ke arah tepi luar sektor 1 dengan menarik dari hasil
goresan terakhir pada sektor 0. Melanjutkan dengan goresan zig-zag pada
sektor 1 dan tidak tumpang tindih.
 Putar cawan petri hingga sektor 1 terletak di sisi kiri, ulangi langkah di
atas untuk mengencerkan biakan dari sektor 1 ke sektor 2.
 Putar cawan petri hingga sektor 2 terletak di sisi kiri, ulangi langkah yang
sama seperti sebelumnya untuk mengencerkan biakan dari sektor 2 ke
sektor 3.
 Panaskan sekali lagi lagi bibir cawan petri dengan lampu bunsen
kemudian membungkus dengan kertas dalam posisi terbalik.
 Meletakkan cawan petri dalam inkubator pada suhu sesuai ± 2 hari.
 Mengamati warna, koloni, bentuk dan tepian.
 Melakukan pengamatan koloni bakteri dengan mikroskop untuk
mengetahui jenisnya.

Gambar 3.3 Daerah Penggoresan pada Cawan Gores


Sumber : http://duniaprikanan.blogspot.co.id/2014/03/laporan-
isolasi-bakteri-dan-fungsi.html

3.6.9 Isolasi bakteri Acetobacter xylinum dengan Metode Agar Miring


 Menyiapkan tabung reaksi yang berisi media agar yang telah membeku.
 Mengambil koloni yang terpisah dari cawan gores aseptik.
 Menggoreskan ke dalam tabung reaksi secara zig-zag.
 Menutup tabung reaksi dan membungkusnya dengan plastik dan ditali
kedua ujungnya.
 Meletakkan didalam inkubator selama 2 x 24 jam (± 2 hari).
 Mengamati bentuk koloni, tepian koloni, dan warna koloni.
26

3.6.10 Pewarnaan bakteri Acetobacter xylinum


Alat dan bahan yang dubutuhkan untuk pewarnaan :
1. Kaca obyek
2. Jarum ose
3. Biakan bakteri Acetobacter xylinum murni
4. Bak pewarna
5. Air suling
6. Kertas serap
7. Mikrokop
8. Seperangkat pewarnaan gram :
 Zat warna ungu kristal
 Zat warna iodin
 Zat warna safranin
 Alkohol
9. Seperangkat pewarnaan negatif :
 Zat warna negrosin
10. Seperangkat pewarnaan sederhana :
 Zat warna metilen blue
 Zat warna kabol fukhsin
11. Aquadest steril
Terdapat 3 jenis pewarnaan yang dilakukan pada praktikum ini yaitu
pewarnaan sederhana, pewarnaan negatif dan pewarnann gram, berikut cara
kerjanya :
a. Pewarnaan Sederhana
 Membuat lingkaran pada kaca preparat dengan spidol.
 Teteskan air steril menggunakan jarum ose yang telah dipijarkan terlebih
dahulu.
 Mengambil koloni bakteri Acetobacter xylinum yang akan diamati dengan
menggunakan jarum ose yang telah dipijarkan terlebih dahulu.
 Olesan yang telah jadi ditetesi dengan zat warna metilen blue atau karbol
fuksin lalu biarkan hingga 1 menit.
 Hasil pewarnaan dicuci sebentar dengan air.
27

 Mengeringkan sisa tetesan air dengan kertas serap kemudian diamati di


bawah mikroskop.
b. Pewarnaan Negatif
 Mengambil koloni bakteri Acetobacter xylinum yang akan diwarnai dengan
menggunakan jarum ose yang telah dipijarkan.
 Olesan ditetesi dengan zat warna nigrosin pada satu ujung kaca preparat.
 Mengambil kaca preparat lain, kemudian ratakan tetesan nigrosin yang telah
bercampur dengan bakteri, sehingga tetesan tersebut menyebar di sepanjang
kaca obyek.
 Membiarkan kaca preparat tersebut mengering kemudian amati di bawah
mikroskop.
c. Pewarnaan Gram
 Mengambil sebuah kaca obyek, membersihkan dengan sepotong kain
supaya debunya hilang, kemudian panaskan kira-kira 10-20 kali di atas
nyala sehingga lemaknya hilang.
 Mengambil biakan bakteri Acetobacter xylinum dan meletakkan di kaca
preparat.
 Mengeringkan suspensi bakteri tersebut dengan dilidahapikan diatas bunsen
selama ± 30 menit.
 Membuat dua garis tebal dikanan kiri preparat dengan sebuah spidol. Untuk
mencegah aliran zat warna keluar dan sebagai penandaan..
 Fikserkan preparat tersebut diatas bunsen.
 Mewarnai dengan karbol kristal violet, diamkan selama ± 20 detik.
 Mencuci sebentar dengan air.
 Meneteskan larutan lugol (iodium) pada preparat dan diamkan selama 1
menit.
 Mencuci dengan menggunakan alkohol 95% selama 10-20 detik dengn
menggoyangkan preparat di dalam gelas kimia yang berisi alkohol.
 Bilas dengan air sebentar saja.
 Menaruh preparat tegak lurus di atas kertas serap, sehingga sebagian airnya
diserap.
 Mewarnai dengan larutan safranin selama ± 20 detik.
28

 Mencuci dengan air dan keringkan dengan kertas saring.


 Mencatat jenis mikroba yang diperiksa dan membedakan antara gram
negatif dan gram positif.

Gambar 3.4 Pewarnaan Gram


Sumber : http://w-afif-mufida-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68241-
1%20BioMed-Pewarnaan%20Gram.html
29

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN HASIL KERJA

o Minggu II (28 November 2016)


Pada minggu ini, kami melakukan pembuatan media yang akan digunakan
untuk pertumbuhan Acetobacter xylinum,dengan langkah – langkah
sebagai berikut:
1. Membuat NA sebanyak 2 L (Agar = 15 g; Peptone = 10 g; NaCl = 10
g; Beef extract = 6 g)
2. Memanaskan NA sampai warna menjadi bening (seperti minyak)
sambil diaduk
3. Setelah larutan berwarna bening, memindahkan media ke erlenmeyer
4. Menyumbat erlenmeyer dengan kasa dan menutup dengan kasa dan
tutup dengan plastik
5. Mensterilkan media dengan autoclave
6. Mengangkat media dari autoclave dan menunggu hingga dingin.
7. Memasukkan media kedalam kulkas

o Minggu III (21 desember 2016)


Pada minggu ini, kami melakukan pembuatan starter nata de coco,dengan
langkah – langkah sebagai berikut:

PEMBAHASAN
30

Nata merupakan produk fermentasi dari bakteri Acetobacter xylinum yang


berupa lembaran selulosa dari pengubahan gula yang terdapat pada substrat
menjadi pelikel selulosa. Nata ini kandungan utamanya adalah air dan serat
schingga baik untuk diet dan sering digunakan dalam pombuatan dessert atau
sebagai tambahan substansi pada koktail, es krim dan sebagainya.
Pada Study Lapangan kali ini, kami mencoba membuat nata dengan bahan
dasar nanas. Kami memilih bahan dasar nanas dikarenakan nanas mengandung
bahan-bahan yang bisa dijadikan medium tumbuh bakteri Acetobacter
xylinum, bakteri yang biasa dipakai dalam pembuatan nata. Nata merupakan
selulosa hasil sintesa gula (glukosa) oleh bakteri Acetobacter xylinum.
Ada karakteristik penting yang harus dimiliki oleh mikrobia yang akan
digunakan dalam fermentasi, yaitu :
 Mikrobia harus tumbuh dengan cepat dalam suatu substrat dan lingkungan
yang cocok dan mudah untuk dibudidayakan dalam jumlah yang besar
 Organisme harus memiliki kemampuan untuk mengatur ketahanan
fisiologis dalam kondisi seperti tersebut diatas, dan menghasilkan enzim -
enzim esensial dengan mudah dan dalam jumlah yang besar agar supaya
perubahan – perubahan kimia yang dikehendaki dapat terjadi
 Kondisi lingkungan yang diperlukan bagi pertumbuhan dan produksi
maksimum secara komparatif harus sederhana.

Bakteri Acetobacter xylinum adalah bakteri gram negatif yang dapat


mensintesis selulosa dari fruktosa. Selulosa ini memiliki pori melintang pada
kristal mini glukan yang kemudian terkoalisi didalam mikrofibril. Acetobacter
xylinum merupakan suatu model sistem untuk mempelajari enzim dan gen yang
terlibat dalam biosintesis selulosa. Jumlah inokulum yang diberikan 10-20% dari
bakteri umur 6 hari.
Sumber karbon merupakan faktor penting dalam proses
fermentasi. Bakteri untuk menghasilkan nata membutuhkan sumber karbon bagi
proses metabolismenya. Glukosa akan masuk ke dalam sel dan digunakan bagi
penyediaan energi yang dibutuhkan dalam perkembangbiakannya. Fruktrosa yang
ada akan disintesis menjadi selulosa. Jumlah gula yang ditambahkan harus
diperhatikan sehingga mencukupi untuk metabolisme dan pembentukan pelikel
nata. Meskipun kelapa terdapat gula namun gula yang ada pada air belum
mencukupi untuk pembentukan pelikel sehingga perlu ditambahkan dari luar.
Nitrogen diperlukan dalam pembentukan protein yang penting pada
pertumbuhan sel dan pembentukan enzim. Kekurangan nitrogen menyebabkan sel
kurang tumbuh dengan baik dan menghambat pembentukan enzim yang
diperlukan sehingga proses fermentasi dapat mengalami kegagalan atau tidak
sempuma pH medium dibuat sekitar 3 – 4 menggunakan asam cuka dan suhu
inkubasi sekitar 28 – 30°C atau suhu kamar dan dijaga dari kontaminan.
31

Study Lapangan kali ini, kami menggunakan bahan dasar kulit pisang
Ambon. Kami memilih kulit pisang Ambon dikarenakan kulit pisang Ambon
yang cukup tebal. kandungan gizinya sangat banyak dan juga kandungan
glukosanya yang tinggi. Kami mengextract kulit pisang dengan cara diblender
dengan pemberian aquadest dengan perbandingan 1:20(dalam l gram kulit pisang
diencerkan dengan 20 gram aquadest). Dalam Study Lapangan ini, kami
membuat biakan murni, starter dan proses fermentasi dengan men 3 media
berbeda yaitu dengan penambahan extract yang tauge pada 2 edia yang
lain. Extract tauge dapat mempengaruhi pada proses Penumbuhan
bakteri, dimana bakteri dapat tumbuh lebih cepat. Dalam proses pembuatan N de
Banana ini kami membutuhkan waktu yang cukup lama mulai dari membiakkan
Mcetobacter rylinum, membuat starter dan yang terakhir adalah fermentasi
natanya dan perendaman. Kami membutuhkan waktu 3 minggu.

DAFTAR PUSTAKA
 http://contohartikel-ku.blogspot.co.id/2013/06/cara-membuat-nata-de-
coco-dari-nanas.html (diakses tanggal 6 november 2016 jam 15.00)
 http://kesehatantubuh-tips.blogspot.com/2015/08/13-manfaat-
membuat-jus-nanas-bagi.html (diakses tanggal 6 November 2016 jam
15.30)
32

 http://www.anneahira.com/bacteri-acetobacter-xylinum.html (diakses
tanggal 6 november 2016 jam 15.50)
 Diah Meilany, Moentamaria Dwina, Rulianah Sri, Maryanty Yanty. 2015.

Modul Ajar Prakikum Bioproses. Politeknik Negeri Malang : Malang

TGL 3 CAWAN TUANG


TGL 5 DES CAWAN GORES
TGL 8 NGAMATI ACETOBACTER , AGAR MIRING
TGL 19 PEWARNAAN (SEDERHANA, GRAM)
TGL 21 STARTER
TGL 28 NATA
31

31

Anda mungkin juga menyukai