OLEH:
(……………………………..) (....………………………...)
HERNIA FEMORALIS
A. Definisi
Hernia adalah penonjolan isi perut dalam rongga yang normal melalui
suatu defek, baik secara kongenital atau yang di dapat memberi jalan keluar
dari setiap alat tubuh yang biasa melalui dinding tersebut (Mansjoer, 2000).
Hernia femoralis adalah kondisi ketika jaringan lemak atau bagian usus
menembus keluar dari dinding perut dan melewati paha, tepatnya di kanalis
femoralis, saluran yang dilewati oleh pembuluh darah dari dan ke tungkai.
(Willy, 2017)
struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-
menonjolnya isi suatu rongga malalui lubang, penonjolan isi perut dalam
femoralis setinggi ligamentum Cooper. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh
tepi yang keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum
tendinous yang kuat dan tebal, terfiksasi pada periosteum ramus superior ossis
defek pada sisi medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis
berisi satu atau dua kelenjar limfe, yang terbesar disebut dengan Cloquet.
Nodus-nodus ini didesak keluar dari kanalis femoralis oleh suatu penonjolan
(Sjamsuhidayat, 2011).
indirek dan direk. Pada wanita, diameter pelvis sejati yang membesar, bila
dibandingkan dengan pria, secara proporsional memperbesar kanalis femoralis
kantong peritoneal melalui dinding abdomen adalah adanya defek pada fascia
dan ligamentum inguinale, anterior dari ligamentum Cooper, medial dari vena
Setelah melalui annulus femoralis penonjolan turun sampai muncul pada fossa
ovalis.(Mansyah, 2010)
C. Etiologi
sebab yang didapat. Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak
pembentukan pintu masuk hernia pada annulus internus yang cukup lebar
sehingga dapat dilalui oleh kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan pula
faktor yang dapat mendorong isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka
Hernia terjadi karena dinding otot yang melemah atau membran yang
karena pada usia lanjut otot – otot mulai melemah dan mengendur sehingga
peluangnya sangat besar untuk terjadi hernia. Pada wanita sebagian besar
hernia diakibatkan karena obesitas ( berat badan yang berlebih ). Hal lain yang
berat, Akibat sering mengejan pada saat buang air besar akibat sembelit,
2017).
D. Patofisiologi
menjadi lemah. Oleh karena itu dapat mengakibatkan penurunan isi abdomen
ke dalam rongga tubuh seperti halnya pada skrotum. Penurunan isi abdomen
tersebut disebabkan oleh banyak hal diantaranya yaitu pekerjaan berat, batuk
yang menahun. Hal tersebut akan mempermudah masuknya masa abdomen
kedalam rongga tubuh, sehingga menjadi hernia atau penonjolan suatu organ
terdapatnya benjolan tersebut yang juga menimbulkan rasa mual dan apabila
obesitas, dan generasi jaringan ikat karena usia lanjut. Hernia femoralis
E. Manifestasi Klinis
sesak nafas.
6. Bila pasien mengejan atau batuk, maka benjolan hernia akan bertambah
besar.
bukan hanya terlihat benjolan, tetapi juga timbul rasa nyeri yang akan
berat.
lain sakit perut, mual, muntah, serta nyeri yang muncul mendadak di
selangkangan.
F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
merasakan adanya benjolan bila ukuran hernia cukup besar. Bila pasien diduga
kuat mengalami hernia femoralis, namun benjolan tidak ditemukan pada
operasi.
nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang teraba di
inguinal.
H. Penatalaksanaan
strangulasi.
seumur hidup. Hal ini biasanya dpilih jika pasien menolak dilakukan
kulit dan tonus otot dinding perut di daerah yang tertekan sedangkan
atrofi (pengecilan) testis karena tekanan pada tali sperma yang mengandung
terutama jenis yang strangulasi. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan. Jika reposisi tidak berhasil, dalam waktu 6 jam harus dilakukan
operasi segera. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan
hernioplastik.
lehernya, kantong dibuka, dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,
dipotong.
Pada hernioplastik dilakukan tindakan memperkecil anulus inginalis
metode Mc Vay. Metode ini memperbaiki tiga daerah yang paling rentan
keharusan karena bila tidak dibuat, akan timbul regangan yang cukup besar
I. Komplikasi
Komplikasi hernia bergantung pada keadaan yang dialami isi hernia. Isi
hernia dapat tertahan dalam kantong hernia pada hernia ireponible ini dapat
terjadi jika isi hernia terlalu besar, misalnya terdiri dari omentum, organ
gejala klinis kecuali berupa benjolan. Dapat pula terjadi isi hernia tercekik
oleh cincin hernia sehingga terjadi hernia strangulata yang menimbiulkan
gejala obstruksi usus yang sederhana. Sumbatan yang terjadi total atau pasrisal
seperti pada hernia RICHER. Bila cincin hernia sempit, kurang elastis, atau
lebih kaku seperti pada hernia femoralis dan hernia obturatoria, lebih sering
terjadi jepitan parsial. Jarang terjadi inkaserasi retrograd, yaitu dua segmen
usus terperangkap di dalam kantong hernia dan satu segmen lainnya berdada
hernia. Pada permulaan terjadi bendungan vena sehingga terjadi udema organ
atau struktur di dalam hernia dan transudasi ke dalam kantong hernia makin
menjadi nekrosis dan kantong hernia akan berisi transudat beruapa cairan
serosanguinis. Kalau isis hernia terdiri atas usus, dapat terjadi perforasi yang
akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis jika terjadi
2. Komplikasi dini beberapa hari setelah herniorafi dapat pula terjadi berupa
J. Pencegahan
Menurut (Willy, 2017) Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
A. Pengkajian Keperawatan
Kaji status riwayat kesehatan yang pernah dialami klien (keluhan yang
kesehatan, lalu apa saja yang membuat status kesehatan klien menurun)
Tanyakan kepada klien tentang jenis, frekuensi, dan jumlah klien makan
penggunaan selang NGT, timbang juga berat badan, ukur tinggi badan,
lingkaran lengan atas serta hitung berat badan ideal klien untuk
3. Pola eliminasi.
pemakaian alat bantu seperti folly kateter, ukur juga intake dan output
dan juga penggunaan alat bantu seperti tongkat, kursi roda dan lain-lain.
Tanyakan kepada klien tentang penggunaan waktu senggang. Adakah
lemah.
Tanyakan kepada klien kebiasan tidur sehari-hari, jumlah jam tidur, tidur
siang. Bagaimana suasana tidur klien apakah terang atau gelap. Sering
bangun saat tidur dikarenakan oleh nyeri, gatal, berkemih, sesak dan lain-
lain.
klien di masyarakat dan keluarga dan teman kerja. Kaji apakah ada
pernikahan klien.
Faktor yang membuat klien marah dan tidak dapat mengontrol diri,
selama ini. Kaji keadaan klien saat ini terhadap penyesuaian diri,
B. Diagnosa Keperawatan
operasi.
bedah
C. Rencana Keperawatan
dengan diskontuinitas
pasca operasi respon dan Jelaskan dan bantu
tingkat nyeri berkurang. pasien dengan
jaringan akibat tindakan
Pasien mampu tindakan untuk
operasi. melakukuan meredakan nyeri
manajemen nyeri non non farmakologi
farmakologi apabila dan non invasif .
sensani nyeri muncul Istirahatkan pasien
.Ekspresi pasien rileks pada saaat nyeri
dan mampu melakuakn muncul.
mobilitas ringan Ajarkan teknik
dengan nyeri yang relaksasi
terkontrol . pernapasan dalam
pada saat nyeri
muncul.
Manajemen
lingkungan:
lingkungan tenang,
batasi pengunjung,
dan istirahatkan
pasien.
Kolaborasi
pemberian
analgetik
bahasan yang
mudah di pahami
oleh pasien.
beri kesempatan
pasien untuk
mengungkapkan
masalahnya
temani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
ajarkan pasien
relaksasi afas
dalam
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidayat R, Wim de Jong, 2011, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Jakarta:
EGC. Hal: 523-537