Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum keluarga berencana diakui sebagai program nasional, pionir dalah usaha
keluarga berencana adalah organisasi swasta, sedangkan peranan pemerintah melakukan
supervisi dan menyokong program tersebut selama program ini searah dengan program
dari pemerintah.Proses yang sama terjadi di Indonesia di mana Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) memulai program ini (tahun 1957). Dengan segala
usahanya, keluarga berencana ini berkembang secara luas dan akhirnya diakui sebagai
program nasional. Pada permulaan, pemerintah belum mengambil alih semua tanggung
jawabnya, karena itu dirasa perlu mendirikan suatu lembaga yang semi-pemerintah
(LKBN). Kemudian pemerintah mengakui keluarga berencana sebagai bagian integral
dari program pembangunan; berhasilnya program keluarga berencana hanya dapat dicapai
bila pemerintah mengambil alih semua tanggung jawabnya termasuk budgetnya. Karena
itu maka BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) didirikan di bawah
tanggung jawab Presiden Republik Indonesia pada 22 Januari 1970. BKKBN adalah
organisasi yang mempunyai otoritas penuh untuk merencanakan dan mengkoordinir
semua kegiatan baik dalam keluarga berencana maupun studies (masalah kependudukan)
umumnya. Badan-badan pemerintah maupun organisasi swasta yang menunjang kegiatan
ini harus dikoordinasi supaya tercapai hasil yang optimal. Umumnya pembangunan
nasional diarahkan untuk memecahkan persoalan-persoalan dengan latar belakang
ekonomi. Bila ekonomi tumbuh dengan kenaikan 5% sedangkan penduduk bertambah
2,8%, dapat diharapkan dalam jangka waktu lama pendapatan per capita akan bertambah
walaupun keluarga berencana tidak dilakukan. Berhasilnya perkembangan ekonomi
bersama-sama dengan penurunan pertumbuhan penduduk pasti akan membawa
kesejahteraan dan perbaikan kehidupan bangsa dengan lebih cepat. Sebaliknya bila
penduduk terus bertambah tanpa diawasi suatu kesengsaraan tidat dapat dihindarkan
(Sastrawinata, 1980).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan medis tentang keluarga berencana?
2. Bagaimana pandangan agama-agama tentang keluarga berencana?
3. Bagaimana pandangan hukum di Indonesia tentang keluarga berencana?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pandangan medis tentang keluarga berencana?
2. Untuk mengetahui pandangan agama-agama tentang keluarga berencana?
3. Untuk mengetahui pandangan hukum di Indonesia tentang keluarga
berencana?

D. Narasumber
1. Islam
a) MUI Jawa Barat
Nama : Bpk. Drs. H. Ayat Dimyati, M.Ag
Jabatan : Wakil ketua
No Telepon : 081809141007
Alamat : Jalan L.l.RE. Martadinata No. 105 Bandung Wetan
b) PERSIS Pusat
Nama : Bpk. Dr. Nashrudin Syarif
Jabatan :
No Telepon : 081220819805
Alamat : Jalan Perintis Kemerdekaan No. 02 Bandung
2. Kristen
a. Protestan
Nama : Bpk. Suyahman
Jabatan :
No Telepon : 081333420046
Alamat : Jalan Gatot Subroto No. 15 Karangmekar Cimahi
b. Katolik (Gereja Katedral Bandung)
Nama : Bpk. Pst. Agus Sugiharto, OSC
Jabatan : Pastur
No Telepon :
Alamat : Jalan Merdeka No. 14 Braga Bandung
3. Hindu
Nama : Bpk. I Ketut Nunas Arjana
Jabatan : Ketua Dewan Pengurus Pura AWLN
No Telepon : 08156007432
Alamat : Jalan Sriwijaya No. 11 Karangmekar Cimahi
4. Budha
Nama : Bpk. Asikin
Jabatan :
No Telepon : 08383821193550
Alamat : Jalan Cibadak No 18/9A Astanaanyar Bandung
5. Konghucu (Klenteng Kong Miao)
Nama : Bpk. Tan Tjoeng Seng
Jabatan :
No Telepon : 087727563709
Alamat : Jalan Cibadak Astanaanyar Bandung 40241
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pandangan Medis tentang Keluarga Berencana


1. Definisi Keluarga Berencana
Dalam pengertian sempitnya keluarga berencana dalam kehidupan
sehari-hari berkisar pada pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya
pembuahan atau mencegah pertemuan antara sel mani laki-laki dan sel telur
dari wanita sekitar persetubuhan (Sastrawinata, 1980).
Menurut H.S.M. Nasruddin Latief dalam (Sarea, 2015) KB adalah:
“Suatu ikhtiar atau usaha manusiawi yang disengaja untuk mengatur jarak
kehamilan di dalam keluarga secara tidak melawan hukum agama, undang-
undang negara dan moral Pancasila, kesejahteraan bangsa dan negara pada
umumnya”.
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa
cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan (Sari,
2011).

2. Tujuan dan Manfaat Keluarga Berencana


Program KB bertujuan untuk mengendalikan fertilitas yang
membutuhkan metode kontrasepsi agar meningkatakan kesehatan reproduksi
baik pria maupun wanita. Selain itu tujuan KB yaitu mengendalikan jumlah
penduduk. Pemerintah sangat mendukung program KB, diharapkan menjadi
pendorong pelayanan kesehatan reproduksi (Sastrawinata, 1980).

3. Mengenal Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan
setelah adanya hubungan seksual antara pria dan wanita. Kontrasepsi
diperlukan dalam merencanakan, mengatur, dan menunda kehamilan. Seperti
yang diketahui, 4 terlalu yang diperkenalkan oleh BKKBN :
(1) Terlalu muda; (2) Terlalu tua; (3) Terlalu banyak; dan (4) jarak Terlalu
dekat, berisiko terhadap kehamilan maupun kesehatan fisik serta sosial janin
di kemudian hari. Beberapa alat kontrasepsi juga bermanfaat untuk mencegah
terjadinya penularan infeksi menular seksual (doktersehat, 2016)

4. Sejarah Kontrasepsi
Di era Mesir kuno, wanita memanfaatkan kotoran buaya atau testis
binatang sebagai pencegah kehamilan. Alat kontrasepsi yang jamak pada
zaman itu antara lain campuran kotoran buaya, juga madu. Mereka percaya
komposisi itu mengandung spermisida, zat kimia yang dapat membunuh
sperma. Campuran tersebut kemudian dimasukkan ke dalam vagina sebelum
berhubungan seks. Tak kalah unik, di abad pertengahan Eropa, para wanita
mencoba mencegah kehamilan dengan mengikatkan testis berang-berang di
kaki mereka saat berhubungan seksual. Apakah "metode KB" tersebut
berhasil? Tidak. Ada juga usaha mencegah kehamilan dengan kontrasepsi
oral. Apa itu? Contohnya para wanita di Perancis pada tahun 1600-an yang
pernah gunakan jus bawang putih, diminum untuk mencegah kehamilan. Di
belahan dunia lainnya, wanita Kanada —pada masa yang sama—
menggunakan campuran testis berang-berang darat dan whisky. Dari semua
alat kontrasepsi zaman dahulu, salah satu yang paling berbahaya adalah yang
digunakan para wanita Yunani kuno. Mereka meminum air limbah pandai
besi yang mengandung timah. Padahal, timah bersifat racun bagi tubuh. Di
tahun 1800-an mulai dirintis penggunaan kondom. Awalnya wanita Eropa
memasukkan sejenis tudung jari logam ke vaginanya untuk menghambat
sperma yang masuk. Tetapi, selama ratusan tahun kemudian dipakailah
semacam kondom yang dibuat dari usus babi. Alat kontrasepsi lain yang
digunakan di Amerika tahun 1960-an ada pun minuman soda. Para wanita
menggunakan soda untuk membilas vagina mereka setelah hubungan seks
untuk menyingkirkan sperma. Padahal itu tidak ada gunanya (Putra, 2015).
5. Metode-metode Kontrasepsi
a. Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
1) Ovulasi atau Sistem Kalender
Ciri-ciri metode KB ini adalah ibu harus belajar mengetahui
kapan masa suburnya berlangsung, dengan metode ini akan efektif
bila dipakai dengan tertib, serta tidak memiliki efek samping apapun.
Pasangan secara sukarela menghindari senggama pada masa subur
Ibu (ketika Ibu tersebut dapat menjadi hamil), atau senggama pada
masa subur untuk mencapai kehamilan (Saifuddin, 2003). Artinya
metode ini sama sekali tidak menggunakan alat bantu apapun.

Cara Kerja

Metode Lendir Serviks atau lebih dikenal sebagai Metode Ovulasi


Billings/MOB atau metode dua hari mukosa serviks dan Metode
Simtomtermal adalah yang paling efektif. Cara yang kurang efektif
misalnya Sistem Kalender atau Pantang Berkala dan Metode Suhu
Basal yang sudah tidak diajarkan lagi oleh pengajar KBA. Hal ini
disebabkan oleh kegagalan yang cukup tinggi (>20%) dan waktu
pantang yang lebih lama. Lagi pula sudah ada cara lain yang lebih
efektif dan masa pantang lebih singkat. Di Indonesia dengan surat
BKKBN Pusat kepada BKKBN Provinsi dengan SK 6668/K.S.
002/E2/90, Tgl. 28 Desember 1990, Metode Ovulasi Billings (MOB)
sudah diterima sebagai salah satu Metode KB (Mandiri) (Saifuddin,
2003).

Mekanisme Kerja

Mekanisme kerja untuk kontrasepsi yaitu dihindari senggama


pada masa subur yaitu fase siklus menstruasi di mana kemungkinan
terjadi konsepsi/kehamilan. Sedangkan mekanisme kerja untuk
konsepsi/kehamilan senggama dierncanakan ketika masa subur yaitu
dekat dengan pertengahan siklus (biasanya pada hari ke 10-15), atau
terdapat tanda-tanda adanya kesuburan, ketika kemungkinan besar
terjadinya konsepsi.

Manfaat

Manfaat untuk kontrasepsi yaitu bisa digunakan untuk


menghindari kehamilan, tidak ada risiko kesehatan yang berkaitan
dengan kontrasepsi, tidak memiliki efek samping sistemik, dan
murah. Selain itu, manfaat untuk nonkontrasepsi yaitu meningkatkan
keterlibatan suami dalam keluarga berencana, menambah
pengetahuan suami dan istri tentang sistem reproduksi, dan
memungkinkan untuk meningkatkan hubungan yang baik antara
suami dan istri.

2) Senggama Terputus

Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional,


di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina
sebelum pria mencapai ejakulasi. (Saifuddin, 2003)

Cara Kerja

Merujuk kepada pengertian senggama terputus itu sendiri maka


cara kerjanya yaitu alat reproduksi pria (penis) dikeluarkan
sebelumm ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina
dan kehamilan pun dapat dicegah.

Manfaat

Manfaat untuk kontrasepsi yaitu efektik jika digunakan dengan


benar, tidak mengganggu produksi ASI, bisa digunakan sebagai
metode pendukung KB lainnya, tidak memiliki efek samping, bisa
digunakan kapanpun, serta tidak membutuhkan biaya. Selain itu,
manfaat untuk nonkontrasepsinya adalah meningkatkan keterlibatan
suami dalam program KB, serta memungkinkan hubungan yang
lebih dekat dan saling pengertian antara suami dan istri.
b. Metode Barier atau Alat
1) Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat
dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau
bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
hubungan seksual (Saifuddin, 2003). Kondom tidak hanya mencegah
kehamilan, tetapi juga mencegah IMS (dipakai bersama kontrasepsi
lain) dan HIV/AIDS serta efektif bila dipakai dengan baik dan benar.

Cara Kerja

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur


dengan cara menahan sperma di ujung selubung karet yang dipasang
pada penis sehingga sperma tidak tercurah ke dalam saluran
reproduksi perempuan. Selain itu, kondom yang bisa mencegah
penularan mikroorganisme yaitu khusus kondom yang terbuat dari
lateks dan vinil.

Manfaat

Manfaat untuk kontrasepsi yaitu efektif bila digunakan dengan


benar, tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu
kesehatan klien, tidak memiliki efek samping sistemik, murah dan
dapat dibeli secara umum, serta tidak memerlukan resep dokter.
Manfaat untuk nonkontrasepsi yaitu dapat mencegah penularan IMS,
membantu mencegah terjadinya kanker serviks, dan mencegah
ejakulasi dini.

2) Diafragma

Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari


lateks (karet) yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum
berhubungan seksual dan menutup serviks (Saifuddin, 2003).
Cara Kerja

Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran


alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai alat
tempat spermisida.

Manfaat

Manfaat untuk kontrasepsi yaitu efektif bila digunakan dengan


benar, tidak mengganggu produksi ASI, tidak mengganggu
hubungan seksual dan kesehatan klien, serta tidak memiliki efek
samping sistemik. Manfaat untuk nonkontrasepsinya yaitu
melindungi dari IMS/HIV/AIDS, khususnya apabila digunakan
dengan spermisida serta jika digunakan pada saat haid untuk
menampung darah menstruasi.

3) Spermisida

Menurut Saifuddin, 2003 permisida adalah bahan kimia (biasanya


non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh
sperma. Dikemas dalam bentuk :

 Aerosol (busa).
 Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film.
 Krim.

Cara Kerja

Menyebabkan sel membran plasma terpecah, memperlambat


gerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

Manfaat

Manfaat untuk kontrasepsi yaitu efektif seketika, tidak


mengganggu produksi ASI dan kesehatan klien, mudah digunakan,
tidak memiliki efek samping sistemik, serta tidak perlu resep dokter.
Manfaat untuk nonkontrasepsi yaitu untuk melindungi dari IMS
termasuk HBV dan HIV/AIDS.

4) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)


 AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga
menimbulan reaksi benda asing dengan timbunan leukosit,
makrofag, dan limfosit
 AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan,
prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa
 Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dam limfosit
menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofg dan
blastosit tidak mampu melaksanakan nidasi.
 Ion Ca yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan
gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan
untuk melaksanakan konsepsi

Keuntungan
 Dapat diterima masyarakat dengan baik
 Pemasangan tidak memerlukan medis teknik yang sulit
 Kontrol medis yang ringan
 Penyulit tidak terlalu berat
 Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik

Keruguan AKDR

 Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ


 Terdapat perdarahan
 Leokorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang
sanggama terasa lebih basah
 Dapat terjadi infeksi
 Tingkat akhir infeksi dapat menimbulkan kemandulan primer
atau sekunder dan kehamilan sekunder
 Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan
mengganggu hubungan seksual

c. Hormonal

1987 ketika Beard menduga bahwa korpus luteum dapat


menghambat terjadinya ovulasi. Fellmer pada tahun 1912 mempelajari
pengaruh korpus luteum terhadap mamae dan uterus. Moore dan Price
mengetahui fungsi kelenjar hipofisis dan estrogen serta progesteron dapat
memberikan rangsangan balik. Corquedale, Thayer, dan Doisy antara
tahun1930 sampai 1936 mengisolasi estrigen dan progesteron.
Tahun 1956 laboratorium Syntex menemukan progesteron sintesis
dengan nama Nerothisterone. Rock, Pincus dan Gracia mencoba
progesteron seabagai kontrasepsi oral dengan hasil yang memuaskan.
Pada perkembangan dan percobaan selanjutnya telah dibuat berbagai pil
KB dengan tujuan meningkatkan efektivitas, mengurangi efek samping,
dan meminimalkan keluhan peserta KB.

Mekanisme Kerja Kontrasepsi Hormonal

Estrogen dan progesteron memberikan umpan balik terhadap


kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan
terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi.
Melalui hopotalamus dan hipofisis, estrogen dapat menghambat
pengeluaran folicle stimulating hormone (FSH) sehingga perkembangan
dan kematangan folikle de graaf tidak terjadi, disamping itu
progresterone dapat menghambat pengeluaran hormon luteinizing (LH).
Estrogen mempercepat peristaltik tuba sehingga hasil konsepsi mencapai
uterus-endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi.

Fungsi Komponen Progesteron

 Rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis, sehingga


pengeluaran LH tidak terjadi dan menghambat ovulasi,
 Progesteron mengubah endometrium, sehingga kapasitasi
spermatozoa tidak berlangsung,
 Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus
spermatozoa.
 Menghabat peristaltik tiba, menyulitkan konsepsi.
 Menghindari implantasi, melalui perubahan struktur
endometrium.

1) Kontrasepsi Hormonal Pil

Sebagian besar wanita dapat menerima tanpa kesulitan , dengan


patrun menstruasi normal serta durasi antara 4 sampai 6 hari.
Disamping durasi 4 sampai 6 hari, masih terdapat patrun menstruasi
wanita:

 Wanita tergolong durasi menstruasi kurang dari 4 hari,


memeerlukan pul KB dengan efek estrogen tinggi.
 Wanita dengan durasi menstruasi lebih dari 6 hari memerlukan pil
KB dengan efek estrogen yang rendah.

Sifat Khas Kontrasepsi Hormonal

 Komponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang,


retensi air dan garam, berat badan bertambah, menimbulkan
nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi,
meningkatkan pengeluaran leukorea, menimbulkan perlunakan
serviks.
 Komponen progesteron menyebabkan payudara tegang, akne
(kukulan), kulit dan rambut kering, menstruasi berkurang, kaki
dan tangan sering kram, liang senggama kering.

Keuntungan Memakai Pil KB

 Dijamin berhasil 100% bila minum sesuai aturan.


 Dapat dipakai pengobatan beberapa masalah
 Pengobatan penyakit endometriosis
 Dapat meningkatkan libido

Kerugian Memakai Pil KB

 Harus minum secara teratur.


 Dalam waktu panjang menekan fungsi ovarium.
 Penyulit ringan
 Mempengaruhi fungsi hati dan ginjal.

Macam – Macam Pil KB (Pabrik farmasi mengeluarkan pil KB)

 Pil kombinasi, sejak semula telah terdapat kombinasi


komponen progesteron atau estrogen.
 Pil sekuensial.
 Progresteron, hanya mengandung progresteron dipergunakan
ibu postpartum.
 KB darurat hormonal, digunakan setelah hubungan seks.

2) Suntikan KB
Peminat metode ini semakin bertambah karena dianggap aman,
sederhana, efektif tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai
pada pasca persalinan. Dua farmasi menemukan suntikan KB hampir
bersamaan:
 Upjhon company (1958)
Depo provera yang mengandung medroxyprogesteron acetat
150mgr.
Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetat 50 mgr
dan komponen estrogen
 Schering AG (1957)
Norigest 200 mgr yang merupakan derivat testosteron.
Mekanisme Kerja Suntikan KB

 Menghaling pengeluarah FSH dan LH sehingga tidak terjadi


ovulasi.
 Mengentalkan lendir serviks, sehingga sulit ditembus
spermatozoa.
 Perubahan peristaltik tubafalopi, sehingga konsepsi dihambat.
 Mengubah suasana endometrium, sehingga tidak sempurna
untuk impantasi hasil konsepsi.

Keuntungan suntikan KB

 Pemberiannya sederhana setiap 8 sampai 12 minggu


 Tingkat efektivitasnya tinggi.
 Hubungan seks dengan suntikan KB bebas
 Pengawasan medis yang ringan.
 Dapat dipakai- diberikan pascapersalinan, pasca keguguran
atau pasca menstruasi,
 Tidak menganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang
bayi.
 Suntikan KB Cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta
KB akan mendapatkan mesntruasi.

Kerugian suntikan KB

 Perdarahan yang tidak menentu.


 Terjadi amenorea( tidak datang bulan) berkepanjangan.
 Masih terjadi kemungkinan hamil.

3) Susuk KB

Pemasangan norplant (susuk KB) sederhana dan dapat diajarkan.

Mekanisme kerja susuk KB:


Setiap kampsul susuk KB mengandung 36 mgr Levonogestrel
yang akan dikeluarkan setiap harinya 80 mcg.

Keuntungan metode susuk KB:

 Dipasang selama 5 tahun,


 Kontrol medis ringan
 Dapat dilayani di daerah pedesaan.
 Penyulit media tidak terlalu tinggi.
 Biaya ringan.

Kerugian metode susuk KB:

 Menimbulkan gangguan menstruasi


 Berat badan bertambah.
 Menimbulkan akne, ketgangan payudara.
 Liang sanggama terasa kering,

d. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap atau sterilisasi merupakan metode kb yang paling
efektif, murah, aman dan mempunyai nilai demografi yang tinggi.
Kontrasepsi mantap sampai saat ini belum termasuk dalam program
gerakan kb nasional indonesia. Namun pelayanan ini dapat diterima
masyarakat dan makin lama makin besar jumlahnya dengan usia semakin
muda (Manuaba, 1998).

Ciri-ciri kontrasepsi mantap:

 Sifatnya relatif permanen, artinya untuk melakukan rekanalisasi


memerlukan waktu dan biaya
 Perlu dilakukan konseling yang mantap, karena metode ini sifatnya
permanen
 Dalam jangka relatif murah, aman, dan tanpa komplikasi.
B. Pandangan Agama-Agama tentang Keluarga Berencana
1. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi dalam Pandangan Agama Islam
a. Pandangan menurut MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Menurut pandangan MUI bahwa keluarga berencana itu
dibolehkan, dalam firman Allah Q.S Luqman ayat 34 :

‫ح ا ِم ۖ َو َم ا‬ َ ‫اْل َ ْر‬
ْ ‫ث َو ي َ ع ْ ل َ م ُ َم ا ف ِ ي‬ َ ْ ‫ع ن ْ د َ ه ُ ِع ل ْ م ُ ال س َّا ع َ ةِ َو ي ُ ن َِز ُل ال ْ غ َ ي‬
ِ َ َّ‫إ ِ َّن َّللا‬
َ َّ‫ت ۚ إ ِ َّن َّللا‬ ٍ ‫س ب ِ أ َي ِ أ َ ْر‬
ُ ‫ض ت َ ُم و‬ ٌ ْ ‫ب غ َ د ًا ۖ َو َم ا ت َ د ِْر ي ن َ ف‬ ُ ‫س‬ ِ ْ‫س َم ا ذ َ ا ت َك‬ ٌ ْ ‫ت َ د ِْر ي ن َ ف‬
َ ٌ ‫عَ لِ ي م‬
‫خ ب ِ ي ٌر‬

Artinya :

“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah


pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dialah Yang menurunkan
hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Orang yang mengetahui kondisi rahim itu termasuk ke dalam


perencanaan. Rencana ini dalam ayat tadi yaitu supaya berada
dalam perencanaan yang baik, dari segi pendidikannya, kualitas
makan minumnya, tempat tinggalnya. Keluarga berencana
dibolehkan dengan syarat tidak merusak anggota badan dan tidak
dalam keadaan terpaksa, antara suami dan istri satu sama lain
saling rida. Selain itu, harus berdasarkan pertimbangan dokter
ahli, karena setiap dokter ahli ilmunya diharapkan ilmu yang
bermanfaat untuk manusia berkehidupan dengan baik. Namun,
perihal program pemerintah mengenai keluarga berencana dengan
2 anak lebih baik bertentangan dengan hukum Islam, karena
belum tentu menjadi sebuah kebaikan. Seperti di luar negeri
dengan program 1 anak pada akhirnya justru kekurangan tenaga
kerja, karena usia produktifnya sudah berkurang dan tidak adanya
penerus. Keluarga berencana dilaksanakan jika memang untuk
kesejahteraan rakyat maka dibolehkan. Dalam hal ini, pemerintah
pun bermaksud untuk menyejahterakan rakyat agar kebutuhan
pendidikannya terhantarkan, kebutuhan ekonominya pun
terpenuhi. Tuntunan keluarga terdapat dalam Q.S Rum ayat 21.

‫ت ل ِ ق َ ْو ٍم ي َ ت َف َ ك َّ ُر ون‬ َ ِ‫َم َو د َّ ة ً َو َر ْح َم ة ً ۚ إ ِ َّن ف ِ ي ذ َٰ َ ل‬


ٍ ‫ك ََل ي َ ا‬

Artinya :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia


menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya
kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang
berfikir.”

Pintu awalnya yaitu Q.S An-Nisa ayat 1.

َ َ‫خ ل‬
‫ق ِم ن ْ هَ ا‬ ِ ‫ِم ْن ن َ ف ْ ٍس َو‬
َ ‫اح د َ ة ٍ َو‬ ‫اس ا ت َّ ق ُ وا َر ب َّ ك ُ م ُ ا ل َّ ِذ ي َخ ل َ ق َ ك ُ ْم‬
ُ َّ ‫ال ن‬ ‫ي َ ا أ َي ُّ هَ ا‬
ِ‫ۚ َو ا ت َّق ُ وا َّللاَّ َ ا ل َّ ِذ ي ت َس َ ا َء ل ُ و َن ب ِ ه‬ ‫اًل ك َ ث ِ ي ًر ا َو ن ِ س َ ا ًء‬ ً ‫ث ِم ن ْ ه ُ َم ا ِر َج‬ َّ َ ‫َو ب‬ ‫َز ْو َج هَ ا‬
‫اْل َ ْر َح امَ ۚ إ ِ َّن َّللاَّ َ كَا َن ع َ ل َ ي ْ ك ُ مْ َر ق ِ ي ب ًا‬
ْ ‫َو‬

Artinya :

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang


telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan)
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasi kamu.”

b. Pandangan menurut PERSIS (Persatuan Islam)


Jika dilihat dari hadits, Nabi itu sangat berbangga dan berbahagia
kalau umatnya itu paling banyak, maka dari itu umat muslim
dianjurkan banyak anak banyak keturunan. Kemudian, yang kedua
tidak boleh setiap muslim takut banyak anak takut miskin. Tetapi yang
ketiga ada pertimbangan demografis, pertimbangan bahwa secara
ilmiah penduduk yang banyak itu ada mudharatnya. Mudharatnya itu
adalah kemiskinan, pembangunan sulit karena terbatas tempat. Maka,
kalaupun pemerintah mengadakan program KB itu dibenarkan hanya
jangan diwajibkan, jadi pertimbangannya hanya pertimbangan
mashlahat saja. Termasuk keluarga muslim pun diperbolehkan
melakukan KB karena ada hadits-hadits yang menunjukkan tentang
KB yang juga dilakukan di zaman Nabi yang disebut dengan ‘azal’
(senggama terputus) dan Nabi tidak melarang itu. Jadi kalaupun ada
kepala keluarga atau istrinya yang belum siap untuk mempunyai anak
lagi maka ketika itu dilakukan ‘azal’ ini menunjukkan bahwa
pembatasan anak dengan pertimbangan mashlahat dibolehkan.
Namun, hal ini jangan diwajibkan karena prinsip dasar Nabi ingin
umatnya itu banyak, serta banyak anak tidak akan menghalangi rezeki.
Di sisi lain ada juga KB yang tidak dibolehkan seperti kontrasepsi
permanen (contohnya : vasektomi, tubektomi) dan IUD karena
pemasangannya tidak sesuai syar’i, ada kemungkinan besar
membunuh maka diharamkan. Tetapi, jika kontrasepsi seperti pil yang
sebatas mengatur kelahiran bukan membunuh janin atau bakal janin
itu tidak apa-apa, dibolehkan. Dalam kedaruratan pun seperti seorang
ibu yang divonis jika melahirkan lagi bayinya pasti mati karena
mengalami keguguran maka diputuskan tubektomi, itu jadi halal jika
memang pertimbangannya mudharat.
2. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi dalam Pandangan Agama
Kristen
a. Pandangan menurut Protestan
Agama kristen protestan memandang kesejahteraan keluarga
diletakkan dan diwujudkan dalam pemahaman yang bersifat real
sesuai dengan kehendak Allah seperti ada aturan yang berisi bahwa
manusia harus beranak cucu, maka dari itu Agama Kristen Protestan
ini tidak melarang umatnya berKB.

b. Pandangan menurut Katolik

Katolik mengenal yang namanya KB alamiah, hanya KB alamiah


ini yang dianjurkan untuk pasangan yang ada di gereja Katolik ini. KB
alamiah ini merupakan jadwal sirkulasi menstruasi pada seorang
wanita. Menstruasi pada wanita itu sudah jelas bagaimana jadwalnya,
ada masa subur dan ada masa tidak subur. Jadi jadwal itulah yang
menjadi anjuran gereja katolik untuk setiap pasangan katolik. Dan
biasanya pasangan katolik memiliki kalender sirklus menstruasi.
Gereja Katolik ingin para pasangan katolik ini berjalan alamiah, tanpa
ada buatan apapun, jadi gereja Katolik sangat tidak menganjurkan
pasangan Katolik memasang atau menggunakan KB yang tidak
alamiah, seperti pil, IUD, suntik dan sebagainya. Tidak ada ayat
khusus pada kitab suci Katolik yang menjelaskan tentang KB ini,
tetapi aturan atau anjuran ini dibuat oleh paus Katolik. Gereja Katolik
ini memang sangat ketat tentang aturan-aturan hidup.
3. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi dalam Pandangan Agama Hindu
KB dalam agama Hindu itu disarankan. Jika melakukan KB pun tidak
berdosa asalkan direncanakan dan merupakan kesepakatan atau
musyawarah antara suami dan istri untuk merencanakan kelahiran. Salah
satu contohnya, jika suami istri berniat menunda kehamilan dan selama
penundaan itu menabung untuk kehidupan anaknya nanti maka itu
termasuk perencanaan yang baik.
4. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi dalam Pandangan Agama Budha
Masalah kependudukan dan Keluarga Berencana belum timbul ketika
Buddha Gotama masih hidup. Tetapi kita bisa menelaah ajaran-Nya yang
relevan dengan makna Keluarga Berencana. Kebahagiaan dalam keluarga adalah
adanya hidup harmonis antara suami dan isteri, dan antara orang tua
dengan anaknya. Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah berusaha
menimbulkan danmemperkembangkan kesejahteraan untuk anak-
anaknya. Jadinya, bila kitaperhatikan KB menurut agama budha harus
dilaksanakan, karena KB menimbul kankesejahteraan keluarga. KB
dibenarkan dalam agama Buddha. Dan umat Buddha hanya memilih cara
KB yang cocok untuk mereka masing-masing.

5. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi dalam Pandangan Agama


Konghucu
Memakai KB menurut Konguchu diperbolehkan, bahkan sangan
setuju. Kalau diperbolehkan dan prosedur dalam medisnya jelas, maka
Konguchu pun memperbolehkannya. Asal jangan digunakan pada
pasangan yang belum menikah. Hal ini dikarenakan demi kebaikan
kehidupan masa depan pasangan. Memakai suntik, IUD, obat atau
apapun diperbolehkan. Gunakan KB ini secara baik, jangan sampai
menyakiti sang ibu. Jika ditanya ayat apa yang memperbolehkan
memakai KB, para pemuka agama tidak bisa menjelaskan atau
mengemukakannya, Karena dalam kitab suci Konguchu lebih banyak
menjelaskan tentang peraturan pemerintahan. Tetapi memang ada yang
bisa dikaitkan, hanya saja lupa ayat berapa. Memakai KB dipergunakan
untuk mensejahterakan pasangan, dan untuk mengontrol jumlah anak.
jika berbicara program pemerintah tentang Keluarga Berencana 2 anak
lebih baik, Konguchu sangat mendukung bahkan menyarankan pasangan
Konguchu, karena pemerintah ingin mensejahterakan rakyatnya. Selama
program pemerintah itu positif dan dengan cara yang baik
melaksanakannya, Konguchu sangat menyetujuinya bahkan
menganjurkannya.
C. Pandangan Hukum di Indonesia tentang Keluarga Berencana
Landasan hukum yang mengatur tentang kesehatan reproduksi dan KB di
Indonesia tertuang dalam berbagai peraturan perundang undangan yang
terbaru diatur dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan Reproduksi dan KB, yang mulai berlaku pada tanggal
diundangkan 13 Oktober 2009. Pengaturannya terdapat dalam Bab VI Upaya
Kesehatan, Bagian Keenam dengan judul Kesehatan Reproduksi. Dimulai
dengan pasal 71 sampai pasal 77. Keluarga Berencana diatur secara khusus
dalam ketentuan pasal 78. Pengaturan tentang hak reproduksi dan KB dalam
Undang-undang No. 36 merupakan pengganti dari UU Kesehatan tahun 1992
yang telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Peraturan pelaksanaan dari
UU Kesehatan tahun 1992 yang belum diganti dengan yang baru serta tidak
bertentangan dengan Undang Undang No. 36 Tahun 2009 masih tetap
berlaku. Sesuai dengan ketentuan pasal 203 Undang undang No 36 Tahun
2009 disebutkan bahwa “Pada saat Undang undang ini berlaku semua
peraturan pelaksanaan Undang undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan dinyatakan masih tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam Undang Undang ini”. Pengaturan sedemikian
bermaksud mencegah kekosongan atau kevakuman hukum. Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana juga diatur dalam legislasi dan regulasi
lain. BKKBN sebagai instansi non departemen yang mengatur tentang
organisasi dan tatakerja dalam Surat Keputusan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN No. 10/HK.010/B5/2001 Tahun
2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKKBN Pusat dan Surat Keputusan
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/Kepala BKKBN No.
74/HK.010/B5/2001 Tahun 2001 tentang Tata Kerja BKKBN Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Melalui penelitian dan kajian implementasi kebijakan ini
diharapkan dapat memberikan masukan bagi pengambil kebijakan khususnya
tentang informasi KB kepada akseptor.
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Pandangan program keluarga berencana dan kontrasepsi menurut
berbagai agama memiliki tanggapan dan aturan (kitab) yang berbeda-beda.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan pedoman dan pegangan hidup yang harus
ditaati dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga terciptanya
tanggapan boleh atau tidaknya kontrasepsi beserta program keluarga
berencana dilaksanakan.

B. SARAN
Setelah membaca laporan mengenai pandangan agama-agama di
Indonesia terhadap tindakan medis kebidanan tentang keluarga berencana dan
kontrasepsi ini, diharapkan pembaca mendapatkan pengetahuan tambahan
dan dapat memahami isi materi laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA

doktersehat. (2016, mei 2). Retrieved November 07, 2017, from Pengertian dan
Keluarga Berencana (KB): http://doktersehat.com/pengertian-dan-tujuan-
keluarga-berencana-kb/

Arum, D. N. (2009). Panduan lengkap pelayanan KB terkini. Jogjakarta: Nuha


Offset.

Eva Diyah Pratiwi, S. S. (2015). Agama dengan keikutsertaan keluarga berencana


(KB) dan pemilihan jenis alat kontrasepsi pada pasangan usia subur. jurnal
ners dan kebidanan indonesia, 2.

Everett, S. (2008). Buku saku kontrasepsi dan kesehatan seksual reproduktif.


Jakarta: EGC.

Lestari Handayani, d. (2012). Peningkatan informasi mengenai KB: hak kesehatan


reproduksi. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 290-291.

Manuaba, I. B. (1998). kontrasepsi mantap. In ilmu kebidanan, penyakit


kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan (p. 462).
Jakarta: EGC.

Musafaah. (2012). Keikutsertaan pria dalam program keluarga berencana. Jurnal


Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 7 No.4 ; 158-161.

Pendit, B. U. (2012). Ragam metode kontrasepsi. Jakarta: EGC.

Putra, k. S. (2015, desember 24). Kompas.com. Retrieved November 07, 2017,


from Seperti apa alat kontrasepsi dahulu kala?:
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/09/seperti-apa-alat-kontrasepsi-
dahulu-kala

Rahardja, M. B. (2011). Kualitas pelayanan keluarga berencana dan penggantian


kontrasepsi di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 6
No. 3 ; 140-144.

Rohim, S. (2016). Argumen program Keluarga Berencana (KB) dalam islam.


Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum, Vol. 1, No. 2 ; 147-170.

Saifuddin, A. B. (2003). Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo dan JNPKKR/POGI,
BKKBN, DEPKES, dan JHPIEGO/STARH PROGRAM.

Sarea, S. (2015). pengertian keluarga berencana menurut para ahli. Retrieved


November 07, 2017, from wawasan pendidikan: http://www.wawasan
pendidikan.com/2015/12/pengertian-keluarga-berencana-menurut-
pendapat-ahli.html

Sari, Y. (2011). Posyandu kota bogor. Retrieved November 14, 2017, from
Pengertian KB: http://posyandu.org/pengertian-kb.html

Sastrawinata, R. (1980). teknik keluarga berencana. Bandung: Elstar Offset.

Suharmiati, H. L. (2013). Kajian Undang-Undang no. 36 tahun 2009. Buletin


Penelitian Sistem Kesehatan, Vol. 16, No. 3; 253-254.
LAMPIRAN

1. Dokumentasi wawancara mengenai Keluarga Berencana dengan Agama


Islam
 MUI

 Persis
2. Dokumentasi wawancara mengenai Keluarga Berencana dengan Agama
Kristen
 Protestan

 Katolik

3. Dokumentasi wawancara mengenai Keluarga Berencana dengan Agama


Hindu
4. Dokumentasi wawancara mengenai Keluarga Berencana dengan Agama
Budha

5. Dokumentasi wawancara mengenai Keluarga Berencana dengan Agama


Khonghucu

Anda mungkin juga menyukai