Laporan Ringkasan Hasil Penelitian
Laporan Ringkasan Hasil Penelitian
Oleh :
Muchamad Fauyan, M. Pd. (Ketua)
Mochamad Iskarim, M.S.I(Anggota)
Hafizah Ghany H., M.Pd (Anggota)
Nur Khomsyah (Anggota)
0
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA BERBASIS NILAI-NILAI ISLAMI KELAS IV SD/MI
KOTA PEKALONGAN
Oleh:
Muchamad Fauyan, M.Pd (Ketua)*
Mochamad Iskarim, M.S.I(Anggota)
Hafizah Ghany H., M.Pd (Anggota)
Nur Khomsyah (Anggota)
*(IAIN Pekalongan, 085640070931, fauzan_btg@yahoo.co.id)
1
A. Pendahuluan
Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya
kesastraan manusia Indonesia.
Pada umumnya pembelajaran bahasa Indonesia di SD/MI dilakukan secara
parsial, yaitu mata pelajaran terpisah dengan mata pelajaran lain. Pembelajaran
bahasa Indonesia secara parsial, tidak mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam
muatan-muatan pelajarannya. Fokus pembelajaran parsial hanya pada ketercapaian
tujuan materi pelajaran yang cenderung hanya menyentuh aspek kognitif. Akibatnya,
pelajaran bahasa Indonesia kering dari pesan-pesan moral dan upaya pembentukan
pribadi yang berkarakter. Padahal, bahasa Indonesia ditinjau secara filosofis
memiliki nilai transenden yang banyak terkandung dalam ayat-ayat Alquran.
Dari survei yang pernah penulis lakukan dengan melibatkan mahasiswa pada
perkuliahan pembelajaran bahasa Indonesia semester genap 2016/2017 untuk
menggali data dari guru bahasa Indonesia dan siswa di lingkungan kota Pekalongan
terkait kesulitan yang dialami dalam pembelajaran bahasa Indonesia, umumnya
responden menyatakan aspek pelajaran bahasa yang paling sulit dan tidak disukai
murid dan gurunya adalah menulis atau mengarang. Nah kalau guru bahasa
Indonesia sendiri merasa kesulitan untuk menulis dan tidak menyukai menulis,
bagaimana dengan muridnya?. Hal ini sesuai dengan pernyataan Graves dalam
Suparno dan Muhammad Yunus (2007:1.4) bahwa ketidaksukaan yang muncul
dalam pengalaman belajar bahasa Indonesia yang dialami siswa di sekolah tidak
terlepas dari pengaruh lingkungan keluarga dan masyarakatnya, serta kondisi
gurunya sendiri yang kurang memotivasi dan merangsang minat belajar.
Masalah umum dalam pembelajaran bahasa Indonesia SD/MI di atas, juga
dihadapi di MII Pringlangu 02 Pekalongan, berdasarkan wawancara awal dengan
guru kelas IV diketahui bahwa masalahnya adalah nilai siswa dalam pelajaran
Bahasa Indonesia kelas IV di SD MII Pringlangu 02 Pekalongan belum memuaskan,
khususnya untuk kompetensi dasar menulis berdasarkan pengalaman dan
petualangan.
2
Berdasarkan analisis terhadap masalah tersebut dapat diketahui faktor
penyebabnya adalah pembelajaran menulis di MII Pringlangu 02 masih bersifat
konvensional, hanya menggunakan pendekatan gramatis yang seharusnya
menggunakan berbagai pendekatan. Strategi yang digunakan juga belum tepat yang
menyebabkan siswa merasa kesulitan untuk menuangkan kata-kata dan
menyusunnya menjadi kalimat. Kesulitan ini juga dipengaruhi faktor guru kurang
memanfaatkan media/alat peraga pembelajaran yang mendukung pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia karena alasan terbatasnya sarana. Di samping itu, dalam
konteks mewujudkan dampak pengiring tujuan pembelajaran untuk membentuk
siswa yang berkarakter, belum didukung dengan mengaitkan materi pembelajaran
dengan rmuatan nilai-nilai Islami. Selama ini guru hanya menggunakan LKS dan
buku panduan dan kurang mengontekstualkan materi pengalaman yang dialami
dalam kehidupan siswa sebagai manusia yang hidup di lingkungan kota Pekalongan.
Sehubungan dengan itu, sebenarnya konsekuensi pembelajaran menulis harus
menggunakan berbagai pendekatan, antara lain pendekatan frekuentif, gramatis,
korektif, dan formal. Demikian juga strategi dalam pembelajaran menulis apabila
masih menggunakan pola: pikir, tulis, kontrol, seyogianya diganti pola: tulis, pikir,
kontrol. Tulis saja, apa saja, di mana saja, kapan saja, barulah direvisi dengan
berpikir, dan edit melalui kontrol ejaan dan pedoman teknis penulisan lainnya
(Santosa (2011: 6.15; Abidin, 2013: 189-192).
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan dan teori pembelajaran menulis yang
sebenarnya, penelitian ini dilakukan dengan tujuan: mengetahui kelayakan dan
kualitas produk pengembangan multimedia interaktif pada pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis nilai-nilai Islami Kelas IV MII Pringlangu 02 Pekalongan.
B. METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and
Development). Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengikuti tahapan
model ADDIE. Secara umum tahap pengembangan multimedia model ADDIE
menurut Lee & Owens (2004), yaitu analisis (analyze), desain atau perancangan
(design), pengembangan (development), implementasi (implementation) dan evaluasi
(evaluation). Penelitian ini menggunakan desain penelitian pengembangan (Research
3
and Development). Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IV MII
Pringlangu 02 Pekalongan tahun pelajaran 2017/2018. Desain implementasi
eksperimen dengan satu kelompok (Pretest-postest one group desain). Teknik
pengumpulan datanya, meliputi teknik tes dan nontes (wawancara, observasi, angket,
dan dokumentasi, sedangkan analisis datanya menggunakan analisis data deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui
kelayakan dan kualitas multimedia pembelajaran interaktif dianalisis secara
deskriptif kuantitatif. Data kelayakan multimedia pembelajaran interaktif diperoleh
melalui penilaian oleh ahli materi dan ahli media, sedangkan data respon penilaian
siswa diperoleh melalui hasil uji coba lapangan. Data yang didapat yaitu melaui
angket dengan skala Likert empat pilihan jawaban. Selanjutnya skor yang
diperoleh dikonversikan menjadi nilai yang dapat dikategorikan sesuai dengan
kriteria penilaian. Kriteria penilaian ini diadaptasi dari pendapat Burhan
Nurgiyantoro (2012:257) dimana terdapat empat kriteria penilaian, yaitu sebagai
berikut.
Tabel 1. Kriteria Penilaian
Interval Skor Kategori
Mi + 1,50 SDi < X ≤ Mi + 3 SDi Sangat Layak/Sangat Baik
Mi < X ≤ Mi + 1,50 SDi Layak/Baik
Mi − 1,50 SDi < X ≤ Mi Cukup Layak/Cukup Baik
Mi − 3 SDi < X ≤ Mi − 1,50 SDi Kurang Layak/Kurang Baik
Keterangan :
Mi : Rata-rata ideal
½ x ( skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
SDi : Simpangan baku ideal
1/6 x ( skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
4
Skor penilaian tingkat kelayakan pada Tabel 3.4 di atas akan dijadikan acuan
terhadap hasil penilaian oleh ahli media, materi, dan siswa. Hasil dari skor yang
diperoleh dari angket akan menunjukkan tingkat kelayakan produk multimedia
pembelajaran interaktif.
5
Tabel 3. Data Hasil Validasi Ahli Materi
No. Aspek Rata-Rata Kategori
Skor
1 Isi 21,5 Sangat Layak
2 Instruksional 21,5 Sangat Layak
Pembelajaran
Rata-rata Skor 21,5 Sangat Layak
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa skor rata-rata yang diperoleh
dari ahli materi adalah 21,5 berada pada kategori sangat layak. Jadi, dapat dikatakan
bahwa produk multimedia pembelajaran interaktif pada pembelajaran bahasa
Indonesia termasuk ke dalam kategori “sangat layak untuk diujicobakan”.
b) Data Hasil Validasi Ahli Media
Sebagaimana dijelaskan pada bagian data hasil validasi ahhli media di atas,
diketahui bahwa skor tertinggi ideal adalah 68, skor terendah ideal adalah 17
dan nilai simpangan baku ideal adalah 8,5. Hasil konversi nilai rerata skor skala
empat dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 4. Konversi Rerata Skor Total Skala Empat
Interval Skor Kategori
55,25 < X ≤ 68 Sangat Layak
42,5 < X ≤ 55,25 Layak
29,5 < X ≤ 42,5 Cukup Layak
17 < X ≤ 29,5 Kurang Layak
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa skor rata-rata yang diperoleh
dari ahli media adalah 49,5 berada pada kategori “layak”. Jadi, dapat dikatakan
bahwa produk multimedia pembelajaran interaktif pada pembelajaran bahasa
Indonesia termasuk ke dalam kategori “layak untuk diujicobakan”.
6
2. Analisis Respon Siswa Terhadap Kualitas Multimedia Interaktif yang
Digunakan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Nilai-Nilai Islami
Kelas IV MII Pringlangu 02 Pekalongan
Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa pada saat uji coba disebarkan angket
kepada siswa kelas IV sebanyak 28 siswa yang merupakan subjek dalam
penelitian ini. Angket siswa ini diberikan kepada siswa guna mengetahui respon
siswa terhadap penggunaan multimedia iteraktif mengenal denah. Berdasarkan data
yang ada diketahui bahwa skor tertinggi ideal adalah 1578, skor terendah ideal
adalah 17. Hasil konversi nilai rerata skor skala empat untuk tiap-tiap aspek dapat
dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tabel 6. Konversi Rerata Skor Total Skala Empat
Aspek Kualitas Isi dan Tujuan
Interval Skor Kategori
438,75 < X ≤ 450 Sangat Baik
337,5 < X ≤ 438,75 Baik
236,25 < X ≤ 337,5 Cukup Baik
135 < X ≤ 236,25 Kurang Baik
7
Tabel 9. Hasil Respon Guru Terhadap Kualitas Media Pembelajaran
No Variabel Skor Maks Skor Kategori
1. Kualitas Isi dan Tujuan 540 470 Sangat
Baik
2. Kualitas teknik 756 653 Sangat
Baik
3. Kualitas Proses 540 455 Sangat
Pembelajaran Baik
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh hasil 470 (masuk dalam kategori
sangat baik) untuk aspek kualitas isi dan tujuan, 653 (masuk kategori sangat baik)
untuk aspek kualitas teknik, 455 (masuk kategori sangat baik) untuk aspek kualitas
proses pembelajaran. Jadi, dapat dikatakan bahwa produk multimedia pembelajaran
interaktif pada pembelajaran bahasa Indonesia menurut siswa termasuk ke dalam
kategori “sangat baik”.
3. Analisis Respon Guru Terhadap Kualitas Multimedia Interaktif yang
Digunakan Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Nilai-Nilai Islami
Kelas IV MII Pringlangu 02 Pekalongan
Berdasarkan data respon guru pada bagian lampiran diketahui bahwa skor
tertinggi ideal adalah 66, skor terendah ideal adalah 19. Hasil konversi nilai
rerata skor skala empat untuk tiap-tiap aspek dapat dilihat pada tabel-tabel berikut.
Tabel 10. Konversi Rerata Skor Total Skala Empat
Aspek Kualitas Isi dan Tujuan
Interval Skor Kategori
19,5 < X ≤ 24 Sangat Baik
15 < X ≤ 19,5 Baik
11,5 < X ≤ 15 Cukup Baik
6 < X ≤ 11,5 Kurang Baik
8
Tabel 11. Konversi Rerata Skor Total Skala Empat
Aspek Kualitas Proses Pembelajaran
Interval Skor Kategori
19,5 < X ≤ 24 Sangat Baik
15 < X ≤ 19,5 Baik
11,5 < X ≤ 15 Cukup Baik
6 < X ≤ 11,5 Kurang Baik
9
Gambar 1. Visual Produk Akhir Multimedia Pembelajaran Interaktif
untuk Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Nilai-Nilai Islami
10
pengembangan dan validasi dari para ahli sehingga diperoleh produk akhir
yang layak untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.
Media pembelajaran interaktif mengenal dan membuat denah digunakan
untuk proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV MII
Pringlangu 02. Gambaran visual produk akhir multimedia pembelajaran interaktif
mengenal denah dapat di lihat pada halaman lampiran.
Multimedia pembelajaran interaktif mengenal denah yang layak pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia berbasis nilai-nilai Islami mencakup dua aspek yang
harus dipenuhi, yaitu aspek materi dan media. Informasi yang harus terdapat
pada multimedia pembelajaran untuk memenuhi aspek materi, yaitu kompetensi,
sajian materi, dan evaluasi yang diintegrasikan nilai-nilai Islami. Sementara pada
aspek media terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi, yaitu kemudahan
penggunaan, kualitas tampilan, manfaat serta kesesuaian gambar, video, animasi
dan simulasi terhadap materi.
Materi multimedia pembelajaran interaktif mengenal denah yang
dikembangkan berdasarkan pada standar kompetensi. Kompetensi dasar yang
terdapat pada standar kompetensi tersebut, yaitu: (a) Membuat denah berdasarkan
penjelasan yang didengar, (b) Mendeskripsikan secara lisan petunjuk penggunaan
suatu alat (denah) dengan pilihan kata yang tepat dan runtut.
Multimedia pembelajaran interaktif mengenal denah ini memiliki tiga sajian
pokok, yaitu: materi, simulasi, dan evaluasi. Sajian materi memiliki tiga sub materi
yang akan dipelajari sesuai dengan kompetensi dasar, yaitu: denah, deskripsi, dan
laporan. Sajian evaluasi terdapat 10 soal yang dibagi menjadi dua bagian yang
kemudian ditampilkan secara urut setiap kali masuk pada halaman evaluasi. Sajian
evaluasi juga memberikan umpan balik terhadap jawaban pengguna dan untuk lima
soal bagian kedua menampilkan skor akhir hasil evaluasi dengan bantuan macro
visual basic pada program ppt yang dikembangkan. Sementara pada sajian simulasi
terdapat gambar seseorang yang menjelaskan perjalanan menuju sekolah dari
rumahnya.
Pada aspek media, menu utama, materi, evaluasi dan simulasi disusun pada
halaman tersendiri sehingga memungkinkan teks yang terdapat pada materi dan
evaluasi dapat terbaca dengan jelas. Kualitas tampilan pada halaman-halaman
11
multimedia pembelajaran interktif disajikan dengan komposisi warna yang serasi dan
menarik perhatian siswa. Warna dapat dikaitkan dengan topik dan warna juga
mempengaruhi aspek psikologis. Berdasarkan hal tersebut maka warna yang
digunakan dalam pengembangan multimedia pembelajaran ini menggunakan
perpaduan dari berbagai macam warna agar terlihat meriah dan lebih menarik, ini
didasari dari sasaran media yaitu anak kelas IV SD. Pemilihan warna dalam
pengembangan multimedia ini lebih dominan menggunakan warna hijau karena hijau
identik dengan kesan menyejukkan. Sedangkan, gambar dan animasi yang disajikan
berfungsi untuk menggambarkan informasi yang sulit dipahami siswa.
Gambar, audio dan video merupakan media yang dapat digunakan untuk
meningkatkan semangat belajar. Gambar, audio dan video dapat digunakan untuk
menarik perhatian siswa misalnya pada awal, inti, dan akhir multimedia
pembelajaran interaktif ini dipilih background gambar, audio, dan video yang
memberikan kesan ceria dan semangat sehingga siswa tertarik untuk menyimak
dan mengikuti alur media, seperti: audio dan video pembukaan untuk memulai dan
audio menyanyi dan shalawat.
Selanjutnya, multimedia interaktif yang dimaksudkan untuk pembelajaran
bahasa Indonesia bermuatan nilai-nilai Islami di SD/MI maka multimedia ini
dikembangkan dengan pemberian nilai-nilai keIslaman di dalamnya. Dalam
pengembangan multimedia yang dilakukan, peneliti sudah berusaha
mengorganisasikan proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan desain
perencanaan di awal, selama, dan akhir pembelajaran sering dikaitkan dengan nama
Allah, penggunaan istilah dalam ajaran agama Islam seperti istilah-istilah haji,
penggunaan nama-nama Islami, ilustrasi visual anak dan keluarga Islami, aplikasi
atau contoh-contoh perbuatan muslim untuk selalu mengucapkan InsyaAllah bila
berjanji, menyisipkan materi faktual mengenai lokasi ibadah haji, penelusuran
sejarah habib ahmad, dan jaringan topik yang dikaitkan dengan nilai-nilai Islami. Hal
ini senada dengan Yasri (2009) bahwa dalam penanaman nilai-nilai ajaran Islam
dilakukan dengan cara, yaitu: selalu menyebut nama Allah, penggunaan istilah,
ilustrasi visual, aplikasi atau contoh-contoh, menyisipkan ayat atau hadits yang
relevan, penelusuran sejarah, dan jaringan topik.
12
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan
penilaian sangat layak mengenai multimedia pembelajaran interaktif mengenal denah
ini tidak terlepas dari manfaatnya sebagai media pembelajaran dalam
mengembangkan kemampuan berbahasa siswa melalui pengenalan denah. Manfaat
penggunaan media pembelajaran ini adalah untuk memperjelas penyampaian materi
denah, membangkitkan motivasi belajar siswa, menarik perhatian siswa dan
menyamakan persepsi siswa.
D. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa produk
multimedia pembelajaran interaktif untuk pembelajaran bahasa Indonesia berbasis
nilai-nilai Islam dikembangkan dengan pengembangan model ADDIE berupa ppt.
Multimedia yang dihasilkan sudah teruji kelayakan, keunggulan, dan dapat
digunakan pada proses pembelajaran di MII Pringlangu 02.
Multimedia pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan
dan front-end analysis dengan menyesuaikan karakteristik peserta didik dan
kontekstualisasi dengan lingkungan sekitar sehingga bila digunakan pada siswa
lain atau bila ditemukan kesalahan atau kekurangsempurnaan yang perlu
diperbaiki, maka disarankan untuk merevisi seperlunya. Disarankan juga dalamn
pemanfaatan multimedia pembelajaran hendaknya didukung oleh sumber belajar
lain yang relevan, sehinggan tidak dijadikan satu-satunya sumber belajar oleh
siswa.
Bagi madrasah yang ingin hebat dan bermartabat haruslah memiliki
keterbukaan terhadap pengembangan pembelajaran. Pihak madrasah hendaknya
mendorong dan memberikan fasilitas media yang beragam dan memberikan
pelatihan tentang media pembelajaran sehingga nantinya guru dapat
mengembangkan media pembelajaran sesuai dengan materi, kemampuan guru
merancang media, dan menggunakan media demi tercapainya kualitas
pembelajaran yang diharapkan. Demikian juga, bagi guru tujuan akhir pembelajaran
bukanlah pada nilai aspek kognitif saja, tetapi termasuk aspek psikomotorik dan
afektif, maka guru disarankan mengembangkan materi pembelajaran berbasis nilai-
nilai karakter atau nilai Islami yang dikemas dengan menggunakan bahan ajar atau
13
media pembelajaran meskipun sederhana. Hal ini didasarkan pada manfaat yang
ditimbulkan dari penggunaan media pembelajaran yakni salah satunya adalah
membangkitkan motivasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 2007. Modul Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung:
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Amirul Hadi dan Haryono. 1998. Metode Penelitian Pendidikan untuk UIN, STAIN,
PTAIS. Bandung: CV. Pustaka Setia,
Anshori, Dadang S. TT. “Ruh Islam dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”. E-book.
Tersedia di Internet.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
14
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman
Umum Pembelajaran.
Santosa, Puji, dkk. 2011. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
15
Suparno dan Mohamad Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:
Universitas Terbuka.
16