Inisiasi 8

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

INISIASI 8

Penerapan Bioteknologi dalam


Bidang Lingkungan

Banyaknya limbah dengan berbagai jenisnya berpotensi mencemari lingkungan. Penanganan


limbah yang tidak tepat tentu akan berakibat pada dampak negatif, yaitu menurunnya kualitas
lingkungan kita. Pembuangan limbah yang langsung ke lingkungan perairan seperti sungai atau
ditimbun di suatu lahan tanpa pengolahan terlebih dahulu maka dapat menyebabkan pencemaran
dan penurunan kualitas air sungai, yang akhirnya mempengaruhi kehidupan ikan dan biota air
lainnya. Proses pengolahan limbah secara biologis dilakukan dengan cara memanfaatkan agen
biologi, berupa mikroorganisme. Proses pengolahan ini memanfaatkan mikroorganisme sebagai
katalis untuk menguraikan bahan cemaran yang terkandung di dalam limbah. Pengolahan limbah
secara biologis dapat dilakukan dengan teknik biogas (anaerob), pengomposan (aerob) dan lumpur
aktif (aerob).
Biogas adalah gas mudah terbakar yang dihasilkan dari proses fermentasi sampah organik oleh
bakteri-bakteri anaerob. Biogas banyak dimanfaatkan untuk pengganti bahan bakar pada kompor
dan pembangkit listrik. Proses pembuatan biogas sangat populer digunakan untuk mengolah
limbah organik karena diperolehnya bahan bakar sekaligus mengurangi volume limbah buangan.
Pengomposan adalah proses dekomposisi atau penguraian sampah organik yang dilakukan oleh
mikroorganisme dalam kondisi aerobik terkendali menjadi produk pupuk organik kompos.
Kompos berfungsi dalam memperbaiki sifat tanah serta memperkaya nutrisi bagi tanaman.
Lumpur aktif adalah proses pengolahan limbah cair dengan memompakan udara atau oksigen ke
dalam larutan limbah sehingga membentuk suatu gumpalan lumpur, yang mengandung berbagai
komunitas mikroba. Dengan metode lumpur aktif, diperoleh air yang bersih dari limbah cair untuk
didaur ulang.
Produk bioteknologi berupa mikroba, tanaman maupun hewan hasil rekayasa genetika,
sebelum disebarluaskan secara komersial perlu dilakukan analisis risiko dengan memperhatikan
aspek kesehatan manusia, keselarasan lingkungan, kaidah agama, etika, sosial ekonomi, dan
estetika. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi risiko tersebut, dan bagaimana mengatasi
bahaya yang terjadi setelah produk tersebut diaplikasikan di dalam lingkungan? Hal ini disebabkan
karena produk-produk tersebut dikhawatirkan dapat berubah menjadi gulma karena memiliki daya
adaptasi dan kompetisi yang tinggi sehingga dapat menghancurkan keanekaragaman hayati dan
dapat memusnahkan organisme aslinya.
Protokol keamanan hayati merupakan suatu perjanjian yang diusulkan untuk melindungi
negara-negara berkembang yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi dari pembajakan sumber
daya hayati oleh negara-negara pemilik bioteknologi atau pencemaran keanekaragaman hayati
sebagai akibat dilepasnya produk bioteknologi ke negara-negara berkembang. Oleh karena itu,
Indonesia sebagai salah satu negara berkembang turut aktif dalam penyusunan protokol keamanan
hayati internasional tersebut, dan bersama-sama negara berkembang lainnya memperjuangkan
agar protokol keamanan hayati tersebut dapat diakui secara internasional.
Bioteknologi mempunyai dampak positif maupun negatif terhadap lingkungan dan kehidupan
masyarakat. Dari dampak positif, teknologi baru ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk,
meningkatkan kesejahteraan melalui pemenuhan kebutuhan primer. Dampak negatif terutama
dirasakan oleh masyarakat pertanian kalangan bawah yang hanya mempunyai modal sedikit untuk
mengembangkan usaha taninya. Kesenjangan di antara masyarakat kalangan alas dan bawah ini
makin melebar dengan diberlakukannya perlindungan hak paten terhadap bentuk-bentuk
kehidupan dan produk bioteknologi.
Bioteknologi menimbulkan perubahan sosial, budaya, dan bioetika di kalangan masyarakat.
Adanya produk hasil rekayasa genetika, menyebabkan bertambahnya pilihan yang dapat dilakukan
oleh masyarakat. Problema yang timbul dalam masyarakat adalah karena dalam teknologi ini gen
dari suatu organisme dapat disisipkan ke organisme lain. Asal gen ini merupakan masalah karena
berkaitan dengan agama atau pola makan yang melarang atau memanfaatkan organisme tertentu
termasuk bagian-bagian dari organisme tersebut. Bioteknologi menyebabkan dilema bagi negara
miskin, yang di satu pihak memerlukan bioteknologi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakatnya, tetapi di lain pihak bioteknologi dapat berakibat negatif. Muncul kekhawatiran
bahwa melalui produk bioteknologi, negara kaya akan mengendalikan dan mengatur urusan
pangan dan kesehatan mereka.
Kloning adalah proses pembentukan makhluk hidup yang secara genetik merupakan kembar
identik, pada tanaman, hewan maupun manusia. Ada dua tujuan dari kloning manusia, yaitu untuk
kloning terapi dan kloning reproduksi. Masalah kloning menimbulkan pro dan kontra di kalangan
masyarakat. Pihak yang tidak menyetujui menghubungkannya dengan masalah moral dan
bioetika.[][][]

Anda mungkin juga menyukai