Anda di halaman 1dari 19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Kabupaten Siak Sri Indrapura.

Penelitian ini juga diarahkan pada objek Organisasi Perangkat Dearah (OPD)

Kabupaten Siak pada tahun 2018, dengan pertimbangan memudahkan peneliti

dalam pengumpulan data.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2013:62) adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparatur Badan dan

Dinas Pemerintah Kabupaten Siak di Provinsi Riau. Organisasi Perangkat Dearah

(OPD) Kabupaten Siak berjumlah 24 organisasi perangkat. Alasan dipilihnya

populasi penelitian tersebut adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Siak

merupakan salah satu Kabupaten yang telah mampu melaksanakan penilaian

kinerja organisasi publik (sesuai dengan Kepmendagri 29/2002 yang saat ini di

perbaharui dengan PP 58/2005).

Sampel menurut Sugiyono (2013:63) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini

adalah pengelola unit kerja atau pejabat struktural Organisasi Perangkat Daerah

(OPD) Kabupaten Siak yang diwakili oleh Kepala Bagian Keuangan, Bendahara
69

dan Kepala Staf Program Instansi Pemerintah. Alasan pemilihan sampel tersebut

adalah karyawan/pegawai yang menjabat posisi tersebut merupakan pimpinan dari

setiap unit yang dia pimpin, sehingga mampu untuk menggambarkan anggaran

dari tiap-tiap unit Organisasi Perangkat Dearah (OPD) dan dapat

mempresentasikan ketepatan anggaran Pemerintah Daearah Kabupaten Siak

secara keseluruhan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

metode non probability sampling dengan jenis metode purposive sampling,

dimana sampel dipilih dengan menggunakan kriteria tertentu (Sugiyono, 2013).

Berikut adalah Tabel daftar Organisasi Perangkat Daerah yang akan diteliti

pada Pemerintah Daerah Kabupaten Siak:

Tabel 3.1
Daftar Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Siak
Jumlah Kuisioner
No Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Yang Disebar
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan
1 Pengembangan Daerah 3
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
2 Daya Manusia 3
3 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3
4 Badan Keuangan Daerah 3
Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak, Pengendalian Pendudukan dan Keluarga
5 Berencana 3
6 Dinas Perpustakaan dan Arsip 3
7 Dinas Pemuda dan Olahraga 3
8 Dinas Lingkugan Hidup 3
9 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung 3
10 Dinas Ketahanan Pangan 3
11 Dinas Perhubungan 3
12 Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 3
13 Dinas Kesehatan 3
14 Dinas Pertanian 3
15 Dinas Perikanan dan Peternakan 3
70

16 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 3


17 Dinas Sosial 3
18 Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja 3
19 Dinas Komunikasi dan Informasi 3
Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan
20 Rakyat dan Kawasan Pemukiman 3
21 Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah 3
22 Dinas Pariwisata 3
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
23 Satu Pintu 3
24 Dinas Perdagangan dan Perindustrian 3
Jumlah 72 Orang
(Sumber: http://www.siakkab.go.id/)

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah Sumber

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data (Sugiyono, 2013). Sumber data adalah data Primer yang diperoleh dari

jawaban atas kuisioner yang dibagikan kepada responden yang diantar sendiri

oleh peneliti.

3.4. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.4.1. Senjangan Anggaran (Y)

Senjangan anggaran adalah perbedaan jumlah anggaran yang diajukan oleh

bawahan dengan jumlah estimasi terbaik dari organisasi Anthony &

Govindarajan (2005) dalam Perdana (2015). Senjangan anggaran dilakukan oleh

bawahan dalam menyajikan anggaran dengan tingkat kesulitan yang rendah agar

mudah dicapai karena kinerja bawahan dinilai berdasarkan tingkat pencapaian

anggaran yang telah ditetapkan bersama. Ardila (2013) senjangan anggaran

merupakan perbedaan atau selisih antara sumber daya yang sebenarnya


71

dibutuhkan untuk melaksanakan sebuah pekerjaan dengan sumber daya yang

diajukan.

Adapun indikator dari senjangan anggaran yang digunakan oleh Ardila

(2013) adalah sebagai berikut :

1. Standar anggaran;

2. Sasaran anggaran;

3. Pencapaian anggaran.

3.4.2. Partisipasi Anggaran (X)

Partisipasi anggaran menurut Falikhatun (2007) dalam Alfebriano (2013)

adalah proses yang menggambarkan individu-individu terlibat dalam penyusunan

anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan perlunya

penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut. Partisipasi dalam proses

penyusunan anggaran juga memberikan wewenang kepada pimpinan satuan kerja

untuk menetapkan isi anggaran mereka. Wewenang yang dimiliki ini memberikan

peluang bagi partisipan untuk menyalahgunakan kewenangannya dalam

mempermudah pencapaian anggaran sehingga dapat merugikan organisasi

Apriantini (2014).

Partisipasi anggaran merupakan proses dimana pembuat anggaran terlibat

dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besar anggaran Ardila (2013). Ada

beberapa indikator dari partisipasi anggaran yang digunakan oleh Ardila (2013)

antara lain :

1. Keterlibatan bawahan dalam penyusunan anggaran;

2. Alasan yang logis oleh atasan dalam melakukan revisi anggaran;


72

3. Mengajak atasan untuk mendiskusikan anggaran yang diusulkan;

4. Pengaruh usulan bawahan yang tercermin dalam usulan final;

5. Menilai kontribusi bawahan terhadap anggaran; dan

6. Frekuensi bawahan dimintai usulan ketika anggaran sedang disusun.

3.4.3. Asimetri Informasi (Z1)

Asimetri informasi adalah suatu keadaan dimana salah satu pihak atasan

mempunyai pengetahuan yang lebih dari bawahan mengenai unit tanggung jawab

bawahan, maupun sebaliknya bawahan mempunyai pengetahuan yang lebih

daripada atasan mengenai unit tanggung jawab bawahan. Variabel asimetri

informasi diukur menggunakan instrumen yang terdiri dari 5 pertanyaan yang

diadopsi dari penelitian Rukmana (2013) yang diukur dengan skala likert 5 point,

dimana skala 1 menunjukkan rendahnya tingkat asimetri informasi dan skala 5

menunjukkan tingginya tingkat asimetri informasi yang terjadi. Indikator dari

pertanyaan tersebut diantaranya:

1. Situasi dimana manajemen memiliki informasi yang lebih baik;

2. Situasi dimana manajemen lebih mengetahui potensi kerja; dan

3. Situasi dimana manajemen lebih mengetahui teknis kinerja.

3.4.4. Penekanan Anggaran (Z2)

Penekanan anggaran yaitu dimana anggaran merupakan satu faktor yang

paling dominan dalam pengukur kinerja bawahan. Varibel kejelasan sasaran

anggaran diukur dengan menggunakan 7 pertanyaan yang diadopsi dari penelitian

Alfebriano (2013) yang diukur dengan skala likert 5 point, dimana skala 1
73

menunjukkan rendahnya penekanan anggaran dan skala 5 menunjukkan tingginya

penekanan anggaran. Indikator dari pertanyaan tersebut diantaranya:

1. Usaha yang dilakukan;

2. Perhatian terhadap kualitas;

3. Kemampuan dalam mencapai target;

4. Hubungan baik dengan bawahan;

5. Efisiensi menjalankan target; dan

6. Sikap terhadap pekerjaan.

3.4.5. Komitmen Organisasi (Z3)

Komitmen organisasi didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri

individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi

sesuai dengan tujuan dan meletakkan kepentingan organisasi diatas kepentingan

pribadinya Weiner (1982) dalam Kartika (2010).

Komitmen menunjukkan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap

nilai dan sasaran (goal) yang ingin dicapai oleh organisasi Mowday et al (1979)

dalam Darlis (2001) dalam Desmiyawati (2009).

Komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam diri individu untuk

berbuat sesuatu agar dapat menunjang kerberhasilan organisasi sesuai dengan

tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi.

Adapun indikator dari komitmen organisasi yang digunakan oleh Septiani

(2014) adalah sebagai berikut :

1. Loyalitas pada organisasi;

2. Hasrat untuk bertahan menjadi bagian dari organisasi;


74

3. Keinginan untuk bekerja keras;

4. Affective commitment; dan

5. Loyalitas dalam bekerja.

3.4.6. Ketidakpastian Lingkungan (Z4)

Ketidakpastian lingkungan merupakan rasa ketidakmampuan individu

untuk memprediksi sesuatu yang terjadi didalam lingkungannya secara akurat

Miliken (1987) dalam Kartika (2010).

Ketidakpastian adalah ketidakmampuan individu untuk menilai

probabilitas seberapa besar keputusan yang telah dibuat akan gagal atau berhasil

yang disebabkan karena kesulitan untuk memprediksi kemungkinan yang akan

terjadi.

Adapun indikator dari ketidakpastian lingkungan yang digunakan oleh

Minanda (2009) adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui metode kerja terbaik;

2. Informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan;

3. Menilai keputusan yang terbaik;

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan;

5. Tindakan dan sikap dalam instansi;

6. Penyesuaian untuk mengatasi perubahan;

7. Tindakan yang dilakukan dalam menyelesaikan tugas;

8. Cara mendapatkan informasi;

9. Memenuhi harapan instansi;

10. Kesulitan mencapai sasaran; dan


75

11. Kemampuan dalam melaksanakan tugas.

Adapun matrik operasional dan variabel pengukurannya dijabarkan pada

tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2
Matrik Operasional dan Variabel Pengukuran
Skala
No Variabel Definisi/Sumber Indikator Kuesioner
Ukur
1. Variabel Senjangan 1. Standar anggaran. Likert 1
Dependen: anggaran adalah
Senjangan perbedaan jumlah 2. Sasaran anggaran. 2, 3, 4
Anggaran (Y) anggaran yang
diajukan oleh 3. Pencapaian 5, 6
bawahan dengan anggaran.
jumlah estimasi
terbaik dari
organisasi Anthony
& Govindarajan
(2005) dalam
Perdana (2015).
2. Variabel Partisipasi 1. Keterlibatan Likert 1
Independen: anggaran menurut bawahan dalam
Partisipasi Falikhatun (2007) penyusunan
Anggaran (X) dalam Alfebriano anggaran.
(2013) adalah 2. Alasan yang logis 2
proses yang oleh atasan dalam
menggambarkan melakukan revisi
individu-individu anggaran.
terlibat dalam 3. Mengajak atasan 3
penyusunan untuk
anggaran dan mendiskusikan
mempunyai anggaran yang
pengaruh terhadap diusulkan. 4
target anggaran dan 4. Pengaruh usulan
perlunya bawahan yang
penghargaan atas tercermin dalam
pencapaian target usulan final. 5
anggaran tersebut. 5. Menilai kontribusi
bawahan terhadap
anggaran. 6
6. Frekuensi bawahan
dimintai usulan
ketika anggaran
sedang disusun.
3. Asimetri Asimetri informasi 1. Situasi dimana Likert 1
adalah suatu keadaan manajemen
informasi dimana salah satu memiliki informasi
(Z1) pihak atasan yang lebih baik.
mempunyai
pengetahuan yang
2. Situasi dimana
2, 3
lebih dari bawahan manajemen lebih
76

mengenai unit mengetahui potensi


tanggung jawab kerja.
bawahan, maupun 4, 5
3. Situasi dimana
sebaliknya bawahan manajemen lebih
mempunyai
pengetahuan yang
mengetahui teknis
V lebih daripada atasan kinerja.
a mengenai unit
r tanggung jawab
i bawahan. Rukmana
a (2013).
4. b Penekanan Penekanan 1. Usaha yang Likert 1
e anggaran anggaran yaitu dilakukan.
l (Z2) dimana anggaran 2. Perhatian terhadap 2
merupakan satu kualitas.
M faktor yang paling 3. Kemampuan dalam 3
o dominan dalam mencapai target.
d pengukur kinerja 4. Hubungan baik 4, 5
e bawahan. dengan bawahan.
r Alfebriano (2013). 5. Efisiensi 6
a menjalankan target.
s 6. Sikap terhadap 7
i pekerjaan.
5. Komitmen Komitmen 1. Loyalitas pada 1, 2
organisasi organisasi organisasi.
(Z3) didefinisikan 2. Hasrat untuk 3, 4
sebagai dorongan bertahan menjadi
dari dalam diri bagian dari
individu untuk organisasi.
berbuat sesuatu 3. Keinginan untuk 5
agar dapat bekerja keras.
menunjang 4. Affective 6
keberhasilan commitment.
organisasi sesuai 5. Loyalitas dalam 7, 8
dengan tujuan dan bekerja.
meletakkan
kepentingan
organisasi diatas
kepentingan
pribadinya Weiner
(1982) dalam
Kartika (2010).
6. Ketidakpas Ketidakpastian 1. Mengetahui metode 1
tian lingkungan kerja terbaik.
lingkungan merupakan rasa 2. Informasi yang 2
(Z4) ketidakmampuan diperlukan untuk
individu untuk membuat
memprediksi keputusan.
sesuatu yang terjadi 3. Menilai keputusan 3
didalam yang terbaik.
lingkungannya 4. Faktor-faktor yang 4
secara akurat mempengaruhi
Miliken (1987) keputusan.
dalam Kartika 5. Tindakan dan sikap 5
(2010). dalam instansi.
6. Penyesuaian untuk 6
77

mengatasi
perubahan.
7. Tindakan yang 7
dilakukan dalam
menyelesaikan
tugas.
8. Cara mendapatkan 8
informasi.
9. Memenuhi harapan 9
instansi.
10. Kesulitan mencapai 10
sasaran.
11. Kemampuan dalam 11
melaksanakan
tugas.

3.5. Hasil Analisis

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data

dengan cara mendeskripsikan atau menganalisa data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan. Data deskripsi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu mean, median, mode standar deviation,

variance, range, minimum, maximum. Frequence, dan percentile.

Tujuan dari analisa statitistik ini adalah untuk memberikan gambaran

mengenai data-data yang didapat dari kuesioner yang bersifat menggambarkan

karekteristik tertentu dari responden. Selanjutnya mengklasifikasikan nilai

kategori rata-rata, klasifikasi nilai kategori rata-rata dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:
78

Tabel 3.3
Klasifikasi Nilai Kategorisasi Rata-rata
Nilai Kategori
5 – …. Sangat baik
4 – 4,9 Baik
3 – 3,9 Cukup baik
2 – 2,9 Kurang baik
1 – 1,9 Buruk
Sumber: Irawan (2008:52)

Metode analisis statistik yang digunakan adalah metode regresi berganda

(multiple regression method). Metode regresi berganda yaitu metode statistik

untuk menguji hubungan antara satu variabel independen terhadap satu variabel

dependen dengan empat variable moderasi. Analisis ini bertujuan untuk menguji

hubungan antar variabel penelitian dan mengetahui besarnya pengaruh masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikat serta melihat seberapa kuat

variable moderasi mempengaruhi hubungan variable bebas dan terikat. Adapun

analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

3.6. Pengujian Kualitas Data

Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan metode kuesioner, maka

kualitas kuesioner dan kesanggupan kuesioner dalam menjawab pertanyaan

merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Keabsahan dalam

penelitian ini sangat ditentukan oleh alat ukur variabel yang akan diteliti. Teknik

yang digunakan untuk mengukur kualitas data ada dua konsep yaitu validitas dan

reliabilitas. Teknik ini digunakan untuk menghindari penelitian menghasilkan

kesimpulan yang bias.


79

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sejauh mana variabel yang

digunakan benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ini

digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan. Uji

validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali,

2011).

Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan Pearson Correlation

yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari

pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson Correlation yang didapat memiliki nilai

signifikan di bawah 0.05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2011).

3.6.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana pengukuran dari suatu

uji coba yang dilakukan tetap memiliki hasil yang sama meskipun dilakukan

secara berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Instrumen

pengukuran dikatakan reliabel apabila memberikan hasil yang konsisten untuk

pengukuran yang sama. Dan dikatakan tidak reliabel apabila pengukuran yang

dilakukan secara berulang-ulang memberikan hasil yang relatif tidak sama. Uji

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien Cronbach Alpha (a).

Apabila nilai a lebih besar dari 0,70 dapat disimpulkan bahwa instrumen yang

digunakan dalam penelitian reliabel (Ghozali,2011).


80

3.7. Uji Normalitas Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal ataukah

tidak, maka dapat dilakukan analisis grafik atau dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data

sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi

data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2011).

3.8. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi dapat

digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Dalam model regresi, nilai residual

harus mengikuti distribusi normal dan terbebas dari korelasi antar variabel

independen (Ghozali, 2011: 105). Uji asumsi klasik yang akan dilakukan adalah

uji Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.

3.8.1. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Dalam model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam regresi ada beberapa

cara, salah satunya adalah dengan melihat dari nilai variance bebas yang memiliki

VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka dapat disimpulkan tidak ada
81

multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi, dan jika nilai variance

bebas yang memiliki VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka dapat disimpulkan

adanya multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi (Ghozali, 2011:

105).

3.8.2. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas berarti varians (variasi) variabel tidak sama untuk

semua pengamatan. Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung

situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili

berbagai ukuran, baik ukuran kecil, sedang dan besar (Ghozali, 2011).

3.8.3. Uji Autokorelasi

Pengujian terhadap autokorelasi dalam suatu model penelitian dilakukan

dengan tujuan mengetahui ada tidaknya korelasi antara pengganggu sebelumnya.

Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW

test). Apabila D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif, apabila D-W

berada diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, dan apabila D-W

berada diatas +2 ini berarti ada autokorelasi negative.

3.9. Teknik Analisis Data

Menurut Ghozali (2011), untuk menguji regresi dengan variabel

moderating digunakan uji interaksi. Uji interaksi sering disebut dengan Moderated

Regression Analysis (MRA) yang merupakan aplikasi khusus regresi berganda


82

linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (Ghozali,

2011). Kelima hipotesis akan diuji menggunakan program SPSS dengan

persamaan regresi sebagai berikut :

a. Model persamaan untuk hipotesis pertama

Y= α + β1 X + e

Dimana :

Y = Senjangan Anggaran

α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi partisipasi anggaran

X = Partisipasi anggaran

e = Error item

b. Model persamaan MRA untuk hipotesis kedua

Y= α + β1 X + β2 Z1 + β3 (X Z1 ) + e

Dimana :

Y = Senjangan Anggaran

α = Konstanta

β1,2,3 = Koefisien regresi

X = Partisipasi anggaran

Z1 = Asimetri Informasi

X Z1 = Nilai interaksi antara partisipasi anggaran dengan asimetri

informasi

e = Error item
83

c. Model persamaan MRA untuk hipotesis ketiga

Y= α + β1 X + β3 Z2 + β4 (X Z2 ) + e

Dimana :

Y = Senjangan Anggaran

α = Konstanta

β1,3,4 = Koefisien regresi

X = Partisipasi anggaran

Z2 = Penekanan Anggaran

X Z2 = Nilai interaksi antara partisipasi anggaran dengan penekanan

anggaran

e = Error item

d. Model persamaan MRA untuk hipotesis keempat

Y= α + β1 X + β4 Z3 + β5 (X Z3 ) + e

Dimana :

Y = Senjangan Anggaran

α = Konstanta

β1,4,5 = Koefisien regresi

X = Partisipasi anggaran

Z3 = Komitmen Organisasi

X Z3 = Nilai interaksi antara partisipasi anggaran dengan komitmen

organisasi

e = Error item
84

e. Model persamaan MRA untuk hipotesis kelima

Y= α + β1 X + β5 Z4 + β6 (X Z4 ) + e

Dimana :

Y = Senjangan Anggaran

α = Konstanta

β1,5,6 = Koefisien regresi

X = Partisipasi anggaran

Z4 = Ketidakpastian Lingkungan

X Z4 = Nilai interaksi antara partisipasi anggaran dengan ketidakpastian

lingkungan

e = Error item

3.10. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang

diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dinyatakan sebagai

jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang

empiris.

Sebelum dilakukan pengujian terhadap pengujian hipotesis penelitian, maka

terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap model penelitian. Pengujian

hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk menguji

apakah variabel independen berpengaruh signifikan secara parsial terhadap


85

variabel dependennya. Adapun uji t ini dilakukan untuk pengujian hipotesis satu,

dua, tiga ,empat dan lima. Bentuk pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1. Pengujian Hipotesis Pertama

Ho1: Partisipasi anggaran tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran

Ha1: Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran

2. Pengujian Hipotesis Kedua

Ho2: Asimetri informasi tidak memoderasi hubungan partisipasi anggaran

terhadap senjangan anggaran.

Ha2: Asimetri informasi memoderasi hubungan partisipasi anggaran terhadap

senjangan anggaran.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga

Ho3: Penekanan anggaran tidak memoderasi hubungan partisipasi anggaran

terhadap senjangan anggaran.

Ha3: Penekanan anggaran memoderasi hubungan partisipasi anggaran

terhadap senjangan anggaran.

4. Pengujian Hipotesis Keempat

Ho4: Komitmen organisasi tidak memoderasi hubungan partisipasi anggaran

terhadap senjangan anggaran.

Ha4: Komitmen organisasi memoderasi hubungan partisipasi anggaran

terhadap senjangan anggaran.

5. Pengujian Hipotesis Kelima

Ho5: Ketidakpastian lingkungan tidak memoderasi hubungan partisipasi

anggaran terhadap senjangan anggaran.


86

Ha5: Ketidakpastian lingkungan memoderasi hubungan partisipasi anggaran

terhadap senjangan anggaran.

Untuk mengetahui pengujian hipotesis satu, dua, tiga, empat dan lima

digunakan kriteria apabila t hitung < t table maka H0 ditolak, dengan kata lain

dapat disimpulkan tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial dari variabel

independen terhadap variabel dependennya. Begitu juga apabila t hitung > t tabel

maka Ha diterima, dengan kata lain dapat disimpulkan terdapat pengaruh

signifikan secara parsial dari variabel independen terhadap variabel dependennya.

3.11. Koefisien determinasi

Koefisien determinasi (R²) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

determinasi (R²) adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

amat terbatas. Nilai yang hampir mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

Anda mungkin juga menyukai