Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan asupan nutrisi
berupa karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi penting lainnya. Asupan
makanan ini harus didukung dengan pola makan yang sesuai. Pola makan yang teratur
sangat penting bagi kesehatan tubuh kita, sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat
boleh dibiarkan. Ada berbagai gangguan sistem pencernaan atau penyakit yang mungkin
terjadi dan sering dibiarkan oleh banyak orang, salah satunya adalah penyakit Gastritis atau
Penyakit Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal dalam
kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri ulu hati, mual, muntah,
cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag sangat mengganggu karena
sering kambuh akibat pengobatan yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci pengobatan penyakit
maag adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung terkontrol kembali.
B. Rumusan Masalah
1
6. Apa saja konsep gastritis?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Menurut Raisaner dalam Jhonson (2010), keluarga adalah sebuah kelompok yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan
a. Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan
individu
2012)
3
3. Sasaran Asuhan Keperawatan
Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga resiko tinggi yang
lanjut.
a. Keluarga sehat
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan antisipasi
terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga.
penyakit.
Struktur keluarga
melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa struktur keluarga yang ada di
4
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pimpinan keluarga,
dan beberapa sanak saudara yang bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
psikososial.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami individu
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
5
c. Fungsi reproduksi
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian dan rumah,
6. Tugas keluarga
Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
kedudukannya masing–masing.
6
g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya
7. Ciri-ciri keluarga
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (nomen clatur) termasuk perhitungan
garis keturunan.
membesarkan anak.
8. Tipe keluarga
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya keluarga yang
orangtua tiri.
2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang
6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-anaknya
sudah terpisah.
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hukum tertentu.
4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin yang sama hidup
5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogamy
a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masingmasing individu
laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
8
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang menantikan
kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)
9
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7
tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan
keluarga.
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat
anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak
10
dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama
orang tua:
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan
pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya meninggal:
pendapatan
11
5) Melakukan life review (menurunkan hidupnya)
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara
(Andarmoyo, 2012)
Padila (2012), hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga
adalah:
a. Data Umum
12
Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang di identifikasi
mencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah dewasa, kemudian diikuti
dengan anggota keluarga yang lain sesuai dengan susunan kelahiran mulai dari
yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis kelamin, hubungan setiap anggota
7) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi
13
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama-
keluarga inti.
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala-
pelayanan kesehatan.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
14
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
berpindah tempat
kesehatan mancakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota
d. Struktur keluarga
15
2) Struktur kekuatan keluarga
mengubah perilaku.
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi Efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota
perilaku.
serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana pengetahuan keluarga
keluarga ?
5) Fungsi Ekonomi
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
c) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang dikaji sejauh mana
menghadapi permasalahan/stress
g. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang digunakan
h. Harapan Keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
masalah kesehatan aktual atau potensial, sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan kewenangan perawat,
(Setiadi, 2008).
a. Analisa data
Analisa data yaitu mengaitkan data dan menghubungkan dengan konsep teori dan
kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara analisa data yaitu: validasi data,
18
mengelompokkan data, membandingkan dengan standart dan membuat kesimpulan
tentang kesenjangan yang diketemukan. Dalam menganalisa data ada 3 norma yang
1) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga yang meliputi :
dan sebagainya.
c) Jamban keluarga.
a) Sifat-sifat keluarga.
19
keluarga.
masalah adalah menjelaskan status kesehatan secara jelas dan sesingkat mungkin,
komunikasi
(4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang sakit
terhadap keluarga)
(5) Potensial peningkatan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)
20
(7) Kerusakan pentalaksanaan pemeliharaan rumah
(10) Ketidakpatuhan
f) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan kesehatan
21
(2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
(2) Koping keluarga tidak efektif, menurun (3) Koping keluarga tidak
efektif, ketidakmampuan
2) Penyebab (etiologi)
kesalahan persepsi).
keluarga yaitu:
22
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
yang sakit
keluarga
penyakit.
Gastritis pada (NANDA NIC-NOC 2015) dan etiologi (Komang, 2010) adalah:
masalah.
23
(2) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
sakit.
24
c. Jumlah skor untuk semua kriteria
mempengaruhi untuk kriteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar
3, diberikan pada tidak/kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan
dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera skor 1
Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat di ubah, perawat perlu
masalah.
b. Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun tenaga.
dukungan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu
25
c. Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan–tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
d. Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah masalah.
Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, mencakup tujuan umum
dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi dengan rencana evaluasi yang memuat
menjadi intervensi yang mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor (prilaku).
Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas ataupun terapi
melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan. Kriteria dan standar merupakan
rencana evaluasi, berupa pertanyaan spesifik tentang hasil yang diharapakan dari setiap
tindakan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria dapat berupa respon verbal,
sikap atau psikomotor, sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita tentukan
berdasarkan kemampuan keluarga, sehingga dalam mementukan standar antara klien satu
dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya bisa jadi berbeda,
(Padila, 2012)
26
4. Implementasi
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, pada tahap ini, perawat yang
mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu melibatkan secara
integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan kesehatan di rumah.
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan terencana tentang
kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambugan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi
1. Pengertian.
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi jaringan
mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan maag berasal
dari bahasa yunani yatiu gastro yang berarti perut atau lambung dan titis yang berarti
inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan berarti penyakit tunggal, tetapi berbentuk dari
Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung. Penyakit ini sering
menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan yang terlalu asam, pedas atau bahkan
27
sering telat makan. Gastritis bisa bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis
atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut
atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan merupakan
penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung.
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi selsel radang daerah
tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada umumnya. Secara garis
besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam: Gastritis akut adalah suatu
Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
2. Etiologi.
Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat penting.
Di negara berkembang prevalensi infeksi H. pylori pada orang dewasa mendekati 90%.
Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi H. pylori lebih tinggi lagi. Hal ini
menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman
pylori pada anak sangat rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H. pylori lebih
tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada di negara berkembang, yakni
sekitar 30%
28
Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman di komunitas karena
rendah. Pada awal infeksi mukosa lambung akan menunjukkan respon inflamasi akut.
Gastritis akut akibat H. pylori sering diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi
kronik. Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran asam
lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung yang lemah, Infeksi H. pylori
ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak sehingga pertahanan dinding lambung
Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi, terutama aspirin, Bahan kimia,
misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang disebabkan luka bakar, sepsis trauma,
Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal lisol, merokok, alcohol,
sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan,
gagal ginjal, kerusakan susunan syaraf pusat, refluk usus lambung, endotoksin.
3. Patofisiologi.
gastrointestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obatobat anti
peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung merangsang difusi balik
ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Kebanyakan lesi terjadi pada pasien
dengan kelainan berat, Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meningkat,
Perfusi mukosa lambung terganggu, Jumlah asam lambung, Faktor ini saling berhubungan,
29
misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu sehingga
timbul infark kecil, disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu ( Inayah, 2004 ).
asam arakidonat. Prostaglanding merupakan salah satu factor defensif mukosa lambung
yang amat penting. Selain menghambat produksi prostaglanding mukosa, aspirin dan obat
4. Manifestasi klinis.
30
Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan
salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa
hematemisis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan
atau bahan kimia tertentu. Pada gastritis kronik kebanyakan pasien tidak mempunyai
keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada
5. Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berups hematemesis dan melena, dan
berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan
dengan tukak peptik. Gambaran yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak
peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100 % pada tukak
duodenum dan 6o-90 % pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan
endoskopi.
6. Patogenesis.
Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung adalah sebagai
berikut : Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meninggi, perfusi jaringan
lambung. Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat menyebabkan
31
Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu. Suasana asam yang terdapat pada
7. Pengobatan
Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan lunak
dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam, berhenti merokok dan
Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi kedaruratan medis yang
terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab apabila dijumpai, serta pemberian obat-obat
H2 blocking, antasid atau obatobat ulkus lambung lainnya. Pengobatan gastritis akibat
infeksi kuman H. pylori bertujuan untuk mengeradikasi kuman tersebut. ( Inayah 2004
). Pada saat ini indikasi yang telah disetujui secara universal untuk melakukan eradiksi
adalah infeksi kuman H. pylori yang ada hubungannya dengan tukak peptik. Antibiotik
2006).
8. Penatalaksanaan
32
diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan
perforasi.
BAB II
KESIMPULAN
A. Simpulan
Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan asupan nutrisi
Asupan makanan ini harus didukung dengan pola makan yang sesuai. Pola makan
yang teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh kita, sedangkan pola makan yang
dalam sistem pencernaan tidak boleh dibiarkan. Ada berbagai gangguan sistem
pencernaan atau penyakit yang mungkin terjadi dan sering dibiarkan oleh banyak
orang, salah satunya adalah penyakit Gastritis atau biasa kita sebut penyakit maag.
Penyakit Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal dalam
kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri ulu hati, mual,
33
muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag sangat
mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan yang tidak tuntas. Sebenarnya
kunci pengobatan penyakit maag adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung
terkontrol kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Gustin, R.K (2011). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien
yang berobat jalan di Puskesmas Gulai Gancah Kota Bukit Tinggi tahun 2011.
Jhonson, (2010). Keperawatan Keluarga Plus Contoh Askep Keluarga. Yogyakarta : Nuha
Medika
Muslihin, (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Padila, (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika
Puskesmas Wundulako (2017), Profil Puskesmas Kecamatan Wundulako, Wundulako
Sulastri (2012), Gambaran pola makan penderita gastritis di wilayah kerja puskesmas kampar
kiri hulu kecamatan kampar kiri hulu kabupaten Riau: Skripsi: Sumatra Fakultas
Kesehatan Masyarakat USU
34