KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatnya
kami dapat menyelesaikan karya ilmiah kami yang berjudul “perilaku remaja masa kini”.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan tetapi kami berhasil
menyelesaikan karya ilmiah ini tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia kami yang telah
membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Kami juga berterima
kasih kepada teman-teman yang memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil karya ilmiah ini.
Karena itu kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi
kita bersama.
kami menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya
makalah ini. Kami berharap semoga karya tulis ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah pergaulan bisa di hindari jika individu tersebut memiliki kekuatan iman yang
ada pada dirinya, agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang sekarang sedang merajalela di
kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada
di dunia, tanpa di sadari kita pun sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke
salahan dari individu itu bergaul.
Tidak semua remaja yang bisa melakukan pergaulan yang negatif namun ada remaja
yang mengetahui pergaulan yang begitu luas namun tidak di lakukan atau di contoh dalam
kehidupannya faktor utama kesalahan dari pergaulan remaja itu bagaimana lingkuan yang ada
di sekitar individu.
1.2 Masalah
Dari latar belakang diatas, kami dapat mengindentifikasi beberapa masalah diantaranya :
· Perubahan perilaku remaja masa kini
· Factor yang mempengaruhi perilaku remaja masa kini
· Cara mendidik anak supaya memiliki konsep positif
· Macam – macam perilaku remaja masa kini
1.4 Tujuan
1) Tujuan umum
karya ilmiah ini dibuat untuk mengetahui perilaku remaja masa kini.
2) Tujuan khusus
· Untuk Mengetahui dan menganalisis perkembangan perilaku remaja masa kini
· Untuk mengetahui dan menganalisis macam – macam perilaku remaja masa kini
· Untuk mengetahui dan menganalisis factor yang mempengaruhi perilaku remaja masa
kini
· Untuk mengetahui dan menganalisis cara mendidik anak supaya memiliki konsep positif
1.5 Manfaat
Karya ilmiah ini dibuat agar remaja bisa lebih mengerti berperilaku berdasarkan norma-
norma yang berlaku di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Pergeseran perilaku remaja karena adanya norma-norma yang semakin kabur sehingga
remaja melakukan penyimpangan, Norma-norma sosial tersebut sama dan berlaku disetiap
daerahdi Indonesia umumnya. Namun karena sifatnya yang abstrak membuat kebudayaan
dan norma-norma tersebut semakin tergerus. Apalagi era globalisasai dimana semuanya bisa
dilihat, dan dicoba. Ketika gaya pakaian ala kebarat-baratan yang tidak sesuai dengan norma
kesopanan dan adat istiadat suatu daerah yang dulunya hanya bisa dilihat di televisi dan
majalah tetapi sekarang remaja bisa melihat fashion, style, trend melalu majalah dan televisi,
bukan hanya melihat, mereka bisa mencoba dan merasakan trend tersebut tinggal pilih dan
beli. Sekarang mencoba sesuatu yang baru tetapi tidak sesuai dengan norma-norma dan adat
istiadat adalah menjadi hal yang biasa untuk para remaja. Menggunakan celana pendek
ataupun rok mini ditempat umum adalah gaya hidup. Karena norma-norma dan adat istiadat
sifatnya tidak nampak, akhirnya norma dan adat istiradat yang semakin kabur di era
globalisasi ini membuat perilaku pelajar semakin menyimpang. Pernyataan kedua adalah
mengenai makna adalah lebih penting, karena pentingnya hakikat kaausal dari makna. Sejauh
mana makna menjadi kausal perilaku?. Tidak bermakna itu bukan berarti identik dengan
menjadi tidak adanya kehidupan atau tidak adanya manusiawi. Dikaitkan dengan perilaku
pelajar, penyimpangan yang mereka lakukan menjadi tidak bermakna ketika norma-norma
dan adat istiadat tidak lagi diberlakukan padakehidupan mereka. Sesuatu tidak memiliki
makna hanyalah jika sesuatu itu tidak dapat dihubungkan dengan aksi peranan metode dan
kegunaannya. Suatu kategori fakta adalah tidak memiliki makna akan tetapi penting untuk
menjelaskan aksi menyangkut berbagai fenomena psikologinya seperti kegembiraan,
kebiasaan, dan lain-lain. Begitu pula perilaku pelajar yang menyimpang itu termasuk tidak
bermakna karena tidak ada kegunaannya, makna kegunaannyalah yang tidak ada dari perilaku
pelajaryang menyimpang itu, tetapi perilaku psikologis mereka seperti bahagia, sedih,
kebiasaan mereka itu menjelaskan kalau bahwasanya mereka melakukan aksi, meskipun
aksinya tersebut tidak menghasilkan sesuatu yang berguna.
v Premanisme di sekolah
Perilaku premanisme tidak datang dengan sendirinya, ada pola dan modus tertentu. Para
analis mengatakan perilaku remaja ini tumbuh karena sifat kompetitif individu dan kelompok
sosial pelajar; geng motor, club olahraga, organisasi ke pemudaan dll. Namun melalui
kacamata strukturalis-fungsional, yang lebih berbahaya adalah perilaku premanisme dianggap
mulai tumbuh di sekolah akibat fungsi elemen sekolah tidak dijalankan sesuai prosedur yang
benar. Munculnya anggapan ini karena sekolah tidak mampu menyelesaikan problem
perkembangan psikologis siswa. Akar masalahnya berawal dari kasalahan treatmen dalam
menghadapi disfungsi psikologis siswa, seperti sifat bandel, bolos sekolah, terlambat,
berbohong dll, yang kemudian dilakukan tindakan kekerasan fisik maupun mental.
v Mucikari
Mucikari adalah seseorang yang menawarkan jasa PSK (Pekerja Seks Komersial). Di usia
remaja hasrat seksual sedang tinggi-tingginya sehingga tak heran bila banyak anak muda
mencari media yang dapat menyalurkannya, salah satunya lewat pergaulan. Data dari Komisi
Nasional Perlindungan Anak mengungkap 21 gadis remaja yang berusia antara 14 hingga 16
tahun tertangkap tahun ini bekerja sebagai mucikari atau ibu inang bagi PSK. Jumlahnya di
lapangan, diprediksi lebih besar lagi. Data dari badan PBB yang mengurus soal buruh, ILO,
ada sekitar 40 ribu hingga 70 ribu anak yang menjadi korban eksploitasi seksual di Indonesia
setiap tahunnya. Kebanyakan dari mereka dipicu karena kemiskinan dan konsumerisme yang
tinggi.
1. Factor internal
a) Faktor Kepribadian
Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatisdalam
individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan
lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa remaja dikatakan sebagai suatu
masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang meninggalkan masa anak-anak untuk
menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya
pegangan, sementara kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau
perilaku menyimpang.
b. Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku
anak muda sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan
terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan anak muda
yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti mabuk-mabukan yang
dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak muda dianggap hal yang biasa saja.
Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan penyimpangan perilaku ini akan semankin
meningkatkan kuantitas dan kualitas tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
3.1 Kesimpulan
Remaja merupakan masa pertumbuhan yang rentan. Pada masa ini, seorang remaja berada
dalam wilayah percarian jati diri. Di masa inilah remaja membentuk pribadi dirinya. Karena
itulah banyak remaja membentuk perilaku sesuai dengan perkembangan globalisasi.
Contohnya : cabe-cabean dan terong-terongan, premanisme di sekolah, narkotika dan miras,
mucikari dll. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku remaja tersebut diantaranya ; faktor
internal (faktor kepribadian, faktor kondisi fisik, faktor status dan peranannya dimasyarakat)
dan faktor eksternal (Kondisi Lingkungan Keluarga, Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat
Kurang Baik atau Kurang Efektif, Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam, Faktor
Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik, Faktor Perubahan Sosial Budaya yang
Begitu Cepat (Revolusi) ). Adapun cara mengatasinya yaitu perlunya kasih sayang orang tua,
bimbingan dari sekolah, pengawasan yang intensif dari media sosial, dan bekal bimbingan
agama.
3.2 Saran
Remaja indonesia adalah salah satu aset penerus bangsa yang harus dijaga dan dibimbing
agar menjadi pribadi yang baik. Karena itu pemerintah, masyarakat dan juga orang tua harus
bekerja sama untuk membimbing remaja untuk berperilaku positif.