Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

PROPOSAL ANGGARAN BIAYA

KESEHATAN PROGRAM GIZI

KELOMPOK II

JAENAL MUTAKIN
AQMARINA SUANDI
SARWATI
VIA NUR ELFALAQ

Jalan Raya Cilegon KM 6 Pelamunan Kramat Watu


Nomor 42161 Serang, Banten

1
I. Nama Kegiatan

Konvergensi, Koordinasi Dan Konsolidasi LP/LS Untuk Penurunan Stunting Tahun 2020

II. Tema Kegiatan

Upaya perbaikan gizi dan penurunan stunting

III. LATAR BELAKANG

1. DasarHukum

a. Undang-undangNomor : 36 tahun 2009 tentangKesehatan.


b. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015tentang Rencana PembangunanJangka Panjang
Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2020.
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2016 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2018.
d. Peraturan Menetri Kesehatan RI Nomor Hk.02.02/Menkes/52/2015tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2020.
e. Permenkes No. 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan.
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 33/PMK.02/2016 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2018.
g. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam
Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri dan Pegawai Tidak Tetap.

2. GambaranUmum Singkat

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan (Bab VIII)


mengamanatkan bahwa Upaya Perbaikan Gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi makanan,
perbaikan perilaku sadar gizidan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambunagn sesuai
dengan perkembangan masalah gizi, penahapan dan prioritas pembangunan nasional.
Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini. Selain masih
menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan
yang harus ditanganidengan serius. Dalam Rangka Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2015-2020, perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas
dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang (underweight 17% dan prevalensi
balita pendek (stunting) menjadi 28% pada tahun 2020. Hasil Pemantauan Status Gizi
(PSG) tahun 2016, menunjukkan prevalensi balita pendek 29,0%, gizi kurang 17,8%dan
balita kurus 11,1%. Sementara hasil PSG 2016menunjukkan bahwa ibu hamil dengan

2
resiko Kurang Energi Kronis (KEK) sebesar 16,2%, meningkat menjadi 2,9%
dibandingkan tahun 2015.
Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) pada tahun 2017 di Provinsi
Banten terdapat masalah gizi Balita 0 – 59 bulan : Giziburuk 4,0% (Nasional 2,8%), Gizi
kurang15,7% (Nasional 6,7%)dan stunting 29,6% (Nasional 29,6%).

Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan
pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang
maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam
kemiskinan. Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000HPK), yaitu periode sejak janin dalam
kandungan hingga seorang anak berusia 2 tahun, adalah masa yang menentukan masa
depan seorang anak, dan pada perode itu anak Indonesia menghadapi gangguan
pertumbuhan yang serius. Dampak buruk kekurangan gizi pada periode 1000 HPK akan
sangat sulit diperbaiki. Untuk mengatsi stunting, masyarakat perlu dididik untuk
memahami pentingnya gizi dan kesehatan bagi ibu hamil dan anak balita. Oleh karena
itu, Indonesia saat ini sangat fokus kepada 1000Hari Pertama Kehidupan(HPK) dalam
menyelesaikan masalah stunting secara terintegrasi.
Upaya pembinaan perbaikan gizi dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan
sesuai dengan perkembangan masalah gizi, pentahapan dan prioritas Pembangunan
Nasional, Direktorat zgizi masyarakat mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kesehatan dan gizi masyarakat. Kegiatan ini
bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pemberian paket intervensi
gizi pada ibu hamil dan balita. Sasarannya adalah pejabat terkait bidang gizi di 8
Kabupaten/Kota serta pengelola program gizi di Puskesmas dan masyarakatsasaran
penerima paket intervensi gizi.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari pembinaan dan monitoring serta evaluasi
keberhasilan kegiatan pembinaan gizi, baik jumlah maupun sasarannya. Selain itu untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan yang dihadapi di lapangan dan tindakan
pemecahan masalah yang terjadi di 8 Kabupaten/Kota Wilayah Provinsi Banten.

IV. Tujuan Kegiatan

Untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain


melaluiperbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizidan kesehatan
sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya pembinaan gizi dilaksanakan secara
bertahap dan berkesinambunagn sesuai dengan perkembangan masalah gizi,
penahapan dan prioritas pembangunan nasional.Perkembangan masalah gizi di
Indonesia semakin kompleks saat ini.

V. Bentuk Kegiatan
Pembinaan Gizi Masyarakat (2020)
VI. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Konvergensi, koordinasi dan konsolidasi LP/LS untuk Penurunan
Stunting dilakukan Pertemuan dengan Peserta Kabupaten/Kota, Puskesmas dan lintas

3
rogram dan sektor di Provinsi Banten yang berjumlah 96 orang. Metode pelaksanaan
kegiatan pemaparan materi dari narasumber dan diskusi kegiatan di laksanakan selama
dua hari.
1. Pelaksana
Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat/ Dinas Kesehatan Provinsi Banten
2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Konvergensi, koordinasi dan konsolidasi LP/LS untuk Penurunan
Stunting ini dicapai pada bulan April tahun 2020 dilakukan Pertemuan dengan
Peserta Kabupaten/Kota, Puskesmas dan lintas rogram dan sektor di Provinsi Banten
yang berjumlah 96 orang

3. Rencana Anggaran Kegiatan (terlampir)

4
LAMPIRAN

KONVERGENSI, KOORDINASI DAN KONSOLIDASI LP/LS


UNTUK PENURUNAN STUNTING
TAHUN 2020

Kementerian Negara/Lembaga Kementerian Kesehatan RI

Unit Eselon I/II Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat/ Dinas Kesehatan Provinsi Banten

Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Sasaran Program Meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang


bermutu bagi seluruh masyarakat
IndikatorKinerja Program 001 Persentase ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)
002 Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
003 Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi kualitas kesehatan
lingkungan

Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat (2020)

Sasaran Kegiatan Terlaksananya Pembinaan Gizi kepada Masyarakat


Indikator Kinerja Kegiatan 001Persentase ibu hamil kurang energi kronik (KEK) yang mendapatkan
makanan tambahan
002 Persentase ibu hamil yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
003 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
004 Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
005 Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan
006 Persentase remaja putri yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD)
Keluaran (Output) Penguatan intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu Hamil dan Balita
IndikatorKeluaran (Output) Kabupaten/kota melakukan Penguatan intervensi Suplementasi Gizi pada Ibu
Hamil dan Balita

Volume Keluaran (Output) 1

SatuanUkurKeluaran (Output) Layanan

Biaya yang diperlukan

Total biaya untuk kegiatan ini sebesar Rp.143.410.000, rincian lebih lanjut atas biaya
tersebut disajikan tersendiri dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB). Biaya bersumber dari
dana APBN tahun 2020. Demikian Kerangka Acuan Kerja dibuat untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai