Anda di halaman 1dari 4

UNDESCENDED TESTES

Atau Cryptorchidism ialah kelainan kongenital tersering pada anak laki – laki
Insidensnya pada 30% neonatus premature, pada 3% bayi laki – laki yang aterm.
Setelah usia 3 bulan insiden ini dapat meningkat karena adanya ascending testis
yang jumlahnya hampir seimbang dengan jumlah kriptorkismus testis
kongenital
Faktor resiko:
- Intrauterine growth restriction (IUGR)
- Pematur, insidens meningkat pada bayi premature 30%
- Anak laki – laki atau anak kedua
- Perinatal asfiksia
- Toksik pada saat kehamilan
E:/
Penyebab utama: defek sekresi androgen pada fase prenatal baik sekunder yang
disebabkan oleh stimulasi gonadotropin hipofisis karena rendahnya produksi
gonadotropin plasenta.
Anatomi
- Anomali testik, epididymis, dan vas deferens
- Perlekatan gubernaculum yang tidak tepat
- Patent processus vaginalis & hernia ingunalis (hernia fitemukan 90% di
UDT)
- Anomaly canal inguinal
Hormonal
- Defisiensi GnRH dan ketidakpekaan reseptor GnRH / LH
- Ketidakpekaan reseptor AMH (anti mullerian hormone) atau produksi
AMH yang kurang
- Ketidakpekaan reseptor androgen atau kurangnya produksi androgen
- Defisiensi produksi CGRP (disorder of genito – femoral nerve)
Genetik
- Mutasi gen reseptor androgen (kromosom X)
- Mutasi gen 5alfa – reduktase

Klasifikasi berdasarkan lokasi:


- High or low abdominal
- Canalis Inguinal
- Skrotum atas / pre scrotum
- Ektopik
- Kantung inguinal superfisial
Jenis untuk perawatan diantaranya:
- Kongenital dan didapat
- Palpable (80%) dan non – palpable (20%)
- Unilateral / bilateral

Testis akan turun secara spontan pada saat usia 6 bulan kehidupan
Beberapa testis tidak turun setelah usia 6 bulan, keadaan ini bukan merupakan
keadaan darurat bedah, eksplorasi untuk testis tidak turun antara usia 6 dan 18
bulan

Diagnosis:
Anamnesis
- Tentukan apakah testis pernah teraba di skrotum
- Riwayat operasi daerah inguinal
- Riwayat prenatal: terapi hormonal pada ibu untuk reproduksi, kehamilan
kembar, prematuritas
- Riwayat keluarga: UDT, hipospadia, infertilitas, pubertas prekoks
Pemeriksaan Fisik
- Pasien dalam keadaan rileks, posisi frog – leg atau cross – legged.
- Raba dimulai dari anterior – superior iliac spine, raba daerah inguinal
dari lateral ke media dengan tangan yang tidak dominan, bila teraba testis
pegang testis dengan tangan yang dominan dan ditarik ke arah skrotum
Pemeriksaan Laboratorium
- Pada pasien usia 3 bulan atau kurang, lakukan pemeriksaan kadar FSH,
dan testosterone
- Pada pasien usia > 3 bulan, lakukan tes stimulasi hCG  kegagalan
kenaikan testosterone dengan peningkatan LH/FSH dapat didiagnosis
dengan Anorchia (periksa kadar testosterone)
Pemeriksaan Imaging
- USG: bagus untuk meniali ukuran testis inguinalis
- CT: membantu untuk testis bilateral yang tidak dapat diatasi
- MRI: membantu untuk testis bilateral yang tidak dapat ditembus
Penatalaksanaan:
Hormonal:
- Menggunakan hCG: 250 IU/kali pada bayi, 500 IU pada anak – 6 tahun,
dan 1000 IU pada anak lebih dari 6 tahun
- GnRH
- LHRH atau kombinasi keduanya
- Efek samping hVG: pertumbuhan penis, rambut kemaluan, nyeri ereksi,
hiperaktif
Pembedahan: dilakukan pada pasien < 2 tahun, bahkan disarankan usia 6 – 12
bulan, karena spermatogonia akan menurun setelah usia 2 tahun
- Orchiopexy: mobilisasi yang cukup dari testis dan pembuluh darah, ligase
kantong hernia, fiksasi yang kuat testis pada skrotum
- Laparoskopi diagnostic: dilakukan bila testis tidak dapat diraba.
Komplikasi Orchiopexy:
- Posisi testis yang kurang baik karena diseksi retroperitoneal yang tidak
komplit
- Atrofi testis karena devaskularisasi saat membuka funikulus
- Trauma pada vas deferens
- Pasca op torsio testis
- Epididimoorhkitis
- Pembengkakan skrotum
- Cedera saraf ilioinguinal

HYDRONEPHROSIS

Distensi kalikses ginjal dan panggul dengan urin sebagai akibat dari sumbatan
aliran urin distal ke pelvis renalis.
- Fisiologis / Patologis
- Akut / kronik
- Unilateral / bilateral
E:/
- Kelainan anatomis (katup / striktur uretra, dan stenosis pada
persimpangan ureterovesikal atau ureteropelvis) merupakan kasus yang
terjadi sebagian besar pada anak
- Batu
- Hipertrofi / karsinoma prostat
- Neoplasma retroperitoneal / panggul
- Ibu hamil  pelvis ginjal dan sistem kalikses ginjal melebar akibat
progesterone dan kompresi mekanis dari ureter pada pinggiran panggul

Patofisiologi:
Peningkatan tekanan ureter menyebabkan perubahan yang nyata pada filtrasi
glomerulus, fungsi tubular, dan aliran darah ginjal. GFR (laju filtrasi glomerulus)
menurun secara signifikan dalam bberapa jam setelah obstruksi  dapat
bertahan berminggu – minggu.
Gangguan kronis menyebabkan atrofi tubular yang mendalam dan kehilangan
nefrfon permanen, tekanan uretey yang meningkat juga menghasilkan aliran
balik pielonevosa dan pielolimfatik.
Gejala klinis:
- Nyeri kolik
- Distensi kandung kemih
- Asimptomatik
- Anuria
- BAK berdarah
Pemeriksaan Fisik:
- Riwayat Hematuria
- Ginjal dapat teraba
- Edema ekstremitas bawah
- Nyeri ketok CVA
- Kandung kemih penuh
Pemeriksaan imaging:
- USG
- BNO – IVP
- VCUG (voiding cystourethrography)
Tatalaksana:
- Urethral catheterization
- Urethreal stent (cystoscopy and retrograde pyelography)
- Percutaneous nephrostomy tube
- Open surgery

Anda mungkin juga menyukai