Anda di halaman 1dari 10

Vol. 1 No.

18 | Mei 2015 (Hal 867 – 876)


e-ISSN: 2527-7170

Peran Keluarga dan Petugas Kesehatan terhadap Penanggulangan Penyakit Demam


Berdarah Dengue di Wilayah Puskesmas Talise

Abdul Malik Lawira1


1
Jurusan Keperawatan Prodi DIII Keperawatan (Kampus Poso) Poltekkes Kemenkes Palu

Abstrak : Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty yang ditandai dengan demam mendadak dua sampai
tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai dengan tanda - tanda
perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechia), ruam (purpura). Kadang - kadang mimisan, berak
darah, muntah darah, kesadaran menurun dan bertendensi menimbulkan renjatan (syok) dan
kematian.Penelitian ini bertujuan menganalisis peran keluarga dan petugas kesehatan terhadap
penanggulangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) wilayah kerja Puskesmas Talise.Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan dengan menggunakan Pendekatan fenomenologi yaitu mencoba
memahami tingkah laku berdasarkan perspektif keluarga dan petugas kesehatan secara mendalam arti
tindakan-tindakan serta fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari - hari dalam penanggulangan penyakit
demam berdarah dengue.Hasil penelitian tentang pengetahuan keluraga tentang demam berdarah yang terdiri
dari pengertian demam berdarah cukup baik tetapi pengetahuan keluarga tentang 3M1Plus, abate, liflet dan
foging masih sangat kurang. Sikap keluarga terhadap penaggulangan penyakit demam berdarahmengunakan
fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pengobatan dan sangat setuju bila petugas kesehatan memberikan
penyuluhan tentang penyakit demam berdarah. Faktor lingkungan rumah keluarga masih didapatkan kendala
terutama pemberian abate pada bak penampungan air, kebiasaan membersihkan selokan,mengantung pakaian
dan kebiasaan membuang sampah masih sangat kurang. Peran petugas kesehatan terutama penyuluhan dan
pemberdayaan masyarakat masih sangat kurang terutama dalam memberikan pelayanan kepada msayarakat
dalam penanggulangan penyakit demam berdarah dengue. Kesimpulan dan saran peran keluarga perlu lebih
di tingkatkan lagi dan di dukung oleh peran petugas kesehatan dalam penanggulangan penyakit demam
berdarah dengue.

Kata kunci :Peran Keluarga, Peran Petugas Kesehatan.

Abstract :Dengue Hemorragic Fever (DHF) is a communicable disease caused by dengue virus and is
transmitted by Aedes aegepty mosquito marked by acute fever two to seven days without any clear cause,
weak, restless, heartburn, as well as bleeding sign on skin forming blood stain (petechia), purpura.
Sometimes nosebleed, dysenteri, blood vomiting, decreased consciousness and tendency to cause shock and
death. This study was aimed to analyze family and health worker role on prevention of DHF in coverage
area of Talise Public Health Center (PHC). This study was a qualitative method using phenomenological
approach to understand depthly the behavior based on the perspective of families and health workers about
the meaning of actions and phenomena that occur in daily lifes in preventing DHF. Study result on family
knowledge about DHF consisting of a fairly good understanding of DHF, but knowledge about 3M1Plus,
abate, leaflets, and fogging still low. Attitudes towards DHF overcoming on utilizing health facility for
treatment and fairly agree when health worker provide education about DHF. For household environment
factors there still obstaclesmainlygrantingabate to thewater tank, gutter cleaninghabits, hanging clothes and
habit of throwinggarbageis still lacking. The role ofhealth workers, especially educationand community
empowermentis still lacking, especially in providing services tocommunityin the prevention of DHF. In
conclusion,the role of the familyshould be improved and supportedby the role ofhealth workersin the
prevention ofdengue fever.

Keywords : DHF, Family role, Health worker.

867
PENDAHULUAN(Introduction) adalah di wilayah kota Palu (Dinas
Penyakit demam berdarah dengue kesehatan Propinsi Sulteng, 2010 ).
(DBD) adalah suatu penyakit menular yang Peneliti memilih lokasi penelitian
disebabkan oleh virus dengue dan di kelurahan Tondo wilayah Puskesmas
ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti Talise. Hal ini dukung oleh hasil penelitian
yang ditandai dengan demam mendadak yang di lakukan Rahmat, dkk, (2008) di
dua sampai tujuh hari tanpa penyebab kelurahan Tondo yang merupakan salah
yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri satu wilayah kerja Puskesmas Talise
ulu hati, disertai dengan tanda - tanda dengan menemukan beberapa penyebab
perdarahan di kulit berupa bintik permasalahan yakni pelaksanaan
perdarahan (petechia), ruam (purpura). pemberantasan penyakit demam berdarah
Kadang- kadang mimisan, berak darah, tidak sesuai dengan anjuran Departemen
muntah darah, kesadaran menurun dan Kesehatan Indonesia. Dengan demikian,
bertendensi menimbulkan renjatan (syok) penyakit berbasis Iingkungan (demam
dan kematian (Mubin, 2005). berdarah dengue) masih menjadi pola
Perubahan iklim menyebabkan kesakitan di daerah tersebut, sehingga
perubahan curah hujan, suhu, kelembaban, mengindikasikan bahwa masih rendahnya
arah udara sehingga berefek terhadap peran keluarga dan petugas
ekosistem daratan dan lautan serta kesehatan.Tujuan Penelitian ini adalah
berpengaruh terhadap kesehatan terutama untuk menganalis peran keluarga dan
perkembangbiakan vektor penyakit seperti petugas kesehatan terhadap
nyamuk Aedes Aegepty, malaria dan penanggulangan penyakit demam
lainnya. Selain itu, faktor perilaku dan berdarah dengue (DBD) di kelurahan
partisipasi masyarakat yang masih kurang Tondo wilayah kerja Puskesmas Talise.
dalam kegiatan pemberantasan sarang
nyamuk (PSN) serta faktor pertambahan METODE (Methods)
jumlah penduduk dan faktor peningkatan Penelitian ini menggunakan metode
mobilitas penduduk yang sejalan dengan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi
semakin membaiknya sarana transportasi untuk memperoleh jawaban atau informasi
menyebabkan penyebaran nyamuk demam yang mendalam tentang pendapat dan
berdarah dengue semakin mudah dan perasaan seseorang yang memungkinkan
semakin luas. untuk mendapat hal-hal yang tersirat
Data Dinas Kesehatan Propinsi tentang peran, sikap, kepercayaan,
Sulawesi Tengah tahun 2010 menunjukkan motivasi dan perilaku individu
kasus demam berdarah dengue dari tahun Lokasi penelitian di kelurahan Tondo
ke tahun mengalami peningkatan. Tahun wilayah kerja puskesmas Talise, dengan
2006 terdapat 492 penderita, 2007 pertimbangan adanya permasalahan
terdapat 1.338 penderita tahun 2008 kebersihan dan kesehatan, dan diwilayah
terdapat 1.389 penderita 2009 mengalami ini juga merupakan wilayah padat hunian.
penurunan menjadi 952 penderita namun Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan
pada tahun 2010 terjadi peningkatan yang Mei 2011.
cukup signifikan menjadi 2098 penderita Pengumpulan data primer, dengan
dan yang paling tinggi angka kejadianya cara observasi ke lokasi, pengambilan
informan, membuat jadwaI, setelah itu
868
melakukan wawancara mendalam untuk gejala, tanda demam berdarah sudah di
memperoleh jawaban-jawaban yang pahami oleh informan.
kompleks dari informan. Pengumpulan Dari beberapa hasil wawancara di
data primer berdasarkan pedoman atas tetang pengetahuan yang terdiri dari
wawancara dan lembar observasi yang pengertian, penyebab, gejala dan tanda
dilakukan oleh peneliti. demam berdarah, 3 M 1 Plus, abate, liflet
Analisis data dalam penelitian ini dan foging di dapatkan informasi bahwa
didasarkan pada pendekatan fenomenologi. pengetahuan informan tentang pencegahan
Proses analisis data dilakukan sepanjang penyakit demam berdarah cukup baik
penelitian dan dilakukan secara terus- walaupun di dapatkan jawaban yang
menerus dari awal sampai akhir penelitian. bervariasi pada setiap informan tetapi pada
Proses analisa data pada penelitian ini dasarnya mereka memahai apa yang di
adalah dengan mengumpulkan seluruh data sebut dengan demam berdarah. Namun
dari hasil wawancara, catatan observasi, dari beberapa informan ada dua informan
dan catatan lapangan terhadap informan yang belum memahami tentang pengertian
dan kemudian dibandingkan dengan teori, 3 M 1 Plus, abate, liflet, dan foging.
kepustakaan, maupun asumsi yang
ada.Dalam penyajiannya bertitik tolak dari Sikap
data yang terkumpul kemudian Dari beberapa hasil wawancara
disimpulkan. Data kualitatif diolah sesuai dengan informan, peneliti mendapatkan
variabel yang tercakup dalam penelitian informasi tentang sikap nampak bahwa
dengan metode induksi, yaitu metode keluarga telah mengunakan fasilitas
penarikan kesimpulan dari hal-hal yang kesehatan sebagai wadah untuk mencari
khusus ke hal-hal yang umum.Selanjutnya pengobatan pada saat sakit demam
pelaporan disajikan gambaran secara berdarah dengue, tetapi yang menjadi
deskriptif. kendala dari ungkapan informan adalah
peran petugas kesehatan dalam
HASIL (Result) memberikan penyuluhan dan membagi
Pengetahuan abate, liflet dan foging dirumah – rumah
Pada variabel pengetahuan, peneliti keluarga yang ada di kelurahan Tondo agar
wawancarai 7 (tujuh) keluarga sebagi semua masyarakat baik yang pernah
informan dengan beberapa pertanyaan maupun yang belum pernah menderita
tentang: Pengertian penyakit demam penyakit demam berdarah selalu terhindar
berdarah, tanda dan gejala penyakit demam dari penyakit demam berdarah tersebut.
berdarah, penyebab penyakit demam
berdarah, 3 M 1 Plus, liflet, abate dan Faktor lingkungan rumah
foging. Namun dari 7 (tujuh) informan Dari hasil analisis data yang di
tersebut ada 2 (dua) informan yang lakukan peneliti bahwa kebiasaan
mempunyai pengetahuan yang masih membersihkan halaman rumah sering
kurang diamana pengetahuan tentang 3 M dilakukan, kamar mandi, wc, semua dalam
1 Plus, abate, liflet, dan fonging belum di keadaan bersih tetapi di dapatkan beberapa
pahami oleh informan tetapi pengetahuan kendala yaitu kebersihan seperti selokan,
informan tentang pengertian, penyebab, bak penampungan air, bubuk abate,

869
kebiasan menggantung pakain dan dengan tetangga maupun saudara mereka
kebiasaan membuang sampah masih dalam yang pernah terkena demam berdarah dan
kategori kurang. Hal ini masih memicu pengalaman pribadi, Tetapi kalau
terjadinya angka kesakitan terutam pengetahuan yang diberikan oleh petugas
penyakit infeksi seperti demam berdarah kesehatan sangatlah jarang bahkan tidak
karena tempat tersebut merupakan media pernah mereka dapatkan.
dari nyamuk demam berdarah untuk Dari hasil wawancara mendalam
berkembang biak apalagi pada musim peneliti dapatkan bahwa yang anaknya
hujan seperti air di selokan, palastik, daun– mengalami sakit dengan membawa anak
daun, sabuk kelapa, potongan bambu akan mereka berobat tanpa pengetahuan yang
terjadi genangan air pada benda–benda cukup sehingga kemungkinan untuk
tersebut. terulang kembali penyakit demam berdarah
kepada keluarga mereka sangat besar,
Peran Petugas Kesehatan dalam karena demam berdarah bisa menular
Penanggulangan Penyakit Demam keanggota keluarga yang lain bila mereka
Berdarah Dengue tidak tahu akan pengertian demam
Dari hasil wawancara di atas dapat di berdarah, penyebab, gejala dan cara
simpulkan bahwa dari ketiga peran yang pencegahanya.
dilakukan oleh petugas kesehatan, telah Hal ini sejalan dengan penelitian
laksanakan di masyarakat sesuai dengan yang dilakukan Paiman (2000),
apa yang telah di rencanakan di dalam menjelaskan bahwa penderita demam
program, kecuali cara pemeberantasan berdarah umumnya mempunyai
nyamuk demam berdarah dengan secara pengetahuan yang kurang, sehingga
biologi hal ini di sebabkan petugas berdampak terhadap upaya pencegahan
kesehatan yang memegang program dan penanggulangan penyakit demam
penanggulangan penyakit demam berdarah berdarah. Pengetahuan yang kurang
di puskesmas Talise belum pernah merupakan salah satu faktor resiko
mendapatkan pelatihan tersebut. terhadap kejadian demam berdarah dengue.
Masyarakat dengan tingkat pengetahuan
PEMBAHASAN(Discuss) tinggi cenderung lebih memahami dan
Pengetahuan mengerti dalam menjaga kesehatan dirinya
Berdasarkan hasil wawancara bahwa dan anggota keluarganya. Pengetahuan
pengetahuan informan tentang yang kurang yang tidak mau tahu akan
penanggulangan penyakit demam berdarah pentingnya pencegahan dan
sudah cukup baik walaupun di dapatkan penanggulangan demam berdarah juga
informasi tentang pengertian demam menjadi kendala besar dikarenakan mereka
berdarah, 3 M 1 Plus, Abate, liflet dan ketidak mau tahu akan pentingnya 3 M 1
foging sangat bervariasi jawaban yang di Plus, penggunaan abate dan kebersihan
ungkapkan oleh informan.Dari hasil lingkungan rumah.
wawancara dengan informan pengetahuan
tentang demam berdarah di dapatkan dari Sikap
media (televisi), dan interpersonal Beberapa definisi sikap diantaranya
komunikasi, melalui pendekatan individu adalah bentuk evaluasi atau reaksi

870
perasaan, sikap seseorang terhadap obyek, berdarah dengue. Kesadaran
perasaan mendukung atau penaggulangan penyakit demam berdarah
memihak.Keberhasilan suatu program merupakan hal yang harus dikembangkan
penanggulangan penyakit demam berdarah dalam keluarga.Keluarga yang baik adalah
sangat dipengaruhi oleh sikap penerimaan keluarga yang memperhatikan kesehatan
dan dukungan dari seluruh masyarakat, anggota keluarganya. Sikap positif dari
kelompok maupun individu. keluarga akan menunjukkan komitmen dan
Hasil wawancara mendalam kebijakan yang mutlak akan penerapan
menunjukkan bahwa sikap informan dalam penanggulangan penyakit demam berdarah
upaya penanggulangan penyakit demam sehingga menjamin kesehatan anggota
berdarah umumnya sangat setuju apabila keluarga yang aman, selamat dan sehat.
petugas kesehatan memberikan penyuluhan
tentang penyakit demam berdarah, sikap Faktor Lingkungan rumah dan keluarga
keluarga dalam menggunakan fasilitas dalam penanggulangan penyakit demam
kesehatan sebagai tempat untuk berdarah dengue.
mendapatkan pengobatan, sehingga dalam Menurut Depkes (2009),
menunjang program pemerintah mengenai kebersihan lingkungan dari media seperti
penanggulangan penyakit demam berdarah kaleng, ban bekas, plastik, tempurung dan
dengue mendapatkan respon di masyarakat lain-lain merupakan aspek lingkungan
melalui sikap yang di tunjukan oleh yang mempengaruhi terjadinya penyakit
beberapa informan yang di jadikan subyek demam berdarah dengue.Sanitasi
penelitian. lingkungan merupakan hal yang harus
Hasil penelitian ini sesuai dengan diperhatikan oleh keluarga dan masyarakat,
penelitian Fathi ( 2005) menyatakan sanitasi lingkungan biasanya dilakukan
bahwa sikap masyarakat terhadap penyakit secara bergotong royong oleh seluruh
demam berdarah yaitu semakin masyarakat warga di lingkungan tersebut, tetapi tidak
bersikap tidak serius dan tidak berhati - semua masyarakat yang merasa
hati terhadap penularan penyakit demam bertanggung jawab akan keadaan sanitasi
berdarah akan semakin bertambah risiko lingkungannya apalagi yang tinggal di
terjadinya penularan penyakit DBD (Chi- perumahan. Masyarakat mau bergotong
square, p<0,05) dengan RR = 2,24. Hasil royong apabila kepala lingkungan mereka
penelitian dapat dibandingkan pada hasil aktif dan mau bersama-sama masyarakat
penelitian Puji Astuti (2011) yang bergotong royong. Ketua Rukun tetangga
mengatakan bahwa ada hubungan sebagai tokoh masyarakat seharusnya
bermakna antara sikap terhadap berperan aktif tetapi hal tersebut sangat
penanggulangan penyakit demam berdarah jarang sekarang ini.
dan angka kejadian kasus demam berdarah. Menurut Soegijanto (2008), dari
Kurangnya kesadaran akan semua pengendalian nyamuk demam
pentingnya pencegahan maupun berdarah dengue seperti pengendalian
penanggulangan penyakit demam berdarah biologi, kimiawi, tetap saja yang paling
dengue merupakan tantangan bagi penting dari semua itu adalah menggugah
pemerintah maupun masyarakat agar dan meningkatkan kesadaran masyarakat
memperhatikan masalah penyakit demam agar mau memperhatikan kebersihan

871
lingkungannya dan memahami tentang demam berdarah karena jentik nyamuk
mekanisme penularan penyakit demam bisa tinggal ditempat tersebut.
berdarah dengue sehingga dapat berperan Menurut Sutari (2004),
aktif menanggulangi penyakit tersebut. penanggulangan demam berdarah pada
Sejalan dengan hal di atas maka keluarga sampai saat ini masih belum
kepala lingkungan dianggap sebagai orang berjalan dengan baik, penyakit demam
yang sangat dekat dengan masyarakat dan berdarah terus saja terjadi dikarenakan
merupakan perpanjangan peran dari kurangnya kesadaran untuk menjaga
pemerintah. Selama ini masyarakat merasa lingkungan oleh keluarga.
bahwa kepala lingkungan merekalah yang Masyarakat yang tinggal
harusnya berperan serta aktif untuk diperumahan biasanya tidak terlalu pusing
mengajak warganya membersihkan dan dengan sampah karena "biasanya" selalu
menjaga sanitasi lingkungan. Kepala diangkut oleh pengangkut sampah tetapi
lingkungan sudah seharusnya tanggap akan kalau pengangkut sampahnya selalu tepat
situasi yang ada pada warganya apalagi waktu mengangkut sampah, ketika hal
warga merasa mereka yang mengangkat tersebut tidak terjadi maka sampah akan
kepala lingkungan melalui musyawarah bertumpuk di pekarangan dan
bersama. menimbulkan masalah. Sampah padat,
Penelitian yang dilakukan oleh kering seperti kaleng, botol, ember atau
Wahidin dan Kusdi (2009), menjelaskan sejenisnya yang tersebar di sekitar rumah
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna harus dipindahkan dan dikubur di dalam
antara faktor keadaan lingkungan berupa tanah atau sebelum dimusnahkan harus
kebersihan halaman rumah dari sampah disimpan secara baik.Perlengkapan rumah
yang dapat menampung air seperti botol tangga harus disimpan terbalik seperti
bekas, tempurung dan lain-lain dengan mangkok, ember dan alat penyiram
penyakit demam berdarah dengue. tanaman sehingga tidak menampung air
Hal tersebut berlawanan dengan hujan, sedangkan botol, kaca, kaleng dan
yang peneliti dapatkan karena sampah juga wadah kecil lainnya harus dikubur di
dapat menimbulkan demam berdarah dalam tanah atau dihancurkan dan didaur
dengue bila sampah tersebut dibiarkan ulang untuk keperluan industri (Depkes RI,
berserakan dan tanpa memeriksa ada tidak 2009).
air di dalamnya serta menempatkan Pada hasil penelitian
sampah tersebut dengan baik, keluarga menunjukkan bahwa semua informan yang
hanya membuang sampah yang tidak ada di kelurahan Tondo tidak pernah
berguna seperti sampah sayuran, sisa nasi, memberikan abate pada bak penampungan
dan sampah belanjaan seperti bekas air untuk rumah tangga, menggantung
kantongan dan sampah kertas, tetapi pakaian selama beberapa hari dan
sampah seperti kaleng bekas cat, botol membuang sampah bukan pada tempat
plastik, botol kaca dan benda-benda yang pembuangan sampah akhir yang telah di
bisa mereka jual selalu mereka simpan sediakan oleh Dinas Kebersihan kota Palu.
padahal bila benda-benda tersebut tidak Faktor lingkungan rumah dalam
disimpan dengan benar dan benar-benar penanggulangan penyakit demam berdarah
bersih dari air maka akan menyebabkan mempunyai peran besar sebagai media

872
penularan penyakit dan tempat rumah-rumah masyarakat, menggerakkan
berkembangbiaknya vektor penyebab dan mengawasi pemberantasan sarang
penyakit. Hal ini terkait dengan kebersihan nyamuk serta membuat laporan hasil
lingkungan, tempat penampungan air pemeriksaan jentik serta melaporkannya
rumah tangga dan pemanfaatan ruangan setiap bulan (Depkes RI, 2009).
kosong yang ada di lingkungan rumah. Ungkapan informan kepada peneliti
Tempat perkembangbiakan terhadap pengendalian penyakit demam
utama adalah tempat-tempat penyimpanan berdarah dengan cara biologi, bahwa
air di dalam atau di sekitar rumah, atau di Informan belum pernah mendapatkan baik
tempat-tempat umum, biasanya berjarak informasi maupun pelatihan tentang
tidak lebih 500 meter dari rumah. Nyamuk penanggulangan nyamuk demam berdarah
ini tidak dapat berkembangbiak di dengan cara pengendalian biologi. Hal
genangan air yang berhubungan langsung tersebut merupakan suatu kendala bagi
dengan tanah (Soedarmo, 2005). petugas kesehatan yang ada di Puskesmas
Kedua penelitian di atas di Talise.Dari ungkapan informan di atas
dukung oleh penelitian Anelise, (2004) bahwa adanya suatu kesalahan yang sangat
dengan hasil penelitian: Faktor lingkungan besar khususnya bagi dinas kesehatan
menpengaruhi angka kejadian penyakit propinsi, dinas kesehatan Kota dan instansi
demam berdarah, penelitian ini dengan lainya yang terkait dengan program
mengunakan pengindraan jarak jauh penangulangan penyakit demam berdarah
dengan menggunakan system informasi harus bertanggung jawab pada persoalan
geografis di bidang epidemiologi. Hasil tersebut. Hal ini telah banyak biaya yang di
Penelitian yang dilakukan oleh Anupong, keluarkan oleh pemerintah pusat maupun
(2005) juga menunjukkan hasil bahwa : daerah dalam bentuk proyek tetapi dinas
Kasus nyamuk demam berdarah lebih kesehatan dan instansi lainya yang terkait
banyak hidup di dalam rumah di dengan program ini tidak melaksanakan
bandingkan dengan di sekolah, ruko program tersebut sesuai dengan apa yang
namun di sekolah memiliki potensi telah di rencanakan.Penanggulangan
nyamuk demam berdarah untuk melakukan penyakit demam berdarah dengue dengan
transmisi. cara biologi sangatlah bermanfaat bagi
masyarakat agar masyarakat memahami
Peran Petugas kesehatan terhadap dan menerapkan cara pengendalian
penanggulan Penyakit demam berdarah tersebut di keluarga masing - masing.
dengue.
Petugas kesehatan dalam Pengendalian secara Kimiawi
penanggulangan penyakit demam berdarah Dari hasil ungkapan yang di
dengue mempunyai tanggung jawab yaitu kemukakan oleh informan bahwa
melakukan kunjungan rumah dalam hal ini pelaksanaan pengendalian nyamuk demam
untuk melakukan penyuluhan kepada berdarah dengue di kelurahan Tondo sering
masyarakat yaitu keluarga agar mereka dilakukan sesuai dengan program yang
mengerti dan melaksanakan telah di rencanakan tetapi kenyataan di
penanggulangan penyakit demam berdarah lapangan apa yang di utarakan oleh
dengue, melakukan pemeriksaan jentik di informan tadi (Petugas Kesehatan) hanya

873
isapan jempol belaka karena pada saat melalui pemberdayaan masyarakat maupun
peneliti melakukan wawancara dengan keluarga hal ini terungkap dari wawancara
informan yang ada di kelurahan Tondo dengan beberapa informan yang
sebagian besar informan mengatakan tidak menyatakan bahwa tidak pernah dilakukan
pernah dilakukan oleh petugas kesehatan penyuluhan dan foging di keluarga yang di
seperti pembagian abate secara cuma – jadikan informan penelitian. Kenyataan ini
cuma dan penyemprotan (foging). menjadi pro dan kontra antara petugas
Penanggulangan secara kimiawi kesehatan dengan masyarakat dimana
sangatlah penting dalam penanggulangan petugas kesehatan mengatakan dari hasil
penyakit demam berdarah dengue hal ini wawancara yang dilakukan bahwa
merupakan salah satu tindakan yang penyuluhan dan foging sering dilakukan di
dilakukan agar nyamuk demam berdarah keluarga yang menderita penyakit demam
dengue dewasa tidak dapat berkembang berdarah tetapi setelah peneliti melakukan
baik jentik nyamuk maupun nyamuk wawancara di temukan masalah dari
dewasa.Dari hasil penelitian di atas pernah ungkapan informan bahwa selama ini
juga terjadi di Mataram sesuai dengan hasil semenjak anak sakit demam berdarah
penelitian oleh Fathi (2005) dengan hasil sampai sekarang tidak pernah ada
penelitian sebagai berikut: Tidak nampak dilakukan penyuluhan dan membagi leaflet
peran tindakan pengasapan (fogging) secara cuma – cuma.
terhadap terjadinya kejadian luar biasa Realitas yang terjadi di lapangan
penyakit demam berdarah di Mataram menjadikan program penanggulangan
(Chi-square, p>0,05). Tidak nampaknya penyakit demam berdarah dengue di
peran tindakan pengasapan ini dikarenakan Kelurahan Tondo tidak teratasi dengan
kurangnya tindakan fogging di daerah baik. Penyuluhan sangat penting dalam
penelitian. meningkatkan partisipasi masyarakat. Hal
Selain fogging, penggunaan abate ini merupakan proses jangka panjang untuk
sering dilakukan dalam penanggulangan mencapai perubahan perilaku manusia,
penyakit demam berdarah dengue karena yang harus dilaksanakan secara
abate Penggunaannya juga telah berkelanjutan. Penyuluhan kesehatan
direkomendasikan oleh Badan Kesehatan dinilai cukup efektif untuk daerah-daerah
Internasional atau WHO (Technical Report endemis dan beresiko terjangkitnya DBD
Series No. 513,1973) sehingga (Depkes RI, 2007). Penelitian ini di
keamanannya terjamin bagi manusia dan tunjang oleh hasil penelitian yang
binatang peliharaan dan telah telah dilakukan oleh: Saleha Sungkar (2010)
terdaftar di Departemen Kesehatan RI Hasil pre-test menunjukkan, 64,2% warga
dengan No. PD 0702000044 dan Komisi berpengetahuan kurang hanya 11,3% yang
Pestisida No. RI. 96/6-2002/T. baik; sesuai dengan tingkat pendidikan
yang rendah dan ekonomi yang kurang.
Pemberdayaan Masyarakat. Setelah penyuluhan 14% warga
Pada penelitian ini di temukan tidak berpengetahuan baik dan 54% kurang yang
adanya efektifitas dan efisiensi petugas secara statistic bermakna (p = 0,001). Dari
kesehatan dalam melaksanakan program survei entomologi diperoleh container
penanggulangan penyakit demam berdarah index (CI) 18% dan house index (HI) 52%

874
yang menunjukkan tingginya kepadatan masyarakat. Penanggulangan demam
dan penyebaran vektor. Setelah berdarah dengue hanya dilakukan ketika
penyuluhan CI menjadi 16% dan HI 42% terjadi wabah demam berdarah sehingga
tetapi penurunan tersebut tidak berbeda penanggulangan tidak berjalan secara terus
bermakna (CI, p = 0,523; HI, p = 0,174). menerus.
Dari penelitian tersebut di simpulkan Pemerintah melalui Dinas
bahwa penyuluhan meningkatkan tingkat Kesehatan dan Puskesmas lebih
pengetahuan warga. meningkatkan kualitas dan kuantitas
petugas kesehatan terutama dalam
KESIMPULAN DAN penanggulangan demam berdarah
SARAN(Conclusion and Suggestion) dengue.Keluarga lebih meningkatkan lagi
Pengetahuan Informan tentang dalam hal menjaga kebiasaan kebersihan
demam berdarah, sudah cukup baik tetapi lingkungan mencakup kebersihan kamar
pengetahuan tentang abate, liflet, dan mandi, wc, selokan, pemberian abate pada
foging masih sangat kurang. Sikap bak penampungan, mengantung pakaian,
keluarga terhadap penanggulangan membuang sampah, dalam mendukung
penyakit demam berdarah sangat antusias program penanggulangan penyakit demam
saat anggota keluarga sakit berusaha berdarah. Petugas kesehatan yang
mencari fasilitas kesehatan untuk berobat. bertanggung jawab dalam program
Keluarga juga menunjukan sikap setuju penanggulangan penyakit demam berdarah
apabila dilakukan penyuluhan oleh petugas agar lebih pro aktif memberikan
kesehatan. Lingkungan rumah keluarga penyuluhan kepada masyarakat, keluarga
cukup bersih tetapi dalam pencegahan maupun individu tentang penanggulangan
maupun penanggulangan penyakit demam penyakit demam berdarah dengue secara
berdarah melalui pemberian abate pada bak berkesinambungan.
penampungan air, membersihkan selokan,
kebiasaan mengantung pakaian dan DAFTAR RUJUKAN
kebiasaan membuang sampah, masih
mempunyai kesadaran yang sangat kurang. Depkes RI. 2010.Materi Program P2
Program penanggulangan penyakit demam Demam berdarah dengue pada
berdarah tidak terealisasi di lapangan Pelatihan P2ML Terpadu Bagi
dengan baik di mana petugas kurang Dokter Puskesmas.Dirjen P2M
& PLP. Jakarta : Depkes RI
memberikan penyuluhan kepada Depkes RI. 2009. BukuPedoman
masyarakat sehingga masyarakat akan Pemberantasan Penyakit
memahami tentang pengetahuan,sikap Demam Berdarah.Jakarta
maupun tindakan tetang penanggulangan :Ditjen PP&PL. Jakarta.
penyakit demam berdarah. Petugas kurang Fathi.2005. Perbandingan Efektifitas
aktif dalam menjalankan tugasnya Penggunaan Abate Dengan
Daun Sirih Dalam
terutama dalam hal melakukan tanggung
Menghambat Pertumbuhan
jawabnya sebagi pemegang program Larva Nyamuk Demam
penanggulangan penyakit demam berdarah Berdarah. Jurnal Kesehatan
terutama dalam kegiatan penyuluhan dan Lingkungan. 2005; 2 : 1 - 10
membagi abate secara gratis kepada

875
Mubin.2005. Demam Berdarah Dengue. Soedarmo, (2005), Rencana Strategi
Surabaya: Era Airlangga Pencegahan dan
University. pemberantasan Demam
Notoatmodjo. S. 2010. Ilmu Perilaku Berdarah
Kesehatan,Jakarta:Rineka Soegijanto, S, (2008). Demam Berdarah
Cipta. Dengue, Airlangga University
Press, Surabaya.
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi
Sutari,(2004).
Tengah. 2010. Profil Kesehatan
Diagnosis,pengobatan,pencega
Propinsi Sulawesi Tengah.Palu :
han dan pengendalian demam
Dinas Kesehatan Propinsi
berdarah, penerbit EGC.
Sulteng
Jakarta.
Dinas Kesehatan Kota Palu. 2010. Profil
Wahidin dan Kusdi, (2009). Hubungan
Kesehatan Puskesmas Talise.
Palu: Dinas Kesehatan Kota antara factor lingkungan
dengan sampah padat keluarga
Palu
di perumahan Helvetia Medan
Dinas Kesehatan Kota Palu. 2010. Profil
pemberantasan Demam
Dinas Kesehatan Kota
Berdarah
Palu.Palu : Dinas Kesehatan
Kota Palu

876

Anda mungkin juga menyukai