PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasien kritis dengan perawatan di ruang ICU (Intensive Care Unit) memiliki
morbiditas dan mortalitas yang tinggi.Mengenali ciri-ciri dengan cepat dan penatalaksanaan
dini yang sesuai pada pasien beresiko kritis atau pasien yang berada dalam keadaan kritis
dapat membantu mencegah perburukan lebih lanjut dan memaksimalkan peluang untuk
sembuh (Gwinnutt, 2006 dalam Jevon dan Ewens, 2009).
Comprehensive Critical Care Department of Health-Inggris merekomendasikan untuk
memberikan perawatan kritis sesuai filosofi perawatan kritis tanpa batas (critical care
without wall), yaitu kebutuhan pasien kritis harus dipenuhi di manapun pasien tersebut
secara fisik berada di dalam rumah sakit (Jevon dan Ewens, 2009). Hal ini dipersepsikan
sama oleh tim pelayanan kesehatan bahwa pasien kritis memerlukan pencatatan medis yang
berkesinambungan dan monitoring penilaian setiap tindakan yang dilakukan.Dengan
demikian pasien kritis erat kaitannya dengan perawatan intensif oleh karena dengan cepat
dapat dipantau perubahan fisiologis yang terjadi atau terjadinya penurunan fungsi organ-
organ tubuh lainnya (Rab, 2007).
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor 10 tahun2015
tentang standar pelayanan keperawatan rumah sakit Pas al 2 disebutkan bahw a
Pengaturan Standar Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Khusus bertujuan
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit khusus dan rumah
sakit umum yang memiliki pelayanan keperawatan kekhususan yang disusun
berdasarkan kompetensi dan kewenangan perawat dengan memperhatikankeselamatan,
keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta pengalaman, perkembangan masa kini dan masayang akan datang.
Dalam meningkatkan mutu layanan rumah s akit tidak bisa dijauhkan dari
ketersediaan tenaga kesehatan. Sesuai dengan peraturan yang menyatakan bahwa
setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja sesuai
denganstandar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional
yangberlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatanpasien (pasal 13 ayat, UU RS, tahun 2009).
Perawat sebagai bagian dari tenaga k e s e h a t a n p e r l u m e m b e r i k a n
p e l a y a n a n a s u h a n k e p e r a w a t a n d e n g a n memperhatikan mengikuti peraturan
dan standar yang berlaku di rumah sakit.Salah satu bentuk pelayanan yang diberikan
adalah pelayanan intensif, dimanapelayanan intensif yang dimaksud adalah pelayanan
keperawatan yang diberikanpada pasien dalam kondisi kritis yang membutuhkan
penanganan dan pemantauanintensif di ruang intensive care unit (ICU).
B. Rumusan Masala
1. Apa itu Pengertian keperawatan kritis?
2. Bagaimana Ruang lingkup keperawatan kritis?
3. Bagaimana Konsep keperawatan kritis?
4. Apa saja Prinsip keperawatan kritis?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memahamidan mendalami persprektif keperawatan kritis.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui apa itu pengertian keperwatan kritis
b. Mampu mengetahui bagaimana ruang lingkup keperawatan kritis
c. Mampu mengetahui bagaimana konsep keperawatan kritis
d. Mampu mengetahui bagaimana prinsip keperawatan kritis
BAB II
TINJAUAN TEORI
Metoda ini adalah suatu penugasan yang diberikan kepada perawat untuk memberikan
asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok klien. Keuntungan model asuhan
keperawatan kasus yaitu asuhan yang diberikan komprehensif, berkesinambungan, dan
holistik. Perawat dalam metode kasus mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap pasien,
perawat, dokter, dan rumah sakit (Gillies,1998).
Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena
terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan diberiakan bermutut tinggi dan
tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi dan
advokasi sehingga pasien merasa puas. Dokter juga merasakan kepuasan karena senantiasa
mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan komprehensif.
Selain itu, masalah pasien dapat dipahami oleh perawat dan kepuasan tugas secara
keseluruhan dapat dicapai.
Sedangkan kerugiannya adalah kurang efisien karena memerlukan perawat
profesional dengan keterampilan tinggi dan imbalan yang tinggi, sedangkan masih ada
pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh asisten perawat. Beban kerja tinggi terutama jika
jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana terlewatkan. Pendelegasian
perawatan klien hanya sebagian selama perawat penaggung jawab klien bertugas
(Priharjo,1995).
Masalah Keperawatan yang biasanya muncul dan intervensi yang diberikan di ruang
perawatan kritis atau ICU adalah (Doengoes, 2002):
KESIMPULAN
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi
dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita
penyakit,cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam
nyawa. Keperawatan kritis menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam
hidup. Perawatan kritis berperan sebagai advokat, care giver, kolaborator, peneliti, dan
koordinator serta berkomunikasi dan bekerjasama dalam tim.
SARAN
Sebagai perawat professional kita harus mampu memberikan asuhan keperawatan
kritis yang tepat pada klien dengan kondisi gawat. Selain itu pemahaman terhadap konsep
holism, komunikasi, dan kerjasama tim dalam keperawatan kritis penting untuk menunjang
perawatan terhadap klien agar kondisi klien lebih baik dan status kesehatan meningkat
sehingga angka kematian dapat ditekan semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Carolyn, et all. 1997. Critical Care Nursing Seventh Edition. Philadelphia: Lippincott
Company.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Standar Pelayanan Keperawatan di
ICU. Jakarta: Depkes
Doengoes, M. E. (2002). Nursing care plane: Guidelines for planning & documenting patient
care, 3rd edition, FA. Davis
Dossey, B. M. 2002. Critical Care Nursing: body-mind-spirit. (3rd ed.). Philadelphia: J. B.
Lippincott Company.
George. (1995). Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice), Fourth
Edition. USA : Appleton & Lange.
http://www.scribd.com/doc/243508922/Bab-II-Prespektif-Kep-Kritis#scribd (Diakses tanggal
9/9/2015)
Laura A. 1997. Pengkajian Keperawatan Kritis Edisi: 2. Jakarta: EGC
Morton, Patricia Gonce, dkk. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik.
Jakarta: EGC
Tabrani. 2007. Agenda gawat darurat (Critical Care). P. T Alumni: Bandung
______. 2014. Critical Care Nursing.
Http://www.en.wikipedia.org/wiki/Critical_care_nursing (Diakses tanggal 9/9/2015)