Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OPERASIONAL AMPLIFIER
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2019/2020
2 PERSIAPAN
▪ Operational Amplifier “Golden Rules” (Daftar pustaka 1) .
▪ Offset Voltage Op-Amp (Thomas L. Floyd, “Electronic Devices”, Chapter 12-6).
▪ The Inverting Amplifier (Albert P. Malvino, “Electronic Principles”, Chapter 18-1).
▪ The Summing Amplifier (Albert P. Malvino, “Electronic Principles”, Chapter 18-5).
▪ The Differential Amplifier (Albert P. Malvino, “Electronic Principles”, Chapter 18-4).
▪ Comparator (Albert P. Malvino, “Electronic Principles”, Chapter 20-1).
3 PERALATAN PRAKTIKUM
▪ Osiloskop 1 buah
▪ Signal generator 1 buah
▪ Catu daya analog 1 buah
▪ Catu daya digital 1 buah
▪ Multimeter 1 buah
▪ Resisitor Secukupnya
▪ Op-Amp LM741 dan LM358 1 buah
▪ Kabel jumper Secukupnya
4 DASAR TEORI
Operational amplifier (Op-Amp) adalah suatu IC yang tersusun dari komponen resistor, dioda,
kapasitor dan transistor [1]. Op-Amp memiliki dua input tegangan ( inverting dan non-inverting) serta
satu output tegangan . Selain itu, Op-Amp juga memiliki dua terminal suplai daya yang nilai tegangan
diberikan bergantung terhadap jenis Op-Amp. Untuk Op-Amp jenis LM358, terminal suplai daya yang
diberikan adalah tegangan positif (+) dan ground (0) sedangkan untuk LM741, tegangan postif (+) dan
tegangan negatif (-).
Gambar 2. Pin out IC lm 741 [3] Gambar 3. Pin out IC lm 358 [4]
Op-Amp pada dasarnya digunakan sebagai penguat yang menggunakan feedback eksternal
seperti resistor dan kapasitor diantara kaki output dan input. Komponen feedback ini menentukan fungsi
dari penguatan dan dengan memvariasikan konfigurasi resistor, kapasitor, atau keduanya pada
komponen feedback akan menghasilkan penguatan yang berbeda. Op-Amp ideal memiliki karakteristik
sebagai berikut :
1. Penguat lingkar terbuka tak berhingga.
2. Hambatan keluaran lingkar terbuka nol.
3. Hambatan masukan lingkar terbuka tak berhingga.
4. Lebar pita tak berhingga.
5. Common Mode Rejetion Ratio (CMRR) tak hingga.
Ketika Op-Amp yang ideal diberikan tegangan input 0 Volt maka tegangan output yang
dihasilkan juga akan bernilai 0 V. Pada prakteknya, akan ditemukan tegangan kecil pada output dari Op-
Amp ketika tidak adanya beda tegangan pada input penguat diferensial Op-Amp. Tegangan kecil ini
dikenal sebagai tegangan offset.
Prinsip kerja dari Op-Amp mengacu kepada aturan penting dari Op-Amp yang disebut dengan
“Golden Rule” yaitu :
1. Perbedaan tegangan antar tegangan input adalah nol ketika rangkaian menggunakan negatif
feedback.
2. Tidak ada arus yang masuk ke dalam Op-Amp.
Berdasarkan aturan ini maka Op-Amp dapat digunakan sebagai penguat tegangan, summing
amplifier,signal conditioning dan komparator.
1. Penguat Inverting .
Penguat ini menggunakan kaki inverting sebagai masukan dari rangkaian dan memiliki keluaran
yang berlawanan fasa dengan masukannya. Rangkaian dari penguat inverting dapat dilihat pada
gambar 5. Besar penguatan pada rangkaian ini adalah
𝑅 (2)
𝑉𝑜𝑢𝑡 = − 𝑅2 𝑉𝑖𝑛
1
2. Penguat Non-Inverting.
Penguat ini menggunakan kaki non-inverting sebagai masukan dari rangkaian dan memiliki
keluaran yang sama fasa dengan masukannya. Rangkaian dari penguat non-inverting dapat dilihat
pada gambar 6 . Besar penguatan pada rangkaian ini adalah
𝑅
𝑉𝑜𝑢𝑡 = (1 + 𝑅2 ) 𝑉𝑖𝑛 (3)
1
3. Penguat Diferensial.
Penguat Diferensial merupakan penguat yang memiliki masukan tegangan pada kaki inverting dan
non-inverting. Penguat ini akan menguatkan selisih tegangan pada kaki-kaki tersebut .Rangkaian
dari penguat diferensial ini dapat dilihat pada gambar 4. Besar penguatan pada rangkaian ini
ditunjukkan pada persamaan (4). Rangkaian ini dapat digunakan sebagai signal conditioning.
Dengan melakukan pemilihan nilai resistor R1 hingga R4 yang tepat (sesuai dengan persamaan 4)
maka pengkondisian sinyal input dapat dilakukan.
Rf
R1
R2
R3
R R R (5)
Vout = − ((V1 R f ) + (V2 R f ) + (V3 R f ))
1 2 3
5. Komparator .
Komparator merupakan salah satu aplikasi yang menggunakan Op-Amp dalam keadaan open loop
dan tidak linier. Keluaran dari komparator ini hanya berupa keadaan low (−𝑉𝐶𝐶) atau high (+𝑉𝐶𝐶).
Prinsip dasar komparator ini adalah membandingkan masukan pada inverting dan non- inverting.
Keluaran akan bernilai high saat masukan non-inverting lebih tinggi dari masukan inverting dan
sebaliknya.
6. Rangkaian Buffer.
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang menghasilkan tegangan output yang bernilai sama dengan
tegangan input. Fungsi dari rangkaian buffer sebagai penyangga dalam rangkaian agar dapat
melakukan penguatan arus tanpa terjadinya penguatan tegangan.
5 TUGAS PENDAHULUAN
a. Buatlah simulasi dengan menggunakan ISIS Proteus untuk rangkaian berikut :
1. Rangkaian wheatstone bridge menggunakan potensiometer untuk menghasilkan tegangan
dalam rentang 1 V hingga 2V . Tuliskan penurunan perhitungan untuk menemukan nilai
setiap komponen di lampiran.
2. Rangkaian signal conditioning yang menghasilkan tegangan output dalam rentang 0 V
hingga 5 V menggunakan sinyal tegangan input dari rangkaian wheatsone bridge yang
telah dibangun sebelumnya. Tuliskan penurunan perhitungan untuk menemukan nilai
setiap komponen di lampiran.
b. Buatlah draf laporan praktikum Op-Amp yang berisikan :
1. Tujuan praktikum Op-Amp.
2. Dasar teori Op-Amp.
3. Rancangan percobaan 1,2, dan 3. ( Rancangan percobaan berisikan gambar rangkaian
dengan nilai komponen yang telah ditentukan oleh praktikan serta ditambahkan dengan
hipotesis untuk setiap percobaan).
4. Hasil eksperimen (berupa tabel atau grafik yang akan diisi oleh praktikan pada saat
praktikum).
5. Analisis. ( Akan diisi ketika telah melakukan pengolahan data).
6. Kesimpulan. (Akan diisi diakhir pratikum).
6 PERCOBAAN
1. Percobaan 1 : Rangkaian penjumlahan inverting.
a. Bangunlah rangkaian pembagi tegangan menggunakan resistor dengan tegangan input sebesar
3 V yang menghasilkan tiga variasi nilai tegangan! Tabulasikan nilai tegangan yang diperoleh
!
b. Bangunlah rangkaian penjumlah inverting menggunakan Op-Amp Lm741 dengan tegangan
input yang akan dijumlahkan berasal dari rangkaian pembagi tegangan sebelumnya! Silakan
melakukan pemilihan nilai resistor pada rangkaian penjumlahan inverting dengan syarat nilai
tegangan output yang dihasilkan tidak melebihi nilai dari tegangan suplai! Ukur nilai tegangan
pada setiap input dari rangkain penjumlah inverting,bandingkan nilainya dengan tegangan
output pada rangkaian inverting!
Apakah data yang diperoleh sesuai dengan teori? Apakah nilai tegangan input pada
rangkaian penjumlah inverting berbeda dengan nilai tegangan output pada percobaan
1.a ? Jelaskan!
c. Hubungkan setiap output dari percobaan 1.a pada rangkaian buffer (total ada tiga buffer)
dengan menggunkan LM358 ,keluaran dari buffer dihubungkan ke rangkaian penjumlahan
inverting. Lakukan kembali percobaan seperti yang ditunjukkan oleh 1.b!
Apa pengaruh rangkaian buffer pada percobaan ini?Apa yang terjadi apabila kombinasi
nilai resistor yang digunakan menghasilkan nilai tegangan output melebihi nilai
tegangan suplay Op-Amp? Jelaskan! Jika Op-Amp LM741 diganti dengan LM358
apakah yang akan terjadi?Jelaskan!
2. Percobaan 2 : Rangkaian Komparator.
a. Bangunlah rangkaian percobaan Op-Amp tipe LM741 sebagai komparator yang menghasilkan
keluaran sinyak kotak dengan tegangan puncak +12 V dan -12 V !
Lampirkan foto sinyal output yang dihasilkan! Jelaskan juga prinsip kerja komparator
!
3. Percobaan 3 : Rangkaian Signal Conditioning
a. Bangunlah rangkaian wheatstone bridge menggunakan potensiometer untuk menghasilkan
tegangan dalam rentang 1V hingga 2V !
Lakukan pengukuran variasi nilai tegangan pada potensiometer dan tegangan output
yang dihasilkan dengan interval tegangan sebesar 0,1 V pada rentang 1 V hingga 2 V dan
tabulasikan data tersebut! Lakukan plotting data dari tegangan yang dihasilkan
terhadap perubahan nilai potensiometer! Jelaskan trend data yang diperoleh!
b. Bangunlah rangkaian signal conditioning yang menghasilkan tegangan output dalam rentang
0 V hingga 5 V menggunakan sinyal tegangan input dari rangkaian wheatsone bridge yang
telah dibangun sebelumnya!
Lakukan pengukuran variasi nilai tegangan pada potensiometer dan tegangan output
yang dihasilkan dari signal conditioning dan ditabulasikan! Lakukan plotting data dari
tegangan yang dihasilkan terhadap perubahan nilai potensiometer! Jelaskan trend data
yang diperoleh! Bandingkan grafik yang diperoleh pada percobaan 3.a dengan
percobaan 3.b!Bagaimanakah solusi agar tidak terjadi drop tegangan pada rangkaian
wheatstone bridge saat digabungkan dengan rangkaian signal conditioning?
7 REFERENSI
[1] Harvard . “ Operasional Amplifier “. Diakses 4 Agustus 2019 , dari
http://people.seas.harvard.edu/~jones/es154/lectures/lecture_1/op_amp_1/op_amp_1.html .
[2] Malvino, Albert & David Bates. 2007. Electronic Principle, 8th Edition. New York: McGrawHill
Education
[3] National Semiconductor. 2000. LM741: Operational Amplifier
[4] National Semiconductor. 2005. LM158/LM258/LM358/LM2904: Low Power Dual Operational
Amplifier.
Percobaan 1
Tegangan input 3 Volt.
a. Rangkaian pembagi tegangan.
Rf
R1
R2
R3
Percobaan 3
Rpotensiometer
R1
R2
R3
Rpotensi (Ω) Voutput bridge wheatsone (Volt) Voutput signal conditioning (Volt)