TAHUN 2019
A. LATAR BELAKANG
Akreditasi RS merupakan upaya Kementerian Kesehatan menyediakan suatu
perangkat yang mendorong RS senantiasa meningkatkan mutu & keamanan
pelayanan. Setiap rumah sakit di Indonesia harus terakreditasi SNARS.
Dalam SNARS mensyaratkan agar rumah sakit menyusun cara komunikasi
yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dapat dipahami penerima. Hal itu
untuk mengurangi kesalahan dan menghasilkan perbaikan keselamatan pasien. Enam
unsur sasaran keselamatan pasien yang utama dari layanan asuhan ke pasien adalah
komunikasi efektif. Menghindari risiko kesalahan dalam pemberian asuhan
keperawatan pasien dan meningkatkan kesinambungan perawat dan pengobatan maka
diharuskan menerapkan komunikasi efektif.
Komunikasi efektif adalah unsur utama dari sasaran keselamatan pasien
karena komunikasi adalah penyebab pertama masalah keselamatan pasien (patient
safety). Komunikasi di antara petugas maupun antara petugas dengan pasien dan
keluarganya yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan dipahami oleh
penerima mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien. Maka dalam
komunikasi efektif harus dibangun aspek kejelasan, ketepatan, sesuai dengan konteks
baik bahasa dan informasi, alur yang sistematis, dan budaya. diterima
Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar
manusia. Komunikasi yang efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dipahami oleh penerima mengurangi kesalahan dan meningkatkan keselamatan
pasien.
Perawat sebagai tenaga kesehatan terbanyak di RS, memiliki peran yang
sangat vital untuk memenuhi setiap Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit.
Perawat juga sebagai profesi yang paling sering dan paling lama kontak dengan
pasien. Oleh karena itu profesi perawat yang paling banyak melakukan komunikasi
dengan pasien dan keluarganya.
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah
komunikasi SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation), metode
komunikasi ini digunakan pada saat perawat melakukan handover ke pasien.
Komunikasi SBAR adalah kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk
petugas kesehatan dalam menyampaikan kondisi pasien. SBAR adalah metode
terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan
perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap eskalasi yang efektif dan
meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf di daerah klinis yang sama
atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk memberikan masukan
ke dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan
kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
Penerapan metode SBAR juga harus diikuti dengan teknik TBaK (Tulis Baca
Kembali, Konfirmasi) agar tidak terjadi kesalahan informasi.
Pelatihan ini sangat berguna karena komunikasi merupakan salah satu hal
yang mendasar dan penting sebagai pedoman dalam melakukan edukasi kesehatan.
Dengan adanya pelatihan ini dimaksudkan agar health educator di setiap rumah sakit
lebih memahami bagaimana cara dan proses melakukan edukasi kesehatan di rumah
sakit. Sehingga edukasi kesehatan (penkes) dapat berjalan lancar dan sesuai prosedur
yang ada.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
3. Mampu memberikan edukasi kesehatan pada pasien & keluarga secara efektif.
C. KEGIATAN
E. SUSUNAN PANITIA
Pengarah : dr. H. Amran Rahman Bakri
3. Rasmawati, SKM
1. Heriani, AmKeb
3. Mariyana Hamidu