Anda di halaman 1dari 5

Diaspora Komitmen Indonesia ( Suara Jokowi di Luar negeri)

- Diapora dan pemerintahan Indonesia

Pemerintah indo dan diaspora

Jokowi berfokus

Kemennagn jokowi pada 2019 didukung oleh kelompok diaspora

Masalah nya ? akan kan adaa kebijakan

- Petensi Diaspora Indonesia

Populasi Diaspora Indonesia hampir menyamai jumlah populasi penduduk di Swedia atau Austria; Warga
negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat memiliki pendapatan rata-rata sebesar USD 59,000 per
tahun, jauh lebih besar dibandingkan warga Amerika Serikat yang pendapatan rata-ratanya sebesar USD
45,000 per tahun; 48% warga Diaspora Indonesia di Amerika Serikat memiliki kualitas akademik di atas
sarjana. Sementara, ratarata penduduk Amerika Serikat yang memiliki kualitas akademik serupa,
jumlahnya hanya 27%; Diaspora Indonesia unggul lainnya tersebar di seluruh dunia seperti ilmuwan
Indonesia yang tergabung di Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional, Jumlah remittance yang masuk
dari tenaga kerja Indonesia sepanjang tahun 2011 (versi BNP2TKI) mencapai USD6.11 miliar atau setara
dengan Rp53.36 triliun; Setiap tahun Diaspora Indonesia mengirimkan devisa ke Indonesia hingga
mencapai USD7 miliar atau hamper Rp70 triliun. Angka tersebut nyaris menyamai jumlah dana otonomi
khusus pada APBN-P 2012 yang ditransfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 8 juta orang Indonesia yang bermukim di luar negeri dengan
berbagai macam profesi seperti pengusaha, peneliti, mahasiswa, pekerja profesional, pekerja seni, TKI,
dan lain sebagainya dengan pendapatan per kapita lima kali lipat per kapita di Indonesia. Dengan jumlah
sekitar 8 juta orang, Diaspora Indonesia berada di kisaran 3% dari total jumlah penduduk di Indonesia
dan tersebar di tujuh benua yakni Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Afrika, Eropa, Asia dan
Australia.5
Setidaknya ada tiga potensi yang bisa dijembatani dan dimanfaatkan oleh bangsa kita. Pertama adalah transfer keahlian dan
pengetahuan. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tentang pentingnya pembangunan sumber daya
manusia melalui pelatihan keterampilan untuk masyarakat. Para diaspora Indonesia di luar negeri bersentuhan langsung dengan
pengembangan teknologi saat ini dengan memanfaatkan fasilitas dari beragam institusi ataupun perusahaan.

Dengan berbagai macam infrastruktur pendukung dari luar negeri tersebut, para diaspora sudah seyogianya melakukan transfer
teknologi dan keahliannya untuk kepentingan bangsa Indonesia. Para diaspora tersebut harus bisa memotret permasalahan bangsa
saat ini dan mencari keahlian yang paling sesuai untuk memecahkan permasalahan bangsa saat ini, seperti pengembangan energi
terbarukan, peningkatan produktifitas lahan pertanian, pembangunan infrastruktur dengan material bahan yang efisien, dan lain-lain.

Potensi kedua adalah membawa arus masuk investasi ke dalam negeri. Tak ada orang yang lebih paham peta investasi di luar
negeri kecuali para diaspora Indonesia. Mereka setiap hari bekerja dan terus mencari peluang investasi atas nama institusi ataupun
perusahaan tempat mereka bekerja. Pemahaman peta investasi para diaspora ini dibutuhkan oleh pemerintah, agar kita bisa
menyesuaikan kebijakan yang mampu menarik minat investasi. Membangun atmosfer ekonomi yang menarik buat para investor
luar negeri. Para diaspora Indonesia dapat menjadi jembatan yang bagus untuk menerjemahkan keinginan investor global saat ini.

Potensi ketiga adalah jembatan pariwisata bangsa Indonesia, para diaspora Indonesia mewakili berbagai macam budaya bangsa
Indonesia di luar negeri. Mereka tidak hanya merepresentasikan bangsa Indonesia, tapi kekhasan setiap suku bangsa kita. Setiap
suku bangsa Indonesia yang memiliki jenis tarian daerah, makanan, pakaian adat, dan berbagai hal lainnya adalah potensi
pariwisata yang tidak terhingga. Dengan dirangkulnya diaspora, disinergikannya kekuatan mereka, dan difasilitasinya mereka di luar
negeri untuk mengembangkan budaya, maka bangsa Indonesia memiliki 7 sampai 8 juta duta pariwisata yang terus bekerja
mempromosikan kepentingan bangsa.

Ketiga potensi diaspora ini dilirik oleh Presiden Jokowi dalam pidatonya. Ini tentu mendapat sambutan luar biasa dari para diaspora
Indonesia yang memang masih kental nasionalismenya, namun masih kesulitan mencari peluang bersinergi dengan pemerintah.
Harus diambil langkah cepat yang strategis agar antusiasme ini tidak hilang. Perlu dibuatkan ruang-ruang aktualisasi yang
memungkinkan para diaspora ini menerjemahkan visinya untuk pembangunan bangsa. Langkah strategis harus segera dibangun.

Pemerintah dapat menghubungkan para diaspora Indonesia di luar negeri dengan kebutuhan dan permasalahan riil yang dihadapi
bangsa saat ini. Pelibatan mereka secara terukur pada proyek-proyek pemerintah yang sedang dijalankan, dapat langsung
menempatkan para diaspora dengan tantangan langsung yang dihadapi saat ini. Hal ini penting agar para diaspora memahami
masalah yang dihadapi di lapangan dengan kompleksitas sosial, politik, dan ekonomi di Indonesia. Diaspora Indonesia dituntut
dapat dengan cepat menyesuaikan ritme kerjanya dengan kebutuhan riil di Indonesia.

Namun disisi lain dengan banyaknya Diaspora Indonesia ditemukan beberapa permasalahan antara lain:
a) belum optimalnya pendekatan dan perhatian secara sistematis dan komprehensif dari Pemerintah
Indonesia; b) Diaspora Indonesia ibarat ‘thousands of unconnected dots’ yang seringkali diwarnai
dengan minimnya hubungan dengan tanah air yang pada gilirannya menjadi suatu komunitas penuh
potensi namun lemah koneksi; dan c) Masih kurang diperhitungkannya Diaspora Indonesia di sejumlah
negara.6

- Negara yang malukan hubungan dengan diaspora

Negara yg melaukan hubungan dengan diapsora

- Perdebatan dan upaya pemerintah

Dwi kewarganegaran
Kelompok diaspora menjadi entitas politik internasional yang penting seiring dengan adanya
globalisasi dan semakin intensnya interaksi internasional. Dalam dua dekade terakhir kelompok
diaspora telah menjadi aktor politik yang signifikan pengaruhnya baik dalam politik negara asal
maupun negara penerimanya. Setiap negara berupaya menjangkau kelompok diasporanya
dikarenakan potensi material dan non-material yang dimiliki kelompok ini. Lebih khusus saya
akan membahas mengenai relasi antara Indonesia dalam hal ini pemerintah dengan kelompok
diaspora Indonesia.

Fokus studi yang akan saya teliti pada program ini ialah mengenai isu tentang hubungan
negara dengan aktor internasional masyarakat transnasional yaitu kelompok diaspora,
khususnya dalam studi kasus Indonesia. Terdapat ruang kerjasama yang belum dimanfaatkan
secara maksimal antara pemerintah Indonesia dan kelompok diaspora Indonesia. Kedua
kelompok ini memiliki kepentingan, dimana Indonesia memiliki kepentingan untuk menjaring
dan memaksimalkan kekuatan kelompok diasporanya. Di sisi lain kelompok diaspora memiliki
aspirasi terhadap Indonesia diantara isu yang berkembang ialah mengenai dwi kewarganegaraan,
representasi politik dan kepentingan ekonomi. Namun kedua kepentingan tersebut tampaknya
belum menjadi agenda yang serius dikarenakan adanya hambatan sosial maupun hambatan
politik.

Kondisi diatas membuat hubungan antar kedua aktor tersebut masih memiliki gap dan
tidak berjalan secara maksimal. Padahal ketika Indonesia mampu mengakomodasi kepentingan
kelompok diaspora nya tentu akan menciptakan nilai tambah terhadap kepentingan Indonesia di
luar negeri baik dalam aspek ekonomi, politik maupun sosial. Penelitian tentang diaspora
Indonesia dapat dikatakan masih minim. Dalam studi magister ini, saya berupaya mengkaji lebih
jauh mengenai mekanisme ideal mengenai hubungan negara Indonesia dengan kelompok
diaspora Indonesia. Terlebih pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo terlihat keseriusan
pemerintah untuk mengembangkan dan memaksimalkan sumberdaya manusia untuk kepentingan
pembangunan bangsa khususnya kelompok diaspora.
Jokowi dua kali di dukung diaspora

Wacana jokowi

Negara pendukung diaspora : khusunya kewarganegaran, remitansi

Pro kontra dwi kewarganegaraan

Terhambat masalah identitas

Anda mungkin juga menyukai