3494 361 8979 1 10 20190725
3494 361 8979 1 10 20190725
80-88 (2017)
Moris Adidi Yogia
ABUSE OF POWER:
TINJAUAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN
OLEH PEJABAT PUBLIK DI INDONESIA
Raden Imam Al Hafis dan Moris Adidi Yogia
Dosen Program Studi Administrasi Publik FISIPOL UIR
ABSTRACT
Having power means having the ability to change the behavior or attitudes of others in accordance with
what is desired by the authority. By holding power, automatically the bersangkuatan has an influence,
and this is what is dreamed by some people who want to get legitimacy so that later he has the influence
of the power possessed. the cause of abuse of power can have an impact on rampant corruption. Among
the causes: a. That punishment perceived from the results of abuse of power is relatively lighter
compared to the benefits it feels. b. Abuse of power can be tricked and engineered in the form of physical
accountability. c. To get power requires substantial material capital, so that when the power is granted to
him, of course the person concerned is trying to return the initial capital plus a large profit. d. It is not
good for a check and balance system in the government system.
sebagian orang yang ingin mendapatkan yang menduduki posisi penting dalam
kekuasaan sehingga nantinya ia sebuah lembaga negara merasa
mempunyai pengaruh dari kekuasaan mempunyai hak untuk menggunakan
yang dimiliki. Dengan kata lain ia wewenang yang diperuntukkan baginya
mempunyai hak memerintah, hak untuk secara bebas. Makin tinggi jabatannya,
mengatur atau mengelola sampai pada makin besar kewenangannya. Dalam
hak untuk mengambil keputusan keadaan di mana masyarakat lemah
penting yang ada. Karena pada sebagian karena miskin, buta hukum, buta
orang berpandangan bahwa apabila administrasi, korupsi berjalan seperti
ketiga hak tersebut bisa didapatkan angin lewat. Pemerintah di suatu negara
maka seseorang berhasil menjalankan merupakan kompoenen dalam
dan berkarir. Keinginan itulah yang pembentukan negara yang baik.
didambakan oleh sebagian orang, walau Permerintahan yang baik akan terwujud
terkadang mereka menyadari bahwa bila ada sinergitas antara swasta, rakyat
apabila ia mendapatkan kekuasaan jika dan pemerintah dalam hal ini sebagai
tidak berhati-hati hal tersebut akan fasilitator yang melaksanakan tanggung
membahayakan dirinya dan bahkan jawa dengan transparan, partisipatif,
keluarganya. akuntabel dan demokratis.
Penyalahgunaan kekuasaan Pelaku utama dalam banyaknya
(abuse of power) saat ini menjadi kasus penyalahgunaan kekuasaan
tranding topic, baik di media massa, adalah mereka yang disebut sebagai
media cetak maupun media electronik. administrator publika atau pegawai
Abuse of Power merupakan suatu negeri atau aparatur sipil negara (ASN).
tindakan yang dilakukan oleh seorang (Sundarso, 2015). Merekalah yang
pejabat publik atau penguasa dengan dibebani tanggung jawab untuk
agenda kepentingan tertentu, baik untuk mengerjakan tugas pemerintahan, tetapi
kepentingan individu maupun proses administrasi publik
kepentingan kelompok atau korporasi. sesungguhnya melibatkan juga banyak
Kalau tindakan itu dapat merugikan pihak di luar pegawai negeri seperti
keuangan atau perekonomian negara, pekerja sosial, LSM, akademisi
maka tindakan tersebut dapat dianggap terutama dalam proses pembuatan
sebagai tindakan korupsi. istilah kebijakan untuk melaksanakan berbagai
menyebutkan bahwa kekuasaan itu macam kegiatan untuk pencapaian
dekat dengan korupsi. Kekuasaan yang tujuan organisasi pemerintah tersebut.
tidak terkendali akan menjadi semakin Proses pencapaian negara dengan
sewenang-wenang dan pada akhirnya pemerintahan yang baik memerlukan
berujung pada penyimpangan. Makin instrumen dalam membawa komponen
besar kekuasaan itu, makin besar pula kebijakan-kebijakan atau peraturan-
kemungkinan untuk melakukan korupsi. peraturan pemerintah guna
Wewenang yang diberikan sebagai terealisasinya tujuan nasional.
sarana untuk melaksanakan tugas, Instrumen pemerintah tersebut yaitu
dipandang sebagai kekuasaan pribadi. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
Karena itu dapat dipakai untuk ditetapkan dalam Undang-Undang
kepentingan pribadi. Akibatnya, pejabat Nomor 5 Tahun 2014. Pembentukan
Raden Imam Al Hafis PUBLIKa, Vol 3, No. 1 Hal. 80-88 (2017)
Moris Adidi Yogia