Imroatul Jamila Typoid
Imroatul Jamila Typoid
DI RUANG ANAK
1.2 Etiologi
Demam tifoid timbul akibat dari infeksi oleh bakteri golongan Salmonella
yaitu Salmonella thypi, S paratyphi A, S paratyphi B dan S paratyphi C. Bakteri
tersebut memasuki tubuh penderita melalui saluran pencernaan (Inawati, 2014).
Sumber utama yang terinfeksi adalah manusia yang selalu mengeluarkan
mikroorganisme penyebab penyakit tersebut, baik ketika ia sedang sakit atau
sedang dalam masa penyembuhan. Pada masa penyembuhan, penderita masih
mengandung Salmonella spp di dalam kandung empedu atau di dalam ginjal.
Sebanyak 5 persen penderita demam tifoid kelak akan menjadi karier sementara,
sedangkan 2 persen yang lain akan menjadi karier yang menahun. Sebagian besar
dari karier tersebut merupakan karier intestinal (intestinal type) sedang yang lain
termasuk urinary type.
1.3 Manifestasi klinis
a) Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat berlangsung 7-21 hari, walaupun pada umumnya adalah
10-12 hari. Pada awal penyakit keluhan dan gejala penyakit tidaklah khas,
berupa :
- Panas atau demam
- anoreksia
- rasa malas
- sakit kepala bagian depan
- nyeri otot
- lidah kotor
- gangguan perut (perut kembung dan sakit)
2. Gejala Khas
2.1 Minggu Pertama
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada
awalnya sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam
tinggi yang berpanjangan yaitu setinggi 39ºc hingga 40ºc, sakit kepala,
pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual, muntah, batuk, dengan nadi antara
80-100 kali permenit, denyut lemah, pernapasan semakin cepat dengan
gambaran bronkitis kataral, perut kembung dan merasa tak
enak,sedangkan diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu
pertama, diare lebih sering terjadi. Khas lidah pada penderita adalah
kotor di tengah, tepi dan ujung merah serta bergetar atau tremor.
2.2 Minggu Kedua
Jika pada minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur meningkat
setiap hari, yang biasanya menurun pada pagi hari kemudian
meningkat pada sore atau malam hari. Karena itu, pada minggu kedua
suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi (demam).
Suhu badan yang tinggi, dengan penurunan sedikit pada pagi hari
berlangsung. Terjadi perlambatan relatif nadi penderita. Yang
semestinya nadi meningkat bersama dengan peningkatan suhu, saat ini
relatif nadi lebih lambat dibandingkan peningkatan suhu tubuh. Gejala
toksemia semakin berat yang ditandai dengan keadaan penderita yang
mengalami delirium. Gangguan pendengaran umumnya terjadi. Lidah
tampak kering,merah mengkilat. Nadi semakin cepat sedangkan
tekanan darah menurun, sedangkan diare menjadi lebih sering yang
kadang-kadang berwarna gelap akibat terjadi perdarahan.
2.3 Minggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung-angsur turun dan normal kembali di akhir
minggu. Hal itu jika terjadi tanpa komplikasi atau berhasil diobati. Bila
keadaan membaik, gejala-gejala akan berkurang dan temperatur mulai
turun. Meskipun demikian justru pada saat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi cenderung untuk terjadi, akibat lepasnya kerak dari
ulkus. Sebaliknya jika keadaan makin memburuk, dimana toksemia
memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas berupa delirium atau
stupor,otot-otot bergerak terus, inkontinensia alvi dan inkontinensia
urin.
2.4 Minggu Keempat
Minggu keempat merupakan stadium penyembuhan untuk demam
tifoid.
1.4 Patofisiologi
Penyakit typhoid disebabkan oleh kuman salmonella typhi, salmonella
paratyphi A, Salmonella paratyphi B, Salmonella paratyphi C, yang masuk ke
dalam tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar.
Selanjutnya akan ke dinding usus halus melalui aliran limfe ke kelenjar
mesentrium menggandakan/multiplikasi (bacterium). Biasanya pasien belum
tampak adanya gejala klinik (asimptomatik) seperti mual, muntah, tidak enak
badan, pusing karena segera diserbu sel sistem retikulo endosetual. Tetapi kuman
masih hidup, selanjutnya melalui duktus toraksikus masuk ke dalam peredaran
darah mengalami bakterimia sehingga tubuh merangsang untuk mengeluarkan sel
piogon akibatnya terjadi lekositopenia. Dari sel piogon inilah yang
mempengaruhi pusat termogulator di hipotalamus sehingga timbul gejala demam
dan apabila demam tinggi tidak segera diatasi maka dapat terjadi gangguan
kesadaran dalam berbagai tingkat. Setelah dari peredaran darah, kuman menuju
ke organ-oragan tubuh (hati, limfa, empedu) sehingga timbul peradangan yang
menyebabkan membesarnya organ tersebut dan nyeri tekan, terutama pada
folikel limfosid berangsur-angsur mengalami perbaikan dan apabila tidak
dihancurkan akan menyebar ke seluruh organ sehingga timbul komplikasi dan
dapat memperburuk kondisi pasien (Ngastiyah 2013) .
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5F yaitu Food(makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus
(muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses (tinja). Feses dan muntah pada penderita
demam tifoid dapat menularkan salmonella thypi kepada orang lain. Bakteri yang
masuk ke dalam lambung, sebagian akan dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid.
Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran
darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini
kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan
bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.
A. Aspek pertumbuhan
Untuk menilai pertumbuhan anak dilakukan pengukuran antopometri,
pengukuran antopometri meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan
(panjang badan), lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan lingkar dada (Saputri,
2014). Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan
digunakan untuk menilai status perbaikan gizi disamping faktor genetik,
sedangkan pengukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan
otak. Pertumbuhan otak kecil (mikrosefali) menunjukkan adanya reterdasi
mental, apabila otaknya besar (volume kepala meningkat) terjadi akibat
penyumbatan cairan serebrospinal. (Hidayat, 2011). Pada umur 6 bulan lingkar
kepala rata-rata adalah 44 cm (Angelina, 2014).
B. Aspek Perkembangan
Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan meliputi aktivitas otot-
otot besar seperti gerakan lengan, duduk, berdiri, berjalan dan sebagainya
(Saputri, 2014).
Motorik halus (fine motor skills) merupakan keterampilan fisik yang
melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan yang memerlukan
koordinasi yang cermat. Perkembangan motorik halus mulai memiliki
kemampuan menggoyangkan jari-jari kaki menggambar dua tau tiga bagian,
menggambar orang, melambaikan tangan dan sebagainya (Saputri, 2014).
Bahasa (Languange) adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap
suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan, berkomunikasi (Hidayat,
2011).
Sosialisasi dan kemandirian merupakan aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri (makan sendiri, membereskan mainan selesai bermain),
berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
a. Ciri pertumbuhan
Pertumbuhan dapat dinilai dari beberapa perubahan yaitu :
Perubahan
ukuran, terlihat jelas pada pertumbuhan fisik dengan bertambahnya umur anak
terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lain-
lain.
Proporsi tubuh, perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya umur
anak, proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda dibandingkan
tubuh anak ataupun orang dewasa.
Hilangnya ciri-ciri lama, selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang
terjadi perlahan-lahan seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi
susu dan menghilangnya refleks-refleks primitif.
Timbul ciri-ciri baru, dikarenakan pematangan fungsi-fungsi organ, seperti
tumbuh gigi permanen.
b. Ciri perkembangan
Perkembangan melibatkan perubahan, yaitu terjadi bersamaan dengan
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya, perkembangan
sistem reproduksi disertai dengan perubahan pada organ kelamin. Perubahan-
perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan
proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai
tanda kematangan suatuorgan tubuh tertentu. Perkembangan awal menentukan
perkembangan selanjutnya. Seseorang tidak akan melewati satu tahap
perkembangan sebelum dia melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seorang
anak tidak akan bisa berjalan sebelum dia berdiri. Karena itu perkembangan
awal merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya. Perkembangan juga memiliki tahap yang berurutan, tahap ini di
lalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, dan tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik. Misalnya, anak lebih dahulu mampu berdiri
sebelum berjalan, mampu membuat lingkaran sebelum mampu mampu
membuat gambar kotak, dan lain-lain.
Tumbuh kembang anak mulai dari konsepsi sampai dewasa dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti faktor genetik dan faktor lingkungan bio-fisikopsikososial,
yang bisa menghambat atau mengoptimalkan tumbuh kembang anak (Soetjiningsih,
2013). Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,
yaitu :
a. Pertumbuhan
Berat badan
Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak dapat dilakukan dengan
menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, dan lingkar kepala anak.
Pertumbuhan berat badan bayi usia 0-6 bulan mengalami penambahan 150-
250 gram/minggu dan berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh
National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan
meningkat dua kali lipat dari berat lahir pada anak usia 4-7 bulan (Wong,
2008). Berat badan lahir normal bayi sekitar 2.500-3.500 gram, apabila
kurang dari 2.500 gram dikatakan bayi memiliki berat lahir rendah (BBLR),
sedangkan bila lebih dari 3.500 gram dikatakan makrosomia. Pada masa
bayi-balita, berat badan digunakan untuk mengukur pertumbuhan fisik dan
status gizi diperhaatikan
Panjang badan
Pengukuran panjang badan digunakan untuk menilai status perbaikan gizi.
Selain itu, panjang badan merupakan indikator yang baik untuk pertumbuhan
fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk perbandingan terhadap
perubahan relatif, seperti nilai berat badan dan lingkar lengan atas. Panjang
bayi baru lahir normal adalah 45-50 cm dan berdasarkan kurva yang
ditentukan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), bayi akan
mengalami penambahan panjang badan sekitar 2,5 cm setiap bulannya.
Penambahan tersebut akan berangsur-angsur berkurang sampai usia 9 tahun,
yaitu hanya sekitar 5 cm/tahun dan penambahan ini akan berhenti pada usia
18-20 tahun
Pengukuran Lingkar Kepala Anak
Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata adalah 34-35 cm dan lingkar kepala
ini lebih besar daripada lingkar dada. Pada anak umur 6 bulan, lingkar kepala
rata-rata adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm, dan dewasa 54
cm. Jadi, pertambaha lingkar kepala pada 6 bulan pertama adalah 10 cm, atau
sekitar 50% pertambahan lingkar kepala sejak lahir sampai dewasa terjadi 6
bulan pertama kehidupan. (Soetjiningsih, 2013).
b. Perkembangan
Perkembangan motorik kasar, aspek perkembangan lokomosi (gerakan) dan
postur (posisi tubuh). Pada usia 6 bulan, bila bayi didudukkan di lantai, bayi
bisa duduk sendiri tanpa disokong tetapi punggung masih membungkuk, bayi
mampu berguling sebagai aktivitas yang disadari sehingga untuk mencapai
benda dengan jarak dekat, bayi dapat berguling-guling. Kontrol kepala bayi
muncul lebih dulu pada posisi tengkurap, sehingga bayi lebih dahulu
berguling dari posisi terlentang.
Perkembangan motorik halus, kemampuan motorik halus dipengaruhi oleh
matangnya fungsi motorik, dan koordinasi neuromuskular yang baik, fungsi
visual yang akurat, dan kemampuan intelek nonverbal. Pada usia 6 bulan bayi
mampu memindahkan objek dari tangan satu ke tangan lainnya, bayi juga
mampu meraih dan mengambil benda dengan baik, tanpa disertai gerakan
simultan pada tangan yang lain, bayi juga mampu memasukkan balok ke
dalam gelas tapi tidak bisa mengambil kembali
Perkembangan bahasa, kemampuan untuk memberikan respons terhadap
suara, mulai mengenal kata-kata “da da, pa pa, ma ma”.
Perkembangan sosial, banyak dipengaruhi faktor lingkungan (pengasuhan).
Seorang bayi mewarisi karakteristik emosional-sosial dan gaya berinteraksi,
tetapi sifat bawaan tersebut dimodifikasi oleh gaya orangtua dan lingkungan
sosial, bayi akan merasa nyaman disekitar orang-orang akrab dan timbul
kecemasan di sekitar orang asing. Pada usia ini bayi senang bermain dengan
bayi lainnya, dan sekali- kali ia akan tersenyum dan meniru suara
masingmasing, diusia ini bayi mulai mengenali orang tua.
A. Antopometri
Pengukuran antropometri dimaksudkan untuk mengetahui ukuran-ukuran fisik
seorang anak dengan menggunakan alat ukur tertentu, seperti timbangan dan
pita pengukur (meteran). Pada penentuan keadaan pertumbuhan fisik anak perlu
dilakukan pemeriksaan antopometri dan pertumbuhan fisik. Pengukuran
antropometri untuk emantau tumbuh kembang anak adalah berat badan, badan
panjang, lingkar kepala dan lingkar lengan atas.
B. Indeks antopometri
Indeks antropometri merupakan rasio dari pengukuran terhadap satu atau lebih
pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur, TB/U (Tinggi Badan
terhadap Umur) dan BB/U (Berat Badan terhadap Umur).
C. Interpretasi indeks antropometri gizi
Interpretasi indeks antropometri gizi memerlukan ambang batas. Ambang batas
dapat disajikan kedalam tiga cara, yaitu persen terhadap median, persentil, dan
standar deviasi unit. WHO menyarankan menggunakan standar deviasi unit
untuk meneliti dan memantau pertumbuhan. Standar Deviasi Unit (SD) disebut
juga Z-skor.
Rumus perhitungan Z- Score adalah:
A. Pengkajian
1) Identitas pasien
Meliputi nama, alamat,
Umur: penyakit typoid menyerang semua umur mulai anak sampai
dewasa, tetapi sering ditemukan pada anak berumur di atas 1 tahun
Jenis kelamin: typoid menyerang perempuan maupun laki-laki,
pekerjaan, suku/bangsa,agama, status perkawinan,tanggal masuk
rumah sakit, no RM dan diagnose masuk.
Identitas penanggung jawab: biasanya keluarga, orang tua, orang
terdekat pasien yang bertanggung jawab
2) Keluhan utama
Keluhan utama saat MRS demam thypoid adalah panas atau demam
yang tidak turun –turun, nyeri perut,pusing kepala, mual, muntah,
anoreksia, diare serta penurunan kesadaran.
3) Riwayat penyakit sekarang
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella thypi ke
dalam tubuh.
4) Riwayat penyakit dahulu
Biasanya pada typoid, sebelumnya pasien sudah pernah menderita
typoid.
5) Riwayat penyakit keluarga
6) Apakah keluarga pernah menderita penyakit keturunan seperti
DM,hipertensi, dll.
7) Pola-pola fungsi kesehatan
Inawati. (2014). Demam Tifoid. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma. Edisi
Khusus. Hal 31-36.
Nadyah. (2014). Hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi insidens penyakit
demam tifoid di Kelurahan Samata Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
2013. Jurnal Kesehatan, Vol VII, No 1, 305-321.
Ngastiyah. (2013). Perawatan anak sakit. Jakarta: EGC
Wardana, I. M. T. L., et al. (2014). Diagnosis demam thypoid dengan
pemeriksaan widal. Bali: Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana/Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah