Anda di halaman 1dari 12

PENGGUNAAN ALAT ELEKTROKARDIOGRAF

HCU/ICU/ICCU
DI RUMAH SAKIT UMUM SILOAM
TANGERANG

DI SUSUN OLEH:
Ns. Raden Roro Maria Ulfah. S. Kep
Shefti Octa Zayusman. A. Md. Kep

TANGERANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
karunia-Nya sehingga makalah berjudul “ELEKTROKARDIOGRAF” dapat
diselesaikan dengan lancar..
Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan, untuk itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Demikianlah makalah ini dibuat. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Tangerang, Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN PENULISAN
1.3 METODE PENULISAN
1.4 MANFAAT PENULISAN
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
2.2 ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
2.3 INDIKASI PEMASANGAN
2.4 TANDA DAN GEJALA
2.5 JALUR PEMASANGAN ALAT
2.6 KODE ALAT
2.7 KOMPONEN ALAT
2.8 CARA KERJA ALAT
2.9 KOMPLIKASI
2.10 DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.11 HAL-HAL YANG PERLU MENJADI PERHATIAN PERAWAT
TERKAIT DENGAN PENGGUNAAN ALAT

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN


DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jantung merupakan organ vital manusia yang mengedarkan komponen
darah keseluruh tubuh. Jantung merupakan organ berotot dan berongga yang
berukuran sekepalan tangan manusia. Selama 70 tahun kehidupan manusia,
jantung rata-rata memompa sekitar 70x/menit, 24jam/hari, 365 hari setahun
(donge, patricia. Critical care nursing 10th edition. 2013).
Untuk menilai fungsi atau kerja jantung salah satunya dengan pemeriksaan
EKG (Elektrikardiografi). Menurut dr.Napu,Saifullah (2009) EKG merupakan
alat bantu diagnosis. EKG yang normal belum tentu jantungnya normal dan
sebaliknya. Gambaran klinis merupakan pegangan terpenting dalam
menegakkan diagnosis. Manfaat paling besar rekaman EKG adalah dalam
menegakkan diagnosis aritmia jantung.
Elektrokardiogram (EKG) merupakan sinyal fisiologis yang dihasilkan
oleh aktifitas kelistrikan jantung. Sinyal ini direkam menggunakan perangkat
elektrokardiograf. Perangkat ini bemacam-macam bentuknya sesuai dengan
kepentingan perekaman sinyal EKG yang dilakukan. Misalnya untuk standard
clinical EKG, menggunakan 12 elektroda, dan peraga bisanya berupa kertas
rekam ECG, sedangkan untuk monitoring EKG, digunakan 1 atau 2 elektroda
dengan peraga berupa sinyal yang ditampilkan pada CRT. Perangkat ini relatif
mahal karena produksi yang terbatas, penggunaan yang cukup spesifik dan
hanya terdapat pada rumah sakit - rumah sakit besar.
Dikenal secara luas dengan istilah EKG atau ECG, elektrokardiogram
merupakan tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi
jantung. Tes tersebut merekam aktivitas listrik dari jantung, dan pada batas
tertentu, mengidentifikasi jika ada peredaran atau aliran darah yang tidak
normal. EKG memberikan gambaran ukuran dan bentuk hati dengan baik.
Jantung adalah salah satu organ otot paling besar dan di bagi menjadi empat
bilik. Bilik atas disebut atrium kanan dan kiri, dan bilik bawah adalah ventrikel
kanan dan kiri.
Oksigen yang masuk ke dalam tubuh lewat hidung atau mulut akan
tergabung dengan darah dari paru-paru. Lalu, darah tersebut bergerak dari
paru-paru ke pembuluh darah pulmonari dan ke atrium kiri. Lalu, dipompa ke
ventrikel kiri dan melewati aorta, di mana oksigen didistribusikan ke jaringan
dan sel.
Karena oksigen terdistribusi dan digunakan oleh tubuh, karbon monoksida
menyatu dengan darah untuk mengeliminasi. Pasokan kembali ke jantung
melalui atrium kanan dan lanjut ke ventrikel kanan, di mana akan mengalir ke
arteri pulmonari yang terhubung dengan paru-paru. Paru-paru mengeluarkan
karbon dioksida, sementara oksigen masuk ke aliran darah.
Agar jantung dapat memompa darah melewati bilik maka dibutuhkan
rangsangan listrik. Segala interupsi pada siklusnya dapat menyebabkan
beragam gejala dan kondisi kardiovaskular. Masalah yang memengaruhi bilik
atau bagian jantung lainnya dapat memberi dampak pada aliran darah.
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/ekg/
Elektrokardiogram tetap merupakan standar emas dalam mengidentifikasi
adanya dan lokasi dari infark miokard akut. ST elevasi pada infark miokard
akut dapat memprediksi ukuran infark, responnya terhadap terapi reperfusi, dan
memperkirakan prognosis dari pasien. Distorsi terminal komplek QRS pada
infark miokard akut inferior adalah jika J-point dibandingkan dengan tingginya
gelombang R lebih atau sama dengan 0,5 pada dua atau lebih sadapan inferior
(sadapan II, III, aVF).

1.2 Tujuan
Bertujuan agar semua perawat dapat melakukan tindakan keperawatan pada
alat Elektrokardiogram dengan baik dan benar.
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan pada makalah ini menggunakan pendekatan teoritis
yang bersumber pada buku dan jurnal.

1.4 Manfaat
a. Bagi Perawat
Memberikan pengetahuan tentang teori dan penggunaan alat EKG
b. Bagi Instansi
Meningkatkan mutu pelayanan pada pasien.

1.5 Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan makalah elektrokardiogram (EKG) adalah
sebagai berikut:
1) Bagian pembuka
Merupakan bagian awal dari penulisan makalah yang mencakup halaman
judul, kata pengantar, lembar pengesahan, serta daftar isi.
2) Bagian inti
Bagian inti terdiri dari BAB I Pendahuluan yang memberi gambaran
secara keseluruhan tentang isi makalah yang mencakup latar belakang
masalah, tujuan, metode, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan Teori, mencakup anatomi fisiologi jantung,
elektrokardiografi, indikasi pemasangan, tanda dan gejala, jalur
pemasangan alat, kode alat, komponen alat, cara kerja alatdan hal-hal yang
perlu diperhatikan perawat terkait dengan penggunaan alat.
3) Bagian penutup
BAB III Kesimpulan Saran, dijelaskan bahwa simpulan menjawab
tujuan. Saran yang disampaikan berkaitan dengan simpulan tinjauan kasus
yang telah dilakukan.
BAB 2
KONSEP DASAR TEORI

2.1 Anatomi Fisiologi Jantung


Jantung adalah organ muskular berlubang yang berfungsi sebagai pompa
ganda sistem kardiovaskular. Sisi kanan jantung memompa darah ke paru
sedangkan sisi kiri memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung mempunyai
empat ruangan,atrium kanan dan kiri , ventrikel kanan dan kiri. Jantung
merupakan otot tubuh yang bersifat unik karena mempunyai sifat membentuk
impuls secara otomatis dan berkontraksi ritmis. Pembentukan impuls listrik
terjadi dalam sistem penghantar jantung. Adapun jalur hantaran listrik jantung
normal terjadi dalam urutan berikut : nodus sinoatrial (SA) – nodus
atrioventrikular (AV) – berkas His – cabang berkas – serabut purkinje – otot
ventrikel.

2.2 Elektrokardiografi
Elektrokardiografi (EKG) merupakan suatu test yang digunakan untuk
mendeteksi kinerja jantung. Test ini mampu mengukur aktivitas yang
dihasilkan oleh jantung sehingga berbagai bentuk kelainan bisa dideteksi
seperti pembesaran, peradangan, dan aritmia jantung.
Elektrokardiografi (EKG) merupakan salah satu pemeriksaan diagnostic
yang sering digunakan untuk menegakkan diagnose pada pasien yang
mengalami gangguan kardiovaskular (PP HIPERCI. 2020).
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung.
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman
listrik jantung. Aktifitas listrik jantung dicatat dan direkam melalui elektroda –
elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.
Elektrokardiogram (EKG) atau electrocardiogram (ECG) adalah tes medis
untuk mendeteksi kelainan jantung dengan mengukur aktivitas listrik yang
dihasilkan oleh jantung, sebagaimana jantung berkontraksi. EKG dapat
membantu mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti aritmia jantung,
pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis), dan
penyakit jantung koroner.

2.3 Indikasi Pemasangan


a) Pasien dengan kelainan irama jantung
b) Pasien dengan kelainan miokard seperti infark
c) Pasien dengan pengaruh obat-obat jantung terutama digitalis
d) Pasien dengan gangguan elektrolit
e) Pasien perikarditis
f) Pasien dengan pembesaran jantung
g) Pasien dengan kelainanPenyakit inflamasi pada jantung.
h) Pasien di ruang ICU
(https://perawatsamarinda.blogspot.com/2013/03/prosedur-
pemasangan-ekg.html)

2.4 Tanda dan Gejala

2.5 Jalur Pemasangan Alat


2.6 Kode Alat
Tiga jenis utama EKG, meliputi:
1) EKG istirahat (resting ECG) - pasien berbaring. Selama tes pasien tidak
diperbolehkan bergerak, karena impuls listrik lain dapat dihasilkan oleh
otot-otot lain selain jantung yang dapat mengganggu pemeriksaan
jantung Anda. Jenis EKG ini biasanya memakan waktu lima sampai
sepuluh menit.
2) EKG ambulatory (ambulatory ECG) - EKG ambulatory atau Holter
dilakukan dengan menggunakan alat perekam portabel yang dipakai
setidaknya selama 24 jam. Pasien bebas untuk bergerak secara normal
sementara monitor terpasang. Jenis EKG ini digunakan untuk pasien
yang gejalanya intermiten dan mungkin tidak muncul selama tes EKG
istirahat. Orang yang sembuh dari serangan jantung dapat dimonitor
dengan cara ini untuk memastikan ketepatan fungsi jantungnya.
3) Test stres jantung - tes ini digunakan untuk merekam EKG pasien
sementara pasien menggunakan alat seperti sepeda atau berjalan diatas
treadmill. Jenis EKG ini membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit.
2.7 Komponen Alat
2.8 Cara Kerja Alat
a. Persiapan pasien
1) Pasien diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
2) Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan
tenang selama perekaman
b. Persiapan alat-alat EKG
1) Mesin EKG yang dilemgkapi dengan 3 kabel
a) Satu kabel untuk listrik (power)
b) Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi
tanda dan warna
c) Satu kabel untuk bumi (Ground)
2) Plat elektroda yaitu :
a) 4 buah elektroda ekstremitas dan manset
b) 6 buah elektroda dada dengan balon penghisap
3) Jelly elektroda
4) Kertas EKG
5) Kertas Tissue
c. Cara menempatkan EKG
Sebelum pemasangan elektroda, bersihkan kulit pasien disekitar
pemasangan manset, beri jelli kemudian hubungkan kabel elektroda
dengan pasien.
a) Elektroda ekstremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan
dan kiri searah dengan telapak tangan
b) Elektroda ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri
sebelah dalam
c) Posisi pada pergelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah
dipasang di bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
 Merah (RA/R) lengan kanan
 Hijau (LF/F) tungkai kiri
 Kuning (LA/L) lengan kiri
 Hitam (RF/N) tungkai kanan
Hasil perekaman tersebut terjadilah 2 sandapan (lead) :
a) Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka
romawi I,II,III
b) Sandapan unipolar ekstremitas, ditandai dengan simbol avR,
avl,avF.
Pemasangan Elektroda dada, ditandai dengan huruf (V) dan disertai angka
dibelakangnya, yang menunjukan lokasi di atas prekordium harus
dipasang pada :
V1 = sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2 = Sela iga ke 4 garis sternal kiri
V3 = Terletak antara V2 dan V4
V4 = Sela iga ke 5 garis mid clavicula kiri
V5 = Garis axilla depan sejajar V4
V6 = Garis axilla tengan sejajar V5
d. Cara merekam EKG
1) Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemantauan
2) Periksa kembali standarisasi EKG antara lain :
 Kalibrasi 1 mV (10 mm)
 Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu dilakukan kalibrasi dengan menekan tombol run / start dan
setelah kertas EKG bergerak, tombol kalibrasi ditekan 2-3 kali
berturut-turut dan diperiksa apakah 10 mm
3) Dengan memindahkan lead selektor kemudian dibuat pencatatan EKG
secara berturut-turut lead I,II,III,avR,avL,V1,V2,V3,V4,V5,V6.
Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula
sebanyak 2-3 kali, setelah itu matikan mesin EKG
e. Rapikan pasien dan alat-alat
f. Catat pinggir kiri atas kertas EKG
 Nama pasien
 Tanggal perekaman
 Yang membuat rekaman pada kiri bawah
 Umur
 Jam
 Dibawah tiap lead, beri tanda lead berapa.

2.9 Komplikasi
EKG merupakan prosedur medis yang aman, dan sejauh ini belum
ditemukan risikonya. EKG tidak mengirimkan arus listrik ke tubuh Anda,
artinya Anda tidak terkena stroom. Hanya saja ada kemungkinan adanya
orang yang mungkin mengalami alergi atau sensitif terhadap elektroda yang
menyebabkan kulit mereka gatal dan kemerahan. Namun hal ini sangat jarang
terjadi.
2.10 Hal-Hal yang Perlu Menjadi Perhatian Perawat Terkait dengan
Penggunaan Alat
1) Sebelum bekerja periksa lebih dahulu tegangan alat EKG
2) Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan
3) Kalibrasi dapat dipakai ½ mV bila gambar terlalu besar, atau 2 mV bila
gambar terlalu kecil.
4) Hindari gangguan mekanik seperti jam tangan, bergerak, batuk dan lain-
lain
5) Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap ke pasien
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai