PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pembuatan makalah “TOPONIMI GUNUNG SLAMET” bertujuan untuk :
Melengkapi tugas Mata Kuliah TOPONIMI
Memberikan informasi kepada pembaca mengenai sejarah arti nama Gunung Slamet
Menganalisis permasalahan dan solusi di Gunung Slamet.
1.3 Manfaat
Pembuatan makalah “TOPONIMI GUNUNG SLAMET” bermanfaat sebagai media informasi
dan referensi Toponimi Gunung Slamet.
BAB II
PEMBAHASAN
Kajian morfologi menunjukan bahwa Kompleks Gunung Slamet dapat dibedakan menjadi dua bagian. Sisi
barat-baratdaya dan baratlaut diperkirakan sebagai produk Gunung Slamet tua (Djuri, drr., 1996), dan
disusun oleh produk batuan volkanik dengan tekstur atau relief morfologi sangat kasar dan saling
memotong maupun memperlihatkan bentuk-bentuk morfologi melingkar. Produk Gunung Slamet muda
dicirikan oleh tekstur morfologi halus menutupi lereng Gunung Slamet di sisi timur, timurlaut dan tenggara
(Djuri, drr., 1996). Produk volkanik paling muda membentuk puncak Gunung Slamet berupa kerucut
sempurna dibatasi oleh lembah dalam di sisi barat, berupa sobekan kaldera yang terbuka ke arah barat laut.
b) Geologi
Endapan hasil erupsi G. Slamet dari tua sampai muda semuanya berumur kuarter, menutupi
batuan sedimen berumur tersier. Sebagian hasil erupsi G. Slamet meliputi 5 kabupaten
dengan luas 1500 km2 yang terdiri dari endapan jatuhan Piroklastika, aliran lava, lahar,
awan panas dan endapan permukaan berupa Alluvial dan Flluvial. Umumnya endapan lava
yang ditemui di G. Slamet bersifat Andesitik. Struktur geologi yang berkembang di daerah
G. Slamet dan sekitarnya, umumnya berupa sesar normal yang banyak dijumpai pada
kelompok Slamet Tua. Jejak-jejak sesar ini di lapangan dijumpai berupa Breksiasi, gores
garis sesar, zona hancuran, kelurusan bukit dan lembah, gawir yang lurus dan terjal serta
kontak tajam antara satuan batuan. Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka struktur
geologi yang berkembang di G. Slamet dapat dibedakan menjadi 3 buah struktur sesar yaitu
: Sesar Normal Jegjeg, Sesar Normal Pengasinan, Sesar Normal Mengger, Graben Guci,
Sesar Normal Si Jambang, Sesar Normal Kali Buntu, Sesar Normal Gunung Gratamba,
Sesar Normal Karanggondang, Sesar Normal Kubangan, Sesar Normal Kalipagu dan Sesar
Normal Ganting.
c) Klimatologi
Kondisi klimatologi wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah seperti
umumnya wilayah-wilayah di Indonesia. Rata-rata suhu udara bulanan 26,3ºC, dengan
suhu minimum tercatat 24,4ºC dan suhu maksimum 30,9ºC. Sedangkan curah hujan di
wilayah Kabupaten Banyumas pada tahun 2000 rata-rata sebesar 2.750 mm/tahun. Angka
ini menunjukkan bahwa di wilayah Kabupaten Banyumas memiliki curah hujan yang
cukup tinggi. Tingginya curah hujan ini didukung oleh kondisi geografi wilayah Kabupaten
Banyumas yaitu terletak di lereng Gunung Slamet. Beberapa daerah yang mempunyai
curah hujan tinggi adalah Kecamatan Baturraden dengan stasiun penakar hujan Baturraden
yaitu 4.292 mm/tahun, Kecamatan Sumpiuh dengan stasiun penakar hujan di Desa
Kebokura 5.683 mm/th, stasiun penakar hujan di Desa Bogangin 3.633 mm/th dan stasiun
otomatis di Desa Sumpiuh 3.671 mm/th, Kecamatan Cilongok dengan stasiun penakar
hujan di Desa Cikidang 4.323 mm/th. Berdasarkan curah hujan, Kabupaten Banyumas
memiliki tipe iklim (Schmid dan Ferguson), yaitu: a. Tipe A dengan nilai Q antara 0% -
14,3%, meliputi sekitar puncak Gunung Slamet dan Kranggan dengan curah hujan sangat
tinggi yaitu antara 4000 – 5000 mm/tahun b. Tipe B nilai Q antara >14,3% - 33,3%,
meliputi wilayah Kaki Gunung Slamet dan sebagian besar lembah Serayu dengan curah
hujan antara 3000 – 4000 mm/tahun c. Tipe C dengan nilai Q antara >33,3% - 60%
meliputi lembah Serayu, Pegunungan Serayu Selatan dan daerah pantai Selatan dengan
curah hujan antara 2000 – 3000 mm/tahun.
e) Penduduk
2.4 Permasalahan
a) Lingkungan
Dampak yang telah terjadi dari proyek PLTP Baturraden ini adalah kesalahan- kesalahan
teknis yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup dan kerusakan
ekosistem dalam proses ini yang dialami secara langsung adalah seluruhnya air
di dalam wilayah proyek aliran tersebut. Proyek geothermal di hutan lindung gunung
slamet pada pembukaan kawasan hutan mengakibatkan tanah longsor keluarnya sumber
mata air baru juga menjadikan ketidakstabilan lereng. Perubahan dasar sungai dari batuan
menjadi lumpur, air sungai yang menyebabkan peningkatan kandungan sedimen di dalam
air. PT SAE melakukan pembukaan lahan untuk dibuat jalan untuk pengeboran yang berada
pada barat laut ratamba, diatas Desa Sambirata. Kejadian air keruh dan mengeringnya
sumber mata air mengakibatkan aktivitas warga mulai terganggu dan juga sektor
perairan pertanian. beberapa desa terdampak yaitu desa karangtengah, kembangan,
karanglo, dll. hal ini mengakibatkan keluhan masyarakat dan juga kerugian secara
ekonomi pada UMKM, bahkan produksi perikanan sampai maret 2017 terus menurun.
PT SAE mengakui bahwa ada kesalahan teknik cut and fiil pada bukit-bukit dikawasan
PLTP Baturraden. Rusaknya ekosistem hutan lindung juga mengakibatkan banyak hewan
yang turun ke pemukiman,hewan-hewan tersebut merusak tanaman pertanian
warga, hewan-hewan tersebut diantaranya adalah macan tutul, babi hutan, kera, kijang.
Babi hutan merupakan hewan yang paling banyak turun,jumlah yang turun dalam sekali
bisa mencapai kisaran 100 ekor dan 20 kera. bahkan elang jawa dan macan tutul juga kerap
terlihat semenjak adanya PLTP Baturradenl karena jarak desa dengan proyek hanya 7
km. Dampak yang telah terjadi dari proyek PLTP Baturraden ini adalah kesalahan-
kesalahan teknis yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup dan
kerusakan ekosistem dalam proses ini yang dialami secara langsung adalah
seluruhnya air di dalam wilayah proyek aliran tersebut. Proyek geothermal di hutan
lindung gunung slamet pada pembukaan kawasan hutan mengakibatkan tanah longsor
keluarnya sumber mata air baru juga menjadikan ketidakstabilan lereng. Perubahan
dasar sungai dari batuan menjadi lumpur, air sungai yang menyebabkan peningkatan
kandungan sedimen di dalam air. PT SAE melakukan pembukaan lahan untuk dibuat jalan
untuk pengeboran yang berada pada barat laut ratamba, diatas Desa Sambirata. Kejadian
air keruh dan mengeringnya sumber mata air mengakibatkan aktivitas warga mulai
terganggu dan juga sektor perairan pertanian. beberapa desa terdampak yaitu desa
karangtengah, kembangan, karanglo, dll. hal ini mengakibatkan keluhan masyarakat dan
juga kerugian secara ekonomi pada UMKM, bahkan produksi perikanan sampai
maret 2017 terus menurun. PT SAE mengakui bahwa ada kesalahan teknik cut and fiil pada
bukit-bukit dikawasan PLTP Baturraden. Rusaknya ekosistem hutan lindung juga
mengakibatkan banyak hewan yang turun ke pemukiman,hewan-hewan tersebut
merusak tanaman pertanian warga, hewan-hewan tersebut diantaranya adalah macan
tutul, babi hutan, kera, kijang. Babi hutan merupakan hewan yang paling banyak
turun,jumlah yang turun dalam sekali bisa mencapai kisaran 100 ekor dan 20 kera. bahkan
elang jawa dan macan tutul juga kerap terlihat semenjak adanya PLTP Baturradenl karena
jarak desa dengan proyek hanya 7 km
b) Bencana Alam
-erupsi gunung
-tanah longsor
-kebakaran
Gunung Slamet merupakan gunung berapi aktif, tercatat Gunung Slamet sempat bererupsi
beberapa kali yang menyebabkan wilayah-wilayah di sekitarnya merasakan gempa dan tertutup
abu vulkanik. Pada Maret 2014 Gunung Slamet menunjukkan aktifitas dan statusnya menjadi
Waspada. Berdasarkan data PVMBG, aktifitas vulkanik Gunung Slamet masih fluktuatif. Setelah
sempat terjadi gempa letusan hingga 171 kali pada Jumat 14 Maret 2014 dari pukul 00.00-12.00
WIB, pada durasi waktu yang sama, tercatat sebanyak 57 kali gempa letusan. Tercatat pula 51 kali
embusan. Selain itu, lima tahun sebelumnya yakni pada tahun 2009, Gunung Slamet pernah
mengeluarkan lava pijar. Namun, meskipun berstatus aktif, Gunung Slamet tidak pernah terjadi
erupsi skala besar. Hal tersebut erat kaitannya dengan cerita dan mitos yang beredar di masyarkat.
c) Kemanusiaan
-pendaki yg tidak buang sampah
2.5 Program Pengembangan
a) Pengelolaan
b) Potensi
a. Ekonomi
Dampak ekonomi bagi masyarakat setempat dengan adanya daerah tujuan wisata Desa Ketenger
sangat terlihat jelas. Dahulu sebagian besar mata pencaharian masyarakat hanya sebagai buruh
tani, dengan adanya daerah tujuan wisata ini masyarakat setempat sangat diuntungkan, sebagian
besar masyarakat memanfaatkan keeksistensian daerah tujuan wisata tersebut dengan
menyediakan jasa penginapan bagi pengunjung wisata, berdagang cenderamata dan restoran.
Pendapatan rata-rata responden sebelum masuk kesektor pariwisata adalah Rp. 528000,00. Kemudian
pendapatan rata-rata responden setelah bekerja pada sektor pariwisata adalah Rp. 856.000,00. Sehingga
secara umum ada kenaikan sebesar Rp. 328.000,00 setelah responden bekerja pada sektor pariwisata.
Festival Gunung Slamet merupakan agenda rutin yang mempunyai makna yang
amat dalam, selain untuk nguri-nguri budaya Jawa yang adiluhung, juga untuk
menunjang sekaligus mempromosikan potensi wisata Desa Serang Kecamatan
Kerangreja. Ada beberapa rangkaian dalam festival gunung slamet ini, pertama
prosesi pengambilan air di kaki gunung Slamet, mata air tersebut bernama Tuk
Sikopyah.
Kegiatan hari pertama adalah pengambilan air Tuk Sikopyah diawali dengan
pembawaan lodong oleh 40 orang laki-laki, dan pembawaan nampan sesaji oleh 40
orang perempuan. Pakaian serba hitam dengan ikat kepala dikenakan oleh laki-laki
sedangkan perempuan mengenakan kain berwarna hijau. Lodong merupakan
gelondongan bambu sepanjang dua meter dengan ujung dibuat agak runcing dan
digunakan sebagai tempat air.
Setelah diadakan upacara permintaan ijin kepada sesepuh masyarakat, rombongan
pengambil Tuk Sikopyah menuju lokasi, sekitar 2 kilo meter jauhnya. Dengan
menyusuri lereng gunung rombongan berjalan diiringi dengan tetabuhan selawat
berlanggam jawa. Setibanya di Tuk Sikopyah, sesepuh desa memimpin doa dan
dilanjutkan dengan pengambilan air untuk dimasukan kedalam lodong.
Hari ketiga festival menampilkan kirab budaya dan hasil bumi, kirab dimulai
dengan rombongan pembawa Air Tuk Sikopyah, kemudian di belakangnya
gunungan hasil bumi, kesenian. Start dimulai Lapangan SMP Negeri 2 Karangreja
di Desa Kutabawa dan Finish di depan Balai Desa Serang
Setelah sampai di balai desa serang air Tuk Sikopyah langsung dibawa ke rest area
Desa Wisata Serang. Di Rest Area tersebut dilakukan prosesi wayang ruwat.
Setelah air tuk Sikopyah sampai kemudian diterima Bupati Purbalinga, yang
selanjutnya air itu dibagikan kepada seluruh masyarakat yang datang. Setelah itu
dilakukan pemotongan tumpeng.
Kemudian siang harinya sampai sore dilakukan pentas pentas seni budaya lokal dan
malam harinya dilakukan pertunjukan seni kontemporen serta pertunjukan lihgting
spektakuler. Seni kontemporer ini menampilkan perpaduan music modern dengan
music tradisional. Singel gitar, single drum juga menjadi tontonan yang wajib bagi
pencinta music. Dengan alunan yang menggebu serta kadang romantic dan sakali-
kali memadukan nada-nada jaz, hingga membuat jiwa melayang ditengah dinginya
udara pengunungan.
c) Perencanaan
BAB III
REKOMENDASI DAN KESIMPULAN
Kegiatan-kegiatan yang ada di Kabupaten Purbalingga yang memiliki jangkauan pelayanan
regional saat sekarang ini meliputi :
a. Pariwisata
Kabupaten Purbalingga memiliki obyek wisata yang cukup beragam. Baik obyek wisata alam,
wisata sejarah maupun wisata buatan. Adapaun obyek wisata yang menjadi andalan Kabupaten
Purbalingga yang memiliki jangkauan lokal, regional, bahkan Nasional yaitu obyek Wisata Air
Bojongsari (Owabong) berada di Kecamatan Bojongsari, Monumen Tempat Lahir (MTL) Jenderal
Soedirman berada di Kecamatan Rembang, Wisata Batu Menhir berada di Kecamatan
Karanganyar, Pendakian Gunung Slamet. Dari beberapa obyekwisata tersebut, Kabupaten
Purbalingga dipandang mampu sebagai home base dari rangkaian kunjungan wisata tersebut.
b. Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang penting sebagai penggerak perkembangan perekonomian
di Kabupaten Purbalingga. Berdasarkan struktur perekonomian di wilayah Kabupaten
Purbalingga, sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar yaitu 33,44%.
c. Kawasan Perlindungan Lereng Gunung Slamet
Secara geografis, Kabupaten Purbalingga terletak di Lereng Gunung Slamet. Kawasan
perlindungan gunung Slamet terletak di bagian utara Kabupaten Purbalingga. Bersama dengan
Kabupaten lainnya yang berada di lereng Gunung Slamet, Kabupaten Purbalingga memiliki peran
dalam upaya melestarikan sumber daya alam yang terkait dengan proteksi kawasan resapan dan
kawasan perlindungan. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut, maka diperlukan sarana dan
prasarana yang memadai yang menjadi bagian dari analisis sarana dan prasarana selanjutnya.