Anda di halaman 1dari 38

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. Landasan Teori
1. Nilai-nilai Dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi)
Berdasarkan pada nilai-nilai dasar ANEKA yaitu
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi yang harus diterapkan dan ditanamkan pada Aparatur
Sipil Negara (ASN) dalam tugas di Puskesmas Guntung
Kabupaten Hulu Sungai Utara, maka perlu diketahui indikator-
indikator dari kelima dasar tersebut, yaitu:
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggung jawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk kepada kewajiban
setiap individu, kelompok, atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang
PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel,
ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang
harus diperhatikan, yaitu:
1) Kepemimpinan: lingkungan yang akuntabel tercipta dari
atas ke bawah di mana pimpinan memainkan peranan yang
penting dalam menciptakan lingkungannya;
2) Transparansi: keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/
instansi;
3) Integritas: konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan;

18
20

4) Tanggung Jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku


atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.
5) Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban;
6) Keadilan: kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang;
7) Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas;
8) Keseimbangan: untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan
kapasitas;
9) Kejelasan: pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan;
10) konsistensi: sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila, sehingga senantiasa menempatkan
persatuan dan kesatuan serta kepentingan dan keselamatan
bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
PNS yang memiliki Nasionalisme yang kuat adalah
PNS yang memahami dan memiliki kesadaran
mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan jiwa
nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai pelayan
publik yang berintegritas. Adapun nilai dasar Nasionalisme
yaitu:
21

1) Implementasi nilai-nilai Pancasila


Sila 1: Ketuhanan Yang Maha Esa
a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan YME;
b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan
YME, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab;
c) Mengembankan sikap hormat menghormati dan bekerja
sama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan YME;
d) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME;
e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan YME;
f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing;
g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
terhadap Tuhan YME kepada orang lain.
Sila 2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan YME;
b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-
bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit, dan sebagainya;
c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia;
22

d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa


selira;
e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap
orang lain;
f) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan;
g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
h) Berani membela kebenaran dan keadilan;
i) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia;
j) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja
sama dengan bangsa lain.
Sila 3: Persatuan Indonesia
a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara
sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan;
b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan Negara
dan bangsa apabila diperlukan;
c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan
bangsa;
d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia;
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kepada
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial;
f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika;
g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
Sila 4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
23

a) Sebagai warga Negara dan warga masyarakat, setiap


manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama;
b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain;
c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama;
d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh
semangat kekeluargaan;
e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan
yang dicapai sebagai hasil musyawarah;
f) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima
dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah;
g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan pribadi dan golongan;
h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat sesuai hati
nurani yang luhur;
i) Keputusan yang diambil harus dapat
dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
YME, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia,
nilai-nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama;
j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melakukan permusyawaratan.
Sila 5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan;
b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama;
c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;
d) Menghormati hak orang lain;
24

e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar


dapat berdiri sendiri;
f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan orang lain;
g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah;
h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan
dengan atau merugikan kepentingan umum,
i) Suka bekerja keras;
j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama;
k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
2) Aparatur sipil negara sebagai pelaksana kebijakan publik
a) Berintegritas tinggi;
b) Menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak
korupsi, transparan, akuntabel, dan memuaskan publik;
c) Mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas;
d) Mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik.
3) Aparatur sipil negara sebagai pelayan publik
a) Profesional;
b) Melayani Publik;
c) Berdasarkan SPP;
d) Memenuhi Hak-hak Pelanggan (Pasal 18 UU No. 25
Tahun 2009);
e) Berintegritas Tinggi.
4) Aparatur sipil negara sebagai perekat dan pemersatu
bangsa
a) Pemersatu Bangsa (Dilandasi Nilai-nilai Semangat
Sumpah Pemuda dan Bhinneka Tunggal Ika);
25

b) Menjaga Kondisi Damai.


c. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar atau
norma yang menentukan baik-buruk, benar-salah perilaku,
tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik
dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah
laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang
teguh oleh sekelompok profesional tertentu. Adapun nilai-nilai
dasar etika publik antara lain:
1) Memegang teguh ideologi Pancasila;
2) Setia dan mempertahankan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 serta pemerintahan yang
sah;
3) Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
6) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah;
10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun;
11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
26

14) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan;


15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan.
d. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan
publik yang berorientasi pada kualitas hasil yang
mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan
memberikan layanan yang menyentuh hati. Beberapa cara
yang dilakukan untuk senantiasa memperbaiki mutu layanan
dari pegawai ASN kepada publik, misalnya memahami fungsi,
tugas pokok dan peran masing-masing; kompeten pada bidang
pekerjaannya; memiliki target mutu layanan, memahami
karakter masyarakat yang membutuhkan layanan, memberikan
layanan prima dan bersedia menerima kritik untuk perbaikan ke
depan.
Bidang apa pun yang menjadi tanggung jawab pegawai
negeri sipil, semua mesti dilaksanakan secara optimal agar
dapat memberi kepuasan kepada stakeholders. Aspek utama
yang menjadi target stakeholders adalah layanan yang
komitmen pada mutu, melalui penyelenggaraan tugas secara
efektif, efisien, dan inovatif.
Adapun nilai-nilai komitmen mutu di antaranya
mengedepankan komitmen terhadap kepuasan klien dan
menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi, tanpa cacat,
tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan. Komitmen Mutu
memiliki nilai-nilai dasar yaitu:
1. Efektifitas dan efisiensi
2. Inovasi
3. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan
customers/clients
4. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga
dan memelihara customers/clients tetap setia
27

5. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi tanpa


cacat, tanpa kesalahan, dan tidak ada pemborosan
6. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan
dengan pergeseran tuntutan kebutuhan customers/clients
maupun perkembangan teknologi
7. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
8. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui
berbagai cara, antara lain: pendidikan, pelatihan,
pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.

e. Anti Korupsi
Anti korupsi adalah tindakan atau gerakan yang
dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan
memperoleh keuntungan pribadi, merugikan negara,
masyarakat baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Tindak pidana korupsi yang terdiri dari kerugian keuangan
negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam
pengadaan atau gratifikasi.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti
korupsi yang harus diperhatikan, yaitu:
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi
landasan utama bagi penegakan integritas diri seseorang.
Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi
pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa
berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik
terhadap diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat
membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
28

2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan
seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang
memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang
tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar
tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada
diri seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak
pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki
seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri
tidak akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang
tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
5) Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik
akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi
29

adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan


sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6) Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya
meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya
kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk
melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang
yang menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak
akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu keserakahan
akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-
banyaknya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebatilan. Ia tidak akan menoleransi adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia juga
berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan
30

yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut


dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka
mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari
bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya.
Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan lebih dari apa
yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia
akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.

2. Peran dan Kedudukan PNS dalam Negara Kesatuan Republik


Indonesia
PNS wajib mengetahui peran dan kedudukannya dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) agar dapat
memahami peran dan kedudukan PNS dalam NKRI.
a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Berikut beberapa
konsep yang ada dalam UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.
1) Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
a) PNS, pegawai berstatus tetap dan memiliki Nomor Induk
Pegawai (NIP)
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK),
pegawai dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan
instansi dalam jangka waktu tertentu.
31

2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang


menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi pemerintah dan serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan politik.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri.
Namun demikian merupakan satu kesatuan.
4) Fungsi pegawai ASN adalah:
a) Pelaksana Kebijakan Publik;
b) Pelayan Publik;
c) Perekat dan Pemersatu Bangsa.
5) Pegawai ASN bertugas:
a) Melaksanakan kebijakan dari Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b) Memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas;
c) Mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dengan baik, dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan
hak. Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Whole of Government
Whole of Governement (WoG) adalah sebuah
pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan
upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program,
dan pelayanan publik. WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah
32

kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.


Praktik WoG dalam Pelayanan Publik, yaitu:
1) Berdasarkan Jenis
a) Pelayanan yang bersifat administratif;
b) Pelayanan jasa;
c) Pelayanan barang;
d) Pelayanan regulatif.
2) Berdasarkan Pola
a) Pelayanan Teknis Fungsional;
b) Pelayanan Satu Atap;
c) Pelayanan Satu Pintu;
d) Pelayanan Terpusat;
e) Pelayanan Elektronik.
3) Prasyarat Best Practice dan Penerapan WoG
a) Budaya dan filosofi;
b) Cara Kerja yang Baru;
c) Akuntabilitas dan insentif;
d) Cara baru pengembangan kebijakan, mendesain
program dan pelayanan collegate approach.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan penyelenggara pelayanan publik.
Unsur penting pelayanan adalah:
1) Unsur pertama, adalah organisasi penyelenggara
pelayanan.
2) Unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu
orang atau masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan.
33

3) Unsur ketiga, adalah kepuasan yang diterima oleh penerima


layanan (pelanggan).
Menurut Purwanto, dkk., (2016), terdapat 12 unsur
pelayanan publik, yaitu: 1). Kepentingan umum; 2). Kepastian
hukum; 3). Kesamaan hak; 4). Keseimbangan hak dan
kewajiban; 5). Keprofesionalan; 6). Parsitipatif; 7). Persamaan
perlakuan atau tidak diskriminatif; 8). Keterbukaan; 9).
Akuntabilitas; 10). Fasilitas dan perlakuan khusus bagi
kelompok rentan; 11). Ketepatan waktu; 12). Kecepatan,
kemudahan dan keterjangkauan. Dimensi pelayanan publik
yaitu: 1). Ketepatan waktu; 2). Akurasi; 3). Kesopanan dan
keramahan; 3). Tanggung jawab; 4). Kelengkapan; 5).
Kemudahan; 6). Variasi model; 7). Pelayanan pribadi; 8).
Kenyamanan.
3. Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) sampai dengan saat ini masih merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya
penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak negara sejak tahun
1995. Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan
9,6 juta kasus TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah
perempuan. Dengan 1,5 juta kematian karena TB dimana 480.000
kasus adalah perempuan. Dari kasus TB tersebut ditemukan 1,1 juta
(12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang (140.000 orang
adalah perempuan) dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan
kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB baru, diperkirakan 1
juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000
kematian/tahun.
Jumlah kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun
2015, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per
100.000 penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun (41 per
100.000 penduduk). Diperkirakan 63.000 kasus TB dengan HIV positif
34

(25 per 100.000 penduduk). Angka Notifikasi Kasus (Case Notification


Rate/CNR) dari semua kasus, dilaporkan sebanyak 129 per 100.000
penduduk. Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus, diantaranya 314.965
adalah kasus baru. Secara nasional perkiraan prevalensi HIV diantara
pasien TB diperkirakan sebesar 6,2%. Jumlah kasus TB-RO
diperkirakan sebanyak 6700 kasus yang berasal dari 1,9% kasus
TBRO dari kasus baru TB dan ada 12% kasus TB-RO dari TB dengan
pengobatan ulang.
a. Penularan TB
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Terdapat
beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M.tuberculosis,
M.africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai
Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium
selain Mycobacterium tuberculosis yang bisa menimbulkan
gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai MOTT
(Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa
mengganggu penegakan diagnosis dan pengobatan TB.
Secara umum sifat kuman Mycobacterium tuberculosis
antara lain adalah sebagai berikut:
• Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2 – 0,6
mikron.
• Bersifat tahan asam dalam perwanraan dengan metode Ziehl
Neelsen, berbentuk batang berwarna merah dalam
pemeriksaan dibawah mikroskop.
• Memerlukan media khusus untuk biakan, antara lain Lowenstein
Jensen, Ogawa.
• Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup
dalam jangka waktu lama pada suhu antara 4°C sampai minus
70°C.
35

• Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar


ultra violet. Paparan langsung terhada sinar ultra violet,
sebagian besar kuman akan mati dalam waktu beberapa menit.
Dalam dahak pada suhu antara 30-37°C akan mati dalam waktu
lebih kurang 1 minggu.
• Kuman dapat bersifat dorman.
Sumber penularan adalah pasien TB terutama pasien
yang mengandung kuman TB dalam dahaknya. Pada waktu
batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik). Infeksi
akan terjadi apabila seseorang menghirup udara yang
mengandung percikan dahak yang infeksius. Sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak yang mengandung
kuman sebanyak 0-3500 M.tuberculosis. Sedangkan kalau
bersin dapat mengeluarkan sebanyak 4500 – 1.000.000
M.tuberculosis
b. Diagnosis
Diagnosis TB ditetapkan berdasarkan keluhan, hasil
anamnesis, pemeriksaan klinis, pemeriksaan labotarorium dan
pemeriksaan penunjang lainnya
1. Keluhan dan hasil anamnesis meliputi:
Keluhan yang disampaikan pasien, serta wawancara rinci
berdasar keluhan pasien. Pemeriksaan klinis berdasarkan
gejala dan tanda TB yang meliputi:
a. Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan
yaitu dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,
berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang
lebih dari satu bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk
36

sering kali bukan merupakan gejala TB yang khas, sehingga


gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
b. Gejala-gejala tersebut diatas dapat dijumpai pula pada
penyakit paru selain TB, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis,
asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat prevalensi TB di
Indonesia saat ini masih tinggi, maka setiap orang yang datang
ke fasyankes dengan gejala tersebut diatas, dianggap sebagai
seorang terduga pasien TB, dan perlu dilakukan pemeriksaan
dahak secara mikroskopis langsung.
c. Selain gejala tersebut, perlu dipertimbangkan pemeriksaan
pada orang dengan faktor risiko, seperti : kontak erat dengan
pasien TB, tinggal di daerah padat penduduk, wilayah kumuh,
daerah pengungsian, dan orang yang bekerja dengan bahan
kimia yang berrisiko menimbulkan paparan infeksi paru.
2. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Bakteriologi
1) Pemeriksaan dahak langsung
Pemeriksaan dahak selain berfungsi untuk menegakkan
diagnosis, juga untuk menentukan potensi penularan dan
menilai keberhasilan pengobatan. Pemeriksaan dahak
untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan
mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang dikumpulkan
berupa dahak Sewaktu-Pagi (SP):
a) S (Sewaktu): dahak ditampung di fasyankes.
b) P (Pagi): dahak ditampung pada pagi segera setelah
bangun tidur. Dapat dilakukan dirumah pasien atau di
bangsal rawat inap bilamana pasien menjalani rawat inap.
2) Pemeriksaan Tes Cepat Molekular
Pemeriksaan tes cepat molekuler dengan metode Xpert
MTB/RIF. TCM merupakan sarana untuk penegakan
37

diagnosis, namun tidak dapat dimanfaatkan untuk evaluasi


hasil pengobatan
2) Pemeriksaan Biakan
Pemeriksaan biakan dapat dilakukan dengan media padat
(Lowenstein-Jensen) dan media cair (Mycobacteria Growth
Indicator Tube) untuk identifikasi Mycobacterium
tuberkulosis (M.tb).
b. Pemeriksaan Penunjang Lainnya
1) Pemeriksaan Foto Thoraks
2) Pemeriksaan histopatologi pada kasus yang dicurigai TB
ekstraparu.
c. Pemeriksaan Uji Kepekaan Obat
Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada tidaknya
resistensi M.tb terhadap OAT. Uji kepekaan obat tersebut
harus dilakukan di laboratorium yang telah lulus uji
pemantapan mutu/Quality Assurance (QA), dan mendapatkan
sertifikat nasional maupun internasional.
d. Pemeriksaan Serologis
Sampai saat ini belum direkomendasikan.
38

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan


penunjang, dapat ditegakkan diagnosis TB dengar alur sebagai
berikut.

Gambar 3.1 Alur Diagnosis TB di Indonesia

Untuk pasien anak, alur diagnosis TB seperti berikut:


39

Gambar 3.2 Alur Diagnosis TB pada Anak


40

Tabel 3.1 Skoring TB pada anak


Parameter 0 1 2 3 SK
or
Kontak TB Tidak jelas - Laporan BTA (+)
keluarga,
BTA (-
)/BTA
tidak
jelas/tida
k tahu
Uji Negatif - - Positif (≥ 10
Tuberkulin mm atau ≥ 5
(Mantoux) mm pada
imunokompro
mais
Berat - BB/TB<90 Klinis gizi -
Badan/Kead % buruk,
aan Gizi BB/TB<7
0% atau
BB/U<60
%
Demam - ≥2 minggu - -
yang tidak
diketahui
penyebabny
a
Batuk - ≥3 minggu - -
Kronik
Pembesara - ≥ 1 cm, - -
n kelenjar lebih dari 1
41

limfekolli, KGB, tidak


aksila,inguin nyeri
al
Pembengka - Ada - -
kan pembengka
tulang/sendi kan
panggul,
lutut, falang
Foto Toraks Normal/kelai Gambaran - -
nan tidak sugestif
jelas (mendukun
g) TB
Skor Total

Target Program Nasional Penaggulangan TB sesuai dengan


target eliminasi global adalah Eliminasi TB pada tahun 2035 dan
Indonesia bebas TB tahun 2050. Eliminasi TB adalah tercapainya
cakupan kasus TB 1 per 1 juta penduduk.
Tahapan pencapaian target dampak:
• Target dampak pada 2020:
– Penurunan angka kesakitan karena TB sebesar 30% dibandingkan
angka kesakitan pada tahun 2014 dan
– Penurunan angka kematian karena TB sebesar 40% dibandingkan
angka kematian pada tahun 2014
• Target dampak pada tahun 2025
– Penurunan angka kesakitan karena TB sebesar 50% dibandingkan
angka kesakitan pada tahun 2014 dan
– Penurunan angka kematian karena TB sebesar 70% dibandingkan
angka kematian pada tahun 2014
• Target dampak pada 2030:
42

– Penurunan angka kesakitan karena TB sebesar 80% dibandingkan


angka kesakitan pada tahun 2014 dan
– Penurunan angka kematian karena TB sebesar 90% dibandingkan
angka kematian pada tahun 2014
• Target dampak pada 2035:
– Penurunan angka kesakitan karena TB sebesar 90% dibandingkan
angka kesakitan pada tahun 2014 dan
– Penurunan angka kematian karena TB sebesar 95% dibandingkan
angka kematian pada tahun 2014

c. Pengobatan TB
Tujuan Pengobatan TB adalah:
1) Menyembuhkan pasien dan memperbaiki produktivitas serta
kualitas hidup
2) Mencegah terjadinya kematian oleh karena TB atau dampak buruk
selanjutnya
3) Mencegah terjadinya kekambuhan TB
4) Menurunkan risiko penularan TB
5) Mencegah terjadinya dan penularan TB resisten obat.
Pengobatan yang adekuat harus memenuhi prinsip”
1) Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan obat anti tuberkulosis
(OAT) yang tepat mengandung minimal 4 macam obat untuk
mencegah resistensi.
2) Diberikan dalam dosis yang tepat.
3) Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung oleh PMO
(Pengawas Menelan Obat) sampai selesai pengobatan
4) Pengobatan diberikan dalam jangka waktu yang cukup, terbagi
dalam dua (2) tahap yaitu tahap awal serta tahap lanjutan,sebagai
pengobatan yang adekuat untuk mencegah kekambuhan.
46

B. Rancangan Aktualisasi
Rancangan aktualisasi ini mengidentifikasi isu yang muncul pada instansi kerja penulis, yaitu UPT Puskesmas
Guntung Hulu Sungai Utara. Isu yang penulis pilih adalah belum optimalnya deteksi dan penanganan penderita
tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Guntung.
Penulis merancang gagasan pemecahan isu dalam bentuk kegiatan yaitu:
1. Koordinasi perbaikan alur pelayanan pasien TB (delegasi pimpinan).
2. Melakukan penegakan diagnosa pada pasien terduga TB (Tupoksi).
3. Melakukan pengobatan pada pasien terdiagnosa TB (Tupoksi)
4. Melakukan sosialisasi tentang TB di sekolah dan desa (Tupoksi)
5. Melakukan Home Visit ke rumah keluarga yang satu rumah dengan pasien penderita TB (Inovasi)
6. Melakukan sosialisasi adanya Group Whatsapp Penderita TB (Inovasi)
7. Konsultasi Online TB via Whatsapp (Inovasi)
25

RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : UPT Puskesmas Guntung

Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya Deteksi dan Penanganan Penderita Tuberkulosis.


2. Belum optimalnya deteksi penderita HIV Aids.
3. Belum optimalnya pelayananan pasien lansia.
4. Rendahnya kepatuhan pasien meminum obat diabetes
5. Rendahnya kepatuhan pasien meminum obat anti hipertensi
Isu yang Diangkat : “Belum Optimalnya Deteksi dan Penanganan Penderita Tuberkulosis di Wilayah Kerja
Puskesmas Guntung”
Gagasan Pemecahan isu : 1. Koordinasi perbaikan alur pelayanan pasien TB (delegasi pimpinan).
2. Melakukan penegakan diagnosa pada pasien terduga TB (Tupoksi).
3. Melakukan pengobatan pada pasien terdiagnosa TB (Tupoksi)
4. Melakukan sosialisasi tentang TB di sekolah dan desa (Tupoksi)
5. Melakukan Home Visit ke rumah keluarga yang satu rumah dengan pasien
penderita TB (Inovasi)
6. Melakukan sosialisasi adanya Group Whatsapp Penderita TB (Inovasi)
7. Konsultasi Online TB via Whatsapp (Inovasi)
Tabel 3.2. Rancangan Aktualisasi
ISU PRIORITAS “Belum optimalnya Deteksi Penderita Tuberkulosis pada Wilayah Kerja Puskesmas Guntung”

Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7
1. Konsultasi dan meminta Akuntabilitas Kegiatan ini akan Kegiatan ini terkait
izin atasan Saya akan bertanggung jawab atas
memberikan kontribusi dengan nilai-nilai
2. Melakukan evaluasi alur alur pelayanan yang dirancang
layanan yang sudah ada dengan melakukan koordinasi pada Misi ke-,2 dan 3 organisasi yaitu
3. Merancang perbaikan perbaikan alur layanan.
Puskesmas Guntung MANTAP
alur layanan dengan Nasionalisme
memperhatikan aturan Saya akan melakukannya dengan yaitu : Mengupayakan
yang berlaku dan mengutamakan kepentingan publik M: Memiliki kompetensi
1. Izin dan surat Capaian Program
fasilitas yang tersedia dan masyarakat luas
4. Sosialisasi alur layanan tugas dari atasan Etika Publik sesuai Standar dalam memberikan
Koordinasi
perbaikan alur yang sudah diperbaiki 2. Alur layanan Saya akan meminta izin atasan
Pelayananan Minimal; pelayanan yang
pelayanan yang sudah dengan hormat dan sopan
1
diperbaiki Komitmen Mutu Meningkatkan bermutu
pasien TB
3. Bukti sosialisasi Saya akan merancang alur
berupa Profesionalisme
pelayanan lebih efektif dan efisien TAP : Terus berinovasi
dokumentasi Anti Korupsi Petugas dan
dalam Pelayanan
Saya akan merancang perbaikan
Pelayanan.
alur pelayanan dengan bekerja
keras dan sederhana.
Sehingga dapat
mewujudkan Visi
Puskesmas Guntung
yaitu : Puskesmas
yang “Menjadi
Fasilitas Kesehatan
Primer yang Sesuai
Standar”

2 Melakukan 1. Memberi salam, -Adanya hasil Akuntabilitas Kegiatan ini akan Kegiatan ini terkait
penegakan menyapa dan anamnesa, Penulis akan melakukan
memberikan kontribusi dengan nilai-nilai
diagnosa pada memperkenalkan diri pemeriksaan fisik, penegakan diagnosis ini penuh
pasien terduga kepada pasien. tanggung jawab pada Misi ke 2 dan 3 organisasi yaitu
dan hasil
TB 2. Menanyakan identitas Nasionalisme
pemeriksaan dahak Puskesmas Guntung MANTAP
pasien Penulis akan memeriksa pasien
3. Melakukan anamnese yang ditulis dalam tanpa membeda-bedakan yaitu : Mengupayakan
terkait keluhan pasien. rekam medis. Etika Publik M: Memiliki kompetensi
Capaian Program
4. Menanyakan gejala TB Penulis akan menyapa, bertanya,
pasien. -Adanya dan melakukan penjelasan dengan sesuai Standar dalam memberikan
5. Meminta izin kepada dokumentasi foto sopan. pelayanan yang
Pelayananan Minimal;
pasien untuk melakukan saat memeriksa Komitmen Mutu
pemeriksaan fisik Saya akan menggunakan waktu Meningkatkan bermutu
pasien
6. Melakukan Pemeriksaan yang ada secara efisien dalam
Profesionalisme
fisik terhadap pasien. pemeriksaan pasien AN: AmaNah dalam
7. Melakukan pemeriksaan Anti Korupsi Petugas dan
menjaga kerahasiaan
dahak terhadap pasien, Penulis akan menunjukkan seifat
Pelayanan.
yaitu pemeriksaan dahak kepedulian selama memeriksa pasien
pagi dan sewaktu pasien
8. Melakukan pencatatan Sehingga dapat
Rekam Medis mewujudkan Visi
9. Melakukan penjelasan
terhadap penyakit yang Puskesmas Guntung
diderita pasien yaitu : Puskesmas
yang “Menjadi
Fasilitas Kesehatan
Primer yang Sesuai
Standar”

3.. Melakukan 1. Memberi salam, 1. Pasien Akuntabilitas Kegiatan ini akan Kegiatan ini terkait
pengobatan menyapa dan mendapatkan Penulis akan melakukan
memberikan kontribusi dengan nilai-nilai
pada pasien memperkenalkan diri pengobatan pengobatan terhadap pasien
terdiagnosa pada pasien. sesuai denagn dengan penuh tanggung jawab pada Misi ke 2 dan 3 organisasi yaitu
TB 2. Memberikan OAT (Obat klasifikasi TB Nasionalisme
Puskesmas Guntung MANTAP
Anti Tuberkulosis) paru Penulis akan menunjukkan
kepada pasien. 2. Pasien mengerti kepedulian dan tenggang rasa yaitu;Mengupayakan
3. Menjelaskan kegunaan terhadap pasien M: Memiliki kompetensi
tentang Capaian Program
OAT, lama mengosumsi Etika publik
obat, dan cara minum manfaat OAT Penulis akan menggunakan bahasa sesuai Standar dalam memberikan
obat untuk yang sopan saat melayani pasien
Pelayananan Minimal; pelayanan yang
4. Menjelaskan bahaya kesembuhan TB Komitmen Mutu
tidak minum obat Saya akan menggunakan waktu Meningkatkan bermutu
3. Pasien mengerti
secara teratur cara penggunaan yang ada secara efisien untuk
Profesionalisme
5. menentukan pengawas obat dan lama mengedukasi pasien cara dan lama AN: AmaNah dalam
minum Obat (PMO) pengobatan menggunakan obat Petugas dan
menjaga kerahasiaan
untuk memantau pasien 4. Pengawas Minum Pelayanan.
mengosumsi obat Obat telah Anti Korupsi pasien
secara teratur ditentukan dan Saya akan melakukan edukasi
tentang pengobatan Tb tanpa Sehingga dapat
pasien teratur
minum obat meminta bayaran. mewujudkan Visi
5. Foto
Puskesmas Guntung
Dokumentasi
pemberian obat yaitu : Puskesmas
yang “Menjadi
Fasilitas Kesehatan
Primer yang Sesuai
Standar”

4. Melakukan 1. Mengkonsultasikan 1. Izin dari Akuntabilitas Kegiatan ini akan Kegiatan ini terkait
sosialisasi dan meminta atasan dan Saya akan melakukan sosialisasi
memberikan kontribusi dengan nilai-nilai
tentang TB di persetujuan kepada surat tugas ke masyarakat umum dengan
sekolah dan atasan dari atasan bertanggung jawab. pada Misi ke-1,2 dan organisasi yaitu
desa 2. Meminta izin dan (kepala Nasionalisme
3 Puskesmas MANTAP
petunjuk atasan puskesmas) Saya akan menjawab pertanyaan
3. Memilih perwakilan 2. Daftar dari peserta sosialisasi tanpa Guntung yaitu :
sekolah dan desa perwakilan membeda-bedakan. M: Memiliki kompetensi
Menggerakkan
yang dikunjungi. sekolah dan Etika Publik
4. Menyusun desa yang Saya melakukan sosialisasi dengan Pembangunan bidang dalam memberikan
rancangan dikunjungi jelas dan sopan pelayanan yang
kesehatan bersama
sosialisasi 3. Rancangan Komitmen Mutu
5. Koordinasi dengan kegiatan. -Saya akan melakukannya dengan Lintas Program dan bermutu
Pemegang 4. Surat efektif mencapai tujuan
Lintas Sektoral ;
Program TB di Pemberitahu meningkatkan pengetahuan TAP : Terus berinovasi
Puskesmas an masyarakat akan penyakit TB Mengupayakan
dalam Pelayanan
6. Pembuatan surat Sosialisasi -Saya melakukan sosialisasi
Capaian Program
pemberitahuan 5. Sosialisasi tentang TB sekreatif mungkin
kepada sekolah terlaksana Anti Korupsi sesuai Standar
dan desa yang 6. Foto Saya akan melakukan sosialisasi
Pelayananan Minimal;
akan didatangi dokumentasi tanpa memungut biaya
7. Sosialisasi di sosialisasi Meningkatkan
sekolah-sekolah dan daftar
Profesionalisme
dan desa-desa hadir
Petugas dan
Pelayanan.
Sehingga dapat
mewujudkan Visi
Puskesmas Guntung
yaitu : Puskesmas
yang “Menjadi
Fasilitas Kesehatan
Primer yang Sesuai
Standar”

5. Melakukan 1. Melakukan pendataan 1. Pasien dan Akuntabilitas Kegiatan ini akan Kegiatan ini terkait
Home Visit ke terhadap pasien yang keluarga sudah Saya akan melakukan home visit
memberikan kontribusi dengan nilai-nilai
rumah sudah terdiagnosa TB dikunjungi. bertanggung jawab
keluarga yang Paru dan sudah 2. Informasi gejala Nasionalisme pada Misi ke 2 dan 3 organisasi yaitu
satu rumah Saya akan melakukan home visit
mendapatkan TB dari keluarga Puskesmas Guntung MANTAP
dengan pasien tanpa membeda-bedakan pasien
penderita TB pengobatan fase awal pasien telah Etika Publik yaitu : Mengupayakan
TB Paru di UPT diperoleh -Saya meminta izin kepada pasien M: Memiliki kompetensi
Puskesmas Guntung 3. Keluarga Capaian Program
untuk melakukan home visit
2. Melapor dan meminta mengetahui -Saya akan melakukan home visit sesuai Standar dalam memberikan
izin kepada kepala cara dengan bahasa yang sopan pelayanan yang
Pelayananan Minimal;
Puskesmas untuk pencegahan TB Komitmen Mutu
Saya akan melakukan home visit Meningkatkan bermutu
mengunjungi keluarga 4. Foto
pasien penderita TB. dokumentasi dengan efektif dan efisien
Profesionalisme
3. Menghubungi dan home visit Anti Korupsi AN: AmaNah dalam
Saya melakukan home visit dengan Petugas dan
meminta izin terhadap menjaga kerahasiaan
peduli dan tidak melakukan
pasien untuk Pelayanan.
pungutan biaya pasien
pelaksaan Home visit
di tempat tinggal Sehingga dapat
pasien mewujudkan Visi TAP : Terus berinovasi
4. Mengunjungi pasien, Puskesmas Guntung dalam Pelayanan
memberi salam, serta
memberitahukan yaitu : Puskesmas
maksud dan tujuan yang “Menjadi
dilakukannya Home Fasilitas Kesehatan
visit kepada keluarga
pasien. Primer yang Sesuai
5. Menanyakan kepada Standar”
keluarga pasien,
mengenai gejala awal
TB paru, terutama
pada lansia, anak
berusia <5 tahun, ibu
hamil dan orang
dengan penyakit
kronik, seperti DM.
6. Memberikan edukasi
terhadap keluaga
mengenai TB paru,
serta tetap
mengawasi dan
memberikan
semangat kepada
penderita TB untuk
teratur mengosumsi
obat TB
7. Menganjurkan kepada
keluarga pasien untuk
memeriksakan diri ke
puskesmas jika
megalami batuk >2
minggu.
8. Memberikan kata
penutup kepada
pasien dan keluarga.

6. Melakukan 1. Konsultasi dan meminta 1. Izin dari atasan Akuntabilitas Kegiatan ini akan Kegiatan ini terkait
sosialisasi izin kepada atasan 2. Adanya banner Saya akan bertanggung jawab
memberikan kontribusi dengan nilai-nilai
adanya Group 2. Merancang bahan yang terpajang dalam melakukan kegiatan
Whatsapp sosialisasi dalam tentang grup WA Nasionalisme pada Misi ke-2 dan 3 organisasi yaitu
Penderita TB bentuk banner dan sesame penderita Saya akan mensosialisasikan
Puskesmas Guntung MANTAP
mencetaknya TB adanya grup WA sesama pasien
3. Memajang banner di 3. Tersosialisasi TB tanpa membeda-bedakan yaitu : Mengupayakan
depan Puskesmas agar adanya grup WA Etika publik M: Memiliki kompetensi
Capaian Program
masyarakat yang sesame penderita Saya meminta izin kepada atasan
datang tahu bahwa ada TB dengan santun sesuai Standar dalam memberikan
grup WA sesama 4. Adanya grup WA Komitmen Mutu pelayanan yang
Pelayananan Minimal;
penderita TB sesama pasien Saya akan merancang banner
4. Membuat grup WA TB sekreatif mungkin Meningkatkan bermutu
sesame penderita TB Anti Korupsi
Profesionalisme
Saya akan merancang banner TAP : Terus berinovasi
secara sederhana dan tanpa Petugas dan
dalam Pelayanan
memungut biaya
Pelayanan.

Sehingga dapat
mewujudkan Visi
Puskesmas Guntung
yaitu : Puskesmas
yang “Menjadi
Fasilitas Kesehatan
Primer yang Sesuai
Standar”

7. Konsultasi 1. Meminta izin kesediaan 1. Paien maupun Akuntabilitas Kegiatan ini akan Kegiatan ini terkait
kepada pasien keluarga bersedia Saya Akan melakukannya dengan
Online TB via memberikan kontribusi dengan nilai-nilai
penderita TB maupun masuk grup WA penuh rasa tanggung jawab
Whatsapp keluarga untuk 2. Adanya laporan Nasionalisme pada Misi ke 2 dan 3 organisasi yaitu
dimasukan ke dalam minum OAT Saya tidak akan memaksa pasien
Puskesmas Guntung MANTAP
grup WA tanpa settiap harinya maupun keluarga untuk ikut
memaksa 3. Ada proses Tanya bergabung dalam grup TB yaitu : Mengupayakan
2. Menyampaikan salam jawab dalam grup Etika publik M: Memiliki kompetensi
Capaian Program
kepada anggota yang WA dibuktikan -Saya akan berkomunikasi dalam
baru masuk di grup TB dengan screenshot grup dengan bahasa yang sopan. sesuai Standar dalam memberikan
3. Mengingatkan pasien -Saya akan menjaga kerahasiaan pelayanan yang
Pelayananan Minimal;
TB untuk melapor pasien
apakah sudah minum Komitmen Mutu Meningkatkan bermutu
OAT (Obat Anti Saya akan menggunakan teknologi
Profesionalisme
Tuberkulosis) setiap WA untuk berkomunikasi dengan AN: AmaNah dalam
harinya sesame penderita TB Petugas dan
menjaga kerahasiaan
4. Aktif mengedukasi, Anti Korupsi
Pelayanan.
memberi semangat, dan -Saya peduli terhadap setiap pasien
menjawab pertanyaan keluhan pasien.
pasien maupun -Saya akan melakukan edukasi Sehingga dapat
TAP : Terus berinovasi
keluarga pasien tanpa memungut biaya apapun mewujudkan Visi
penderita TB. dalam Pelayanan
Puskesmas Guntung
yaitu : Puskesmas
yang “Menjadi
Fasilitas Kesehatan
Primer yang Sesuai
Standar”
C. Jadwal Rencana Kegiatan
Tabel 3.3. Rincian Jadwal Rencana Kegiatan
NO Kegiatan Jadwal Kegiatan
1. Koordinasi perbaikan alur pelayanan 21 s.d 24 Februari 2020
pasien TB (delegasi pimpinan).
2 Melakukan penegakan diagnosa pada 24 Februari s.d 18 Maret 2020
pasien terduga TB (Tupoksi).

3 Melakukan pengobatan pada pasien 24 Februari s.d 18 Maret 2020


terdiagnosa TB (Tupoksi)

4 Melakukan sosialisasi dan deteksi 2 s.d 7 Maret 2020


penderita TB di sekolah dan desa .
5 Melakukan Home Visit ke rumah keluarga 2 s.d 14 Maret 2020
yang satu rumah dengan pasien penderita
TB (Inovasi)
6 Melakukan sosialisasi adanya Group 7 s.d 14 Maret 2020
Whatsapp Penderita TB (Inovasi)

7 Konsultasi Online TB via Whatsapp 7 s.d 18 Maret 2020


(Inovasi)
D. MATRIK JADWAL KEGIATAN
Tahap ini merupakan implementasi dari semua rencana yang telah dibuat untuk mencapai suatu tujuan
Tabel 3.4 Matrik Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi terlampir

No Kegiatan Bulan
Februari Maret
Minggu Minggu
I II III IV I II III IV
1 Koordinasi perbaikan alur pelayanan pasien
TB (delegasi pimpinan).
2 Melakukan penegakan diagnosa pada pasien
terduga TB (Tupoksi).

3 Melakukan pengobatan pada pasien


terdiagnosa TB (Tupoksi)

4 Melakukan sosialisasi dan deteksi penderita


TB di sekolah dan desa .
5 Melakukan Home Visit ke rumah keluarga
yang satu rumah dengan pasien penderita TB
(Inovasi)
6 Melakukan sosialisasi adanya Group
Whatsapp Penderita TB (Inovasi)

7 Konsultasi Online TB via Whatsapp (Inovasi)

Keterangan : = pelaksanaan = on campus

Anda mungkin juga menyukai