Pancasila - Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila - Yusniaajengsaputri - 3421701015
Pancasila - Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila - Yusniaajengsaputri - 3421701015
MPK002KP
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS PANCASILA
Disusun oleh :
Semoga Allah swt senantiasa membalas segala amal kebaikannya. Penulis berharap
dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh orang yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa “Tiada Gading yang Tak Retak”, begitu pula dengan tugas
makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan artikel ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.6 Kesimpulan..................................................................................................................9
2.7 Saran............................................................................................................................9
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan menurut ahli
psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan
tindakan seorang individu. Karena itu, jika pengetahuan mengenai karakter seseorang itu
dapat diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap
untuk kondisi-kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan
akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu
tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran,
dan dengan kata lain, keduanya dapat disebut dengan kebiasaan.
Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan cara berpikir dan perilaku yang
membantu individu untuk hidup dan bekerja sama sebagai keluarga, masyarakat, dan
bernegara dan membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan kata lain pendidikan karakter mengajarkan bangsa ini,
pemuda negeri ini, untuk berpikir cerdas sehingga mampu mengatasi berbagai macam
masalah baru yang ada, meningkatkan kemampuan untuk berbaur dengan bangsa lain
dengan tetap mempertahankan identitas dan budaya bangsanya.
Pancasila mempunyai tujuan yang salah satunya yaitu sebagai pandangan hidup
bangsa. Bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu dijadikan landasan pokok dalam berpikir
dan berbuat, dan hal ini mengharuskan bangsa Indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai
Pancasila itu kedalam sikap dan perilaku baik dalam perilaku hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Salah satunya dengan menerapkan pendidikan berkarakter.
Dengan berlandaskan pancasila maka tingkah laku kita akan terlindungi dari hal-hal yang
tidak sesuai dengan pancasila, dikarenakan saat ini sudah berkembang tentang kenakalan
remaja dalam masyarakat seperti perkelahian masal (tawuran).
Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional pada pasal 3, yang
menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
5
2.2 Hubungan Pancasila Dengan Karakter Bangsa
Jatidiri merupakan fitrah manusia yang merupakan potensi dan bertumbuh kembang
selama mata hati manusia bersih, sehat, dan tidak tertutup. Jati diri yang dipengaruhi
lingkungan akan tumbuh menjadi karakter dan selanjutnya karakter akan melandasi
pemikiran, sikap dan perilaku manusia. Oleh karena itu, tugas kita adalah menyiapkan
lingkungan yang dapat mempengaruhi jati diri menjadi karakter yang baik, sehingga
perilaku yang dihasilkan juga baik.
Jatidiri bangsa akan nampak dalam karakter bangsa yang merupakan perwujudan dari
nilai-nilai luhur bangsa. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur bangsa terdapat dalam
dasar negara Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila, yang tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945 yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil
dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Membangun jatidiri bangsa Indonesia berarti membangun
jatidiri setiap manusia Indonesia, yang tiada lain adalah membangun Manusia Pancasila.
Karakter pribadi-pribadi akan berakumulasi menjadi karakter masyarakat dan pada
akhirnya menjadi karakter bangsa. Untuk kemajuan Negara Republik Indonesia,
diperlukan karakter yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran,
bergotong royong, patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan
Pancasila dan dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang
berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila
Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah bentuk kesadaran dan perilaku
Iman dan takwa serta akhlak mulia sebagai karakteristik pribadi bangsa Indonesia.
Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa seseorang tercermin antara lain hormat dan
bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan, saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu; tidak
memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.
Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yaitu sikap dan
perilaku menjunjung tinggi kemanusian yang adil dan beradab diwujudkan dalam
perilaku hormat menghormati antarwarga negara sebagai karakteristik pribadi bangsa
Indonesia. Karakter kemanusiaan seseorang tercermin antara lain dalam pengakuan atas
persamaan derajat, hak, dan kewajiban; saling mencintai; tenggang rasa; tidak semena-
mena terhadap orang lain; gemar melakukan kegiatan kemanusiaan; menjunjung tinggi
6
nilai kemanusiaan; berani membela kebenaran dan keadilan; merasakan dirinya sebagai
bagian dari seluruh umat manusia serta mengembangkan sikap hormat-menghormati.
Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa, adalah bangsa yang
memiliki komitmen dan sikap yang selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan
Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan merupakan karakteristik
pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan seseorang tecermin dalam sikap
menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa di atas
kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara;
bangga sebagai bangsa Indonesia yang bertanah air Indonesia serta menunjung tinggi
bahasa Indonesia; memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika.
Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia,
yaitu sikap dan perilaku demokratis yang dilandasi nilai dan semangat kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan merupakan
karakteristik pribadi warga negara Indonesia. Karakter kerakyatan seseorang tecermin
dalam perilaku yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara; tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan musyawarah untuk mufakat
dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama; beritikad baik dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan keputusan bersama; menggunakan akal sehat dan nurani
luhur dalam melakukan musyawarah; berani mengambil keputusan yang secara moral
dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai kebenaran
dan keadilan.
Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan, yaitu bangsa yang
memiliki komitmen dan sikap untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan merupakan
karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter berkeadilan sosial seseorang tecermin
antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan; sikap adil; menjaga keharmonisan antara hak dan kewajiban; hormat
terhadap hak-hak orang lain; suka menolong orang lain; menjauhi sikap pemerasan
terhadap orang lain; tidak boros; tidak bergaya hidup mewah; suka bekerja keras;
menghargai karya orang lain.
Jadi, antara karakter bangsa dengan pancasila tidak dapat terpisahkan. Karena sebagai
warga negara Indonesia yang berpedoman kepada pancasila dan Pancasila adalah harga
mati bagi setiap warga negara Indonesia, yang harus dipatuhi dan tidak boleh
bertentangan dengan pancasila.
7
2.3 Penerapan Nilai – Nilai Pancasila dalam Pendidikan Karakter
Pengertian way of live sering dipadankan dengan pandangan hidup atau falsafah
hidup. Kata falsafah atau filsafat merupakan kata majemuk dan berasaldari kata-kata
philia yang artinya persahabatan atau cinta dan Sophia artinya kebijakan. orang yang
bijaksana adalah orang cinta kepada subyek atau obyek tertentu berdasarkan akal sehat.
Jelas bahwa Pancasila adalah wujud karakter bangsa Indonesia, bangsa yang
berketuhanan YME, bangsa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, bangsa yang
mengedepankan persatuan, bangsa yang selalu mengedepankan musyawarah untuk
mufakat, dan bangsa yang menjunjung tinggi keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya.
Pancasila harus kembali ditanamkan dalam jiwa-jiwa anak bangsa melalui proses
pendidikan di semua lapisan masyarakat. Pancasila harus dihadirkan kembali dalam
setiap nurani anak bangsa dan Pancasila harus tercermin dalam setiap perilaku anak
bangsa. Pancasila adalah Indonesia
8
BAB III
PENUTUP
2.6 Kesimpulan
Karakter bangsa Indonesia harus tercerminkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Di era arus globalisasi yang semakin maju akan menjadi tantangan tersendiri
untuk membentuk karakter bangsa ini, harus dengan bertahap dan di dukung oleh semua
elemen agar pembentukan karakter dapat berjalan dengan baik. Salah satunya dapat
dilakukan dengan pendidikan.
Saat ini banyak pihak yang menuntut untuk meningkatkan pelaksanaan dan intensitas
pendidikan karakter. Karena kenyataanya banyak anak muda sekarang ini mulai
melupakan karakter yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia, mereka terseret oleh
kebudayaan asing yang semakin merajalela. Jika perkembangan budaya asing yang terus
memasuki Indonesia tanpa didampingi perkembangan karakter budaya Indonesia, maka
secara perlahan budaya Indonesia itu sendiri akan tergeserakan dan dilupakan.
Pemerintah kini juga sudah mulai mengembangkan kurikulum 2013, kurikulum yang
menekankan pada perkembangan karakter bangsa. Peserta didik dituntut aktif serta dapat
memiliki karakter yang sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
2.7 Saran
1. Penulis berharap semoga dapat menjalin hubungan kerja sama yang baik antar
universitas terbuka dan politeknik negeri batam.
2. Penulis berharap semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membacanya.
3. Penulis berharap sumbangsih pemikiran yang maju untuk negara Indonesia
kedepannya mengingat pendidikan karakter yang berlandaskan pancasila untuk saat
ini sudah anggap memudar bagi pedoman bangsa indonesia.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://windawiyon.blogspot.com/2013/05/pancasila-sebagai-landasan-pendidikan.html
http://ahsinunniam.blogspot.com/2016/10/makalah-pancasila-dan-pembangunan.html
http://egoaspbatch2kelasb.blogspot.com/2015/05/makalah-pancasila-penerapan-nilai-
nilai.html
https://www.academia.edu/38035757/Pancasila_sebagai_pembentukan_karakter_bangs
a
http://afritatata.blogspot.com/2015/11/membangun-karakter-bangsa-dengan_19.html
10