Di Susun Oleh :
Jalur 3 kelompok 4
3. Lathifah N. (1703052)
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat serta rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I ....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................................... 2
BAB II ...................................................................................................................................... 3
KAJIAN TEORI ...................................................................................................................... 3
2.1. DEFINISI OPERASIONAL............................................................................................ 3
2.2. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN .................................... 4
2.2.1. anatomi sistem pernapasan............................................................................. 4
2.2.2. FISIOLOGI PERNAFASAN ....................................................................... 10
2.2.3. Deskripsi ....................................................................................................... 11
2.2.4. Pemeriksaan dan Pengukuran .................................................................. 12
2.2.5. Teknologi Fisioterapi ...................................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................................... 14
PROSES FISIOTERAPI ..................................................................................................... 14
BAB IV .................................................................................................................................. 19
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 19
BAB V.................................................................................................................................... 20
PENUTUP ............................................................................................................................ 20
5.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 20
5.2. Saran ..................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 21
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 22
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
masalah penyakit ini dan kebanyakan dari mereka mengagnggap penyakit PPOK
yang mereka derita hanya penyakit biasa dan tidak perlu penanganan khusus.
Fisioterapi dalam kasus ini berperan untuk menangani spasme otot dan
pengeluaran sputum.
2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.DEFINISI OPERASIONAL
Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah gangguan progresif lambat
kronis ditandai oleh obstruksi saluran pernafasan yang menetap atau sedikit
reversibel, tidak seperti obstruksi saluran pernafasan reversibel pada asma (Davey,
2003).
3
2.2. ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN
2.2.1. anatomi sistem pernapasan
1) Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum
nasi).Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu,
dan kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.
2) Faring
3) Laring
4
yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan
makanan menutupi laring.
4) Trakea
5) Bronkus
Gambar.2 bronkus
5
12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih
kecil disebut bronkiolus (bronkioli).Pada bronkioli tidak terdapat cincin lagi, dan
pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru atau gelembung hawa atau alveoli.
Bronkus pulmonaris, trakea terbelah menjadi dua bronkus utama : bronkus ini
bercabang lagi sebelum masuk paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-
paru,bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting lagi banyak sekali.
Saluran besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea
mempunyai diinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan
dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya
dan akhirnya tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan silia. Bronkus terminalis
masuk kedalam saluran yang agak lain yang disebut vestibula, dan disini membran
pelapisnya mulai berubah sifatnya : lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel
epitelium yang pipih. Dari vestibula berjalan beberapa infundibula dan didalam
dindingnya dijumpai kantong-kantong udara itu . kantong udara atau alveoli itu
terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan disinilah darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara suatu jaringan pembuluh darah kapiler
mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.Pembuluh darah dalam paru-paru.
Arteri pulmonaris membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventikel kanan jantung ke paru-paru; cabangcabangnya menyentuh saluran-
saluran bronkial, bercabang-cabang lagi sampai menjadi arteriol halus; arteriol itu
membelah belah dan membentuk jaringan kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding
alveoli atau gelembung udara. Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit , maka
praktis dapat dikatakan sel-sel darah merah membuat garis tungggal. Alirannnya
bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran
yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung dengan difusi, yang
merupakan fungsi pernafasan.Kapiler paru-paru bersatu dan bersatu lagi sampai
menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulmonaris
meninggalkan setiap paru-paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri
jantung untuk didistribusikan keseluruh tubuh melalui aorta. Pembuluh darah yang
dilukiskan sebagai arteri bronkialis membawa darah berisi oksigen langsung dari
aorta toraksika ke paru-paru guna memberi makan dan menghantarkan oksigen
kedalam jaringan paru-paru sendiri. Cabang akhir arteri-arteri ini membentuk
6
pleksus kapiler yang tampak jelas dan terpisah dari yang terbentuk oleh cabang
akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu dalam vena
pulmonaris dan darahnya kemudian dibawa masuk ke dalam vena pulmonaris. Sisa
darah itu dihantarkan dari setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang dapat
mencapai vena cava superior.
Diantara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit eksudat untuk minyaki
permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada
yang sewaktu bernafas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu
dengan yang lain erat bersentuhan . ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang
yang tidak nyata, tetapi dalam keadaan tidak normal atau cairan memisahkan
kedua pleura itu dan ruang diantaranya menjadi jelas.
7
6) Paru-paru
8
7) Otot pernapasan
9
2.2.2. FISIOLOGI PERNAFASAN
10
hemoglobinnya dengan oksigen (oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan
akhirnya mencapai kapiler, di mana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan
memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung,
dan darah menerima, sebagai gantinya, hasil buangan oksidasi, yaitu
karbondioksida.Perubahan-perubahan berikut terjadi pada komposisi udara dalam
alveoli, yang disebabkan pernafasan eksterna dan pernafasan eksterna dan
pernafasan interna atau pernafasan jaringan. Udara yang dihembuskan jenuh
dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan badan (20 persen panas
badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).
2.2.3. Deskripsi
1. Patologi
2. Etiologi
Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Penyakit ini dikaitkan
dengan faktor-faktor risiko yang terdapat pada penderita antara lain:
- Polusi udara
- Umur
11
- Jenis kelamin
- Ras
3. Patofisiologi PPOK
Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologi utama pada PPOK yang
diakibatkan oleh adanya perubahan yang khas pada saluran nafas bagian
proksimal, perifer, parenkim dan vaskularisasi paru yang dikarenakan adanya suatu
inflamasi yang kronik dan perubaha struktural pada paru. Terjadinya peningkatan
penebalan pada saluran nafas kecil dengan peningkatan formasi folikel limfoid dan
deposisi kolagen dalam dinding luar saluran nafas mengakibatkan restriksi
pembukaan jalan nafas. Lumen saluran nafas mengecil dan berkurang akibat
penebalan mukosa yang mengandung eksudat inflamasi, yang meningkat sesuai
berat sakit (Tabrani R, 2010: Sooeroto AY, 2014)
Dalam keadaan normal radikal bebas dan antioksidan berada dalam keadaan
seimbang. Apabila terjadi gangguan keseimbangan maka akan terjadi kerusakan di
paru. Radikal bebas mempunyai peranan besar menimbulkan kerusakan sel dan
menjadi dasar dari berbagai macam penyakit paru. Pengaruh gas polutan dapat
menyebabkan stress oksidatif, dan selanjutnya akan menyebabkan terjadinya
peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid ini akan menimbulkan kerusakan sel dan
inflamasi. Proses inflamasi akan mengaktifkan sel makrofag alveolar dimana
aktivasi sel tersebut akan menyebabkan dilepaskannya faktor kemotaktik neutrofil
seperti interleukin 8, leukotrien B4,tumor necrosis factor (TNF), monocyte
chemotactic peptide (MCP)-1 dan reactive oxygen species (ROS) (Zitterman A, et
al. 2016).
12
2.2.5. Teknologi Fisioterapi
Modalitas yang digunakan pada pasien dengan kasus PPOK
ini adalah Nebulizer,Infra Red, Breathing Exercise,dan Mobilisasi Sangkar
Thorak.
13
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
a. Pengkajian fisioterapi
Nama : Tn. Wiharno
Umur : 68 th
Jenis kelamin : laki laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Ketileng raya,kota semarang
b. Diagnosa Fisioterapi
Diagnosa medis : PPOK etc causa Asma
Keluhan utama : Pasien mengeluhkan sesak nafas, terdapat batu
dan nyeri dada di bagian kanan
Rps : Pasien sudah menderita penyakit Asma sejak
tahun 2015 karena pasien perokok aktif, lalu pasien
masuk ke ICU mengeluhkan sesak nafas, lalu di
tahun 2019 pada bulan November opnam terkena
chf (Congestive Heart Failure)
Rpd : Pasien sebelumnya pernah mengalami sakit yang
sama sejak 2015
Rpp : Asma
Rpk :-
Pemeriksaan Fisik :
Tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 100/70 mmhg
- Denyut nadi : 65x/menit
- Pernafasan : 20x/meni
- Temperature : 36,5
- Spo2 :
- Tinggi badan : 160cm
- Berat badan : 60kg
Inspeksi
(Postur: posisi bahu protraksi agak membungkuk
a. Bentuk thorak barrel chest
b. Pola nafas tampak teratur
c. Posisi trakea berada di tengah (normal)
14
d. Tak tampak bekas luka maupun perubahan
warna kulit dibagian dada pasien
e. Tampak pasien mampu menggerakkan leher dan
shuoldernya ke semua arah tanpa kesulitan, full
ROM dan tanpa nyeri dan mampu melakukan
gerak dasar pernafasan.
Palpasi
Auskultasi
Ditemukan adanya ronchi basah di lobus bawah paru
kanan dan kiri
Antropometri test
15
3 Sedang
4 Sedikit berat
5 Berat
6 Sangat berat
7 Sangat-sangat berat
8 Maksimal
*sesak yang diderita pasien pada skala 5
c. Penatalasanaan fisioterapi
1. Penggunaan nebulizer
- Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir untuk
mencegah kuman ikut masuk ke paru-paru melalui nebulizer.
- Siapkan obat yang akan digunakan. Jika obat sudah dicampur,
tuang langsung ke dalam wadah obat nebulizer. Jika belum,
masukkan satu per satu dengan menggunakan pipet atau alat
suntik.
- Tambahkan cairan saline jika diperlukan dan diresepkan
dokter.
- Hubungkan wadah obat ke mesin dan juga masker ke bagian
atas wadah.
- Letakkan masker hingga menutupi hidung dan mulut.
- Hidupkan mesin kemudian tarik napas dengan hidung dan
keluarkan perlahan melalui mulut.
- Anda bisa mengakhirinya saat tidak ada lagi uap yang keluar,
menandakan obat sudah habis.
16
luminous. Pada pasien PPOK ini infra redyang digunakan yaitu
infra rednon luminous. Penggunaan infra redini bertujuan untuk
merelaksasikan daerah sekitar dada dan punggung dan
memperbaiki sirkulasi darah ( fasodilatasi pembuluh darah)
17
2. Latihan pursed-lips breathing
Cara melakukannya:
• Tarik napas perlahan melalui hidung, pastikan bibir pasien
tertutup.
• Embuskan napas sepelan mungkin melalui bibir yang
mengerucut atau terbuka sangat kecil. Keluarkan selambat
mungkin, lebih lama
• Ulangi kembali.
d. Evaluasi
1. Sesak nafas sedikit berkurang
2. Sputum sudah dapat dikeluarkan
3. Spasme otot pernafasan sudah agak berkurang dan pasien
merasakan nyaman dari keadaan sebelumnya
4. Ekspansi sangkar thorak mengalami sedikit peningkatan yang
didukung dengan mobilisasi sangkar thorak
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan sekumpulan penyakit
paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap
aliran udara sebagai gambaraan patofisiologi utamanya.Bronkitis kronis, emfisema
paru, dan asma bronkial membentuk satu kesatuan yang disebut Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (COPD) (Sylvia Anderson Price, 2005)
19
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pasien dengan diagnose PPOK yang memiliki problem sesak
nafas,penurunan mobilitas thorak dan retensi sputum yang pada akhirnya
menggangu aktivitas fungsional sehari-hari, dapat berkurang dengan menggunakan
pendekatan fisioterapi berupa breathing exercise, mobilisasiaktif sangkar thorak dan
chest physiotherapy. Namun untuk peningkatan mobilitas thorak diperlukan lebih
banyak waktu.
5.2. Saran
. Pasien
Keluarga
20
DAFTAR PUSTAKA
Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD). 2005. Pocket. (2005).
Retrieved 01 26, 2020, from http//www.goldcopd.org.
meltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
21
LAMPIRAN
Lampiran 1.Dokumentasi
22
Lampiran 2
INFORM CONSENT
Nama : Wiharno
Umur : 68 tahun
Menyatakan bahwa :
a. Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan
hanya akan dipergunakan untuk kepentingan ilmiah.
b. Apabila saya inginkan, saya boleh memutuskan untuk keluar atau tidak
berpartisipasi lagi dalam karya tulis ilmiah ini dengan menginformasikannya kepada
penulis atas keputusannya tanpa harus menyampaikan alasan apapun.
Mengetahui ,
23
Aisha Mentari
24