Oleh:
Kelompok 5
Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia Nya,sehinggga kami dapat menyelesaikan makalah ini
guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah pendidikan agama,dengan
judul:”klasifikasi ajaran islam (akidah1)”
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu kami mengharapkan segala bentuk serta masukanbahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah inidapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
م َة َوإِ ْن
َ ك
ْ ِاب َوالْح
َ م ا ْل ِك َت
ُ ِم ُه
ُ م ِبين ٍَو ُي َعل
ُ َال
ٍ ضلَ ل َلفِي
ُ ْن َقب
ْ كَا ُنوا ِم
Terjemah Arti: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara
mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan
mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata, Surat Al-Jumu’ah Ayat 2
2. RUANG LINGKUP AQIDAH ISLAM
Meminjam sistimatika Hasaln al-Banna maka ruang lingkup pembahasan aqidah
adalah:
a. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah
(Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah
dan lainnya.
d. Sam’iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui
lewat Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti alam barzakh,
akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain sebagainya.
Tidak hanya diatas namun pembahasan Aqidah juga dapat mengikuti Arkanul
iman yaitu :
• Membenarkan dengan yakin, bahwa Allah bersifat dengan segala sifat sempurna,
suci dari sifat kekurangan yang suci pula dari menyerupai segala yang baru
(makhluk).
Dengan demikian setelah kita mengimani Allah, maka kita membenarkan segala
perbuatan dengan beribadah kepadanya, melaksanakan segala perintahnya dan
menjauhi segala larangannya, mengakui bahwa Allah swt. bersifat dari segala sifat,
dengan ciptaan-Nya di muka bumi sebagai bukti keberadaan, kekuasaan, dan
kesempurnaan Allah.
Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan rukun iman ketiga. Kitab-kitab suci
itu memuat wahyu Allah. Beriman kepada kitab-kitab Tuhan ialah beritikad bahwa
Allah ada menurunkan beberapa kitab kepada Rasulnya, baik yang berhubungan
itikad maupun yang berhubungan dengan muamalat dan syasah, untuk menjadi
pedoman hidup manusia. baik untuk akhirat, maupun untuk dunia. Baik secara
individu maupun masyarakat.
Yakin pada para Nabi dan rasul merupakan rukun iman keempat. Perbedaan
antara Nabi dan Rasul terletak pada tugas utama. Para nabi menerima tuntunan
berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan wahyu
itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan (Tuhan) yang berkewajiban
menyampaikan wahyu yang diterima kepada umat manusia.
Sebagaimana manusia biasa lainnya Nabi dan Rasul pun hidup seperti
kebanyakan manusia yaitu makan, minum, tidur, berjalan-jalan, mati dan sifat-sifat
manusia lainnya. Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi sekaligus Rasul terakhir tidak
ada lagi rangkaian Nabi dan Rasul sesudahnya.
Seorang muslim wajib beriman kepada seluruh Nabi dan Rasul-Nya yang telah
diutus oleh Allah SWT, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak
disebutkan namanya. Seorang muslim wajib membenarkan semua Rasul dengan
sifat-sifat, kelebihan, keistimewaan satu sama lain, tugas dan mukjizatnya masing-
masing seperti yang diperintahkan oleh Allah.
Rukun iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari akhir. Keyakinan ini
sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa
mempercayai hari akhirat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama
Islam, itu merupakan hari yang tidak diragukan lagi.
Hari akhirat ialah hari pembalasan yang pada hari itu Allah menghitung (hisab) amal
perbuatan setiap orang yang suda dibebani tanggung jawab dan memberikan putusan
ganjaran sesuai dengan hasil perbuatan selama di dunia.
Keimanan kepada Allah berkaitan erat dengan keimanan kepada hari akhir. Hal ini
disebabkan keimanan kepada Allah menuntut amal perbuatan, sedangkan amal
perbuatan baru sempurna dengan keyakinan tentang adanya hari akhirat. Demi
tegaknya keadilan, harus ada suatu kehidupan baru dimana semua pihak akan
memperoleh secara adil dan sempurna hasil-hasil perbuatan yang didasarkan atas
pilihannya masing-masing.
Dalam menciptakan sesuatu, Tuhan selalu berbuat menurut Sunnahnya, yaitu hukum
sebab akibat. Sunnahnya ini adalah tetap tidak berubah-ubah, kecuali dalam hal-hal
khusus yang sangat jarang terjadi. Sunnah Tuhan ini mencakup dalam ciptaannya,
baik yang jasmani maupun yang bersifat rohani.
Makna qadar dan takdir ialah aturan umum berlakunya hukum sebab akibat, yang
ditetapkan olehnya sendiri. Definisi segala ketentuan, undang-undang, peraturan dan
hukum yang ditetapkan secara pasti oleh Allah SWT, untuk segala yang ada.(8)
Pengertian di atas sejalan dengan penggunaan qadar di dalam Al-Qur’an berbagai
macam bentuknya yang pada umumnya mengandung pengertian kekuasaan Allah
SWT, yang termasuk hukum sebab akibat yang berlaku bagi segala makhluk hidup
maupun yang mati.
Dalil fitrah
Dalil akal
Dalil naqli
ار
َ َّه َ ْْع ْرشِ َعلَى ُي ْغشِ ي ال َّلي
َ ل الن َّ ُض فِي سِ َّتةِ أَيَّامٍ ث
َ مل َ َق َوالْأَ ْر
َ اوات َِخل
َ م َّ م ا َّلذِي ل
َ س ُ ِإ َّن ل َّل ُه َربَّ ُك
ْ َْق َوالْأ
م ُر َ م ِرهِ ۗ أَلَا ل َُه ال
ُ ْخل َ
ْ سخَّ َراتٍ ِبأ
َ م
ُ وم
َ م َر َوالن ُُّج
َ س َوا ْل َق
َ م
ْ ش
َّ يَ ْطل ُُب ُه َحثِيثا َوال
ين
َ ْعال َِم ُّ ك ال َّل ُه َر
َ ب ال َ ار
َ ََتب
Terjemah Arti: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang
(masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah
hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di
mana seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip
keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan kewajiban-
kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah sepenuhnya adalah
informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada nabi-Nya, Muhammad Saw.
Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal
adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa.
Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati.
Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi sumber
aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut
dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-
Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat
terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad
kita tidak ada guna apa-apa.
B.SARAN
Semoga apa yang telah kami sajikan tadi dapat diambil intisarinya yang kemudian
diamalkan juga semoga berguna bagi kehidupan kita di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
ahmad rivauzi,S.Pdl.,MA , memahami islam untuk membentuk pribadi dan
masyarakat yang berkarakter rahmatan li al-‘amin.
muhaimin, mujib abdul, studi islam dalam ragam dimensi dan pendekatan, Jakarta,
kencana, 2017.
Dra. Nurlela, M.Ag, pendidikan agama islam, universitas negeripadang, 1999.
Daud ali Muhammad, pendidikan agama islam, Jakarta, PT.raja grafindo persada,
2004.
Ahmadi abu dan noorsalimi, MKDU dasar-dasar pendidikan agama islam, Jakarta,
bumi aksara, 1994.
Faridi miftah, pokok-pokok ajaran islam, bandung, penernit pustaka, 1991