Disusun oleh :
Pendamping :
KABUPATEN PATI
JAWA TENGAH
2020
LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP 2
Disusun oleh :
Pendamping :
KABUPATEN PATI
JAWA TENGAH
2020
HALAMAN PENGESAHAN 3
PENDAHULUAN
Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama
dikenal pada manusia. Hal ini dibuktikan dengan adanya penemuan kerusakan tulang
vertebra toraks yang khas pada tuberkulosis paru dari kerangka yang digali di
Heidelberg dari kuburan zaman neolitikum, begitu juga penemuan yang berasal dari
mumi dan ukiran dinding piramid di Mesir kuno pada tahun 2000-4000 SM (Amin dan
Bahar, 2010).
Penyakit tuberkulosis paru ialah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil
dihubungkan dengan tempat tinggal didaerah urban dan juga lingkungan yang padat
(Amin dan Bahar, 2010). Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
penting di dunia. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah
menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, 3,9 juta
adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif. Sepertiga penduduk dunia telah
terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus
dunia, namun bila dilihat dari jumlah penduduk terdapat 182 kasus per 100.000
penduduk.
Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia Tenggara yaitu 350 per 100.000
penduduk. Diperkirakan angka kematian akibat tuberkulosis adalah 8000 setiap hari
dan 2 - 3 juta setiap tahun. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah
terbesar kematian akibat tuberkulosis terdapat di Asia Tenggara yaitu 625.000 orang
5
atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Angka mortaliti tertinggi
terdapat di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk, prevalensi HIV yang cukup tinggi
setelah India dan Cina. Setiap tahun terdapat 250.000 kasus baru tuberkulosis dan
pembunuh nomor satu diantara penyakit menular dan merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit pernapasan akut pada seluruh
Penemuan kasus TB dengan BTA Positif baru di Jawa Tengah tahun 2007
jumlah kasus tersebut mengalami penurunan sebesar 1,1% jika dibandingkan dengan
penemuan kasus tahun 2005 yang mencapai 50,92% (Dinkes Jawa tengah, 2007).
Data terbaru tahun 2010 angka kejadian TB Paru di Provinsi Jawa Tengah sebesar
kematian (CFR) TB Paru sebesar 2,3% dibawah target Jawa Tengah yaitu 3%,
kondisi ini disebabkan oleh kesadaran penderita untuk minum obat secara teratur
berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi
penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan
tuberculosis dikarenakan sisem imun yang menurun dan kurangnya akivitas fisik,
1.2 Permasalahan
Bagaimana tingkat pengetahuan lansia Puskesmas Gabus I tentang penyakit
tuberkulosis paru?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk meningkatkan pengetahuan lansia Puskesmas Gabus I tentang
penyakit tuberkulosis paru
b. Untuk meningkatkan Pencegahan penyakit tuberkulosis paru di Puskesmas
Gabus I pada lansia
2. Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Puskesmas
Membantu dalam pengembangan program promosi kesehatan terutama
dikalangan lansia
b) Bagi Masyarakat
1) Sebagai tambahan dan informasi tentang pentingnya Tanda, Gejala,
penyakit tuberkulosis paru
2) Menambah wawasan tentang pencegahan, bahaya penyakit tuberkulosis
paru
BAB II 7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tuberkulosis Paru
2.1.1. Definisi
Tuberkulosis paru adalah infeksi paru oleh Mycobacterium tuberculosis
yang dapat menyebar ke segmen paru lain melalui bronki, atau ke organ
Lain melalui darah atau pembuluh getah bening (Dorland, 2002) .
2.1.2. Etiologi
2.1.3. Penularan
3. Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan
seseorang diantaranya mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan
dan pengetahuan penyakit tuberkulosis paru, sehingga dengan
pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba untuk mempunyai
perilaku hidup bersih dan sehat.
5. Kondisi rumah
Atap, dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembangbiakan kuman.
Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan
debu, sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi
berkembangbiaknya kuman Mycrobacterium tuberculosis.
A. Tuberkulosis Primer
Gejala utama pasien tuberkulosis paru adalah batuk berdahak selama 2-3
minggu atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak
bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan
13
menurun,
berat badan menurun, malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik,
demam meriang lebih dari satu bulan (Depkes RI, 2011).
Gejala-gejala khusus atau khas pula tergantung dari organ tubuh mana
yang terkena. Bila terjadi sumbatan di sebagian bronkus akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, ia akan menimbulkan suara "mengi"
yaitu suara nafas melemah yang disertai sesak. Jika ada cairan di rongga
pleura, ia dapat disertai dengan keluhan sakit dada (Al-Amin, 2010).
2.1.7. Diagnosis
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
BAB III 16
A. TUJUAN
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, peserta penyuluhan
diharapkan mampu memahami tanda dan gejala ,pencegahan penyakit
tuberkulosis.
B. METODE
Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi/ tanya jawab.
C. MEDIA
Media yang digunakan yaitu leaflet.
D. SASARAN
Peserta Lansia Kecamatan Gabus Kabupaten Pati.
E. WAKTU
Penyuluhan tentang penyakit tuberkulosis.dilaksanakan pada :
1. Hari, tanggal : Sabtu 7 Desember 2019
2. Jam : 08.00 WIB
F. TEMPAT
Penyuluhan dilaksanakan di Puskesmas Gabus I Kecamatan Gabus
Kabupaten Pati.
G. KEGIATAN
Langkah- WAKTU Kegiatan Kegiatan
langkah Penyuluhan Masyarakat
1. Pendahuluan 5 menit 1.Menyampaikan 1. Membalas salam
salam 2.Mendengarkan
2.Memperkenalkan dengan seksama
diri 3.Memberikan
3.Menjelaskan respon
tujuan 4.Berpartisipasi 17
4.Menyampaikan aktif
estimasi waktu
5.Menggali persepsi
masyarakat terkait
tuberkulosis
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kasus Tuberkulosis memiliki prevalensi yang besar dan meningkatkan morbiditas
dan mortalitas yang tinggi.
2. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai tuberkulosis, antisipasinya
terkait faktor risiko yang relevan, serta penatalaksanaannya
3. Edukasi terkait tuberkulsis dan penatalaksanaannya mampu memberikan wawasan
kepada lansia dan dapat enurunkan prevalensinya
B. Saran
1. Tenaga kesehatan dan kader proaktif untuk mengedukasi lansia tentang
tuberkulosis
2. Tenaga kesehatan dan kader secara kontinyu memberikan infromasi tentang
penceahan tuberkulosis .
DAFTAR PUSTAKA 20