Anda di halaman 1dari 10

I.

Title of the experiment : Equilibrium Constants

II. Day/date of the experiment : Monday / April 14th, 2013

III. Purpose of the experiment :

1. Understanding the equilibrium constant of a reaction

2. Observing that the equilibrium constant does not depend on the initial
concentration of the reaction.

IV. Basic Theory

Reaksi kimia terdiri dari 2 macam yaitu, reaksi irreversible dan


reaksi reversible. Reaksi irreversible adalah reaksi kimia yang tidak dapat
dapat kembali lagi menjadi reaktan setelah terbentuknya suatu produk.
Reaksi reversible adalah suatu reaksi kimia yang berlangsung dua arah,
yaitu produk dapat membentuk reaktan kembali. Pada reaksi
kesetimbangan kimia, dapat terjadi reaksi dua arah (reversible).
Kesetimbangan kimia adalah suatu reaksi kimia dimana jumlah
pereaksi dan jumlah hasil reaksinya tidak berubah lagi dengan membentuk
komposisi tertentu dari pereaksi dan hasil reaksi pada suhu tertentu.
Walaupun secara makroskopis tidak terjadi perubahan namun secara
mikroskopis, perubahan tetap berlangsung (bersifat dinamis) hanya tak
dapat diamati, yakni perubahan pereaksi dan hasil reaksi dengan laju yang
sama tetapi arahnya berlawanan. Oleh karena itu, kesetimbangan kimia
disebut juga kesetimbangan dinamik dengan notasi ⇌ . Misalnya :
aA + bB ⇌ cC + dD
Ada empat aspek dasar keadaan kesetimbangan, yaitu : keadaan
kesetimbangan tidak menunjukkan perubahan makroskopik yang nyata,
keadaan kesetimbangan dicapai melalui proses yang berlangsung spontan,
keadaan kesetimbangan menunjukkan keseimbangan dinamik antara
proses maju atau balik dan keadaan kesetimbangan adalah sama walaupun
arah pendekatannya berbeda.
Tetapan kesetimbangan (K) adalah hasil kali produk dipangkatkan
koefisien reaksinya dibagi hasil kali reaktan dipangkatkan koefisien
reaksinya. Tetapan kesetimbangan mempunyai nilai yang tetap pada suhu
tertentu. Jika reaktan dan produk dinyatakan dengan konsentrasi, maka
tetapan kesetimbangan ditulis dengan simbol Kc. Misalnya untuk reaksi:
aA(g) + bB(g) ⇌ cC(g) + dD(g)

maka nilai

Bila konstanta kesetimbangan (Kc) kecil (Kc < 1), berarti pada
keadaan kesetimbangan, konsentrasi produk adalah kecil, sehingga
konstanta kesetimbangannya juga kecil, hal ini menunjukkan reaksi bolak-
balik tidak berlangsung dengan baik. Bila konstanta kesetimbangan (Kc)
besar (Kc > 1) berarti pada keadaan setimbang konsentrasi reaktan adalah
kecil, sehingga harga konstanta kesetimbangan yang besar menunjukkan
bahwa reaksi berlangsung bolak-balik dengan baik.
Konstanta kesetimbangan (Kc) memiliki beberapa fungsi, yaitu :
- Meramalkan reaksi kesetimbangan secara kualitatif, yaitu jika
harga Kc besar, maka reaksi kesetimbangan banyak mengandung
produk, dan sebaliknya.
- Meramalkan arah reaksi kesetimbangan, yaitu jika QKc, maka
reaksi berlangsung ke kiri. Q adalah hasil bagi antara konsentrasi
produk dan reaktan pada keadaan apapun.

A. Aturan yang harus diperhatikan dalam menghitung Kc adalah :


1. Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas
yang dimasukkan dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat
yang berbentuk gas saja sebab konsentrasi zat padat adalah tetap
den nilainya telah terhitung dalam harga Kc itu.
Contoh : C(s) + CO2(g) ⇌ 2CO(g)
Kc = (CO)2 / (CO2)
2. Jika kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan
dalam perhitungan Kc hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja.
Contoh : Zn(s) + Cu2+(aq) ⇌ Zn2+(aq) + Cu(s)
Kc = (Zn2+) / (CO2+)

3. Untuk kesetimbangan antara zat-zat dalam larutan jika pelarutnya


tergolong salah satu reaktan atau hasil reaksinya maka konsentrasi
dari pelarut itu tidak dimasukkan dalam perhitungan Kc.
Contoh : CH3COO-(aq) + H2O(l) ⇌ CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Kc = (CH3COOH) x (OH-) / (CH3COO-)
Menurut Le Chatelier, suatu sistem kesetimbangan akan tetap
mempertahankan posisinya jika terdapat perubahan yang mengakibatkan
terjadinya pergeseran reaksi kesetimbangan. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pergeseran reaksi kesetimbangan, yaitu :
1. Perubahan Konsentrasi
Jika konsentrasi reaktan diperbesar, maka reaksi kesetimbangan akan
bergeser ke produk, demikian sebaliknya.
2. Perubahan Volume
Jika volume diperbesar, reaksi kesetimbangan bergeser ke jumlah
koefisien zat yang besar, sebaliknya jika diperkecil volumenya, maka
reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien zat yang
kecil. Tetapi perubahan volume tidak berpengaruh jika jumlah
koefisien reaktan dan produk sama.
3. Perubahan Tekanan
Merupakan kebalikan dari perubahan volume. Jika tekanan diperbesar
maka reaksi kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah koefisien
zat yang lebih kecil, demikian sebaliknya.
4. Perubahan Suhu
Jika suhu dinaikkan, reaksi bergeser ke reaksi endoterm. Sedangkan
jika suhu diturunkan, reaksi bergeser ke eksoterm. Perubahan suhu
mengakibatkan perubahan harga tetapan kesetimbangan.
5. Katalis
Penambahan katalis tidak akan menggeser reaksi kesetimbangan
karena katalis hanya berfungsi mempercepat laju reaksi.

Untuk praktikum ini reaksi esterifikasi yang terjadi adalah sebagai


berikut
CH3COOH(aq) + C2H5OH(aq) ⇌ CH3COOC2H5 (aq) + H2O (l)
Reaksi ini berlangsung sangat lambat, untuk mempercepat diberi katalis
berupa ion H+ dari larutan HCl 2N. Untuk mencapai kesetimbangan
diperlukan waktu +1 minggu atau minimal 3 hari. Konsentrasi reaktan
atau produk dapat ditentukan dengan titrasi yang dilakukan dengan cepat
agar tidak mengganggu kesetimbangan secara nyata. Tetapan
kesetimbangan dari reaksi dapat dihitung menggunakan persamaan:

Kc teoritis dari reaksi esterifikasi ini adalah 4,2 x 10-2

V. Alat dan Bahan


A. Alat-alat
1. Buret 50 mL 1 buah
2. Statif dan klem - 1 buah
3. Gelas kimia 200 mL 1 buah
4. Erlenmeyer 250 mL 5 buah
5.Gelas ukur 25 mL 1 buah
6. Pipet tetes - secukupnya

B. Bahan-bahan
1. NaOH 2 N

2. Indikator PP

3. HCl

4. Etanol absolute
5. Asam Asetat

6. Aluminium foil

VI. Alur Kerja

(Larutan Blanko)
5 mL HCl 2N
2N Dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer

Ditambahkan 2 tetes indikator PP

Dititrasi dengan larutan NaOH


Volume NaOH
V1= 3,5 mL

V2= 3,5 mL

V3= 3,8 mL
5 mL HCl 2N+ 5 mL HCl 2N+ 5 mL HCl 2N+
5 mL HCl 2N+
2 mL Etanol + 3 mL Etanol + 4 mL Etanol +
1 mL Etanol +
3 mL Asam 2 mL Asam 1 mL Asam
4 mL Asam
Asetat Asetat Asetat
Asetat

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer


dan ditutup dengan rapat

Disimpan selama 3 hari

Dicatat suhu tempat penyimpanan

Ditambahkan 2 tetes indikator PP

Dititrasi dengan larutan NaOH 2N

Volume NaOH
V1= 6,8 mL

V2= 5,2 mL

V3= 4,6 mL
V4= 3,8 mL
VII. Hasil Pengamatan
HASIL PENGAMATAN
NO PROSEDUR PERCOBAAN DUGAAN REAKSI KESIMPULAN
SEBELUM SESUDAH
1. HCl: larutan tidak HCl + NaOH: HCl(aq) + NaOH(aq)
(Larutan Blanko) berwarna Larutan tidak
NaCl(aq) + H2O(l)
5 mL HCl 2N berwarna
NaOH: larutan 5 mL HCl 2N+
2N Dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer 4 mL Etanol +
tidak berwarna Setelah ditetesi PP: Dimasukkan ke dalam
1 mL Asam Asetat
erlenmeyer dan ditutup
Ditambahkan 2 tetes Larutan tidak
indikator PP dengan rapat
PP: larutan tidak berwarna
Dititrasi dengan larutan berwarna Disimpan selama + 1
NaOH minggu (min. 3 hari)
Setelah dititrasi:
Volume Larutan berwarna Dicatat suhu tempat
penyimpanan
NaOH merah muda
V1= 53,5
5mL
mL HCl
HCl2N+
mL 2N+ V1= 3,5 mL Ditambahkan 2 tetes
123mL
mLEtanol
Etanol++
indikator PP
VDimasukkan
Dimasukkan
= 3,5 mL ke kedalam
dalam V2= 3,5 mL
2
432mL
mLAsam
Asamdan
erlenmeyer
erlenmeyer Asetat
Asetat
dan ditutup
ditutup V3= 3,8 mL Dititrasi dengan larutan
V3= 3,8 mL
dengan
denganrapat
rapat NaOH 2N

Disimpan
Disimpanselama
selama ++11 Ditentukan mol etanol
minggu
minggu(min.
(min.33hari)
hari) absolut dan mol asam
asetat
2. Dicatat
Dicatatsuhu
suhutempat
tempat HCl: larutan tidak HCl + etanol + Terjadi reaksi
penyimpanan
penyimpanan H3COOH(aq) +
berwarna asam asetat: esterifikasi ditandai
Volume NaOH (mL)
C2H5OH(aq) ⇌
Ditambahkan
Ditambahkan22tetes
tetes Larutan tidak dengan bau seperti
indikator
indikatorPP
PP CH3COOC2H5(aq) +
Asam asetat: berwarna dan bau balon dan
H2O(l)
Dititrasi
Dititrasidengan
denganlarutan
larutan larutan tidak seperti balon menghasilkan Kc
NaOH
NaOH2N 2N berwarna, bau (+) sebesar:
Ditentukan
Ditentukanmol
moletanol
etanol Setelah ditetesi PP: Kc1= -2, 1325 mol/L
absolut
absolutdan
danmol
molasam
asam CH3COOCH2(aq)+
NaOH: larutan Larutan tidak Kc2= -8,5387 mol/L
asetat
asetat NaOH(aq) ⇌
tidak berwarna berwarna Kc3= 8,9189 mol/L
CH3COONa(aq)+
Kc4= 8, 2849 mol/L
Volume
VolumeNaOH
NaOH(mL)
(mL) CH3CH2OH(aq)
VIII. Analisis dan Pembahasan
Pada praktikum konstanta kesetimbangan ini didapat data sebagai
berikut :
Untuk 5 mL larutan HCl (larutan blanko) yang jernih dan tidak
berwarna lalu diberi 2 tetes indikator phenolphtalein maka larutan tetap
jernih, tak berwarna. Lalu larutan dititrasi dengan larutan NaOH 2N,
setelah mencapai titik ekivalen larutan menjadi jernih dan berwarna merah
muda. Titik ekivalen tercapai setelah dititrasi dengan NaOH dengan rata-
rata 3,6 mL.
Untuk erlenmeyer I yang berisi 5 mL HCl 2N + 1 mL Etanol + 4
mL Asam Asetat, maka larutan tersebut jernih dan tak berwarna. Sebelum
dititrasi ditetesi 2 tetes indikator phenolphtalein larutan tetap jernih dan tak
ber. Larutan dititrasi dengan larutan NaOH 2N hingga mencapai titik
ekivalen. Titik ekivalen tercapai saat larutan menjadi jernih dan berwarna
merah muda. Titik ekivalen tercapai setelah dititrasi dengan NaOH
sebanyak 6,8 mL.
Untuk erlenmeyer II yang berisi 5 mL HCl 2N + 2 mL Etanol + 3
mL Asam Asetat, maka larutan tersebut jernih dan tak berwarna. Sebelum
dititrasi ditetesi 2 tetes indikator phenolphtalein larutan tetap jernih dan tak
ber. Larutan dititrasi dengan larutan NaOH 2N hingga mencapai titik
ekivalen. Titik ekivalen tercapai saat larutan menjadi jernih dan berwarna
merah muda. Titik ekivalen tercapai setelah dititrasi dengan NaOH
sebanyak 5,6 mL.
Untuk erlenmeyer III yang berisi 5 mL HCl 2N + 3 mL Etanol + 2
mL Asam Asetat, maka larutan tersebut jernih dan tak berwarna. Sebelum
dititrasi ditetesi 2 tetes indikator phenolphtalein larutan tetap jernih dan tak
ber. Larutan dititrasi dengan larutan NaOH 2N hingga mencapai titik
ekivalen. Titik ekivalen tercapai saat larutan menjadi jernih dan berwarna
merah muda. Titik ekivalen tercapai setelah dititrasi dengan NaOH
sebanyak 4,6 mL.
Untuk erlenmeyer IV yang berisi 5 mL HCl 2N + 4 mL Etanol + 1
mL Asam Asetat, maka larutan tersebut jernih dan tak berwarna. Sebelum

Anda mungkin juga menyukai