Konstanta Kesetimbangan
Konstanta Kesetimbangan
2. Observing that the equilibrium constant does not depend on the initial
concentration of the reaction.
maka nilai
Bila konstanta kesetimbangan (Kc) kecil (Kc < 1), berarti pada
keadaan kesetimbangan, konsentrasi produk adalah kecil, sehingga
konstanta kesetimbangannya juga kecil, hal ini menunjukkan reaksi bolak-
balik tidak berlangsung dengan baik. Bila konstanta kesetimbangan (Kc)
besar (Kc > 1) berarti pada keadaan setimbang konsentrasi reaktan adalah
kecil, sehingga harga konstanta kesetimbangan yang besar menunjukkan
bahwa reaksi berlangsung bolak-balik dengan baik.
Konstanta kesetimbangan (Kc) memiliki beberapa fungsi, yaitu :
- Meramalkan reaksi kesetimbangan secara kualitatif, yaitu jika
harga Kc besar, maka reaksi kesetimbangan banyak mengandung
produk, dan sebaliknya.
- Meramalkan arah reaksi kesetimbangan, yaitu jika QKc, maka
reaksi berlangsung ke kiri. Q adalah hasil bagi antara konsentrasi
produk dan reaktan pada keadaan apapun.
B. Bahan-bahan
1. NaOH 2 N
2. Indikator PP
3. HCl
4. Etanol absolute
5. Asam Asetat
6. Aluminium foil
(Larutan Blanko)
5 mL HCl 2N
2N Dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer
V2= 3,5 mL
V3= 3,8 mL
5 mL HCl 2N+ 5 mL HCl 2N+ 5 mL HCl 2N+
5 mL HCl 2N+
2 mL Etanol + 3 mL Etanol + 4 mL Etanol +
1 mL Etanol +
3 mL Asam 2 mL Asam 1 mL Asam
4 mL Asam
Asetat Asetat Asetat
Asetat
Volume NaOH
V1= 6,8 mL
V2= 5,2 mL
V3= 4,6 mL
V4= 3,8 mL
VII. Hasil Pengamatan
HASIL PENGAMATAN
NO PROSEDUR PERCOBAAN DUGAAN REAKSI KESIMPULAN
SEBELUM SESUDAH
1. HCl: larutan tidak HCl + NaOH: HCl(aq) + NaOH(aq)
(Larutan Blanko) berwarna Larutan tidak
NaCl(aq) + H2O(l)
5 mL HCl 2N berwarna
NaOH: larutan 5 mL HCl 2N+
2N Dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer 4 mL Etanol +
tidak berwarna Setelah ditetesi PP: Dimasukkan ke dalam
1 mL Asam Asetat
erlenmeyer dan ditutup
Ditambahkan 2 tetes Larutan tidak
indikator PP dengan rapat
PP: larutan tidak berwarna
Dititrasi dengan larutan berwarna Disimpan selama + 1
NaOH minggu (min. 3 hari)
Setelah dititrasi:
Volume Larutan berwarna Dicatat suhu tempat
penyimpanan
NaOH merah muda
V1= 53,5
5mL
mL HCl
HCl2N+
mL 2N+ V1= 3,5 mL Ditambahkan 2 tetes
123mL
mLEtanol
Etanol++
indikator PP
VDimasukkan
Dimasukkan
= 3,5 mL ke kedalam
dalam V2= 3,5 mL
2
432mL
mLAsam
Asamdan
erlenmeyer
erlenmeyer Asetat
Asetat
dan ditutup
ditutup V3= 3,8 mL Dititrasi dengan larutan
V3= 3,8 mL
dengan
denganrapat
rapat NaOH 2N
Disimpan
Disimpanselama
selama ++11 Ditentukan mol etanol
minggu
minggu(min.
(min.33hari)
hari) absolut dan mol asam
asetat
2. Dicatat
Dicatatsuhu
suhutempat
tempat HCl: larutan tidak HCl + etanol + Terjadi reaksi
penyimpanan
penyimpanan H3COOH(aq) +
berwarna asam asetat: esterifikasi ditandai
Volume NaOH (mL)
C2H5OH(aq) ⇌
Ditambahkan
Ditambahkan22tetes
tetes Larutan tidak dengan bau seperti
indikator
indikatorPP
PP CH3COOC2H5(aq) +
Asam asetat: berwarna dan bau balon dan
H2O(l)
Dititrasi
Dititrasidengan
denganlarutan
larutan larutan tidak seperti balon menghasilkan Kc
NaOH
NaOH2N 2N berwarna, bau (+) sebesar:
Ditentukan
Ditentukanmol
moletanol
etanol Setelah ditetesi PP: Kc1= -2, 1325 mol/L
absolut
absolutdan
danmol
molasam
asam CH3COOCH2(aq)+
NaOH: larutan Larutan tidak Kc2= -8,5387 mol/L
asetat
asetat NaOH(aq) ⇌
tidak berwarna berwarna Kc3= 8,9189 mol/L
CH3COONa(aq)+
Kc4= 8, 2849 mol/L
Volume
VolumeNaOH
NaOH(mL)
(mL) CH3CH2OH(aq)
VIII. Analisis dan Pembahasan
Pada praktikum konstanta kesetimbangan ini didapat data sebagai
berikut :
Untuk 5 mL larutan HCl (larutan blanko) yang jernih dan tidak
berwarna lalu diberi 2 tetes indikator phenolphtalein maka larutan tetap
jernih, tak berwarna. Lalu larutan dititrasi dengan larutan NaOH 2N,
setelah mencapai titik ekivalen larutan menjadi jernih dan berwarna merah
muda. Titik ekivalen tercapai setelah dititrasi dengan NaOH dengan rata-
rata 3,6 mL.
Untuk erlenmeyer I yang berisi 5 mL HCl 2N + 1 mL Etanol + 4
mL Asam Asetat, maka larutan tersebut jernih dan tak berwarna. Sebelum
dititrasi ditetesi 2 tetes indikator phenolphtalein larutan tetap jernih dan tak
ber. Larutan dititrasi dengan larutan NaOH 2N hingga mencapai titik
ekivalen. Titik ekivalen tercapai saat larutan menjadi jernih dan berwarna
merah muda. Titik ekivalen tercapai setelah dititrasi dengan NaOH
sebanyak 6,8 mL.
Untuk erlenmeyer II yang berisi 5 mL HCl 2N + 2 mL Etanol + 3
mL Asam Asetat, maka larutan tersebut jernih dan tak berwarna. Sebelum
dititrasi ditetesi 2 tetes indikator phenolphtalein larutan tetap jernih dan tak
ber. Larutan dititrasi dengan larutan NaOH 2N hingga mencapai titik
ekivalen. Titik ekivalen tercapai saat larutan menjadi jernih dan berwarna
merah muda. Titik ekivalen tercapai setelah dititrasi dengan NaOH
sebanyak 5,6 mL.
Untuk erlenmeyer III yang berisi 5 mL HCl 2N + 3 mL Etanol + 2
mL Asam Asetat, maka larutan tersebut jernih dan tak berwarna. Sebelum
dititrasi ditetesi 2 tetes indikator phenolphtalein larutan tetap jernih dan tak
ber. Larutan dititrasi dengan larutan NaOH 2N hingga mencapai titik
ekivalen. Titik ekivalen tercapai saat larutan menjadi jernih dan berwarna
merah muda. Titik ekivalen tercapai setelah dititrasi dengan NaOH
sebanyak 4,6 mL.
Untuk erlenmeyer IV yang berisi 5 mL HCl 2N + 4 mL Etanol + 1
mL Asam Asetat, maka larutan tersebut jernih dan tak berwarna. Sebelum