Sap BBS
Sap BBS
Disusun oleh :
Kelompok 3
NAMA NIM
Desy Haslinda Atika Sari P1908079
Fegi Tamaran P1908087
Mila Marta Dinata P1908106
Muhammad Rezky .H P1908109
Nur Janah P1908115
Revy Sukidawati P1908118
Salmiati P1908123
Yaumil Fitri P1908133
Laporan satuan acara penyuluhan Bernads Soulier Syndrome (BSS) Di Poli Anak RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Hari : Rabu
Tanggal : 19 Februari 2020
Tempat : Poli Anak RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
(.........................................)
(................................................)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Identifikasi Masalah
Bernard Soulier Syndrome merupakan kelainan yang amat langka. Perkiraan
terbaru menunjukkan, sindrom ini hanya diderita sekitar satu juta orang dari 7 miliar
penduduk dunia. Darah yang tidak mampu menggumpal sehingga mengakibatkan
perdarahan terus-menerus diduga disebabkan kurangnya glycoprotein Ib/IX/V. Protein
jenis ini sangat penting dalam proses penggumpalan trombosit di sekitar pembuluh
darah yang terluka. Tanpa glycoprotein yang cukup, perdarahan penderitanya akan
berkepanjangan.
Para ahli menduga, sebagian besar BSS disebabkan oleh faktor bawaan atau
keturunan. BSS disebabkan kerusakan satu gen dari 30 ribu gen di dalam DNA
orangtua. Itu sebabnya, kelainan genetika ini sangat langka. BSS hanya diturunkan jika
kedua orangtua berstatus pembawa atau carrier BSS. Seorang bayi akan menderita BSS
apabila mewarisi dua gen cacat, satu dari ibu dan satu lagi dari ayah. Jika hanya ibu atau
ayah yang berstatus pembawa, semua anaknya hanya mewarisi satu gen cacat. Anak-
anak ini hanya menjadi carrier atau justru normal. Peluang anak menjadi carrier atau
normal, jika hanya satu orangtua berstatus carrier, adalah 50 banding 50. Berbeda
ketika kedua orangtua berstatus pembawa. Peluang satu anak menderita BSS adalah 25
persen. Sederhananya, jika pasangan tadi memiliki empat anak, hanya satu orang yang
akan mewarisi kelainan tersebut. Seorang anak (25 persen) yang lain berpeluang
normal, dua anak (50 persen) berpeluang hanya menjadi pembawa
B. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Bernard Soulier Syndrome,
diharapkan pasien dan keluarga dapat memahami dan mengetahui terkait Bernard
Soulier Syndrome
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah dilakukan penyeluhan diharapkan keluarga pasien dapat :
a. Mengetahui pengertian Bernard Soulier Syndrome
b. Mengetahui penyebab Bernard Soulier Syndrome
c. Mengetahui gejala Bernard Soulier Syndrome
d. Mengetahui pengobatan Bernard Soulier Syndrome
C. Metode
1. Ceramah
2. Diskus
3. Tanya jawab
D. Media
1. Materi SAP
2. Leaflet
3. PPT
F.Rencana Evaluasi
1. Proses
a. Pada saat penyuluhan sedang dilaksanakan peserta diharapkan memperhatikan
materi yang disampaikan.
b. Pada saat penyuluhan dilaksanakan peserta diharapkan nyaman dengan keadaan
ruangan.
c. Pada saat penyuluhan sedang dilaksanakan peserta dapat tenang dan rileks dengan
kegiatatan penyuluhan ini.
2. Struktural
a. Lefleat yang digunakan untuk menyampaikan materi diharapkan sudah cukup dan
benar-benar siap.
b. Kursi diharapkan cukup untuk setiap peserta.
3. Hasil
Evaluasi hasil yang akan dilakukan dengan cara diskusi dan tanya jawab dengan
hasil:
a. Pasien dan keluarga mengetahui pengertian Bernard Soulier Syndrome
b. Pasien dan keluarga mengetahui penyebab Bernard Soulier Syndrome
c. Pasien dan keluarga mengetahui gejala Bernard Soulier Syndrome
d. Pasien dan keluarga mengetahui pengobatan Bernard Soulier Syndrome
G. Pengorganisasi
1. Moderator : Desy Haslinda Atika Sari
2. Penyaji : Mila Marta Dinata
3. Fasilitator : Fegi Tamaran
4. Fasilatator : Salmiati
5. Fasilitator : Nur Janah
6. Dokumentasi : Muhammad Rezky H
7. Observasi : Yaumil Fitri
8. Observasi : Revy Sukidawati
H. Setting tempat
= Dokumentasi
= Moderator
= Penyaji
= Peserta
= Fasilitator
= observer
LCD
Meja
LAMPIRAN MATERI