Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN RENCANA BIMBINGAN KLINIK

METODE PRECEPTORSHIP DENGAN


TEKNIK BED SIDE TEACHING

“PERAWATAN TALI PUSAT”

Disusun Oleh:
MAFTUCHAH

PROGAM STUDI DIV KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA
SEMARANG
2014
PERENCANAAN BIMBINGAN KLINIK

A. Identitas Mata Kuliah


Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Nifas
Kode Mata Kuliah : Bd.102
Pokok Bahasan : Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Sub Pokok Bahasan : Memberikan Perawatan Payudara
Beban Studi : 1 SKS
Waktu : 50 menit
Pertemuan ke : 1
Hari : Kamis, 13 Februari 2020
Tempat : Klinik Bersalin
Koordinator : Tri Marini SST, M.Keb
Pembimbing : Athiyah
Mahasiswa Bimbingan : Yulia

B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran klinik ini peserta didik mampu
memberikan asuhan Perawatan pada Payudara
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik peserta didik mampu:
a. Memahami tentang pengertian Perawatan Payudara
b. Memahami tujuan Perawatan Payudara
c. Memahami persiapan untuk Perawatan Payudara
d. Memahami langkah-langkah Perawatan Payudara

C. Metode dan Tekhnik Pembelajarab


1. Metode bimbingan klinik yang akan digunakan adalah perseptorship
2. Teknik bimbingan yang digunakan adalah preconference, bedside teaching,
post conference.

D. Deskripsi Kasus
Mahasiswa DIV Kebidanan tingkat II semester III yang sedang
menjalankan praktek klinik bersalin mempunyai target memberikan asuhan
pada ibu nifas dengan kebutuhan perawatan payudara. Mahasiswa tersebut
belum pernah melakukan tindakan tersebut. Untuk mencapai target asuhan yang
dibutuhkan oleh mahasiswa tersebut, bimbingan diberikan menggunakan
metode preseptorsip dengan teknik preconference, bedside teaching dan post
conference.

E. Rincian Kegiatan

Metode/
No Kompetensi Jenis Kegiatan Waktu Hasil yang Diharapkan
Tekhnik
1 Peserta didik a. Menjelaskan 1 mnt Preconference Peserta didik memahami
mengetahui tentang pengertian perawatan payudara
tujuan tindakan pengertian
melakukan perawatan tali
perawatan pusat
payudara
b. Menjelaskan
tujuan 1 mnt Preconference Peserta didik memahami tujuan
perawatan dari perawatan payudara
payudara

c. Menjelaskan
persiapan Peserta didik memahami
untuk 2mnt Preconference persiapan untuk perawatan
memberikan payudara ;
perawatan 1. Pasien
payudara 2. Alat-alat

d. Menjelaskan
langkah-
langkah
perawatan Peserta didik memahami
payudara 5 mnt Preconference langkah-langkah Perawatan
payudara
2 Mahasiswa Mahasiswa 5 mnt Bedside Peserta didik memahami
mampu mempersiapkan teaching persiapan untuk perawatan tali
mempersiapkan alat perawatan payudara
peralatan yang payudara
dibutuhkan

Mahasiswa  Mahasiswa 15 mnt Bedside Peserta didik mampu melakukan


mampu melakukan teaching tindakan perawatan payudara
melakukan tindakan secara sistematis.
tindakan perawatan
perawatan payudara
payudara
dengan mandiri  Mahasiswa
dan secara runtut mendokume 5 menit
ntasikan
tindakan
yang telah
dilakukan

3. Mahasiswa Mahasiswa 6 mnt Post Mahasiswa memahami


mampu melakukan Conference penjelasan tentang prosedur
mereview review tindakan perawatan tali pusat
tindakan yang yang telah
telah dilakukan dilakukan

F. Evaluasi
1. Prosedur : Preconference, bedsite teaching, postconference
2. Jenis test : skill, attitude, cognitive
3. Bentuk : Observasi
4. Alat test : SOP, checklist

G. Referensi
1. Departemen Kesehatan RI. 2008. Buku Acuan: Pelatihan Klinik Asuhan
Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan. Hlm: 119-138.
2. Direktorat Kesehatan Anak Khusus. 2010. Panduan Pelayanan Kesehatan
Bayi Baru Lahir Berbasis Perlindungan Anak. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Hlm: 18-29.
3. Lissauer, Tom dan Fanaroff, Avroy. 2008. At Glance Neonatologi. Jakarta:
Penerbit Erlangga. Hlm: 44-45.
4. Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO. 2001. Buku Asuhan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hlm: 22-26.

H. Lampiran
1. Materi tentang perawatan tali pusat
2. Kontrak belajar mahasiswa bimbingan.
3. Lembar check list tentang perawatan tali pusat.
Lampiran
Materi
(Perawatan Tali Pusat )

A. Pengertian
Perawatan tali pusat adalah pengobatan dan pengikat tali pusat yang
menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu bayi, kemudian tali pusat
dirawat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar dari infeksi tali
pusat (IKA, 2005).
Tujuan mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir,
sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak
terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh
clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun), yang nasuk
melalui luka tali pusat, karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih
(Saifuddin, 2001).

B. Cara perawatan tali pusat


Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan,
penyelenggaraan (Kamisa, 1997). Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga
sederhana. Hal yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah:
1. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum
membersihkan tali pusat.
2. Selama tali pusatnya belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan
cara dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat.
Alasannya, untuk menjaga tali pusat tetap kering. Bagian yang harus selalu
dibersihkan adalah pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan
pangkal ini, anda harus sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tali
pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari.
3. Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan
membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat,
juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa di tutup, tutup atau ikat
dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan
bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa.
Prinsip perawatan tali pusat:
1. Jangan membungkus punting tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan
cairan atau bahan apapun kepuntung tali pusat.
2. Nasehati hal yang sama bagi ibu dan keluarganya.
3. Mengoleskan alcohol atau betadine (terutama jika pemotongan tali pusat
tidak terjamin desinfeksi tingkat tinggi atau steril) masih diperkenankan
tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali pusat basah atau
lembab.
4. Berikan nasehat pada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan bayi
Ketika neonatus pertama kali tiba diruang perawatan, sekitar 5 cm tali
pusat biasanya masih terdapat pada abdomen dengan beberapa tipe penjepitan,
setelah beberapa hari tali pusat mengkerut dan menghitam. Kemudian setelah
beberapa minggu tali pusat akan lepas dengan sendirinya, meninggalkan area
kecil yang bergranulasi, dan biasanya menghilang. Jaringan parut yang kecil
dan kontraktur disebut umbilikus (Sodikin, 2009).
Segera setelah lahir, pembuluh darah umbilikus masih dapat
menyebabkan perdarahan yang fatal bila penjepitan atau pengikatan yang
dilakukan kendur. Untuk alasan inilah tali pusat harus diperiksa lebih awal dan
dalam interval yang sering selama 24 jam pertama setelah lahir. Bila terjadi
perdarahan, pengikaan ke dua atau penjepit ke dua dipasang segera dan diawasi
secara ketat.
Kadang bakteri memasuki daerah tali pusat sebelum adanya
penyembuhan.Oleh sebab itu diperlukan tindakan kewaspadaan untuk
menghindarinya.Pencegahannya dengan menutupi sekitarnya dan mengolesi
dengan zat warna atau alcohol 70%.Kasa atau perban kecil, kering, dan steril
dapat dipasang di sekitar tali pusat yang basah.Walaupun demikian gurita dan
pembalut tidak lagi digunakan karena terbukti tindakan tersebut menyuburkan
bakteri dan tetap menyebabkan lingkungan sekitar tali pusat lembab, sehingga
menghambat penyembuhan.Penjepit terbuat dari logam, peniti, atau plastik
mungkin dilepas pada hari kedua atau ketiga.Pada saat ini pembuluh darah
umbilikus telah menutup dan tidak ada lagi bahaya perdarahan (Sodikin, 2009).

C. Lama pelepasan tali pusat


Tali pusat umumnya berwarna kebiru-biruan dan panjang sekitar 2,5-
5cm segera setelah dipotong. Penjepit tali pusat digunakan untuk menghentikan
perdarahan. Penjepit tali pusat ini dibuang ketika tali pusat sudah kering,
biasanya sebelum keluar dari Rumah sakit atau dalam waktu 24 jam hingga 48
jam setelah lahir. Sisa tali pusat yang masih menempel diperut bayi (umbilical
stump), akan mengering dan biasanya akan terlepas sendiri dalam 1 minggu
setelah lahir dan luka akan sembuh dalam 15 hari (Meiliya dkk, 2008).
Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak
positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke-5 dan hari ke-7 tanpa ada
komplikasi, sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusat yang tidak
benar adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat
mengakibatkan kematian ( Notoatmojo, 2010).
Tali pusat sebaiknya dibiarkan lepas dengan sendirinya.Jangan
memegang atau bahkan menariknya.Bila tali pusat belum juga puput setelah 4
minggu bisa menyebabkan tetanus neonatorum. Untuk mencegah terjadinya
infeksi tetanus selain menjaga prinsip pencegahan infeksi, ibu juga harus
mendapatkan suntik tetanus toxoid selama hamil (Wahyono, 1998).
Pada bayi yang memiliki tanda-tanda infeksi, seperti : pangkal tali pusat
dan daerah sekitarnya berwana merah, keluar cairan yang berbau, ada darah
yang keluar terus-menerus, bayi demam tanpa sebab yang jelas maka kondisi
tersebut menandakan munculnya penyulit pada neonatus yang disebabkan oleh
tali pusat (Hidayat, 2008).
Gambaran klinis tetanus neonatorum biasanya 3-10 hari atau sampai
beberapa minggu jika infeksinya ringan. Dalam 48 jam penyakit menjadi nyata
jika adanya trismus (Manuaba, 1998). Gejalanya dapat terlihat apabila:
1. Kejang-kejang sampai otot pernapasan
2. Leher kaku diikuti spasma umum.
3. Dinding abdomen keras.
4. Mulut mecucu seperti mulut ikan
5. Suhu meningkat dan malas minum
6. Dahi berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kebawah dan muka
rhesussardonikus.
7. Tiba-tiba bayi sensitive terhadap ransangan, gelisah dan kadang-kadang
menangis (Sitowijoyo dkk, 2010).

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan tali pusat


Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan talu pusat menurut Wawan
(2009), yaitu:
1. Timbulnya infeksi pada tali pusat
Hal ini disebabkan karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi
syarat kebersihan, misalnya pemotongan tali pusat dengan bamboo atau
gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat di bubuhi abu,
tanah, minyak, daun-daunan, kopi dan sebagainya.
2. Cara perawatan tali pusat
Pada penelitian menunjukan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air
dan sabun cenderung lebih cepat puput (lepas) dari pada tali pusat yang
dibersihkan dengan alkohol.

3. Kelembaban tali pusat


Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan
membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat,
juga menimbulkan resiko infeksi.
4. Kondisi sanitasi lingkungan
Daerah sekitar neonatus, kuman Spora C. tetani yang masuk melalui luka
tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat
kebersihan.
KONTRAK BELAJAR

Nama : Nurul Tiara


Tempat : Ruang Dewi Khunti
Topik : Kebutuhan Dasar Bayi dan Balita
Sub Topik : Perawatan Tali Pusat

Kriteria
Tujuan Strategi
Tujuan Khusus Sumber Penilaian
Umum Pencapaian
Setelah Setelah mengikuti 1. Departemen a. Melakukan studi a. Penilaian
mengikuti proses Kesehatan RI. pustaka sebelum penampilan
pembelajar pembelajaran 2008. Buku terjun ke lahan dengan
an klinik klinik peserta didik Acuan: Pelatihan praktek checklist
ini peserta mampu: Klinik Asuhan b. Diskusi dengan b. Laporan
didik a. Memahami Persalinan dosen pendokumenta
mampu tentang Normal. Jakarta: pembimbing dan sian
memberika pengertian Departemen pembimbing
n asuhan perawatan tali Kesehatan. Hlm: klinik
tentang pusat 119-138. c. Bed side teaching
cara b. Memahami 2. Direktorat
perawatan tujuan Kesehatan Anak
tali pusat. perawatan tali Khusus. 2010.
pusat Panduan
c. Memahami Pelayanan
persiapan Kesehatan Bayi
untuk Baru Lahir
perawatan tali Berbasis
pusat Perlindungan
d. Memahami Anak. Jakarta:
langkah- Kementerian
langkah Kesehatan
perawatan tali Republik
pusat Indonesia. Hlm:
18-29.
3. Lissauer, Tom
dan Fanaroff,
Avroy. 2008. At
Glance
Neonatologi.
Jakarta: Penerbit
Erlangga. Hlm:
44-45.
4. Pusdiknakes-
WHO-JHPIEGO.
2001. Buku
Asuhan Bayi
Baru Lahir.
Jakarta:
Departemen
Kesehatan RI.
Hlm: 22-26.

Semarang, 28 November 2014


CHECKLIST PRE CONFERENCE

Nama : Mey
NIM : 1404040
Metode : Preseptorsip
Kasus : Memberikan Perawatan Tali Pusat

No Kegiatan YA TIDAK
1 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik v
tentang pengertian perawatan tali pusat
2 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik V
tentang tujuan perawatan tali pusat
3 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik v
tentang persiapan perawatan tali pusat
4 Pembimbing menjelaskan kepada peserta didik
tentang langkah-langkah perawatan tali pusat
Nilai = Jumlah item yang dilakukan x 100
Total item

Keterangan: Isilah dengan tanda ( v ) bila dilakukan


Isilah dengan tanda (x) bila tidak dilakukan
Ya = dilakukan dengan benar
Tidak = tidak dilakukan
DAFTAR CHECKLIST SPO

Nama : Tiara
NIM : 1404040
Metode : Mentorship
Kasus : Memberikan Perawatan Tali Pusat

No ASPEK YANG DINILAI SKOR


A SIKAP DAN PERILAKU YA TIDAK
1 Teruji komunikatif memperkenalkan diri dengan pasien v
2 Teruji menyampaikan tujuan dan prosedur tindakan
3 Teruji bersikap sopan
4 Teruji bersikap cekatan
Score: 6
B PERALATAN
1 Sarung tangan 1 pasang
2 Bengkok
3 Kasa steril
4 Lidi kapas / Kasa
5 Baskom Kecil
6 Perlengkapan bayi
7 Air hangat
Score: 7
C PROSEDUR KERJA
1 Perawat mencuci tangan
2 Menyiapkan dan mendekatkan obat alat disamping pasien
4 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
5 Mengatur posisi pasien
keluarga/pasien
6 Memakai handscoon
7 Melepaskan kasa yang digunakan pada tali pusat
8 Membuang kasa ke dalam bengkok
9 Membersihkan tali pusat dengan dilap mengguakan lidi
10 Menutup
kapas airatau ikat dengan
hangat longgartali
dari pangkal padapusat
bagian atas talisedikit
dengan pusat
11 Memastikan
dengan bagian
kain kasa pangkal tali pusat dapat terkena udara
steril.
mengangkat (bukan menarik) tali pusat.
dengan leluasa
12 Merapikan pasien dengan memakaikan perlengkapan bayi
13 Membereskan
seperti baju danalat-alat
popok.
14 Mencuci tangan
15 Melakukan evaluasi tindakan
16 Mendokumentasikan hasil tindakan
Score: 16
C TEKNIK
1 Teruji melakukan secara sistematis dan berurutan
2 Teruji berkomunikasi dengan pasien secara baik
3 Teruji melakukan tindakan dengan percaya diri
4 Teruji mendokumentasikan hasil
Score: 4
Total
Nilai : Jumlah item yang dilakukan x 100
Total item
Keterangan: Ya = dilakukan dengan benar
Tidak = tidak dilakukan
Isilah dengan tanda (v) bila dilakukan
Isilah dengan tanda (x) bila tidak dilakukan

Semarang, 28 November 2014


Pembimbing

----------------------------------
CHECKLIST POST CONFERENCE

Nama : Mey
NIM : 1404040
Metode : Preseptorsip
Kasus : Memberikan Perawatan Tali Pusat

No Kegiatan YA TIDAK
1 Pembimbing klinik menanyakan perasaan v
peserta didik setelah bed site teaching.
2 Pembimbing klinik menanyakan peserta didik
tentang attitude saat contact pada pasien.
3 Pembimbing klinik memberikan kesempatan v
kepada peserta didik untuk bertanya
Nilai: Jumlah item yang dilakukan x 100
Total item

Keterangan: Isilah dengan tanda ( v ) bila dilakukan


Isilah dengan tanda (x) bila tidak dilakukan
Ya = dilakukan dengan benar
Tidak = tidak dilakukan
FORMAT PENILAIAN PRAKTEK BIMBINGAN KLINIK
METODE PRESEPTORSIP PRAWATAN TALI PUSAT

NO Aspek Penilaian Nilai Bobot Nxb


1 Preconference
a. Ketepatan waktu sesuai 10
perencanaan bimbingan
b. Kesesuaian perencanaan kegiatan 30
CI pada saat preconference
2 Bed Side Teaching
a. Informed consent pada pasien 10
b. Penilaian kesesuaian tindakan 20
berdasarkan SPO
3. Postconference
a. Ada refleksi 5
b. Penilaian CI 25

Keterangan:
Kolom nilai diisi dengan angka 0 atau 1
0 = jika tidak sesuai
1 = jika sesuai

Anda mungkin juga menyukai