Pokok-pokok Materi:
1. Konsep dasar roti
2. Sejarah roti
3. Klasifikasi adonan roti
4. Bahan dan alat pembuatan roti
5. Metode dan teknik pembuatan roti
6. Faktor-faktor kegagalan dalam pembuatan roti
Konsep Dasar Roti
Jelaskan apa persepsi anda terhadap gambar di atas, dan tuliskan secara
singkat persepsi tersebut pada kolom berikut ini!
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
Setelah mencermati gambar di atas, sekarang apa yang ada dalam pikiran
Anda hubungannya dengan pengertian Roti?
Uraian Materi:
A. Konsep Roti
1. Pengertian, Definisi dan Istilah Roti
Menurut kamus :
A common food baked flour
Makanan sehari-hari yang dibuat dari tepung atau adonan yang
dibakar.
Food made from flour, yeast and water baked in a oven
Makanan yang terbuat dari tepung, ragi, air, lalu dibakar di dalam
oven.
Made from a very stiff dough leavede with yeast
Terbuat dari adonan yang sangat kaku, dikembangkan dengan
ragi.
Menurut Stevenson and Miller
“It’s must contain at least flour, water, or other specified liquid
ingredients, salt and yeast” Adalah suatu adonan yang terdiri dari
tepung, air, cairan-cairan khusus lainnnya, garam, dan ragi.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pengertian roti adalah produk yang dibakar, terbuat
dari adonan kaku, terdiri dari tepung, air, garam, dan ragi.
Gambar 3.2 Tungku Roti Jaman Dulu Gambar 3.3 Oven Roti Jaman Sekarang
Sumber: http://www.radioaustralia.net.au Sumber: http://aniexcha07.blogspot.co.id
b) Boule De Meule
Kata boulangerie datang dari Perancis untuk adonan roti yang
bulat, Uneboule seseorang yang menemukan nama roti ini. Boule
de meule, sampai kulit roti ini keras. Boule de meule biasanya
sungguh besar, dengan aroma yang sangat baik.
d) Baguette
Baguette dikembangkan di Paris pada tahun 1930an dan
muncul karena kombinasi beberapa faktor. Roti baguette menjadi
semakin popular dan menjadi identik, sehingga baguette diyakini
pada waktu itu dengan kualitas dan keunggulan. Para tukang roti
baru menyatakan bahwa ragi yang telah dikembangkan berarti roti
itu dapat dieksperimen dengan cara-cara lain yaitu dengan
menambahakan ragi ke tepung, dan diuleni dengan mesin dan
dioven yang mengakibatkan peningkatan yang substansial dalam
tehnik pembakaran.
f) Fougasse
Fougasse bread berasal dari Languedoc dan Provence
meskipun mereka awalnya berasala dari Italia dan sangat mirip
dengan focaccia Italia. Kadang-kadang dikenal sebagai fouaces,
atau “tungku roti”, mereka secara tradisional dipanggang didalam
tungku dengan bara yang panas, tetapi suhu dari bara api tersebut
tidak cocok digunkan untuk roti biasa. Sebagian besar
menggunakan adonan asam ragi dan semua datar, dipotong dan
di0panggang dalam oven yang sangat panas.
g) Roti Italia
Roti italia adalah roti yang telah mengalami beberapa kali
perubahan dalam beberapa tahun terakhir ini. Kerak roti ini harus
tebal dan keras, remahnya harus kering. Roti Italia biasanya
berbentuk panjang dan runcing dengan dua atau tiga irisan dan
harus dapat dipatahkan dengan mudah.
Roti italia di sajikan pada saat ada suatu perayaan
kebahagiaan ataupun pesta, biasanya di hidangkan dengan pasta,
ikan, daging dan unggas, serta keju. Berbagai jenis roti Italia
tercipta dari sejumlah Negara yang merdeka yang
mengembangkan resep rotinya sesuai dengan selera. Beberapa roti
yang paling terkenal, seperti ciabatta dan pagnotta adalah roti
nasional di daerah pedesaan roti biasanya terbuat dari gandum
yang di campur minyak zaitun, penambahan minyak zaitun
dikarenakan untuk merubah tekstur roti didaerah pedesaan yang
cenderung kasar dan memberi rasa serta mempertahankan kualitas
.
h) Roti Wina
Roti Wina mempunyai ciri khas yaitu butiran lebih terbuka dan
berlubang-lubang, remahnya dan susunannya kasar. Roti Wina
dibentuk dalam berbagai corak, terutama bentuk runcing yang
paling terkenal dan biasanya sebelum dimasukkan ke dalam oven
roti ditaburi wijen terlebih dahulu.
2. Soft Roll
Soft roll adalah roti yang memiliki susunan remah yang sangat
lembut. Jenis roti ini biasanya mempunyai kerak tipis, halus.
Contohnya: egg twist bread, vlenna bread, fruit bread, sandwich, bun
dan hamburger bread, brioche. Untuk lebih jelasnya contoh adonan roti
soft roll yaitu:
a) Pizza
Pizza berasal dari Negara italia, yang kemudian diperkenalkan
oleh para imigran italia di Eropa dan Amerika utara. Pada awalnya
pizza sebenarnya adalah adonan terigu yang dibentuk bulat datar
diberi olesan saus tomat, ditaburi keju, bumbu masak lalu
dipanggang. Lambat laun orang italia tersebut membuat aneka
macam variasi pizza dengan taburan yang beraneka macam seperti
jamur, sosis, ikan, paprika, dsb. Adonan kulit pizza ada bermacam -
macam, ada yang tebal empuk, ada yang tebal dan renyah, ada
juga yang tipis garis. Anda bisa memilih jenis adonan pizza sesuai
keinginan anda. Demikian pula halnya dengan topping taburannya.
Gambar 3.12 Pizza
Sumber : https://www.google.com/
b) Hot Dog
Suatu jenis sosis yang dimasak atau diasapi dan memiliki
tekstur yang lebih halus serta rasa yang lebih lembut dan basah
dari pada kebanyakan sosis. Hot dog sering dimakan dengan
tangan (fingerfood), terutama di Amerika serikat dan biasanya
dimakan bersama roti lunak (bun) yang berbentuk sama dengan
sosis, kadang disertai bumbu dan topping. Sandwich yang
terbentuk dari kombinasi ini disebut juga dengan istilah hot dog.
c) Humburger
Sejenis makanan berupa roti berbentuk bundar yang diiris dua
dan ditengahya diisi dengan patty yang biasanya diambil dari
daging, kemudian sayur-sayuran berupa selada, tomat dan bawang
bombay. Sebagai sausnya, burger diberi berbagai jenis saus seperti
mayonnaise, saus tomat dan sambal serta mustard. Beberapa
varian burger juga dilengkapi dengan keju, asinan, serta bahan
pelengkap lain seperti sosis dan ham.
Gambar 3.14 Hamburger
Sumber: https://www.google.com/imgres?imgurl= fitlife.tv
d) Brioche
Brioche adalah salah satu roti yang favorit untuk sarapan di
Perancis, dibuat dengan tepung terigu dan ragi, diperkaya dengan
mentega, susu dan telur, dan manisnya dengan sedikit gula. Hal ini
mirip dengan roti Inggris, seperti Sally Lunns, meskipun secara
umum lebih kaya dengan menggunakan setengah sampai tiga
perempat rasio tepung mentega, yang sama kaya atau lebih kaya
daripada kebanyakan kue-kue. Meskipun tidak sepopuler croissant
di luar Perancis, brioche merupakan roti yang sempurna untuk
sarapan, dengan tekstur yang lembut dan kaya rasa. Rasanya lebih
nikmat disajikan dengan selai atau buah. Brioche dibuat dalam
berbagai bentuk dan ukuran. Yang paling terkenal adalah brioche
a tete.
Brioche Nanterre dibuat dengan menyusun enam atau
delapan bola dari adonan brioche dalam pola zigzag sepanjang
dasar Loyang roti, sementara Parisienne brioche dibuat dengan
cara yang sama, tetapi dengan Sembilan atau sepuluh bola darii
adonan diletakkan di dalam sebuah lingkaran. Keduanya diisi keluar
Loyang tetapi masih ada potongan kecil sehingga bisa patah.
Savoury brioche, dibuat menggunakan keju disetiap bagian
mentega, menjadi lebih banyak tersedia di luar Perancis. Hal ini
mungkin roti-roti akan dibentuk, bukan bulat tradisional, dan dapat
digunakan untuk hidangan lezat (seperti memang dapat versi yang
lebih manis). Salah satu cara yang paling lezat sedap menggunakan
brioche adalah untuk menggali pusat dan barang-barang dengan
jamur liar atau paprika panggang.
3. Danish Pastry
Danish pastry adalah adonan roti berlapis yaitu adonan roti dasar
ditambah lebih kurang 25% lemak. Danish pastry merupakan roti jenis
roll in dough yang rasanya manis. Teknik pembuatan danish pastry
hampir sama dengan puff pastry. Perbedaannya danish pastry
menggunakan ragi sedangkan puff pastry tepung ragi. Contohnya :
a) Pain Polka
Roti keistimewaan daerah Loire ini bentuknya lonjong atau
roti bulat, agak datar dan silang menyilang dengan bagian dalam
menggores. Kue ini dibakar menggunakan metode levain yaitu
sebelumnya dengan menyimpan adonan roti dan menggunakan
starter untuk roti ini.
Gambar 3.20 Pain Polka
Sumber: https://www.google.com/imgres?imgurl=fr.wikipedia.org
c) Gelas ukur
d) Meja kerja
2. Peralatan Pengolahan
a) Peralatan Besar
Di dunia bakery banyak sekali peralatan-peralatan yang
digunakan untuk menunjang proses produksi, dari mulai peralatan
sederhana yang biasa digunakan oleh bakery tanpa harus memiliki
pengetahuan khusus untuk dapat mengoprasikannya atau
menggunakannya, sampai ke peralatan yang besar.
Peralatan besar seperti mixer, oven, devider, dan dought
sheeter membutuhkan pengetahuan dan manual operasional untuk
dapat menjalankan peralatan tersebut sehingga aman dalam
menggunakannya dan efisien sesuai dengan hasil yang diharapkan.
1) Mixer
Mixer adalah peralatan untuk mengaduk / mengocok bahan
hingga menjadi adonan yang diharapkan. Pencampuran dalam
pembuatan roti, biskuit maupun kue merupakan proses untuk
membentuk massa yang homogen dari campuran bahan – bahan
seperti tepung, air, ragi, gula, garam, telur, susu dan sebagainya,
menggunakan alat pencampur (mixing tool), penguli ( kneader)
atau pengocok (beater). Dalam pembuatan roti alat pencampur
yang biasa digunakan antara lain :
(a) Palung terbuat dari kayu sebagai tempat mencampur,
membanting dan menekan adonan yang dikerjakan dengan
tangan
(b) Pengocok telur menggunakan alat berupa kawat berbentuk
spiral
(c) Hand mixer listrik yang biasa digunakan di rumah tangga
dengan lengan pengaduk berbentuk buah alpokat digunakan
untuk mengocok telur dan mencampur adonan lunak misalnya
untuk adonan cookies dan cake.
(d) Mesin pengaduk vertikal yang menggunakan sistem transmisi
yang terdiri dari kepala planetary, puli, sabuk V, gerigi dan
motor listrik. Kapasitas 10 – 20 kg.
Berikut adalah contoh alat pengaduk vertikal planetary mixer.
(a) Mixer Vertikal (Planetary Mixer )
2) Lengan Pengaduk
Alat ini digunakan untuk keperluan pengocokan, pencampuran,
pengulian, peregangan dan pemotongan. Bentuk – bentuk
konfigurasi lengan pengaduk yang umum digunakan antara lain
dikenal dengan whisk (whips), hooks, dan spades
(a) Whisk terbuat dari kawat baja tahan karat baik berbentuk buah
alpokat melintang. Bentuk pengaduk ini digunakan untuk
pemasukkan dan pemecahan gelembung udara dalam adonan
walaupun adonan hanya 20 % dari kapasitas maksimum. Whisk
berbentuk alpokat cocok untuk pengocokan krim, telur dan
adonan spons encer.
(b) Spade berbentuk seperti propeler (baling-baling) memberikan
efek pencampuran vertikal yang besar sehingga produk seperti
adonan cake, krim dari mentega, gula dan telur untuk roti, krim
cookies dan pastry dapat tercampur merata dalam waktu yang
lebih singkat. Kadang – kadang pengikat plastik atau karet
dipasang pada tepi pengaduk untuk mengikis produk yang
menempel pada dinding pasu.
(c) Hooks berbentuk kail atau spiral, umumnya terbuat dari baja
tahan karat dan biasanya digunakan dalam pengadukan adonan.
Lengan pengaduk tersebut cenderung mengangkat,
meregang dan menekan adonan sehingga cocok untuk adonan roti,
adonan keras untuk biskuit yang memerlukan pembentukan gluten.
3) Dough handing equipment
Peralatan ini merupakan peralatan penunjang yang
memudahkan proses produksi sehingga lebih cepat dan efisien.
(a) Divider
Alat ini berfungsi untuk membagi dan menolong adonan
sesuai dengan berat yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat.
ada dua macam divider yaitu manual divider dan automatic.
(b) Divider Rounder
Hampir seperti divider, alat ini juga berfungsi untuk membagi
melainkan juga berfungsi untuk membagi sekaligus membulatkan
adonan.
(c) Mesin Pemipih Adonan (Dough Sheeter)
Dough Sheeter digunakan untuk membentuk produk berlapis
– lapis seperti crackers, puff biscuit serta Croisant dan Danish
Pastry. Dari segi mekanikal alat ini untuk reduksi ketebalan
adonan. Sheeter umumnya terdiri dari corong pengumpan
dengan dasar terbuka dan dua rol untuk memipihkan adonan.
Dalam pembuatan, Croisant dan Danish Pastry adonan harus
dibentuk menjadi lembaran – lembaran sangat tipis yang satu
dengan lembaran lainnya dibatasi lemak.
b) Peralatan Kecil
1) Rolling Pin
Berbentuk bulat panjang dan terbuat dari kayu, plastik,
marmer, atau stainless steel . digunakan untuk menggilas/
memipihkan adonan.
2) Scarper
Biasanya berbentuk persegi panjang atau setengah
lingkaran. dibuat dari plastik atau stainless steel. Digunakan
untuk membersihkan, mengaduk dan memotong adonan.
3) Stainer
Gambar 3.35 Saringan tepung
Sumber : sumberlogam.itrademarket.com
5) Cooling Grid
Alas roti berbentuk kawat yang terbuat dari stainless steel ,
digunakan untuk mendinginkan produk seperti roti, cake, dan
produk lainnya.
6) Baking sheet
Gunakan Loyang yang berkualitas baik, Loyang terbuat
dari logam tebal agar mencegah dari kegosongan dan membuat
bentuk Loyang tidak mudah bengkok atau melengkung.
7) Pisau
Gambar 3.37 Pisau
Sumber : Google.com
11) Slicer
3. Peragian
Peragian adalah istilah umum yang mencakup perubahan
gelembung udara dan yang bukan gelembung udara yang disebabkan
oleh microorganism dan termasuk produksi gas karbondioksida,
alcohol, asam dan hasil samping lainnya. Fungi peragian dalam
pembuatan roti adalah :
a) Peragian dapat menjadikan roti yang beraroma dan rasa lezat
b) Karbondioksida yang dihasilkan sewaktu peragian yang tepat akan
mengembangkan roti.
c) Dengan peragian dapat mengatur gluten sehingga volume roti
dapat berkembang dengan baik.
6. Intermediet Proofing
Intermediet proofing merupakan pengistirahatan adonan setelah
proses pembulatan agar adonan lebih mudah ditangani pada proses
selanjutnya. Pada tahap ini adonan akan melanjutkan proses
fermentasi sehingga adonan kembali elastis setelah kehilangan gas,
teregang, dan terkoyak selama penimbangan. Waktu intermediet
proofing berkisar dari 2 – 20 menit, tetapi biasanya rata–rata 6–10
menit. Waktunya juga tergantung dari kondisi adonan supaya adonan
tidak pecah – pecah/rusak pada waktu dipipihkan.
7. Pemipihan Adonan (Sheeting)
Pemipihan adonan bertujuan untuk menghilangkan atau
membuang gas CO2 dan mempermudah pengisian adonan. Proses
sheeting dilakukan secara manual dengan menggunakan pipa plastik
atau kayu dan dengan mesin dengan menggunakan alat Dough
Sheeter.
8. Penggulungan dan Pembentukan (Moulding)
Moulding merupakan proses pembentukan adonan sesuai dengan
selera masing – masing yang dapat dilakukan dengan cara menggulung
adonan dan merekatkan sisi adonan setelah dilakukan pengisian.
Proses moulding secara manual dilakukan di atas meja kerja yang telah
ditaburi tepung terigu dengan maksud untuk mencegah lengketnya
adonan pada meja proses dan dengan alat menggunakan Dough
Moulding.
Proses ini sering dikerjakan dengan pasangan rol, konveyor sabuk
atau tenunan metal (mesh). Ketika adonan melaluinya ujung depan
lempengan tertahan sementara sabuk bagian bawah mendorong ke
depan sehingga lempengan tergulung membentuk silinder. Lapisan –
lapisan tersebut masih longgar ketika meninggalkan penggulung
,selanjutnya silinder adonan tersebut disil dengan ketat, sehingga pada
waktu dipanggang tidak terbuka tetapi mengembang membentuk
potongan roti yang khas.
Selain itu udara diantara lapisan lapisan adonan terperas dan
adonan menjadi panjang sesuai dengan ukuran loyang dalam
pembuatan roti tawar. Secara manual dua langkah ini dikerjakan
sekaligus yaitu dengan cara menekan tepi gulungan setiap sepertiga
atau seperempat gulungan.
9. Panning
Panning adalah proses meletakkan adonan ke dalam loyang yang
bersih dan telah diolesi minyak khusus untuk mengoles loyang. Pada
saat peletakkan adonan, sambungan adonan harus berada pada bagian
bawah. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terbukanya sambungan
selama final proofing atau pemanggangan.
10. Final Proofing
Final Proofing dilakukan sebelum adonan dimasukkan ke dalam
oven. Final proofing merupakan tahap fermentasi akhir sehingga terjadi
pengembangan adonan yang mencapai volume optimum baik.
Temperatur sekitar 35 – 40 °C dan kelembaban relatif 80 – 85 %.
Dalam fermentasi ini ragi roti menguraikan gula dalamadonan
menghasilkan gas karbondioksida. Gas yang terbentuk
mengembangkan adonan dan menghasilkan remah roti yang berpori –
pori. Fermentasi dianggap cukup apabila volume adonan mencapai 75
– 90 % isi loyang atau cetakan untuk roti kasino atau pillman bread.
Sedangkan untuk roti tawar biasa fermentasinya sampai tinggi
adonan sekitar 20 % lebih tinggi dari loyang yang digunakan. Biasanya
fermentasi ini memerlukan waktu 30 – 60 menit.
11. Pembakaran
Pemanggangan merupakan proses pematangan adonan menjadi
roti yang dapat dicerna oleh tubuh dan menimbulkan aroma yang khas.
Pemanggangan merupakan aspek yang kritis dari urutan proses untuk
menghasilkan roti yang berkualitas tinggi. Pemanggangan terlalu lama
dapat menyebabkan kekerasan dan penampakan yang tidak baik. Suhu
dan waktu yang umum untuk pemanggangan adalah 180 – 200 °C
selama 15 – 20 menit. Proses pemanggangan akan menyebabkan
volume adonan bertambah dalam waktu 5 – 6 menit pertama dalam
oven aktivitas yeast akan berhenti pada suhu 65 °C temperatur adonan.
Proses pembakaran roti akan mendenaturasi protein dan terjadi proses
gelatinisasi dari kanji, dan untuk menghasilkan remah roti yang kokoh
temperatur adonan harus mencapai minimum 77 °C. Untuk
pembakaran dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu: