Bimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
BAB I
PENDAHULUAN
1[1] Abu Ahmadi & Ahmad Rohani, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: PT. Rineka
Cipta,1991, hlm.2
2[2] Kartini Kartono, Bimbingan dan Dasar-dasar Pelaksanaannya, Jakarta: CV. Rajawali, 1985,
hlm.99
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan
nilai-nilai yang berlaku”.3[3]
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan suatu
proses pemberian bantuan yang terus-menerus dan sistematis kepada individu dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk memahami,
menerima, dan mengarahkan dirinya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya,
baik dalam keluarga, sekolah, maupun dalam masyarakat.
2. Pengertian koseling
Secara etimologis, kata konseling berasal dari kata “counsel” yang diambil dari bahasa Latin
yaitu “counsilium”, artinya “bersama” atau “bicara bersama”. Pengertian “berbicara bersama-
sama” dalam hal ini adalah pembicaraan konselor dengan seorang atau beberapa klien
(counselee).4[4]
Secara terminologi ada beberapa pendapat para ahli:
a. Abu Bakar Baraja
Abu Bakar baraja mengemukakan bahwa pengertian konseling ialah :
“Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor terlatih dan seorang
klien. Hubungan ini biasanya orang-perorang, meskipun seringkali para klien memahami dan
memperjelas pandangan hidupnya, dan belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui
pilihan-pilihan yang bermakna dan penyelesaian masalah-masalah emosional atau
antarpribadi”.5[5]
b. Dewa Ketut Sukardi
Dewa Ketut Suryadi mengemukakan pengertian konseling sbb:
3[3] Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
1991, hlm. 99
Dari beberapa pengertian bimbingan dan konseling di atas, berbeda dalam merumuskan kata-
katanya,tetapi terdapat sejumlah unsur yang menunjukkan kesamaan, seperti pada aspek
komunikasi antarpribadi dan tanggapan-tanggapan konselor (pembimbing) yang bersifat
membantu.
Pandangan lain mengatakan bahwa bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang
integral, dimana antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, kata bimbingan selalu
dirangkaikan dengan konseling sebagai kata majemuk. Konseling merupakan salah satu jenis
tekhnik pelayanan bimbingan di antara pelayanan-pelayanan lainnya, dan merupakan intinya dari
keseluruhan pelayanan dari bimbingan.
3. Pengertian bimbingan dan konseling islami
Setelah menguraikan beberapa defenisi bimbingan dan konseling menurut para ahli, maka
kami menggabungkan kedua kata tersebut, yaitu antara bimbingan dan konseling ditinjau dari
segi Islam atau yang disebut bimbingan dan konseling Islam.
a. Menurut Aunur Rahim Faqih
Aunur Rahim Faqih mengemukakan penegrtian bimbingan dan konseling Islami yaitu
sebagai berikut:
6[6] Dewa Ketut Sukardi, Dasar-dasar Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Surabaya: Usaha
Nasional, 1993, hlm. 105
“Bimbingan dan konseling Islami adalah proses pemberian bantuan terhadap individu agar
mampu hidup selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat”.7[7]
b. Menurut Muhammad Arifin
Pengertian bimbingan dan konseling Islami menurut Muhammad Arifin adalah “Kegiatan
yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada orang lain yang
mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu
mengatasinya sendiri karena timbul kesadaran atau penyerahan diri terhadap kekuasaan Tuhan
Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri pribadinya suatu cahaya harapan kebahagian hidup
saat sekarang dan dimasa yang akan datang”.
Dengan demikian, bimbingan dan konseling Islami adalah suatu usaha pemberian bantuan
kepada seseorang (individu) yang mengalami kesulitan rohaniah baik mental dan spiritual agar
yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri
melalui dorongan dari kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, atau dengan kata lain
bimbingan dan konseling Islam ditujukan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik
kesuliatan lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan masa
datang agar tercapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dan
merealisasikan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan tetap berpegang pada
nilai-nilai Islam.
7[7] Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII Press, 2001, hlm.12
5. Asas kesatuan jasmaniah–rohaniah (Al-Baqarah, 2 : 187)
6. Asas keseimbangan rohaniah (Al-A’raf, 7 : 179)
7. Asas Kemaujudan individu (Al-Qomar, 54 : 49), (Al-Kahfi, 18 : 29)
8. Asas sosialitas manusia (An-Nisa, 4 : 1).
“Demi masa. Sungguh manusia dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan melakukan
amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran dan saling menasehati supaya
mengamalkan kesabaran”. (Al-Ashr :1-3)
Dengan kata lain manusia diharapkan saling memberi bimbingan sesuai dengan kemampuan
dan kapasitas manusia itu sendiri, sekaligus memberi konseling agar tetap sabar dan tawakal
dalam menghadapi perjalanan kehidupan yang sebenarnya.
“Dan orang-orang kafir berkata : “Mengapa tidak diturunkan kepada (Muhammad) mukjizat
dari tuhanya?” katakanlah (muhammad), sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dia
kehendaki dan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang bertaubat kepada-Nya.” (Al-
Ra’d :27) 8[8]
Dari ayat-ayat tersebut dapat dipahami bahwa ada jiwa yang menjadi fasik dan adapula jiwa
yang menjadi takwa, tergantung kepada manusia yang memilikinya. Ayat ini menunjukan agar
manusia selalu mendidik diri sendiri maupun orang lain, dengan kata lain membimbing kearah
mana seseorang itu akan menjadi, baik atau buruk. Proses pendidikan dan pengajaran agama
tersebut dapat dikatakan sebagai “bimbingan” dalam bahasa psikologi. Nabi Muhammad SAW,
menyuruh manusia muslim untuk menyebarkan atau menyampaikan ajaran Agama Islam yang
diketahuinya, walaupun satu ayat saja yang dipahaminya. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa nasihat agama itu ibarat bimbingan “guidance” dalam pandangan psikologi.
8[8] Departemen Agama RI, Al-Qur,an dan Terjemahannya, Bandung: PT. Syamil Cipta Media, 2005,
hlm.252
G. Pendekatan Islami dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
Pendekatan Islami dapat dikaitkan dengan aspek-aspek psikologis dalam pelaksanaan
bimbingan konseling yang meliputi pribadi, sikap, kecerdasan, perasaan, dan seterusnya yang
berkaitan dengan klien dan konselor.
Bagi pribadi muslim yang berpijak pada pondasi tauhid pastilah seorang pekerja keras, namun
nilai bekerja baginya adalah untuk melaksanakan tugas suci yang telah Allah berikan dan
percayakan kepadanya, ini baginya adalah ibadah. Sehingga pada pelaksanaan bimbingan
konseling, pribadi muslim tersebut memiliki ketangguhan pribadi tentunya dengan prinsip-
prinsip sebagai berikut :
1. Selalu memiliki Prinsip Landasan dan Prinsip Dasar yaitu hanya beriman kepada Allah
SWT.
2.Memiliki Prinsip Kepercayaan, yaitu beriman kepada malaikat.
3.Memiliki Prinsip Kepemimpina, yaitu beriman kepada Nabi dan Rasulnya.
4.Selalu memiliki Prinsip Pembelajaran, yaitu berprinsip kepada Al-Qur’an Al Karim.
5.Memiliki Prinsip Masa Depan, yaitu beriman kepada “Hari Kemudian”
6. Memiliki Prinsip Keteraturan, yaitu beriman kepada “Ketentuan Allah”
Jika konselor memiliki prinsip tersebut, maka pelaksanaan bimbingan dan konseling tentu akan
mengarahkan klien kearah kebenaran
H. Cara Mencapai Kesusksesan Bimbingan dan Konseling Islami
Cara mencapai kesuksesan bimbingan dan konseling adalah :
1. Memiliki mission statement yang jelas yaitu “Dua Kalimat Syahadat”.
2. Memiliki sebuah metode pembangunan karakter sekaligus symbol kehidupan yaitu “Shalat
lima waktu”.
3. Memiliki kemampuan pengendalian diri yang dilatih dan disimbolkan dengan “puasa”. Prinsip
dan langkah tersebut penting bagi pembimbing dan konselor muslim, karena akan menghasilkan
kecerdasan emosi dan spiritual (ESQ) yang sangat tinggi (Akhlakul Karimah).
Dengan mengamalkan hal tersebut insya Allah akan memberikan keyakinan dan kepercayaan
bagi konselor yang melakukan bimbingan dan konseling.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling Islami adalah suatu usaha pemberian bantuan kepada seseorang
(individu) yang mengalami kesulitan rohaniah baik mental dan spiritual agar yang bersangkutan
mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan dari
kekuatan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT, atau dengan kata lain bimbingan dan
konseling Islam ditujukan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik kesuliatan lahiriah
maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan masa datang agar tercapai
kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dan merealisasikan
dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam.
Prayitno, Iwan dan Erman Amti. 1991. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Google+ Followers
Arsip Blog
► 2014 (3)
▼ 2013 (14)
o ► Desember (5)
o ▼ November (9)
Contoh Takhrij Hadis
Makalah Psikologi Umum tentang Kemauan dan Motif
Makalah Pengantar Metodologi Penelitian I
Makalah Ushul Fiqh Tentang Sumber Hukum Islam
Makalah Ulumul Hadis tentang Hadist Dhoif
Macam, Jenis dan Jalur Pendidikan
Konsep Bimbingan Konseling Islami
Kaitan Konseling Islam Dengan Ibadah
Zakat Profesi
Mengenai Saya
sempolet sagu
Lihat profil lengkapku
Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.