Anda di halaman 1dari 5

Nama : Gabriela Kezia Wiliani

NIM : 185040207111030

Kelas : I

TUGAS TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH


1. Mutu Benih (Genetik, Fisiologi dan Morfologi)

Suatu benih dapat masuk kedalam kategori benih unggul bila benih tersebut lolos
proses sertifikasi jaminan mutu benih. Mutu benih mencakup tentang genetik, fisiologi dan
fisik. Mutu dari suatu benih dapat diketahui dari karakteristik benih tersebut. Mutu genetik
adalah salah satu faktor sifat keturunan dalam kelompok suatu benih. Benih yang bermutu
tinggi secara genetik adalah benih murni yang telah dirancang sesuai keinginan atau
kebutuhan seorang pemulia tanaman. Mutu genetik pada benih dapat dilihat dari segi
penampilannya mulai pada saat perkecambahan, jika ditanam maka akan terlihat dari
keseragaman ciri-ciri, bentuk, warna dan ukurannya.

Mutu fisiologi benih adalah kemampuan benih untuk melakukan segala aktivitas
fisiologis seperti metabolisme. Mutu fisiologis dapat dilihat dari persentase daya
perkecambahan benih, daya simpan, daya tumbuh dan hasil tanaman. Adapun pengujiannya
adalah uji viabilitas daya kecambah. Perkecambahan benih dalam pengujian laboratorium
adalah muncul dan berkembangnya kecambah hingga mencapai stadia bagian struktur
terpentingnya menunjukan kemampuan berkecambah untuk terus bertumbuh di kondisi
lapang yang sesuai.

Mutu fisik dapat dilihat dari kondisi benih (normal, tidak rusak atau cacat), ukurannya
cenderung seragam (ukuran, bentuk, warna), kebersihan, bebas dari hama dan penyakit, tidak
bercampur dengan biji gulma, tidak dalam keadaan dormansi. Jika semua kriteria tersebut
tidak terpenuhi maka benih tersebut dapat dikategorikan kedalam benih bermutu rendah
(Pitojo, 2005). Pengujian mutu fisik benih di laboratorium bertujuan untuk mengetahui
kualitas benih meliputi morfologis/fisik benih yang digunakan untuk keperluan penanaman.
Uji fisik mutu benih meliputi :

1. Kemurnian benih

Analisis kemurnian benih merupakan kegiatan untuk menelaah tentang komponen


fisik benih temasuk persentase berat dari benih murni (pure seed), benih tanaman lain dan
kotoran-kotoran pada suatu sampel kelompok benih. Yang termasuk dalam kategori benih
murni adalah meliputi semua varietas dan setiap spesies yang diakui sebagaimana yang
dinyatakan oleh pengirim atau penguji di laboratorium dan benih yang masih utuh meskipun
berukuran lebih kecil dari ukuran normal, belum terbentuk sempurna, keriput, terkena
penyakit atau telah tumbuh. Selain itu, benih yang patah atau rusak masih tergolong sebagai
benih murni asalkan berukuran lebih besar dari setengah ukuran sebenamya.

Analisis Kemurnian hanya mencari seberapa banyak persentase benih dalam beberapa
kriteria seperti tersebut di atas dalam suatu contoh benih, sedangkan kemampuan benih untuk
tumbuh dan berkembang tidak termasuk dalam materi yang diuji. Yang termasuk dalam
kategori benih tanaman lain akan mencakup semua benih dari tanaman pertanian yang ikut
tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji. Yang termasuk dalam kategori
bij-bijian herba/gulma adalah merupakan bji dari tanaman lain yang tidak kehendaki, tuber
dari tanaman yang dinyatakan sebagai gulma, herba menurut undang undang, peraturan resmi
atau pendapat umum. Kotoran benih terdiri dari semua maten asing dalam sampel termasuk
bagian/serpihan tanaman, tanah, pasir, batu, tubuh jamur serta semua materi dan struktur
yang tidak secara khusus diklasifikasikan sebagai benih murni atau biji lain.

Pada pelaksanaan pengujian kemurnian benih dimana komponen-komponen telah


berhasil dipisah-pisahkan, yang merupakan hasil-hasil uji benih murni, benih tanaman lain
dan atau varietas lain, biji-bijian herba, serta benda-benda mati atau kotoran, selanjutnya
masing-masing harus ditimbang dengan seksama dengan contoh kerja dalam satuan gram.
Dari hasil analisis akan terungkap apakah benih itu memenuhi persyaratan sertifikasi atau
tidak, atau apakah mengandung benih dari spesies tertentu yang mungkin telah dinyatakan
berbahaya atau dilarang di daerah tertentu atau pasar, atau memerlukan pengolahan lebih
lanjut untuk meningkatkan kualitas lot benih secara keseluruhan.

2. Uji kadar air benih

Kadar air benih selama penyimpanan merupakan faktor yang paling mempengaruhi
masa hidupnya, maka benih yang sudah masak dan cukup kering penting untuk segera
dipanen, atau benihnya masih berkadar air tinggi yang juga harus segera dipanen. Kadar air
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam. Sedang dalam
penyimpanan menyebabkan naiknya aktivitas pernapasan yang dapat berakibat terkuras
habisnya bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan
cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang
rendah dapat menyebabkan kerusakan pada embrio. Selain itu terdapat juga dua faktor
eksternal yang cukup penting dan berpengaruh pada panjang pendeknya umur benih, yaitu
suhu dan kelembaban relatif lingkungan di mana benih disimpan dan kedua faktor ini saling
bergantung.

Benih bersifat higroskopis, yaitu benih secara otomatis akan lingkungan


kelembabannya dengan tempat kadar menyeimbangkan penyimpanannya, sehingga jika benih
disimpan dalam suatu tempat dengan kondisi kelembaban yang relatif tinggi akan menyerap
kandungan air dari lingkungan sekitarnya dan menyebabkan kadar air benih juga menjadi
tinggi. Untuk setiap penurunan kelembaban sebesar 1% atau suhu sebesar 5ºC maka daya
simpan benih akan meningkat menjadi dua kali lipat. Pengujian kadar kelembaban benih di
laboratorium pengujian benih akan dapat mengindikasikan apakah perlu dilakukan proses
pengeringan benih lebih lanjut sebelum disimpan, atau dapat juga mengindikasikan bahwa
kadar kelembaban benih tersebut sudah sesuai dengan pesyaratan. Ada dua metode dalam
pengujian kadar air benih, yaitu:

a) Metode langsung ( menggunakan oven)


Pengujian kadar air menggunakan oven dapat dilakukan pada suhu tinggi atau
suhu rendah konstan sesuai dengan komoditas benih yang diuji. Pengujian suhu
tinggi konstan yaitu 1, 2,3 atau 4 jam pada suhu 130°C, tidak wajib dan hanya
diperlukan ketika permintaan untuk penyertaan metode suhu tinggi dan konstan
dibuat. Metode suhu rendah konstan yaitu 17 jam pada suhu 103°C, metode suhu
rendah diperlukan ketika metode suhu tinggi konstan merupakan metode untuk
suatu komoditas yang sudah ada dalam ISTA. Jadi metode suhu rendah konstan
dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan metode suhu tinggi konstan
dalam suatu uji bandıng Informasi lebih lanjut dan rincian tentang prosedur yang
digunakan untuk spesies baru dapat dilihat di ISTA Handbook on Morsture
Determination.

b) Metode tidak langsung (menggunakan moisture meter)


Dalam metode ini hasil pengujian kadar air benih dapat langsung diketahui.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam pengujian kadar air benih ini adalah contoh
kerja yang digunakan merupakan benih yang diambil dan ditempatkan dalam
wadah yang kedap udara. Pengujian kadar air ini harus dilakukan sesegera
mungkin, selama penetapan diusahakan agar contoh benih sesedikit mungkin
berhubungan dengan udara luar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air
benih jenis benih, ukuran benih dan penyimpanan benih.

3. Bobot 1000 butir benih


Dilakukan menghitung bobot 1000 butir benih ini karena benih untuk
beberapa tanaman berukuran kecil. Benih dapat dihitung secara manual dengan
menggunakan sebuah spatula dan diletakkan pada sebuah tempat dengan warna
permukaan kontras terhadap warna benih, kemudian jumlah benih terus
ditimbang. Pekerjaan menghitung jumlah benih akan lebih mudah dengan
menggunakan handcounter (alat penghitung otomatis). Bila alat tersebut
digunakan secara benar maka tingkat ketepaatannya adalah sekitar ±5 %.
(Kusumawardana dan Hidayati, 2019).

2. Struktur Benih

Setiap tanaman memiliki bentuk dan struktur biji yang berbeda antara satu dengan
yang lainnya. Hal ini dikarenakan setiap tanaman memiliki karakteristik yang berbeda. Biji
monokotil dan dikotil memiliki struktur yang berbeda (Kozlowski, 2012). Biji monokotil
pada umumnya memiliki endosperma, testa, tegmen, kotiledon, embrio dan calon akar
(radicle). Endosperma berfungsi sebagai jaringan yang berisi nutrient yang dibutuhkan oleh
embrio dan terbentuk saat fertilisasi. Kotiledon merupakan daun pertama pada saat
perkecambahan, pada biji monokotil jumlah kotiledon pada biji hanya ada satu. Calon akar
(radicle) adalah calon akar yang akan berkembang menjadi sistem akar pada tanaman
dewasa. Testa atau kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari pengaruh luar dan memiliki
bentuk yang bervariasi, ada testa yang kaku dan keras. Tegmen merupakan kulit biji yang
lebih tipis dibandingkan dengan testa. Embrio adalah calon tanaman yang nantinya dapat
tumbuh menjadi tanaman muda. Contoh dari biji monokotil adalah biji jagung, padi, sawit,
pisang, kelapa, tebu, dll (Murphy, 2011).

Biji dikotil pada umumnya memiliki endosperma, testa, tegmen, kotiledon, embrio
dan calon akar (radicle). Endosperma berfungsi sebagai jaringan yang berisi nutrient yang
dibutuhkan oleh embrio dan terbentuk saat fertilisasi. Kotiledon merupakan daun pertama
pada saat perkecambahan, pada biji dikokotil jumlah kotiledon pada biji ada dua. Tegmen
merupakan kulit biji yang lebih tipis dibandingkan dengan testa Testa atau kulit biji berfungsi
untuk melindungi biji dari pengaruh luar dan memiliki bentuk yang bervariasi, ada testa yang
kaku dan keras. Calon akar (radicle) adalah calon akar yang akan berkembang menjadi sistem
akar pada tanaman dewasa.. Embrio adalah calon tanaman yang nantinya dapat tumbuh
menjadi tanaman muda

DAFTAR PUSTAKA

Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Yogyakarta: Kanisius.

Kusumawardana, A. dan Hidayati, N. 2019. Uji Cepat Mutu Benih. Malang : CV. Multimedia
Edukasi.

Murphy, K. A. 2011. The Complete Guide to Preserving Your Own Seeds for Your Garden:
Everything You Need to Know Explained Simply. Florida : Atlantic Publishing.
Kozlowski, T. T. 2012. Seed Biology: Importance, Development and Germination Volume 1.
New York: Academic Press.
Mayer, A. M. dan Mayber, P. 2014. The Germination of Seeds. England : Pergamon Press.

George, R. A. T. 2011. Agricultural Seed Production. United Kingdom: CABI.

Anda mungkin juga menyukai