Annisa Ilma Lely Anggraini Khoirun Ni’mah Anggraeni Ida P. Mirza Krisna G. P
Shella Wahyuni Verica Putri R. A.
ABSTRAK
Pendahuluan
1. Pengertian
Semantik adalah cabang linguistik yang meneliti arti atau makna. Semantik
sendiri dibagi menjadi dua yaitu semantik gramatikal dan leksikal ( Asas-asas
linguistik, J.W.M Verhaar : 385). Semantik didefinisikan pada permulaan dan
sementara waktu sebagai “penyelidikan makna”. Istilah “sematik” berasal dari
verba yunani yang berarti “menandakan”. Istilah ini diciptakan pada akhir abad
19 (Pengantar Teori Linguitik, John Lyons:393).
a) Semantik Gramatikal
Makna gramatikal (struktur) dalam semantik ialah makna baru yang timbul
akibat terjadinya proses gramatikal (pengimbuhan, pengulangan, pemajemukan).
Contoh:
berumah : mempunyai rumah
b) Semantik Leksikal
Semantik leksikal menyelidiki makna yang ada pada leksem dari bahasa. Oleh
karena itu, makna yang ada dalam leksem disebut makna leksikal. Leksem adalah
satuan bahasa yang bermakna. Istilah leksem ini dapat disetarakan dengan istilah
kata, yang biasa digunakan dalam studi morfologi dan sintaksis dan didefinisikan
sebagai satuan gramatik bebas terkecil. Semantik leksikal menyangkut makna
leksikal.
Contoh:
rumah : bangunan untuk tempat tinggal manusia
2. Jenis-jenis Makna
Contoh:
Contoh:
a. Denotatif : kata perempuan dan wanita kedua kata itu mempunyai dua makna
yang sama, yaitu ’manusia dewasa bukan laki-laki’.
b.Konotatif: kata ceramah dulu kata ini berkonotasi negatif karena berarti
’cerewet’, tetapi sekarang konotasinya positif.
Kata tangan dan lengan pada kedua kalimat di atas adalah bersinonim atau
bermakna sama. Namun dalam bidang kedokteran kedua kata itu memiliki
makna yang berbeda. Tangan bermakna bagian dari pergelangan sampai ke jari
tangan; sedangkan lengan adalah bagian dari pergelangan sampai ke pangkal
bahu.
Konseptual adalah makna yanng dimiliki oleh sebuah kata yang terlepas dari
konteks asosiasi. Sedangkan, Asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah
leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu
yang berada di luar bahasa.
Contoh:
a. Kata kuda memiliki makna konseptual ’sejenis binatang berkaki empat yang
biasa dikendarai’.
b. Kata melati berasosiasi dengan sesuatu yang suci atau kesucian.
Idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat ”diramalkan” dari
makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal.
Sedangkan, peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau
dilacak dari makna unsur- unsurnya karena adanya ”asosiasi” antara makna
asli dengan maknanya sebagai peribahasa.
Contoh:
a. bentuk membanting tulang dengan makna ’bekerja keras’, meja hijau dengan
makna ’pengadilan’.
b. peribahasa Seperti anjing dengan kucing yang bermakna ’dikatakan ihwal dua
orang yang tidak pernah akur’.
3. Relasi Makna
Relasi makna adalah hubungan semantik yang terdapat antara satuan bahasa
yang satu dengan satuan bahasa yang lain.
Sinonimi
Antonimi (Oposisi)
Antonimi adalah kata yang berupa timbal balik dari kata itu sendiri.
Contohnya baik dan buruk. Antonimi berkaitan erat dengan oposisi (perlawanan
kata).
Homograf
1. Apel : buah
2. Apél : rapat, pertemuan
Hiponimi Dan Hipernimi
Hiponimi dalam pasangan kata adalah hubungan kata antara yang lebih kecil
(secara ekstensional) dan kata yang lebih besar (secara ekstensional pula).
Contohnya :
- merah merupakan hiponimi dari warna,
- ikan hipernimnya tongkol, gabus, lele, teri.
Jika relasi antara dua buah kata yang bersinonim, berantonim, dan berhomonim
bersifat dua arah, maka relasi anatar dua buah kata yang berhiponim ini adalah
searah.
Polisemi
Polisemi adalah relasi makna suatu kata yang memiliki makna lebih dari
satu atau kata yang memiliki makna yang berbeda-beda tetapi masih dalam satu
aluran arti. Dalam kasus polisemi ini, biasanya makna pertama ( yang didaftarkan
kamus) adalah makna leksikal, makna denotatif dan makna konseptualnya. Yang
lainnya adalah makna yang dikembangkan berdasarkan salah satu komponen
makna yang dimiliki kata atau satuan ujaran itu. Oleh karena itu, makna pada
polisemi masih berkaitan satu sama lain.
Contoh:
Rambut di kepala nenek sudah putih.( Kepala yang berarti bagian tubuh yang
bagian atas)
Pak Harjo adalah seorang kepala sekolah.( Kepala yang menyatakan pimpinan)
Ambiguitas
Redundansi
Contoh :
Hamid menggenakan topi berwarna ungu, tidak akan berbeda maknanya dengan
Hamid bertopi ungu.
Meronimi
Meronimi adalah bentuk ujaran yang maknanya merupakan bagian atau
komponen dari bentuk ujaran yang lain. Contohnya pintu, jendela, dan atap
adalah meronimi dari rumah.
Makna Asosiatif
Makna Afektif
3. Perubahan Makna
Contoh:
Makna Lama Makna Baru
Buruh Pekerja Pabrik/Karyawan
Bunting Hamil
Contoh:
Makna Lama Makna Baru
Mengeluarkan Mendepak
Memasukkan Menjebloskan
- Persamaan (asosiasi)
Asosiasi ialah perubahan makna yang terjadi akibat persamaan sifat
antara makna lama dan makna baru.
Contoh:
Makna Lama Makna Baru
Amplop (sampul surat) Amplop (uang sogok)
Bunga (bagian dari Bunga (gadis cantik)
tumbuhan)
Mencatut (mencabut Mencatut (menarik
dengan catut) keuntungan)
- Pertukaran (sinestesia)
Sinestesia ialah perubahan makna akibat pertukaran tanggapan dua
indera yang berbeda dari indera penglihatan ke indera pendengar, dari
indera perasa ke indera pendengar, dan sebagainya.
Contoh:
suaranya terang sekali (pendengaran - penglihatan)
rupanya manis (penglihat - perasa)
namanya harum (pendengar - pencium)
4. Analisis Semantik
- Analisis komponensial.
Dewasa = kawin
Bernyawa = hewan
Seperti yang telah dijelaskan, Semantik adalah ilmu tentang makna, suatu
cabang dari ilmu bahasa (linguistika). Maka, guna memperoleh dasar dalam
penelitian bahasa, seorang linguis harus menguasai semantik agar tidak terjadi
kesalahan dalam proses penelitian bahasa yang ia lakukan, mengingat begitu
banyaknya variasi makna dalam satu atau dua kata.
Sumber Referensi :
http://tantrapuan.wordpress.com/2009/05/13/relasi-makna/ (diakses 22
November 2013, pukul 16:02)