TINJAUAN PUSTAKA
memenuhi kebutuhan zat gizi yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi, sosial-
budaya dan pendidikan. Pola makan seimbang adalah kebiasaan makan yang
memenuhi kebutuhan semua zat gizi, seperti zat tenaga (karbohidrat dan lemak),
zat pembangun (protein) dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Pola makan
makanan itu sendiri. Bervariasi yang dimaksud yaitu di dalam porsi makanan ada
semua zat gizi dan kuantitasnya seimbang, sehingga tidak ada satu jenis zat gizi
Pola makan yang baik pada anak usia sekolah dibentuk dari sejak dini,
yang dapat dimulai saat anak diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI)
dengan mengenalkan padanya makanan yang mengandung zat gizi walaupun pada
saat itu anak belum mengerti manfaat dari hal tersebut. Pembentukan pola makan
pada anak dimulai dari pola makan di dalam keluarga, jika orangtua suka makan
Pola makan pada anak usia sekolah sudah mendekati pola makan pada
semenarik mungkin sehingga anak dapat menerapkan kebiasaan pola makan yang
25
Universitas Sumatera Utara
26
Makanan yang dikonsumsi secara seimbang zat gizinya oleh anak usia
adalah setiap makanan yang dimakan oleh anak terdiri dari makanan pokok, lauk
pauk, sayur dan buah yang jadwal makannya tiga kali sehari makanan utama, dua
Gizi seimbang untuk anak sekolah harus memenuhi zat gizi makro dengan
karbohidrat 45-65 persen total energi, protein 10-25 persen total energi dengan
perbandingan protein hewani dan nabati = 2:1, lemak 25-40 persen total energi,
selain itu harus memenuhi kebutuhan zat gizi mikro seperti halnya vitamin dan
1. Energi dan protein dapat diperoleh dari makanan pokok seperti nasi, mi, roti
dan biskuit, sedangkan protein dapat diperoleh dari lauk pauk seperti ikan,
Dengan terpenuhinya zat gizi tersebut dapat meningkatkan daya tahan tubuh
belajar.
3. Kalsium dapat diperoleh dari susu, ikan, kacang-kacangan. Zat besi dapat
kebutuhan, kesukaan dan kebiasaan mereka serta bervariasi sesuai dengan selera
makan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menu makanan anak sekolah yaitu
harus selalu ada lima sumber zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral. Menu anak sekolah harus memenuhi kecukupan kalori sebanyak
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
proses belajar yang dilakukan dengan memberikan informasi tentang gizi, baik
dari pola makan maupun pemilihan makanan yang dapat mempertahankan atau
meningkatkan status gizi menjadi lebih baik. Tujuan dari pendidikan gizi menurut
WHO secara umum yaitu mendorong terjadinya perubahan perilaku yang positif
pengetahuan gizi pada anak sekolah dasar (Candra, 2014) menunjukkan bahwa
pemberian pendidikan gizi adalah sebesar 47,53% (kurang) dan 67,59% (baik).
uji statistik paired t test, terdapat perubahan pengetahuan gizi yang signifikan
antara sebelum dan setelah intervensi (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa
Adapun hasil penelitian dari jurnal tentang pengaruh edukasi gizi terhadap
pengetahuan anak gizi lebih (Thasim, 2013) bahwa sebelum pemberian edukasi
setelah pemberian edukasi sebanyak 1,57. Nilai p. menunjukkan hasil bahwa ada
1. Identifikasi Masalah
b. Karakteristik populasi.
c. Kondisi geografis.
2. Diagnosis Masyarakat
Dalam rangka perencanaan materi dan teknik pendidikan, beberapa hal yang
3. Penetapan Tujuan
Tujuan pendidikan gizi harus dideskripsikan secara jelas agar setiap individu
yang terlibat dalam pendidikan gizi memiliki persepsi yang sama. Tentukan
c. Pendidik
Pendidik dapat ahli gizi, dietesien, perawat, bidan, dokter, dan penyuluh
kesehatan lainnya.
d. Saluran
instansi pemerintah.
e. Metode
massa.
f. Evaluasi
Evaluasi didasarkan pada tujuan yang telah ditentukan. Oleh sebab itu,
tujuan harus dapat diukur. Jenis evaluasi berdasarkan waktu dapat berupa
g. Pengembangan Kegiatan
Pendidikan gizi dilakukan dari sedini mungkin yang dimulai dari anak
2. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan ingin mempelajarinya
lebih jauh.
2. Dapat membentuk kebiasaan makan dan pemilihan makanan yang baik bagi
anak.
kesehatan.
menyampaikan pesan-pesan dan informasi dari sumber tentang hal apapun kepada
penerima. Media yang diketahui dapat berupa media cetak (leaflet, brosur, lembar
balik, poster, dll.) dan media elektronik (televisi dan radio). Seiring
antara yang satu dengan lainnya (multimedia). Media dapat dibuat melalui
software komputer dan kemudian dicetak atau dapat ditampilkan dalam bentuk
gambar dan video. Media dalam pendidikan gizi sangat penting karena dapat
ditangkap, singkat dan jelas, sesuai dengan pesan yang akan disampaikan dan
harus sopan.
sangat menyenangi hal tersebut. Permainan adalah kegiatan yang memiliki awal
dan akhir serta aturan-aturan. Menurut McLuhan (Turner dan West, 2007) bahwa
permainan adalah kesenian populer, reaksi sosial, model dari kehidupan psikologi
dunia. Tujuan permainan ini adalah untuk menguasai semua petak di atas papan
yang disederhanakan.
munculnya ludo, halma, ular tangga dan sebagainya. Bisa dilihat bahwa
mendidik dan menghibur anak-anak dengan cara yang positif dan interaktif.
bidaknya, dan apabila ia mendarat di petak yang dimilik oleh pemain lain, ia dapat
membeli petak itu sesuai harga yang tertera. Bila petak itu saudah dibeli pemain
lain, ia harus membayar uang sewa yang jumlahnya juga sudah ditetapkan.
diantaranya adalah The Landlord’s Game yang diciptakan oleh Elisabeth Magie
ditahun 1904.
memproduksinya secara luas sampai tahun 1910 oleh The Economic Game
Company di New York.Di Britania Raya permainan ini diterbitkan pada tahun
1913 oleh The Newbie Game Company di London dengan nama Brer Fox an’Brer
Rabbit.
Pengetahuan gizi adalah hasil dari suatu pendidikan gizi yang dapat
merubah perilaku gizi seseorang baik dalam pemilihan makanan, pola makan dan
Tingkat Pengetahuan Tentang Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian
statistik diperoleh nilai X2 sebesar 22,43 yang lebih besar dari X2 tabel (df=2)
yaitu sebesar 5,99 dan p-value sebesar 0,000 < α =0,05 maka disimpulkan bahwa
kejadian obesitas.
Mahasiswa yang Aktif Berolahraga (Iqbal, 2013) yaitu bahwa rata-rata responden
memiliki pengetahuan gizi yang cukup baik dengan rincian 28 orang (46,67%)
gizi dalam kategori baik dan 22 orang (36,66%) memiliki pengetahuan gizi dalam
memiliki pola makan yang cukup baik dengan rincian 50 orang (46,67%)
memiliki pola makan dalam kategori cukup baik, 2 orang (3,33%) memiliki pola
makan dalam kategori baik dan 8 orang (13,34%) memiliki pola makan dalam
0,285. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi dan positif yang artinya
adanya hubungan antara pengetahuan gizi terhadap pola makan pada mahasiswa
kuesioner yang bersifat self administered questioner yaitu jawaban diisi sendiri
stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi
bahwa sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, daan
bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain fungsi sikap belum
yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan
penting (Notoatmojo,2010).
senang atau perasaan biasa-biasa saja (netral) dari seseorang terhadap sesuatu.
Kalau yang timbul terhadap sesuatu tersebut adalah perasaan senag, maka disebut
siakp positif. Sedangkan jika perasaan tidak senang, sikap negative. Kalau tidak
gizi adalah respon tertutup seseorang mengenai pola makan seimbang meliputi
atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau
Anak sekolah dasar adalah anak berumur 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun
yang berada pada tahap pendidikan awal. Anak sekolah dasar adalah anak yang
intelektual. Anak-anak pada usia ini tetap masih dalam masa pertumbuhan yang
olahraga, gimnastik dan aktivitas fisik lainnya. Selama awal periode sekolah,
persentase lemak tubuh mencapai minimum 16% pada perempuan dan 13% pada
3. Anak mulai mengembangkan rasa percaya diri sendiri, semakin mandiri dan
4. Egosentris anak mulai berkurang, anak mulai dapat menerima pendapat orang
lain.
Anak usia ini sering dianggap sedang memasuki fase Johnny won’t eat
(Adriani dan Wirjatmadi, 2014). Sehingga membuat orangtua khawatir setiap kali
anak tidak mau makan. Ada beberapa cara untuk membuat anak mau makan,
yaitu:
perlu memberi porsi yang langsung banyak, secukupnya saja, apabila anak
porsi makan anak sangat kurang, coba cari tahu apa penyebabnya.
4. Pola makan orang tua sebaiknya memenuhi anjuran gizi seimbang sehingga
kebiasaan orangtuanya dan juga kebiasaan makan yang baik ditanamkan sejak
5. Ciptakan suasana yang hangat antara orangtua dan anak, karena hal tersebut
Makan dapat dijadikan media oleh orangtua untuk mendidik anak supaya
dapat menerima, menyukai, memilih makanan yang dikonsumsi yang baik bagi
kesehatan dan menentukan jumlah makanan yang cukup dan bermutu untuk
dikonsumsi. Pada anak dapat dibina kebiasaan yang baik tentang makan dan
melalui cara pemberian makan yang teratur sehingga anak makan sesuai waktu
yang sudah lazim ditentukan, sehingga anak tidak terkena penyakit yang
memiliki pola makan dan kebiasaan makan seperti kelompoknya. Pola budaya,
dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan. Kejadian ini
makan.
hasil karya manusia seperti sistem pertanian, prasarana dan sarana kehidupan.
jenis-jenis bahan makanan yang lebih praktis dan lebih bergizi, menarik dan
Jadi dapat dikatakan bahwa pola makan anak sangat dipengaruhi oleh pola
Oleh karena itu, di lingkungan anak hidup terutama keluarga perlu pembiasaan
dalam memengaruhi kebiasaan makan anak. Hal ini dikarenakan sangat seringnya
suatu aktivitas. Jadi tidak sekedar memenuhi rasa lapar, karena terlalu
menyertai aktivitas itu pun akan semakin banyak dan bila makanan tersebut
bersifat low density nutrients maka ada kemungkinan kasus obesitas akan
segera muncul.
dan nilai-nilai dari masyarakat atau keluarga yang akan dijadikan sasaran dan cara
Ketidaktahuan akan gizi yang baik pada anak ataupun orangtua karena
rendahnya pendidikan gizi tentang makanan yang baik bagi anak menyebabkan
perilaku salah dalam mengonsumsi zat gizi. Berikut beberapa perilaku gizi yang
anak sekolah. Saat makan harus tersedia makanan yang mengandung zat gizi
seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral baik dalam kualitas
maupun kuantitasnya. Akan tetapi, masih banyak anak sekolah atau orangtua
piring hanya tersedia nasi dengan ikan goreng saja atau nasi dengan telur
rebus saja. Berarti zat gizi yang terpenuhi hanya dari karbohidrat, protein dan
lemak, tidak ada vitamin dan mineral yang di dapat dari sayur dan buah.
Sarapan pagi sangat penting bagi anak sekolah, karena hal tersebut
bersama teman dan menggantikan energi yang hilang saat mereka bangun di
pagi harinya. Sekarang ini banyak orangtua yang bekerja, yang tidak
sehingga banyak anak sekolah yang tidak terbiasa makan pagi ataupun
malas, dan badan lemas. Hal ini akan membuat anak sangat tidak nyaman
berada di sekolah dan akhirnya anak hanya “bermain-main” saja ketika guru
sedang mengajar.
masih dipertanyakan. Apalagi dalam waktu terakhir ini Badan POM telah
formalin dan bahan pewarna tekstil pada bahan makanan yang ada di pasaran.
Sehingga perilaku makan pada anak di usia sekolah harus diperhatikan secara
sayuran dan buah. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran anak dan orangtua
akan pentingnya zat gizi dari buah dan sayuran. Kurangnya mengonsumsi
sayur dan buah merupakan pola makan yang salah, karena tidak memenuhi
menu gizi seimbang dan berakibat pada kesehatan anak sekolah. Anak
dan seng yang berakibat pada pertumbuhan fisik dan kecerdasan anak serta
Fast food dan junk food adalah makanan yang tidak memenuhi gizi
hipertensi, ginjal dan stroke. Kandungan gula yang tinggi dapat menyebabkan
Pada anak yang sering jajan biasanya susah untuk menyantap makanan lain
yang tinggi zat gizi lain seperti zat besi, sehingga kandungan zat besi dalam
tubuhnya sangat rendah. Hal ini dapat diatasi dengan mengubah pola makan
2. Defisiensi yodium
Hal ini biasanya terjadi pada anak yang tinggal di daerah endemik gondok
dan daerah dataran tinggi yang sumber makanannya rendah zat yodium yang
dapat menyebabkan hambatan pada pertumbuhan fisik dan mental anak serta
syaraf.
3. Karies gigi
Pada anak hal ini sering terjadi karena terlau sering mengonsumsi makanan
tinggi gula seperti permen dan minuman manis serta perilaku tidak
menggosok gigi.
4. Obesitas
Obesitas pada anak terjadi karena terlalu tingginya konsumsi karbohidrat dan
lemak yang berlebihan setiap harinya yang didukung oleh tidak adanya
aktivitas fisik yang dilakukan. Pendidikan gizi tentang gizi seimbang sangat
penting untuk mencegah obesitas pada anak, agar anak tetap memiliki berat
Terjadinya berat badan kurang pada anak memiliki faktor yang kompleks.
Bisa aja anak selalu sakit-sakitan sehingga tidak memiliki selera makan, tidak
selalu tersedia makanan dirumah, sering tidak sarapan pagi dan keadaan
dirumah saat makan bersama keluarga membuat anak tidak selera makan.
permainan Monogi. Konsep dari permainan Monogi adalah salah satu permainan
yang berisi petak-petak sumber zat gizi lengkap mencakup sumber zat tenaga
(karbohidrat dan lemak), zat pembangun (protein) dan zat pengatur (vitamin dan
mengumpulkannya untuk satu porsi makan dengan zat gizi lengkap secepat
mungkin. Gambar di dalam kartu dibuat dengan sederhana dan warna yang
sekolah dasar SDN 060902 Mangkubumi Medan tentang pola makan seimbang.