Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

PENENTUAN TETAPAN PENGIONAN SECARA SPEKTROMETRI

Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktikum Kimia Fisika II:


1. Dr.H. Yahmin, S.,Pd., M.Si
2. Dra. Nazriati, M.Si

Oleh:
Kelompok 9
Anggota Kelompok:

1. Rini Puji Astutik (150332603179)**


2. Tasha Febriya Putri (150332603101)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
September 2017
I. Tujuan Percobaan

Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara spektrofotometri.

II. Dasar Teori

Dalam larutan air, metil merah ditemukan sebagai suatu zwitter ion, dalam
suasana asam senyawa ini berupa HMR (yang berwarna merah), sedangkan dalam
suasana basa senyawa ini berupa MR- (yang berwarna kuning).

C00- C00-

( H3C )2N N=N ↔ (H3c)2N N–N


I I
H H

(bentuk HMR)

(bentuk MR-)
Dimana keadaan setimbang antara dua bentuk metil merah yang berlainan warnanya
ditunjukkan sebagai berikut:

HMR H+ + MR-

[𝐻 + ][𝑀𝑅 − ]
𝐾𝑎 = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝𝐾𝑎 = 𝑝𝐻 − log[𝑀𝑅 − ]/[𝐻𝑀𝑅]
[𝐻𝑀𝑅]
Harga tetapan kesetimbangan ini dapat dihitung dengan persamaan ini dari
pengukuran perbandingan (MR-) / (HMR) pada pH tertentu yang diketahui karena
kedua bentuk metil merah mengabsorbsi kuat di daerah cahaya tampak (400 – 500 nm),
maka perbandingan (MR-) / (HMR) dapat ditentukan secara spektrofotometri (tim labor
Kimia Fisika, 2013 ).
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan
pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan larutan
bewarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube (Saputra, 2009).
Spektrofotometri adalah salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif
yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Cahaya yang
dimaksud berupa cahaya visibel, UV, dan inframerah, sedangkan materi dapat
berupa atom atau dan molekul lain yang lebih berperan adalah elektron valensi
(Anton, 2013).
Spektrofotometer UV–Vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur
transmitasi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang
gelombang. Spektrofoto-meter menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang
ditansmisikan atau yang diabsorbsi. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber
spektrum sinar tampak yang sinambung dan mono-kromatis (Taher, 2013).
Prinsipnya adalah penentuan tetapan metil merah secara spektro-fotometri
berdasarkan perbandingan intensitas warna pada asam bewarna merah dan bewarna
kuning pada suasana basa dengan variasi konsentrasi dan rentang pH tertentu
(Taher, 2013). Secara sederhana instrumen spektrofotometri yang disebut
spektrofotometer terdiri dari :
Sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – red out ( pembaca ).
Adsorbsi adalah penyerapan suatu zat sehingga masuk kedalam pori-pori suatu zat
lain. Adsorbsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan gas, zat cair
dan zat cair, serta zat cair dan zat gas. Adsorbsi ini disebabkan oleh gaya tarik
menarik molekul-molekul dipermukaan adsorben (Taher, 2013). Absorbansi dapat
didefinisikan oleh hukum Lambert-Beer, yaitu:
𝐼
A= -log 𝐼𝑜 = a.b.c

Keterangan:
A = Absorbansi
I = Intensitas cahaya setelah melalui larutan
Io = Intensitas pelarut murni
A = Indeks absorbansi zat terlarut
B = Panjang/tebal larutan yang dilewati cahaya
C = Konsentrasi zat terlarut
Harga a bergantung pada panjang gelombang cahaya, temperatur, dan jenis pelarut.
Jika dalam suatu larutan terdiri lebih dari satu jenis zat terlarut yang masing-masing
mengabsorpsi secara bebas, maka absorbansi campuran ini bersifat aditif, yaitu
jumlah total serapan dari spesi-spesi zat terlarut
A= ∑ai.bi.ci.
Penentuan tetapan pengionan indikator metil merah pada percobaan ini
dilakukan secara spektrofotometri. Mula-mula ditentukan spektrum absorbsi metil
merah bentuk I (HMR) dan bentuk II (MR-), kemudian dipilih dua panjang
gelombang λ1 dan λ2 untuk kedua larutan sedemikian rupa sehingga bentuk asam
mengabsorbsi jauh lebih kuat pada λ1 dibanding dengan basanya, demikian pula
sebaliknya. Secara ideal λ1 dan λ2 berupa puncak seperti gambar berikut:

Indeks absorbansi molar HMR pada λ1 (a1, HMR) dan pada λ2 (a2, HMR).

Demikian pula indeks absorbansi molar MR-padaλ1 (a1, MR-) dan pada λ2 (a2, MR-)
ditentukan pada berbagai konsentrasi dengan menggunakan persamaan A = a b c.
Komposisi campuran HMR dan MR- pada suatu pH tertentu dihitung dari
absorbansi A1 dan A2, masing-masing pada λ1 dan λ2, dan tebal sel 1 cm (b = 1 cm),
maka:
A1 = a1,HMR [HMR] + a1,MR [MR-]
A2= a2,HMR[HMR] + a2,MR [MR-]

III. Alat dan Bahan


 Alat: Spektrofotometer (Spectonic 20), pH meter, Labu takar 100 mL, Pipet gondok
10 mL, 25 mL, 50 mL.
 Bahan: Metil merah, Natrium asetat , Asam asetat, Asam klorida, Etanol 95%,
NaOH.
 Rangkaian Alat

Keterangan gambar :
1. tempat kuvet 7. tombol untuk mencetak
2. display digital 8. pengatur panjang gelombang
3. mode indikator 9. pengatur transmitan/absorbans (100%T/0A)
4. mode pilihan 10. tombol power/pengatur nol
5. tombol pengurangan 11. pengatur filter
6. tombol menaikkan

IV. Prosedur Percobaan

No Langkah Kerja Foto

1 Dibuat larutan standar metil merah


(100 ppm) dari larutan persediaan metil
merah (1000 ppm).
2 Dibuat larutan metil merah bersuasana
asam dengan larutan HCl 0,1 M

Dibuat larutan metil merah bersuasana


basa dengan larutan NAOH 0,04 M

3 Diukur absorbansi metil merah bentuk


asam dan basa dalam berbagai macam
panjang gelombang

4 Ditentukan nilai λ1 dan λ2

5 Dibuat 3 larutan yang terdiri atas 5 mL


larutan standar dan 25 mL CH3COONa
6 Dibuat volume ketiga larutan menjadi
100 mL dengan menambahkan:
a. Asam asetat 0,01 M
b. Asam asetat 0,05 M
c. Asam asetat 0,1 M
Diukur abrobansinya
7. Diukur pH larutan dengan pH meter

V. Data Pengamatan
%T
Menentuan panjang gelombang (λmaks) dengan A = - log 100

No Panjang gelombang Transmisi Absorbansi


(nm)
Asam Basa Asam Basa

1 400 94,6 29,2 0,024 0,535

2 410 93,4 26,2 0,029 0,582

3 420 90,2 25,2 0,045 0,599

4 430 84,2 25,8 0,075 0,588

5 440 77,6 28,2 0,110 0,549

6 450 71,2 32 0,148 0,495

7 460 64,4 37,6 0,191 0,425

8 470 58,4 45,2 0,234 0,345

9 480 54 54,4 0,267 0,264

10 490 50,2 63,4 0,299 0,198

11 500 48,2 74,2 0,317 0,129

12 510 46,8 83,8 0,329 0,077


13 520 45,6 90 0,341 0,046

14 530 45,2 94,8 0,345 0,023

15 540 45 97,6 0,346 0,010

16 550 48 99,8 0,319 0,0009

No. Larutan yang di ukur Absorbansi


λ1 λ2
1. Metil merah bentuk asam 0,346 0,045
2. Metil merah bentuk basa 0,010 0,599

No. Larutan yang pH Transmisi (%) Absorbansi


ditambahkan pada:
λ1 λ2 λ1 λ2
5mL larutan standar +
25mL larutan 0.04 M (540 (420 (540 (420
Na-asetat nm) nm) nm) nm)

1. 0.01 M asam asetat 3,48 42 86,2 0,377 0,065


2. 0.05 M asam asetat 4,78 43 81,6 0,367 0,088
3. 0.10 asam asetat 2,96 42,2 89 0,375 0,051

VI. Analisa Data


1. Spektrum absorbsi bentuk asam dan bentuk basa metil merah
ABSORBANSI BENTUK ASAM
0.4
0.35
0.3

ABSORBANSI
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 100 200 300 400 500 600
PANJANG GELOMBANG

ABSORBANSI BENTUK BASA


0.7

0.6

0.5
ABSORBANSI

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 100 200 300 400 500 600
PANJANG GELOMBANG

Dari grafik diperoleh λ1 = 540 nm dan λ2 = 420 nm


2. Penentuan indeks absorbansi molar bentuk asam dan bentuk basa metil merah
pada λ1 dan λ2.
Dalam penentuan indeks absorbansi molar, berlaku hukum Lambert-Beer
A = a.b.c
Dengan, a = indeks absorbsi zat terlarut

b = panjang/tebal larutan yang dilewati cahaya (1 cm)


c = konsentrasi zat terlarut
Dari persamaan di atas dapat diturunkan menjadi :
𝐴
𝑎 = 𝑏.𝑐

a. Asam (HMR) 5 ppm


 Pada λ1 = 540 nm, A = 0,346
0,346
a1 , HMR = = 0,0692
1×5

 Pada λ2 = 420 nm, A = 0,045


0,045
a2, HMR = = 0,009
1×5

b. Basa (MR-) 10 ppm


 Pada λ1 = 540 nm, A = 0,010
0,010
a1 , MR- = 1×10 = 0,001

 Pada λ2 = 420 nm, A = 0,599


0,599
a2 , MR- = 1×10 = 0,0599

3. Penentuan konsentrasi masing-masing spesi metil merah, menggunakan


persamaan:
A1 = a1,HMR [HMR] + a1,MR [MR-]
A2 = a2,HMR [HMR] + a2,MR [MR-]
No. Larutan yang pH Transmisi (%) Absorbansi
ditambahkan pada:
λ1 λ2 λ1 λ2
5mL larutan standar +
25mL larutan 0.04 M (540 (420 (540 (420
Na-asetat nm) nm) nm) nm)

1. 0.01 M asam asetat 3,48 42 86,2 0,377 0,065


2. 0.05 M asam asetat 4,78 43 81,6 0,367 0,088
3. 0,10 M asam asetat 2,96 42,2 89 0,375 0,051

Pada λ1 = 540 nm , A1 = a1,HMR [HMR] + a1,MR [MR-]


A1 = 0,0692[HMR] + 0,001[MR-]
Pada λ2 = 420 nm , A2 = a2,HMR [HMR] + a2,MR [MR-]
A2 = 0,009[HMR] + 0,0599[MR-]
1.) Penentuan konsentrasi masing-masing spesi metil merah, menggunakan
persamaan (5) dan (6)

A1 = a1,HMR [HMR] + a1,MR [MR-]


A2 = a2,HMR[HMR] + a2,MR [MR-]

 Pada pH 3,48
0,0692 [HMR] + 0,001[MR-]= 0,377
0,009 [HMR] + 0,0599[MR-]= 0,065
Persamaan pertama dikalikan 0,0599 dan persamaan kedua dikali 0,001, hasilnya
0,0042 [HMR] + 0,0000599 [MR-]= 0,02258
0,00009[HMR] + 0,0000599[MR-]= 0,000065
Dieliminasi, hasilnya
0,00411 [HMR] = 0,022515
[HMR] = 5,48 ppm
Disubstitusikan, maka:
0,0692 (5,48) + 0,001[MR-]= 0,377
0,379 + 0,001[MR-]= 0,377
[MR-]= 2 ppm

 Pada pH 4,78
0,0692 [HMR] + 0,001[MR-]= 0,367
0,009 [HMR] + 0,0599[MR-]= 0,088
Persamaan pertama dikalikan 0,0599 dan persamaan kedua dikali 0,001, hasilnya
0,0042 [HMR] + 0,0000599 [MR-]= 0,02198
0,00009[HMR] + 0,0000599[MR-]= 0,000088
Dieliminasi, hasilnya
0,00411 [HMR] = 0,02189
[HMR] = 5,33 ppm
Disubstitusikan, maka:
0,0692 (5,33) + 0,001[MR-]= 0,367
0,369 + 0,001[MR-]= 0,367
[MR-]= 2 ppm

 Pada pH 2,96
0,0692 [HMR] + 0,001[MR-]= 0,375
0,009 [HMR] + 0,0599[MR-]= 0,051
Persamaan pertama dikalikan 0,0599 dan persamaan kedua dikali 0,001, hasilnya
0,0042 [HMR] + 0,0000599 [MR-]= 0,0224625
0,00009[HMR] + 0,0000599[MR-]= 0,000051
Dieliminasi, hasilnya
0,00411 [HMR] = 0,0224115
[HMR] = 5,47 ppm
Disubstitusikan, maka:
0,0692 (5,47) + 0,001[MR-]= 0,375
0,378 + 0,001[MR-]= 0,375
[MR-]= 3 ppm

[𝐌𝐑−]
Log [𝐇𝐌𝐑]
pH [HMR] [MR-]

3,48 5,48 2 -0,438

4,78 5,33 2 -0,426

2,96 5,47 3 -0,261

[𝑴𝑹−]
1.) Menggambarkan kurva log [𝑯𝑴𝑹] (ordinat) terhadap pH (absis).

[MR−]
Diperoleh kurva log[HMR] sebagai berikut:
0
0 1 2 3 4 5 6
-0.05
-0.1
-0.15
log [MR-/HMR]
-0.2
-0.25
-0.3
-0.35
-0.4
-0.45 y = -0.0714x - 0.1078
-0.5
pH

Dari kurva diperoleh persamaan y = -0,0714x – 0,1078


2.) Menghitung pKa dan Ka metil merah dengan menggunakan persamaan (2)
 Menggunakan persamaan (2)
[𝑀𝑅−]
pKa = pH - log [𝐻𝑀𝑅]
[𝑀𝑅−]
log = pH - pKa
[𝐻𝑀𝑅]

-pKa = – 0,1078
pKa = 0,1078
-log Ka = 0,1078
Ka = 1,28
pKa hasil percobaan−pKa teoritis
%Galat = x 100%
pKa teoritis
0,1078−5.00
= x 100 %
5.00

= 97,8 %

VII. Kesimpulan
Tetapan pengionan metil merah secara spektrofotometri dari hasil percobaan yaitu
0,128 × 10-1
VIII. Jawaban Pertanyaan
1. Gambarkan secara skematik: spektrofotometer sinar tampak, UV, dan IR. Apakah
sumber cahaya pada ketiga spektrofotometer tersebut?
Jawab :
Spektrofotometer sinat tampak
- Lampu uap (lampu Natrium, Lampu Raksa)
- Lampu katode cekung/lampu katode berongga
- Lampu pembawa muatan dan electrode (electrodeless discharge lamp)
Spektrofotometer UV-vis

- Lampu wolfram (lampu pijar) menghasilkan spectrum kontinyu pada


panjang gelombang 320-2500 nm
- Lampu hydrogen atau deuterium (160-375 nm)
- Lampu gas xenon (250-600 nm)
Spektrofotometer IR

- Lampu Nerst, dibuat dari campuran zirconium oksida (38%) Itrium oksida
(38%) dan erbiumoksida (3%)
- Lampu globar dibuat dari silisium carbide (SiC)
- Lampu Nkrom terdiri dari pita nikel krom dengan panjang gelombang 0,4-
20 nm
2. Selain cara spektrofotometri, cara apalagi yang dapat digunakan untuk menentukan
tetapan kesetimbangan reaksi kimia?
Jawab :
Penentuan tetapan kesetimbangan dapat dilakukan dengan melakukan titrasi
potensiometri.
3. Turunkan hubungan tetapan kesetimbangan dengan suhu!
Jawab :
aA + bB cC + dD
[Cc ] [Dd ]
Q = [Aa ] [Bb ]

Pada kondisi setimbang Q = K


∆Go = ∆H o - T ∆S o
∆G = ∆Go + RT ln K
Pada saat kesetimbangan ∆G = 0
∆Go = - R T ln K
∆Go ∆Ho ∆S
ln 𝐾= - =- = + 𝑅𝑇
𝑅𝑇 𝑅𝑇

IX. Daftar Pustaka


 Sumari, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Malang: UM

 Anton.2013.Spektroskopi.(online),(http://antonchemical.blogspot.com/2012/0
1/ spektrofotometri.html), diakses 25 September 2015.
 Saputra , Y.E. 2009. Spektrofotometri, (Online), (http://www.chem-is-
try.org/artikel-analisis/spektrofotometri/), diakses 25 September 2015.
 Sumari, dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Malang: Universitas
Negeri Malang.
 Taher, T. 2013. Penentuan Tetapan Pengionan Secara Spektroskopi, (online),
(http://chemisttry.blogspot.com/2013/02/penentuan-tetapan-pengionan–
secara.html), diakes 25 September 2015.
 Tim Labor Kimia Fisika. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika I. Pekanbaru
: FMIPA–UR.
 Daniels et all.,1970, “Experimental Physical Chemistry”, 7th Ed., New York:
McGraw Hill.
 Day, R.A. Jr and Underwood,A.L., 1986, Kimia Analisis Quantitatif, Jakarta:
Erlangga.
 I.M. Kolthoff, 1953, “Acid-Base Indicators”, New York: MacMillan

Anda mungkin juga menyukai