Anda di halaman 1dari 10

BAB I

DEFINISI

Bahwa dalam rangka mewujudkan visi RSU Sawerigading Kota Palopo sebagai rumah sakit

rujukan terpercaya di Sulawesi Selatan tahun 2023, diperlukan upaya peningkatan kualitas sumber

daya manusia di lingkungan RSU Sawerigading. Bahwa untuk maksud tersebut diperlukan evaluasi

terus menerus terhadap kualitas dan keamanan asuhan klinis yang diberikan oleh setiap kelompok

medis.

Evaluasi kinerja profesional tenaga medis adalah suatu proses pengumpulan data,

menganalisis informasi terhadap setiap kinerja staf medis yang dilaksanakan berdasarkan data

yang komprehensif untuk menilai pencapaian program, dan mencari cara menyelesaikan masalah

yang dihadapi.

Evaluasi Praktik Profesional berkelanjutan (On going Professional Practice

Evaluation/OPPE) adalah evaluasi praktek profesional yang dilakukan secara terus menerus

terhadap kualitas dan keamanan pelayanan yang diberikan kepada pasien oleh setiap anggota staf

medis fungsional yang direview dan dikomunikasikan kepada setiap anggota staf medis fungsional

setidaknya setiap tahun.

Evaluasi Praktik Profesional Terfokus ( Focused Professional Practice Evaluation/FPPE)

adalah evaluasi praktek profesional terhadap kualitas dan keamanan pelayanan pasien yang

diberikan oleh setiap anggota staf medis fungional yang direview dan dikomunikasikan kepada

setiap anggota staf medis fungsional yang waktunya tidak ditentukan.

A. Evaluasi Praktek Profesional Berkelanjutan (On Going Profesional Practice Evaluation/OPPE)

OPPE merupakan proses terstandar yang direview setiap tiga bulan dan dievaluasi setiap

tahun, pada penugasan ulang setiap tiga tahun (rekredential), dimana rumah sakit

menggunakan informasi area kompetensi umum dari praktisi klinis sesuai standar JCI (Joint

Commision International, meliputi indikator :

a. Perawatan Pasien (Patient Care)

Evaluasi terhadap perawatan pasien dinilai saat praktisi memberikan asuhan pasien, apakah

dengan sikap kasih, tepat dan efektif untuk promosi kesehatan, penjelasan penyakit,

pengobatan penyakit dan pelayanan sampai akhir hayat.


b. Pengetahuan Medis/ Klinik (Medical/ Clinical Knowledge)

Evaluasi terhadap pengetahuan medis/ klinik dinilai apakah praktisi memberikan pelayanan

kepada pasien, berdasarkan pada ilmu-ilmu biomedis, klinis dan sosial serta penerapan

pengetahuan ke dalam asuhan pasien dan pendidikan orang-orang lainnya

c. Pembelajaran dan Perbaikan berbasis Praktik (Practice Base Learning Improvement)

Evaluasi terhadap pembelajaran dan perbaikan berbasis praktik dinilai berdasarkan bukti

dan metode ilmiah untuk investigasi, evaluasi dan meningkatkan praktek asuhan pasien

d. Keterampilan Interpersonal dan Komunikasi (Interpersonal and Skill Communication)

Evaluasi keterampilan interpersonal dan komunikasi bisa dilakukan melalui evaluasi

kepuasan pelanggan, teman sejawat, atau profesional lain yang terlibat dalam pelayanan.

Evaluasi ini akan berguna untuk meningkatkan dan menjaga hubungan profesional dengan

pasien, keluarga dan anggota tim kesehatan lain.

e. Praktek Berbasis Sistem (System Base Practice)

Evaluasi praktek berbasis sistem pada staf medis dinilai berdasarkan pemahaman terhadap

konteks dan sistem dimana pelayanan kesehatan diberikan.

f. Profesionalisme (Profesionalism)

Evaluasi profesionalisme dapat dilihat dari sikap tenaga medis, yang terpancar dalam

komitmen untuk secara terus menerus mengembangkan profesionalitas, praktek-praktek

etika, pemahaman dan kepekaan terhadap keragaman dan sikap tanggung jawab terhadap

pasien, profesinya dan masyarakat.

Untuk melakukan evaluasi terhadap praktik profesional staf medis maka diperlukan data

yang bisa menjadi parameter penilaian. Data tersebut bisa diperoleh dari :

1. Review terhadap prosedur-prosedur operatif dan klinis lain serta hasilnya

Kepatuhan menjalankan SPO/outcome misalnya ILO (Infeksi Luka Operasi), Reoperasi,

Pneumoni pasca operasi (anestesi)


2. Pola Penggunaan darah/Obat/alkes

- Kesesuaian antara permintaan darah dengan pemakaian (Jumlah kantung darah yang

diminta dibandingkan dengan jumlah kantung darah yang tidak digunakan)

- Kepatuhan terhadap formularium.

- Penggunaan alat kesehatan yang tidak sesuai SPO

3. Pola Permintaan tes/ prosedur/Tindakan

- Kepatuhan permintaan pemeriksaan penunjang

- Kepatuhan terhadap prosedur/tindakan sesuai SPO

4. Length of stay (LOS): berbasis dokter dan penyakit

5. Data Morbiditas dan mortalitas : kriteria morbiditas sesuai indikator yang digunakan

6. Jumlah kasus yang dikonsulkan/ dirujuk ke spesialis lain

Untuk memperoleh data sebagai dasar penilaian praktik profesional berkelanjutan bisa

didapat dari :

1. Grafik review berkala :

- Jumlah pasien rawat inap/rawat jalan

- Jumlah operasi/prosedur

2. Observasi langsung : kepatuhan terhadap kebijakan/SPO contoh di SKP, output asuhan

medis.

3. Komplain dan laporan insiden

- Malpraktik

- Kejadian sentinel, ada temuan dari laporan investigasi RCA atau FMEA

4. Monitoring terhadap teknik diagnostik dan pengobatan (berdasarkan PPK (Panduan Praktik

Klinis))

- Audit rekam medis

- Kepatuhan terhadap SPO

5. Monitoring kualitas klinis (outcome dan komplikasi)

Data Morbiditas dan Mortalitas

6. Diskusi dengan sejawat/staf lainnya baik internal maupun eksternal yang terlibat dalam

pelayanan
Hal yang menjadi Perhatian Saat Melakukan Evaluasi

a. Penilaian aktivitas staf medis senior dan para kepala unit kerja dilakukan oleh otoritas

internal atau eksternal yang layak.

b. Proses evaluasi yang terus menerus terhadap praktisi profesional dilakukan secara objektif

dan berbasis bukti.

c. Hasil proses evaluasi bisa berupa :

1. Tidak adanya perubahan dalam tanggung jawab para staf medis

2. Perluasan tanggung jawab

3. Pembatasan tanggung jawab

4. Masa konseling dan pengawasan

d. Setiap waktu sepanjang tahun, bisa muncul fakta atas kinerja yang diragukan atau yang

buruk, dilakukan review serta mengambil tindakan yang tepat.

f. Hasil review, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas kewenangan didokumentasikan

dalam file kredensial staf medis atau file lainnya

B. EVALUASI PRAKTEK PROFESIONAL TERFOKUS (FOCUSED PROFESSIONAL PRACTICE

EVALUATION/FPPE)

1. Evaluasi praktik profesional terfokus dilaksanakan dengan cara :

a. Melibatkan pemantauan lebih spesifik dan waktu terbatas

b. Dilakukan dalam tiga situasi antara lain :

- Saat awal dokter diberikan RKK

- Ketika ada tambahan kompetensi baru diminta

- Bila teridentifikasi adanya ketidak sesuaian kinerja dokter (trigger)

2. Jangka waktu dan tata cara FPPE :

a. Jangka waktu FPPE tidak ditentukan.

b. Rumah Sakit dapat memilih periode waktu untuk setiap episode FFPE.

c. Sebaiknya menawarkan pilihan untuk data yang diambil sesuai tipe data

d. Data yang diambil bisa setiap bulan, setiap tiga bulan, atau setiap enam bulan

e. Proses FPPE harus :


1) Secara tegas didefinisikan dan didokumentasikan dengan kriteria tertentu dan

rencana pemantauan,

2) Jangka waktu yang tetap

3) Memiliki langkah-langkah yang telah ditentukan atau kondisi untuk kinerja yang

dapat diterima.

f. Rumah sakit dapat mengatur FPPE untuk sesi pemantauan untuk periode tiga

sampai enam bulan. Untuk layanan jarang dilakukan, waktu pemantauan dapat

lebih lama

g. Penentuan Triger : berdasarkan PENENTUAN LEVEL KINERJA YANG TIDAK DAPAT

DITERIMA DIBANDINGKAN DENGAN LEVEL KINERJA YANG TELAH

MAPAN/DITETAPKAN

Contoh :

1) Meningkatnya infection rates

2) Terjadinya sentinel events

3) Meningkatanya LOS dibanding yang lain

4) Meningkatnya Operasi ulang

5) Pola Tes/Terapi yang tidak dibutuhkan

6) Gagal/tidak patuh terhadap PPK (Panduan Praktik Klinis)/CPG (Clinical Practice

Guidelines)

7) Dll

Anda mungkin juga menyukai