2. Berpikir Sinkronik
Berpikir sejarah secara sinkronis yaitu berpikir meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu.
Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. Sinkronik lebih menekankan pada
struktur, artinya meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat
tertentu, titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang
perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu
kondisi seperti itu. Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam
waktu yang panjang itu. Sebagai contoh berpikir sinkronis yaitu peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 dengan menguraikan berbagai aspek, seperti aspek sosial, ekonomi, politik, dan
hubungan internasional. Berpikir sinkronik merupakan cara berpikir yang khas ilmu-ilmu sosial.
B. Zaman Mesolitikum
1) Memiliki kemajuan hidup.
2) Kjokkenmoddinger (sampah kerang).
3) Abris sous roche (gua tempat tinggal).
4) Alat-alat: Kapak genggam (kapak Sumatra), kapak pendek, dan pipisan.
1
C. Zaman Neolitikum (zaman batu halus)
1) Food producing: Mengusahakan bercocok tanam sederhana dengan membakar hutan, mengolah
lahan, dan menahan lahan (berhuma). Jenis tanamannya: ubi, talas, padi, dan jelai.
2) Peralatan yang lebih bagus seperti beliung persegi (kapak persegi) dan kapak lonjong.
3) Kehidupan bermasyarakat dengan gotong royong sudah mulai berkembang.
4) Sudah bisa membuat perahu rakit atau perahu bercadik.
5) Pada masa ini terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin ke Indocina) ke Nusantara
yang disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM. Kebudayaan Bacson-Hoabinh.
D. Tradisi Megalitikum
1) Menhir: Tugu batu besar tempat memuja roh nenek moyang. Ditemukan di Sumatra Selatan,
Sulawesi Tengah, dan Kalimantan.
2) Dolmen: Meja batu besar (altar). Terdapat di Bondowoso, Jatim.
3) Sarkofagus: tempat untuk menyimpan jenazah.
4) Waruga: kubur atau makam leluhur orang Minahasa yang terbuat dari batu dan terdiri dari dua
bagian. Bagian atas berbentuk segitiga seperti bubungan rumah.
1. Proto Melayu
Jalur perpindahan dari Yunan menuju wilayah Indonesia dibagi menjadi dua rute yakni rute barat dan
rute timur. Jalur barat dari Yunan ke Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali dan
Nusa Tenggara kebudayaan yang dibawa adalah kapak persegi. Sedangkan jalur timur dimulai dari
Teluk Tonkin menyusuri pantai Asia Timur menuju Taiwan, Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua sampai
Australia dengan membawa kebudayaan kapak Lonjong. Keturunan bangsa Proto Melayu misalnya
saja suku bangsa Batak, Dayak dan Toraja. Bangsa Proto Melayu sudah bermukim secara menetap,
dengan berternak dan pengolahan tanah secara sederhana.
2. Deutro Melayu
Persebaran Deutro Melayu menempuh jalur barat dengan membawa kebudayaan Dongson dari
Vietnam. Kebudayaan Dongson merupakan bebudayaan yang menghasilkan alat-alat dari perunggu
seperti kapak corong (kapak perunggu), nekara, moko dan perhiasan dari perunggu. Bangsa Deutro
Melayu memilih tinggal di daerah pesisir, muara dan sungai yang merupakan daerah yang subur. Deutro
Melayu sudah bercocok tanam lebih modern dibangindkan Proto Melayu. Deutro Melayu sudah
mengenal irigasi. Bangsa Indonesia sekarang yang merupakan keturunan dari bangsa Deutro Melayu
adalah suku bangsa jawa, Madura, Menado dan Melayu.
2
Bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat penyebaran agama Budha di Asia Tenggara ada pada
prasasti Nalanda, prasasti Talang Tuo, dan prasasti Kota Kapur
2. Kerajaan Majapahit
Raja yang pernah memerintah:
a) Raden Wijaya: bergelar Sri Rajasa Jayawardhana, peletak dasar-dasar kerajaan
b) Jayanegara: penuh dengan pemberontakan, salah satunya pemberontakan Kuti yang berhasil
ditumpas oleh Gajah Mada. Jayanegara dibunuh oleh tabib istana, dan tidak meninggalkan
keturunan
c) Tribuwana Tunggadewi (Bhre Khuripan): ekspedisi hingga seluruh Nusantara. Maha Patih Gajah
Mada mengucapkan Sumpah Palapa untuk menyatukan Nusantara
d) Hayam Wuruk (Kertajasa Jayawardhana) : anak Bhre Kahuripan, Gajah Mada mewujudkan
sumpahnya, Majapahit di puncak Kejayaan Kerajaan ini runtuh karena perang saudara antara
Wikramawardhana (suami Kusumawardahani, anak Hayam Wuruk), dan Bhre Wirabhumi (anak
laki-laki Hayam Wuruk dari selir). Perang ini disebut perang Paregreg, dan Wirabhumi kalah.
Kekuasaan Majapahit melemah, dan banyak wilayah yang melepaskan diri. Selain itu terdapat
serangan dari Kerajaan Demak.
3
3. Kerajaan Demak
Demak adalah kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai utara Jawa. Menurut tradisi Jawa,
Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian muncul sebagai
kekuatan baru mewarisi legitimasi dari kebesaran Majapahit.
Kerajaan ini tercatat menjadi pelopor dan pusat penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan
Indonesisia pada umumnya, Walaupun tidak berumur panjang dan segera mengalami
kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan. Pada tahun 1560
kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir/Hadiwijaya.
Salah satu peninggalan bersejarah Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang menurut tradisi
didirikan oleh Wali Songo
4
A. Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia
Bangsa Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tanggal 22 Juni 1596. Mereka mendarat di
pelabuhan Banten. Armada Belanda ini dipimpin oleh Cornelis de Houtman.
Semula kedatangan mereka ini disambut baik oleh penduduk Banten. Tetapi, lama-lama Belanda
menunjukkan sikap yang serakah, kasar, dan sombong. Mereka memaksa rakyat Banten untuk menyediakan
lada dan tidak mau membayarnya. Hal inilah yang menyebabkan rakyat Banten mengusirnya.
Akhirnya dengan terpaksa Belanda harus menyingkir dari Banten. Orang-orang Belanda kemudian berlayar
ke Bali. Namun armada Belanda di Bali tidak mendapat sambutan dengan baik. Akhirnya mereka
memutuskan kembali ke Eropa dengan tangan hampa serta menanggung kerugian yang sangat besar.
Tahun 1598 untuk kedua kalinya Belanda datang di Banten. Armada ini dipimpin oleh Jacob Van Neck dan
Van Warwijck. Sikap mereka lebih ramah daripada sebelumnya sehingga kedatangan mereka ini disambut
dengan baik. Dan karena sudah bersikap ramah, orang Indonesia mengizinkan mereka berdagang. Orang
Belanda semakin banyak yang datang ke Indonesia. Pelayaran bangsa Belanda yang kedua ini berhasil
mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Mereka pulang ke negeri Belanda dengan kapal-kapal yang
dipenuhi rempah-rempah.
Pembentukan VOC
Terbukanya jalur perdagangan di Indonesia menyebabkan munculnya persaingan di antara para pedagang,
baik dengan Belanda sendiri maupun dengan pedagang Eropa lainnya. Mereka bersaing untuk membeli
rempah-rempah sebanyak-banyaknya dari Indonesia.
Pada tanggal 20 Maret 1602, Belanda mendirikan persatuan dagang atau kongsi dagang yaitu Perkumpulan
Dagang Hindia Timur (Verenigde Oost Indische Compagnie) yang disingkat VOC. Tujuan utama
didirikannya VOC adalah untuk memenangkan persaingan dagang dan mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya. Pimpinan VOC disebut gubernur jenderal. Gubernur jenderal VOC yang pertama adalah
Pieter Both.
5
b) Mengeluarkan uang kertas.
c) Memperbaiki gaji pegawai.
d) Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (Verplichte Leverantie) yang
diterapkan pada zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan ditingkatkan.
e) Mengadakan monopoli perdagangan beras.
f) Mengadakan Prianger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk
menanam tanaman ekspoer (seperti kopi).
5) Bidang Sosial
a) Rakyat dipaksa melakukan kerja paksa (rodi) untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
b) Perbudakkan dibiarkan berkembang.
c) Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan, atau sultan.
d) Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
C. Kebijakan-Kebijakan Raffles
1) Bidang Birokrasi dan Pemerintahan
Langkah-langkah Raffles pada bidang pemerintahan adalah:
a) Membagi Pulau Jawa menjadi 18 keresidenan (sistem keresidenan ini berlangsung sampai
tahun 1964).
b) Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi
sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat.
c) Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka
peroleh secara turun-temurun.
d) Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan.
3) Bidang Hukum
Sistem peradilan yang diterapkan Raffles lebih baik daripada yang dilaksanakan oleh Daendels.
Karena Daendels berorientasi pada warna kulit (ras), Raffles lebih berorientasi pada besar kecilnya
kesalahan.
4) Bidang Sosial
Penghapusan kerja rodi (kerja paksa) dan penghapusan perbudakan, tetapi dalam praktiknya ia
melanggar undang-undangnya sendiri dengan melakukan kegiatan sejenis perbudakan. Peniadaan
pynbank (disakiti), yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan harimau.
6
e) Para bangsawan juga merasa kecewa karena Belanda telah menghapus sistem penyewaan tanah
oleh para bangsawan kepada petani yang mulai terjadi pada tahun 1824.
f) Kehidupan rakyat yang semakin menderita dan juga disuruh kerja paksa dan harus membayar
berbagai macam pajak.
Pajak tanah
Pajak jumlah pintu
Pajak ternak
Pajak pindah rumah
Pajak pindah nama
Pajak menyewa tanah atau menerima jabatan
Sedangkan sebab khusus perang Diponegoro adalah pemasangan patok oleh Belanda untuk
pembangunan jalan yang melintasi tanah dan juga makam para leluhur pangeran Diponegoro di
Tegalrejo, pemasangan ini terjadi tanpa izin dari kerajaan sehingga ditentang oleh Pangeran
Diponegoro. Hal ini dianggap sebagai penghinaan dan masyarakat Jawa umumnya sangat
menghargai dan menghormati para leluhur mereka.
Belanda semakin kewalahan menghadapi perjuangan rakyat Aceh. Akhirya pemerintah Belanda
mengirim Dr. Snouck Hurgronje untuk menyelidiki kehidpan dan struktur masyarakat Aceh.
Dengan menyamar sebagai seorang Ulama bernama Abdul Gafar, Snouck Hurgronje berhasil
mengetahui kelemahan masyarakat Aceh dalam bukunya yang berjudul De Atjehers. Melalui
bukunya ia menggunakan siasat kekerasan dalam menghadapi perlawanan rakyat Aceh.
Undang-Undang Agraria
Undang-Undang Agraria merupakan bentuk dari peraturan hukum agraria kolonial di Indonesia yang
berlangsung dari 1870 hingga 1960. Peraturan tersebut kemudian dihapus oleh para politik di Indonesia
dengan mengeluarkan Undang-Undang Pokok Agraria tahun 1960 oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Jadi Agrarische Wet tersebut sudah berlangsung selama 90 tahun sampai mendekati satu abad umurnya.
Wet itu tercantum dalam pasal 51 dari Indische Staatsregeling, yang menjadi peraturan pokok dari undang-
undang Hindia Belanda.
7
Hak Guna Usaha dalam Undang-Undang Agraria:
1. Hak untuk perkebunan dan pertanian besar, maksimum 500 bahu dengan harga sewa minimum 5
florint per bahu.
2. Hak untuk perkebunan dan pertanian kecil bagi orang bangsa Eropa “miskin” atau perkumpulan
sosial di Hindia Belanda, minimum 25 bahu dengan harga sewa satu florint per bahu, namun pada
tahun 1908 diperluas menjadi minimum sekitar 500 bahu.
3. Hak untuk rumah tetirah dan pekarangannya seluas minimum sekitar 50 bahu.
POLITIK ETIS
Politik etis awal kemunculannya di tahun 1890 karena desakan golongan liberal pada parlemen Belanda.
Ketika itu orang yang berhaluan progresif itu memberikan usulan supaya pemerintah Belanda memberikan
perhatian terhadap masyarakat Indonesia yang sudah bekerja keras mengisi keuangan negara Belanda
melalui program tanam paksa.
Desakan tersebut timbul dari adanya pemikiran bahwa negeri Belanda sudah berhutang banyak terhadap
kekayaan bangsa Indonesia yang dinikmati oleh Belanda.
Politik etis yang dijalankan Belanda dengan perbaikan pada bidang irigasi pertanian, emigrasi dan
pendidikan sepintas terlihat mulia. Namun dibalik itu, tujuan program-program itu dimaksudkan untuk
kepentingan Belanda sendiri.
Gagasan politik ini dikemukakan oleh Van Deventer sebagai politik balas budi kepada rakyat Indonesia.
Kebijakan politik etis ini bertumpu pada tiga bidang: pendidikan, irigasi, transmigrasi. Ini pun bertujuan
untnuk mendukung perusahaan-perusahaan Belanda. Dari program politik etis ini di bidang pendidikan
lahirnya kaum terpelajar yang dalam perkembangannya menjadi pelopor dan pemimpin pergerakan
nasional.
8
1) Pergerakan bersifat kebangsaan/ nasional
2) Pergerakan menggunakan sistem organisasi teratur, dan tidak terpusat ada pimpinan
3) Pergerakan dilakukan oleh pelajar yang berpandangan jauh ke depan
4) Perjuangan tidak bersifat fisik/ mengangkat senjata, namun berupa gerakan pendiidkan ekonomi
dan politik
Budi Utomo
Pada awal abad ke-20 sudah banyak mahasiswa di kota-kota besar terutama di Pulau Jawa. Sekolah
kedokteran bernama STOVIA (School tot Opleideing van Inlandsche Aartsen) terdapat di Jakarta. Para
tokoh mahasiswa kedokteran sepakat untuk memperjuangkan nasib rakyat Indonesia dengan memajukan
pendidikan rakyat.
Pada tanggal 20 Mei 1908 sebuah organisasi bernama Budi Utomo dibentuk di Jakarta. Ketua Budi Utomo
adalah dr Sutomo, dan tonggak berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dikenang sebagai Hari
Kebangkitan Nasional. Tokoh lain pendiri Budi Utomo adalah Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T.
Ario Tirtokusumo.
Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai politik. Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia
Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah,
mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah,
membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan kebudayaan
bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang
layak.
Indische Partij
Indische Partij adalah partai politik pertama di Indonesia. Para pendiri Indische Partij yang terkenal dengan
sebutan tiga serangkai E.F.E. Douwes Dekker (Danudirjo Setiabudi), Ki Hajar Dewantara (R.M. Suwardi
Suryaningrat), dan dr. Cipto Mangunkusumo. Indische Partij dideklarasikan tanggal 25 Desember 1912.
Tujuan Indische Partij sangat jelas, yakni mengembangkan semangat nasionalisme bangsa Indonesia.
Keanggotaannya pun terbuka bagi semua golongan tanpa memandang suku, agama, dan ras.
9
Pada tahun 1913 terdapat persiapan pelaksanaan perayaan 100 tahun pembebasan Belanda dari kekuasaan
Perancis. Belanda meminta rakyat Indonesia untuk turut memperingati hari tersebut. Para tokoh Indische
Partij menentang rencana tersebut. Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang dimuat dalam harian De
Expres, dengan judul Als Ik een Nederlander was (Seandainya aku orang Belanda). Suwardi mengecam
Belanda, bagaimana mungkin bangsa terjajah (Indonesia) disuruh merayakan kemerdekaan penjajah.
Pemerintah Belanda marah dengan sikap para tokoh Indische Partij. Akhirnya Douwes Dekker, Tjipto
Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat ditangkap dan dibuang ke Belanda
Perhimpunan Indonesia
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische Vereeniging. Pelopor
pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain
yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul
Rivai, Radjiman Wediodipuro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging
adalah Indonesia merdeka, memperoleh suatu pemerintahan Indonesia yang bertanggung jawab kepada
seluruh rakyat. Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging. Indische Vereeninging pada
tahun 1924 berubah namanya menjadi Perhimpunan Indonesia (PI) Masuk konsep “Hindia Bebas” dari
Belanda, dalam pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri. Perasaan anti-
kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson tentang
kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah
KONGGRES PEMUDA II
Pada tanggal 3 Mei 1928 diadakan pertemuan lagi untuk persiapan kongres kedua, dan dilanjutkan pada 12
Agustus 1928. Pada pertemuan terakhir ini telah hadir perwakilan semua organisasi pemuda dan diputuskan
untuk mengadakan kongres pada bulan Oktober 1928, dengan susunan panitia yang membagi jabatan
pimpinan kepada satu organisasi pemuda (tidak ada organisasi yang rangkap jabatan) sebagai berikut:
Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
Wakil Ketua: R.M. Joko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Soematranen Bond)
Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I: Johan Mohammad Cai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II: R. Katjasoengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III: R.C.I. Sendoek (Jong Celebes)
Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V: Mohammad Rochjani Su'ud (Pemoeda Kaoem Betawi)
10
1) Menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia.
2) Menjaga kelestarian wilayah Indonesia.
3) Melestarikan penciptaan yang yang sudah dihasilkan oleh bangsa Indonesia.
4) Menjaga keutuhan NKRI.
5) Membuat hal-hal baru yang berguna sesuai dengan kemajuan teknologi.
Pembentukan BPUPKI
1 Maret 1945 dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
sebagai realisasi janji koiso. Badan ini diresmikan 29 April 1945 dan diketuai oleh Dr. Radjiman
Wedyodiningrat. Dengan tujuan untuk mengetahui apa saja yang dibutukan untuk persiapan kemerdekaan.
Sidang BPUPKI
Sidang I 29 Mei – 1 Juni 1945 Menghasilkan rumusan dasar negara Indonesia, PANCASILA yang
dikemukakan oleh Soepomo, M. Yamin dan Soekarno.
Dibentuklah panitia Sembilan untuk membahas hasil sidang I BPUPKI tentang rumusan dasar negara
Peristiwa Rengasdengklok
Berita kekalahan Jepang tanggal 14 Agustus 1945, tidak banyak diketahui rakyat karena radio-radio disegel
pihak Jepang, berita kekalahan dirahasiakan tentara Jepang di Indonesia, dinas propaganda Jepang hanya
mengumumkan berita kemenangan Jepang. Namun akhirnya berita kekalahan itu terdengar oleh para
pemuda. Saat Ir. Soekarno, Moh. Hatta, tiba di Jakarta dari kunjungan di Vietnam, pemuda langsung
mendesak beliau untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Soekarno tidak setuju untuk langsung
melakukan proklamasi karena harus didiskusikan dalam sidang PPKI.
Oleh karena itu, para pemuda, yaitu Sukarni, Yusuf Kunto, Moewardi, Syudanco Singgih, Chaerul Saleh,
melakukan rapat tanggal 15 Agustus, mereka sepakat untuk menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok
11
supaya mereka tidak terkena pengaruh Jepang. Pemilihan Rengasdengklok sendiri karena di
Rengasdengklok terdapat markas anggota PETA.
Pelaksanaan Proklamasi
Dilaksanakan pada hari Jumat pukul 10.00 tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno, Jl. Pegangsaan
Timur No. 56, Jakata. Dilakukan pengibaran bendera oleh pemuda, Suhud dan Latief Hendraningrat,
disusul dengan lagu "Indonesia Raya".
SIDANG PPKI
Sidang PPKI I
Pada tanggal 18 Agustus 1945 diadakan sidang PPKI yang pertama dengan hasil keputusan:
1) Mengesahkan dan menetapkan UUD RI yang dikenal dengan UUD 1945.
2) Memilih Ir Soekarno sebagai presiden dan Moh Hatta sebagai wakil presiden.
3) Sebelum terbentuk MPR, pekerjaan presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite Nasional.
(pemilihan presiden dan wakil presiden secara aklamasi atas usulan Otto Iskandardinata)
Sidang PPKI II
Sidang ke dua, tanggan 19 Agustus 1945 menetapkan:
1) Pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 propinsi dan daerah istimewa (Yogyakarta dan Surakarta).
2) Pembentukan 12 departemen dan 4 menteri Negara.
3) Pembentukan Komite Nasional (terdiri dari KNIP di Pusat dan KNID di Daerah-daerah).
Perjuangan Diplomasi
A. Persetujuan Linggajati
Perjanjian Linggarjati merupakan suatu perundingan yang berlangsung diantara pihak Indonesia dengan
pihak Belanda yang ditengahi oleh Inggris.
Hasil perundingan yang berlangsung di awal-awal masa kemerdekaan tersebut membuahkan hasil suatu
kesepakatan yang selanjutnya disebut sebagai “Perjanjian Linggarjati”.
Linggarjati atau Linggajati sendiri merupakan sabuah nama dari suatu desa yang secara geografis terletak
diantara Cirebon dengan Kuningan.
B. Persetujuan Renville
Perjanjian Renville terjadi pasca adanya Agresi militer Belanda I tangga 21 Juli 1947 sampai 5 Agustus
1947 atau terkenal dengan Operatie Product. Agresi militer tersebut merupakan pengingkaran Belanda
terhadap hasil Perundingan Linggarjati. Belanda menduduki tempat-tempat penting yang kaya akan sumber
12
daya alam. Serangan ini kemudian menimbulkan keceman keras dari dunia internasional. Salah satunya
adalah PBB yang kemudian membentuk Committee of Good Offices for Indonesia yang terkenal dengan
sebutan Komisi Tiga Negara (KTN) terdiri dari Amerika Serikat, Australia dan Belgia.
Atas usulan KTN pada tanggal 8 Desember 1947 dilaksanakan perundingan antara Indonesia dan Belanda.
Kembali permasalah terjadi, Belanda menginginkan tempat diadakannya perjanjian di wilayah yang
diduduki oleh Belanda, sebaliknya pula Indonesia menuntut agar perundingan dilaksanakan di wilayah
Indonesia. Atas usul Amerika Serikat, kemudian perundingan dilakukan di atas kapal USS Renville milik
Amerika Serikat yang berlabuh di Tanjung Priok.
b. DI/TII
1. DI/TII Jawa Barat
- Pemberontakan ini terjadi di Jawa Barat.
- Pemimpin pemberontakan SM Kartosuwiryo.
- Tujuan/sebab: mendirikan negara Islam, kecewa terhadap hasil perjanjian Renville, dan
diharuskannya TNI pindah ke kantong-kantong kekuasaan RI.
- Penyelesaian: melalui operasi militer Baratayudha, taktik pagar betis di Gunung Geber.
2.DI/TII Aceh
- Pemberontakan ini terjadi di Aceh.
- Pemimpin pemberontakan: Tengku Daud Beureueh.
- Tujuan/sebab: kecewa terhadap pemerintah pusat yang menurunkan status Aceh menjadi
karesidenan kemudian mendirikan negara Islam dan bergabung dengan DI/TII Kartosuwiryo.
- Penyelesaian: diplomasi oleh M.Jasin (pimpinan pangdan Iskandar Muda) melalui Masyarakat
Kerukunan rakyat Aceh
c. PRRI/Permesta
- Pemberontakan terjadi di Sumatera (PRRI) dan Sulawesi (Permesta).
- Sebab: kecewa pada pemerintah pusat terutama dalam pemerataan penbangunan.
- Tuntutan PRRI/Permesta adalah presiden mencabut mandat Kabinet Djuanda secepat mungkin.
- Diawali denggan pembentukan dewan-dewan di daerah:
o Dewan Banteng di Sumatera Barat: dipimpin oleh Achmad Husein.
o Dewan Gajah di Sumatera Utara: dipimpin oleh Maludin Simbolon.
o Dewan Garuda di Sumatera Selatan: dipimpin Letkol Burlian.
o Dewan Manguni di Sulawesi Utara: dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual.
o Memproklamasikan berdirinya PRRI tanggal 15 Februari 1958 dan kota Bukittinggi sebagai ibu
kota Negara, 17 Februari 1958 Permesta menyatakan bergabung dengas PRRI.
- Pemimpin pemberontakan: Syafrudin Prawiranegara (sebagai PM PRRI) AE. Kawilarang, Achmad
Husein.
- Penyelesaian: Melaslui operasi militer (operasi 17 Agustus untuk PRRI, operasi Merdeka untuk
Permesta).
- PRRI/Permesta sangat membahayakan bagi keutuhan negara RI dikarenakan:
(1) mendapat bantuan dari pihak asing.
(2) didukung oleh kelompok militer.
13
PERAN TOKOH NASIONAL DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN
a) Sultan Hamengkubuwono IX
Sultan Hamengkubuwono IX lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 12 April 1912 dengan nama asli Gusti
Raden Mas Dorodjatun. Ia adalah putra dari Sri Sultan Hamengkubuwono VIII dan permaisuri Kangjeng
Raden Ayu Adipati Anom Hamengkunegara.
Pada tanggal 2 Oktober 1988, Sultan Hamengkubuwono IX meninggal dunia di George Washington
University Medical Centre, Amerika Serikat. Atas jasa dan berbagai perannya dimana salah satunya ia
berperan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 bagi bangsa dan negara Indonesia, Pemerintah RI
menganugerahi gelar Pahlawan Nasional.
b) Gatot Soebroto
Jenderal TNI (Purn.) Gatot Soebroto lahir di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober 1907.
Jenderal Gatot Subroto dikenal sebagai tentara yang aktif di tiga zaman. Dia pernah menjadi Tentara
Hindia Belanda (KNIL), masa pendudukan Jepang, dan masa kemerdekaan beliau menumpas PKI.
Pada tanggal 11 Juni 1962 Gatot Soebroto wafat pada usia 54 tahun akibat serangan jantung. Pangkat
terakhir yang disandangnya adalah Letnan Jenderal. Atas jasa-jasa dan perjuangannya, ia dianugerahi gelar
Tokoh Nasional/Pahlawan Kemerdekaan Nasional. Gatot Soebroto adalah tentara asli indonesia. darma
baktinya kepada nusa dan bangsa ia tunjukkan dengan prestasi yang luar biasa.
Semua pemberontakan di tanah air mulai dari pki madiun 1948, DI/TII, dan PRRI Permesta. Selama
hidupnya sosok Gatot Soebroto merupakan sosok yang dianggap gila karena ucapannya yang terkadang
kasar namun karena sikapnya tersebut ia sangat dekat dengan para bawahannya di militer.
14
7. Kabinet Djuanda ( 9 April 1957- 5 Juli 1959)
Merupakan kabinet terakhir masa demokrasi Liberal karena Presiden Sukarno melakukan Dekrit Presiden
tanggal 5 Juli 1959 dan kembali ke UUD 1945 (Zaken kabinet).
Kelebihan : menentukan batas laut.
PEMILU I 1955
Panitia Pemilu dibentuk pada masa pemerintahan Kabinet Ali I tetapi dilaksanakan pada masa Kabinet
Burhanudin Harahap. Pemilu dilaksanakan dalam 2 periode :
Periode I: pada tanggal 29 September 1955 dilakukan untuk memilih anggota DPR.
Periode II: pada tanggal 15 Desember 1955 dilakukan untuk memilih anggota Dewan Konstituante
(Dewan yang betugas membuat UUD baru).
Empat partai besar pemenang Pemilu tersebut secara berurutan adalah: PNI, Masyumi, NU dan PKI.
Dianggap sebagai keberhasilan utama selama masa Demokrasi Liberal
15
Pemerintah memberikan perlindungan agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang
ada.
Program ini tidak dapat berjalan dengan baik sebab:
1) Pengusaha pribumi kurang pengalaman sehingga hanya dijadikan alat untuk mendapatkan bantuan
kredit dari pemerintah. Sedangkan pengusaha non pribumi lebih berpengalaman dalam memperoleh
bantuan kredit.
2) Indonesia menerapkan sistem Liberal sehingga lebih mengutamakan persaingan bebas.
3) Pengusaha pribumi belum sanggup bersaing dalam pasar bebas.
Pernyataan terpimpin seharusnya adalah terpimpin menurut sila ke 4 Pancasila namun dalam
pelaksanaannya diselewengkan oleh presiden Sukarno. Pelaksanaan demokrasi terpimpin banyak
melalukan penyimpangan terhadap UUD 1945 diantaranya :
1) MPRS harusnya sebagai lembaga tertinggi Negara diatas presiden tetapi dalam pelaksanaanya
kedudukan MPRS ada di bawah presiden.
2) DPAS adalah lembaga tinggi negara yang kedudukannya sejajar dan terpisah dari presiden tetapi ketua
DPAS dirangkap oleh presiden.
3) Kedudukan presiden dan DPR sejajar dan tidak saling menjatuhkan tetapi presiden membubarkan DPR
hasil pemilu 1955 karena tidak sepaham dengan presiden bahkan presiden membentuk DPR baru
dengan nama DPR Gotong Royong (DPR GR).
4) Tanggal 17 Agustus 1959 presiden berpidato dengan judul Penemuan Kembali revolusi Kita yang
dikenal dengan MANIPOL ( manifesto politik) yang kemudian dijadikan GBHN, padahal GBHN
harusnya dibuat oleh MPRS dan presiden pelaksananya inti dari manipol adalah USDEK (U = UUD
1945, S = Sosialisme Indonesia, D = Demokrasi terpimpin, E = Ekonomi Terpimpin, K = Kepribadian
Indonesia).
5) Presiden mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup.
6) Pemerintah membelokkan politik Luar Negeri yang bebas aktif dibelokkan dengan condong ke Blok
Timur (Uni Soviet), dengan membentuk Poros Jakarta–Peking.
Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Alasan konfrontasi: Malaysia membentuk Federasi (Penggabungan negara bekas jajahan Inggris) dan
oleh Soekarno dianggap membahayakan negara-negara NEFO.
Tanggal 3 Mei 1964 Soekarno Mengeluarkan Dwikora:
1) Perhebat ketahanan Revolusi Indonesia.
2) Bantu perjuangan rakyat Malaysia, Singapura, Sabah, Serawak, Brunai untuk membubarkan Negara
boneka Malaysia.
7 Januari 1965 Indonesia menyatakan keluar dari keanggotaan PBB dikarenakan Malaysia diangkat
sebagai anggota tidak tetap PBB.
16
Berdasarkan hasil persetujuan Konperensi Meja Bundar (KMB) Belanda mengakui kedaulatan RI tetapi
status karesidenan Irian Barat ditangguhkan satu tahun ( KMB dilaksanakan tangal 27 Desember 1949,
harusnya Belanda mengembalikannya akhir tahun 1950 tatapi sampai tahun 1954 belum dikembalikan).
Pemerintah Indonesia menuntut dikembalikannya wilayah Irian. Puncaknya adalah ketika Presiden Sukarno
mencanangkan Tri Komando Rakyat (Trikora) di Yogyakarta tanggal 19 Desember 1961 yang berisi:
1) Gagalkan pembantukan negara Papua buatan kolonial Belanda
2) Kibarkan sang Merah Putih di Irian Barat, Tanah air Indonesia
3) Bersiaplah untuk mobilisasi umum
Dalam peristiwa perebutan Irian Barat telah gugur Yos Sudarso yang tenggelam di laut Aru bersama kapal
KRI Macan Tutul. Untuk menghentikan konfontasi Indonesia – Belanda, akhirnya terselenggaralah
Perundingan New York yang diprakarasai oleh E. Bunker dari Amerika Serikat.
Sebagai tindak lanjut dari Perundingan New York dibentuklah UNTEA oleh PBB sebagai pemerintahan
sementara dan penyelenggara pepera (penentuan pendapat rakyat) di Irian Barat.
ORDE BARU
Orde Baru adalah suatu masa/periode yang berusaha melaksanakan seluruh kehidupan berbangsa dan
bernegara didasarkan pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen.
a) Stabilitas Politik
Dalam menghadapi pemilihan umum (Pemilu) presiden mengeluarkan surat keputusan No. 34 yang
menetapkan organisasi-organisasi politik yang akan tampil dalam pemilu dan anggota DPR/DPRD yang
diangkat. Orde Baru melakukan penyederhanaan partai politik dengan tujuan lebih mudah mengawasi
partai politik.Adapun fusi partai tersebut adalah :
1. Partai parti yang berbasis agama Islam (NU, Permusi, PSII, Masyumi, Perti dll) tergabung dalam Partai
Persatuan Pembangunan (PPP)
2. Partai-partai nasionalis dan agama non Islam (partai Katolik, PNI, IPKI, Murba dll) terbagi dalam
Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
3. Golongan Karya (Golkar) sebagai partai fungsionaris dan profesional yang dibentuk oleh Order Baru
Pemilu pada masa Orde baru dilakukan sebanyak 6 kali tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997
dengan kemenangan GOLKAR.
Orde Baru juga melaksanakan indoktrinasi idiologi salah satunya dengan melaksanakan penataran P 4
(Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Upaya yang ditempuh untuk menciptakan stabilitas
politik adalah dengan menempatkan peran ganda ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) dengan
istilah Dwi Fungsi ABRI dimana ABRI ditempatkan sebagai kekuatan Sosial Budaya dan Pertahanan
Keamanan (SosBudHanKan). Dimana peran ABRI masuk dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegara
Orde Baru adalah orde yang sangat tidak suka dikritik karena itu dilakukan pengawasan yang sangat ketat
terhadap jurnalistik. Oposisi ditekan dan dipersempit ruang geraknya.
17
Kabinet Pembangunan VII dilantik awal Maret 1998 dalam kondisi bangsa dan negara krisis, yang
mengundang keprihatinan rakyat. Memasuki bulan Mei 1998 mahasiswa di berbagai daerah melakukan
unjuk rasa dan aksi keprihatinan dengan agenda/tuntutan: (1) hapuskan korupsi, kolusi, dan nepotisme; (2)
bubarkan golkar; (3) turunkan dan adili Soeharto dari kursi kepresidenan ; (4) penegakan supremasi hukum,
HAM, dan demokrasi; (5) Amandemen UUD 1945; (6) hapuskan dwifungi ABRI; (7) otonomi daerah
18
4) Nercisko Ramos (Filipina)
5) Thanat Khoman (Thailand)
Indonesia ikut dalam GNB karena Indonesia adalah negara yang tidak memihak dalam salah satu blok
dengan politik luar negi kita yang bebas aktif dan Indonesia ingin mewujudkan perdamaian dunia.
19