1.1 Pendahuluan
HIV / AIDS saat ini merupakan penyakit yang mendunia pada semua
bidang kesehatan, sosial, ekonomi dan kemasyarakatan. Penyakit ini terus
meningkat. Berdasarkan data Kemenkes (2015) diklaim tterdapat 167.350
kasus HIV dan 66.835 kasus AIDS. ODHA memerlukan perawatan dan
perawatan untuk mengatasi keluhan, infeksi oportubistik, efek samping obat
dan penyakit penyerta lainnya. Hasil studi oleh Green dan Horne (2012).
Perawatan paliatif merupakan suatu perbaikan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien dan pengeluaran pada penyakit yang memerlukan
kehidupan baik akut, kronik atau terminal (Lewis et al., 2014). Salah satu
komponen dalam kebijakan perawatan paliatif adalah pendidikan bagi
pekerja dan masyarakat (Aldridge et al., 2015). Intervensi edukasi perawatan
paliatif ditujukan untuk meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan yang
Pikirkan tentang kebutuhan pasien dengan perawatan jangka panjang atau
penyakit kronis (Joy, 2015).
1.1 Pendahuluan
Orang yang hidup dengan HIV / AIDS memerlukan layanan perawatan
kesehatan berkelanjutan karena mereka berpotensi meningkatkan risiko
pengembangan gangguan termasuk penyakit kardiovaskular dan hati,
percepatan kehilangan tulang, gangguan metabolisme, dll. Mereka yang dapat
mengakses perawatan medis hidup lebih lama dan telah meningkatkan
kesehatan mereka berkat obat antiretroviral. Pasien-pasien ini mengalami
episode kronis terkait HIV akut dan jenis penyakit lain yang dapat
memerlukan rawat inap dan / atau pengaturan perawatan suportif. Beberapa
penelitian telah menyelidiki sikap, pengetahuan, dan praktik petugas layanan
kesehatan (HCWs) terhadap pasien dengan HIV / AIDS dan
menggarisbawahi bahwa HCWs masih takut akan penyakit dan berperilaku
prasangka terhadap pasien HIV / AIDS.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap-sikap ini termasuk ketakutan
terhadap penularan yang terkait dengan ketidakpastian perawatan dan
kesadaran merasa tidak berguna dalam menyediakan perawatan untuk pasien
dengan penyakit yang berpotensi fatal.