Macam Syok Dan Penjelasannya (Referat Zhaf-Anest)
Macam Syok Dan Penjelasannya (Referat Zhaf-Anest)
BAB I
PENDAHULUAN
yang tidak cukup ini, metabolisme energi sel menjadi anaerobik. Keadaan ini hanya
dapat ditoleransi tubuh untuk sementara waktu, selanjutnya dapat timbul kerusakan
Diseluruh dunia terdapat 6-20 juta kematian akibat syok tiap tahun, meskipun
syok. Pemahaman yang baik mengenai syok dan tatalaksananya sangatlah penting
1.1 Tujuan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Syok merupakan keadaan darurat yang disebabkan oleh kegagalan perfusi darah
ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel. Kematian karena
syok terjadi bila keadaan ini menyebabkan gangguan nutrisi dan metabolisme sel.
Terapi syok bertujuan mengembalikan perfusi dan oksigenasi jaringan dengan
mengembalikan volume sirulasi ntravaskuler. Syok didefinisikan juga sebagai
volume darah sirkulasi tidak adekuat yang mengurangi perfusi, pertama pada
jaringan nonvital (kulit, jaringan ikat, tulang, otot) dan kemudian ke organ vital
(otak, jantung, paru- paru, dan ginjal). 4
2. 2 Fisiologi Sirkulasi
sirkulasi. Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium
3
(serambi) dan 2 berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). Atrium kanan berfungsi
sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Kemudian darah
dipompakan ke ventrikel kanan melalui katup dan selanjutnya ke paru. Atrium kiri
berfungsi untuk menerima darah yang kaya oksigen dari kedua paru melalui 4 buah
vena pulmonalis. Kemudian darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katub dan
selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta. Kedua atrium dipisahkan oleh sekat
Ventrikel kanan menerima darah dari atrium kanan dan dipompakan ke paru
melalui arteri pulmonalis. Ventrikel kiri menerima darah dari atrium kiri dan
dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta. Kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat
atrioventrikular terletak antara atrium dan ventrikel. Katup yang terletak diantara
atrium kanan dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup dan disebut katup
trikuspid. Sedangkan katup yang terletak diantara atrium kiri dan ventrikel kiri
mempunyai dua buah daun katup dan disebut katup bikuspid atau katup mitral.
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal dan aorta. Katup Pulmonal
terletak pada arteri pulmonalis dan memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan.
Kedua katup ini mempunyai bentuk yang sama terdiri dari 3 buah daun katup yang
arteri selama sistole dan mencegah aliran balik pada waktu diastole. Pembukaan
4
1. Sirkulasi Sistemik
Sirkulasi sistemik berawal dari bagian kiri jantung. Atrium kiri menerima
darah kaya oksigen yang berasal dari paru. Selanjutnya darah dialirkan ke ventrikel
kiri yang kemudian akan dipompakan ke seluruh tubuh. Jumlah darah yang
dipompa ke dalam aorta oleh jantung setiap menit disebut sebagai cardiac output
(curah jantung). Jumlah darah yang dipompakan oleh jantung dalam sekali pompa
5
disebut stroke volume (isi sekuncup). Pada orang dewasa sehat, jumlah stroke
frekuensi nadi. Seorang laki-laki dewasa muda yang sehat rata-rata memiliki
cardiac output saat istirahat sebesar 5,6 L/menit. Untuk wanita nilainya lebih kecil,
yaitu sekitar 4,9 L/menit. Pada pertambahan usia dewasa dimana aktivitas tubuh
beban yang diberikan. Jika ada peningkatan volume darah yang mengalir ke
jantung, hal ini akan meregangkan dinding ruang jantung. Otot jantung akan
berkontraksi lebih kuat untuk mengosongkan darah tambahan yang telah masuk
dari sirkulasi sistemik. Volume darah yang masuk ke ventrikel kiri disebut sebagai
preload atau End Diastolic Volume. Besar volume darah ini ditentukan oleh
besarnya jumlah seluruh aliran darah lokal yang melalui seluruh segmen jaringan
pada sirkulasi perifer. Adanya peningkatan preload dapat dipengaruhi oleh berbagai
olahragawan atau pekerja fisik berat telah terbiasa melatih kerja otot jantung lebih
6
berat dari orang biasa. Massa jantung dan kekuatan kontraksinya bertambah seiring
akan meningkat.
seperti blok arteri koroner, hambatan pada inervasi jantung, gangguan irama
2. Sirkulasi Pulmonal
gas dalam pernafasan. Darah dengan kadar oksigen yang rendah memasuki atrium
kanan melalui 3 struktur vena utama, yaitu vena cava superior, vena cava inferior,
dan sinus coronarius. Darah ini dipompakan ke ventrikel kanan melalui katup
Darah dengan kadar oksigen rendah ini akan mengalami pertukaran gas di alveolus
paru. Setelah pertukaran gas terjadi dan darah yang kaya oksigen dialirkan ke
Aliran darah utama melalui jalur tertutup yang diperantarai arteri dan artiriole, vena
dan venule, serta pembuluh kapiler. Selain menjadi lintasan bagi peredaran darah
dan limfe, pembuluh darah juga memiliki fungsi yang penting bagi sistem tubuh
lainnya, seperti :
dioksida. Proses pertukaran gas ini terjadi pada pembuluh kapiler di alveoli.
Selanjutnya, oksigen akan dibawa oleh darah ke jantung dan seluruh tubuh.
pada proses pencernaan makanan. Melalui pembuluh darah arteri, nutrien diedarkan
3. Sistem urin dan ginjal, sebagai perantara transportasi sisa hasil metabolit yang
4. Pengatur suhu tubuh, dimana regulasi suhu didukung oleh aliran darah di
berbagai bagian tubuh. Panas dihasilkan oleh jaringan setelah terjadi metabolisme
Darah yang kaya oksigen mengalir melalui sistem sirkulasi setelah dipompa oleh
oksigen dan nutrien menuju sel target. Setelah darah mengalir pada pembuluh
kapiler, oksigen dan nutrien masuk ke dalam sel disertai pengeluaran hasil
metabolit dari dalam sel ke pembuluh kapiler. Zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan
oleh tubuh diangkut oleh darah meninggalkan pembuluh kapiler, melalui vena yang
akan bercabang menjadi semakin besar hingga mencapai vena cava superior dan
inferior. Aliran darah dan cairan tubuh terjadi secara terus menerus seirama dengan
8
kinerja pompa jantung. Oleh karena itu, bila terjadi hambatan pada segmen sirkulasi
(pada jantung, paru dan pembuluh darah atau limfe) akan menimbulkan edema.
Lapisan pembuluh darah terdiri dari 3 lapisan, yaitu Tunica externa yang disusun
oleh jaringan kolagen, Tunica media yang merupakan lapisan otot polos, dan
oleh gaya yg ditimbulkan oleh darah pada dinding pembuluh darah di suatu area
tertentu. Sedangkan tahanan adalah daya yang diberikan pembuluh untuk menahan
aliran darah. Tahanan dapat dipengaruhi oleh viskositas darah, panjang, dan
diameter pembuluh darah. Jumlah darah yang melalui organ, pembuluh, dan
sirkulasi disebut sebagai aliran darah dan sangat dipengaruhi oleh kedua komponen
ini..
Arteri merupakan pembuluh darah jalur cepat, memiliki diameter besar dan
resistensi rendah. Selain mengalirkan darah dari jantung ke jaringan, arteri berperan
sebagai reservoir tekanan. Artinya, saat jantung berada pada keadaan relaksasi,
arteri menghasilkan gaya pendorong untuk mengalirkan darah. Arteri terdiri dari
aorta, arteri, arteriole, dan metarteriol. Dinding arteri tebal dan banyak mengandung
lumennya sempit.
Sistem tekanan pada arteri ini berpengaruh pada tekanan darah. Besarnya
tekanan darah bergantung pada volume darah di dalam pembuluh dan distensibilitas
(daya regang) pembuluh. Tekanan darah sistemik terbesar di aorta dan terendah di
vena cava. Penurunan tekanan darah arteri terjadi di arteriol yg memiliki resistensi
terbesar.
selama sistol
dan tekanan diastolik, dipengaruhi oleh stroke volume dan kapasitas arteri.
2 𝑑𝑖𝑎𝑠𝑡𝑜𝑙𝑒 + 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑜𝑙𝑒
𝑀𝐴𝑃 =
3
𝑀𝐴𝑃 = 𝐶𝑂 𝑥 𝑅
Vena berfungsi sebagai reservoir darah dan jalan untuk kembali ke jantung.
kecepatan aliran di venula dan vena-vena kecil kontinyu, sedangkan di vena sedang
dan besar terjadi fluktuasi aliran darah kembali. Volume darah yang masuk ke tiap
atrium per menit dari vena disebut aliran balik vena atau venous return. Besarnya
aliran balik vena dapat dipengaruhi beberapa faktor eksternal. Vena memiliki katup
Pada pembuluh kapiler terdapat sfingter prakapiler, yaitu sel otot polos
tetapi memiliki tingkat tonus miogenik yang tinggi dan peka terhadap perubahan
metabolik lokal. Fungsinya adalah untuk mengontrol aliran darah melalui kapiler
tertentu. Pada pembuluh kapiler terjadi proses filtrasi dan absorpsi. Perubahan
2.2.3 Darah
oksigen, dan nutrien ke seluruh jaringan tubuh, juga membantu proses ekskresi sisa
hasil metabolit yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Darah juga berfungsi untuk
meregulasi suhu dan pH tubuh, serta volume cairan. Fungsi pencegahan yang
dilakukan oleh darah, yaitu pencegahan terhadap hilangnya banyak darah melalui
Ada 2 bagian utama pada darah, yaitu plasma dan sel. Plasma darah terdiri
dari air dan zat terlarut seperti protein (albumin, faktor pembekuan) dan non protein
(nutrien, hasil metabolik, hormon, dan lain-lain). Sel darah terdiri dari eritrosit,
1. Eritrosit
Komponen darah terbanyak adalah eritrosit, yaitu sekitar 45% dari volume
darah. Bentuk eritrosit berupa lempeng pipih bikonkaf, seperti cakram dan tidak
berinti, bagian tengahnya lebih pucat sekitar 1/3 dari diameter sel. Bentuk ini
13
Komponen utama eritrosit adalah hemoglobin (Hb), sekitar 250 juta per sel.
hemoglobin, besi, dan oksigen menghasilkan warna merah pada eritrosit, yang
kemudian bisa kita sebut sebagai ikatan oxyhemoglobin. Karbon monoksida (CO)
dioksida (CO2). Jika terjadi kompetisi antara CO dan CO2, maka CO yang lebih
cepat berikatan dan tertahan lebih lama dalam plasma selama beberapa jam.
Eritrosit memiliki sekitar 200 juta molekul hemoglobin. Jika semua molekul
ini terkumpul dalam plasma dan tidak di dalam sel, viskositas darah akan terlalu
besar viskositas darah, semakin besar gaya yang dibutuhkan oleh jantung untuk
memompa.
darah adalah 7,35-7,45, yaitu keadaan basa. Untuk menjaga keseimbangan pH, sel
darah merah memiliki molekul yang sangat kecil. Eritrosit tidak memiliki inti,
DNA, dan organel. Artinya, sel ini tidak bisa membelah atau bereplikasi seperti sel-
sel lain di tubuh. Eritrosit memiliki waktu hidup pendek, yaitu 120 hari. Akan tetapi,
selama jaringan myeloid bekerja dengan baik, tubuh akan memproduksi 2-3 juta
eritrosit per detik. Jadi, dalam sehari tubuh bisa memproduksi 200 juta sel,
memungkinkan kita bisa cepat mengganti sel yang terdestruksi. Ketika terjadi
14
kemudian didaur ulang oleh tubuh. Besi dipulihkan dan dikembalikan ke sumsum
tulang belakang untuk dipakai kembali. Heme mengalami perubahan kimia, lalu
2. Trombosit
Trombosit atau platelet (keping darah) tidak punya inti sel. Diameternya
hanya 1-2 micrometer dan terdistribusi < 1% dalam darah. Trombosit dihasilkan
oleh fragmentasi Megakaryosit yang berasal dari stem sel di sumsum tulang
belakang. Trombosit diproduksi sekitar 200 miliar per hari dan diregulasi oleh
berkumpul di bagian pembuluh darah yang terluka atau disebut sebagai agregasi.
3. Leukosit
Leukosit (sel darah putih) terdistribusi dalam darah dalam jumlah kecil,
menyebabkan kerusakan sel. Jika tidak ditangani dengan baik, mediator inflamasi
akan terus keluar dan akan semakin membahayakan perfusi jaringan hingga
Syok biasanya disebabkan oleh curah jantung yang tidak adekuat. Oleh
karena itu setiap keadaan yang menurunkan curah jantung dibawah normal akan
mungkin menyebabkan syok sirkulasi. Ada dua macam faktor yang dapat
memompa darah. Kelainan ini meliputi khususnya infark miokard tetapi juga
16
keadaan toksik jantung, disfungsi katup jantung yang berat, aritmia jantung, dan
keadaan lainnya. Syok yang disebabkan oleh penurunan fungsi jantung adalah syok
kardiogenik.
jantung karena jantung tidak dapat memompa darah yang tidak mengalir ke
dalamnya. Penyebab paling sering penurunan balik vena adalah penurunan volume
darah, tetapi aliran balik vena juga dapat berkurang sebagai akibat penurunan tonus
vaskuler, terutama pada saluran penampung darah vena atau obstruksi aliran darah
pada beberapa tempat di sirkulasi, terutama di lintasan aliran balik vena ke jantung.
Hal ini bisa diakibatkan oleh (1) Laju metabolisme yang berlebihan,
sehingga curah jantung yang normal pun tidak mencukupi atau (2) Pola perfusi
jaringan yang abnormal sehingga sebagian besar curah jantung mengalir melalui
pembuluh darah yang tidak menyediakan nutrisi bagi jaringan lokal. Semua itu
dan juga menyebabkan kurangnya pembuangan produk buangan sel dari jaringan.
Ada 3 tahapan syok, yaitu progresif, non progresif, dan irreversible. Syok
progresif terjadi apabila tubuh bisa mengkompensasi kebutuhan oksigen dan nutrisi
kebutuhan jaringan terhadap oksigen. Dengan kata lain, kompensasi ini akan efektif
apabila didukung oleh penyesuaian kembali volume darah melalui absorbsi cairan
dari ruang intersisial dan traktus intestinal. Konsumsi oral berupa air dan garam
terpenuhi dan respirasi anaerob dimulai. Pada tahap ini, syok menjadi progresif
karena ada umpan balik positif yang dapat menekan curah jantung. Mekanisme
ini menyebabkan nutrisi yang diterima oleh otot jantung tidak adekuat. Kontraksi
otot jantung melemah, sehingga curah jantung akan menurun. Dengan demikian,
perlahan, aktivitas pusat vasomotor akan berkurang sampai akhirnya tidak aktif
sama sekali. Akibatnya, terjadi dilatasi pembuluh darah yang nantinya akan
memperparah kondisi syok. Hal ini dapat terjadi pada kondisi tekanan arteri di
bawah 30 mmHg.
jaringan. Volume darah menjadi semakin turun, sehingga syok semakin berat.
Keadaan ini terjadi pada tahap lanjut syok yang berlangsung lama.
5. Keadaan syok merangsang pelepasan toksin oleh jaringan iskemik. Toksin ini
antara lain histamin, seorotonin, dan enzim jaringan yang dapat menimbulkan
sementara intake nutrisi sangat kurang akibat gagalnya sirkulasi. Kerusakan sel
semakin luas, nekrosis jaringan terjadi tidak menyeluruh akibat aliran darah
yang tidak sempurna. Hal ini terus berlanjut menjadi lingkaran setan syok
progresif.
20
Setelah syok berlanjut hingga mencapai suatu tahap tertentu, maka transfusi
atau bentuk terapi lain apapun tidak akan mampu lagi untuk menolong hidup orang
tersebut. Orang tersebut dikatakan berada dalam tahap irreversible shock. Suatu
terapi kadang dapat mengembalikan tekanan arteri dan bahkan curah jantung ke
nilai normal atau mendekati normal untuk waktu yang singkat, tetapi sistem
sirkulasi terus mengalami kerusakan lebih lanjut dan kematian menyusul dalam
beberapa menit sampai beberapa jam kemudian. Pada tahap ini telah terjadi
berbagai perubahan yang bersifat merusak pada sel-sel otot jantung yang tidak
bila terjadi dalam waktu yang lama akan cukup menekan kemampuan ini sehingga
dapat menyebabkan kematian. Pada satu titik tertentu, banyak kerusakan jaringan
telah terjadi, begitu banyak enzim destruktif yang dikeluarkan ke dalam cairan
tubuh, begitu hebat asidosis yang timbul, dan begitu banyak faktor destruktif
lainnya ini terbentuk, sehingga curah jantung yang normal pun selama beberapa
menit tidak mampu memperbaiki keadaan. Oleh karena itu pada syok berat,
21
akhirnya pasien akan mati, meskipun terapi yang luar biasa mungkin masih dapat
Salah satu hasil akhir syok yang paling buruk dan bermakna adalah habisnya
jaringan tubuh, terutama di hati dan jantung, akan sangat berkurang pada syok berat.
Semua kreatinin fosfat telah terurai dan hampir semua adenine trifosfat telah terurai
Kemudian banyak adenosine ini berdifusi keluar dari sel masuk ke dalam sirkulasi
dan diubah menjadi asam urat, suatu bahan yang tidak dapat masuk kembali ke
dalam sel guna membentuk system adenosine fosfat. Adenosin baru dapat disintesis
hanya sekitar 2% dari jumlah selular normal dalam satu jam, yang berarti bahwa
cadangan fosfat berenergi tinggi sulit diganti setelah cadangan fosfat berenergi
1. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik adalah kondisi hilangnya cairan atau darah dalam tubuh secara
drastis yang mengakibatkan tidak adekuatnya volume sirkulasi dan perfusi jaringan.
ini terus berlanjut, cardiac output dan tekanan darah akan ikut turun. Namun, tubuh
lebih dulu mengkompensasi agar cardiac output tetap berada dalam jumlah yang
dapat terjadi karena kondisi lingkungan seperti peningkatan suhu ekstrim, burn
Penurunan kesadaran
Hipotensi
Melalui gejala objektif yang didapat dari pembagian kelas syok, kebutuhan
𝐸𝐵𝑉 = 70 𝑐𝑐 𝑥 𝐵𝐵
Cara pemberian cairan dimulai dengan dosis resusitasi yaitu 20 cc/kg, hingga 2-4 x
(seperti pada dehidrasi karena diare atau muntah berat), terdapat kriteria yang
Jumlah cairan yang perlu diberikan dapat dihitung dengan rumus berikut :
Hasil yang diperoleh memiliki satuan liter, kemudian dikonversikan menjadi cc.
menit. Jika belum teratasi, ulangi pemberian dengan dosis yang sama. Jika sudah
kebutuhan cairan maintenance lalu dibagi 2, diberikan pada 8 jam pertama dan 16
hemostasis, Analisis Gas Darah, dan urinalisis (pada pasien trauma). Pemeriksaan
kumbah lambung melalui pemasangan NGT. Endoskopi juga dapat dilakukan untuk
Pada wanita usia subur, perlu juga dilakukan tes kehamilan karena syok
trauma abdomen, USG perlu dilakukan baik kepada pasien yang stabil mau pun
yang belum stabil. Perdarahan internal merupakan trauma yang mengancam nyawa,
pemindahan pasien ke tempat yang lebih aman, juga transportasi ke rumah sakit
harus dilakukan secara cepat. Jika ada perdarahan aktif, lakukan direct pressure
pada sumbernya untuk mencegah kehilangan darah yang lebih banyak. Imobilisasi
juga dilakukan jika ada indikasi pada pasien trauma, untuk menjaga airway,
darah, (2) mengontrol hilangnya darah yang lebih banyak, dan (3) resusitasi cairan.
Selama melakukan ketiga terapi ini, tanda-tanda vital pasien harus terus dimonitor.
Pemberian oksigen perlu dilakukan baik dengan nasal canule atau mask,
dimulai dari aliran 4 L/menit. Terapi cairan dimulai dengan memberikan 20-40
ml/kgBB selama 10-20 menit untuk dewasa dan 30-60 menit pada anak. Setelah itu,
lihat kemajuan resusitasi. Jika masih syok, ulangi langkah resusitasi dan jika sudah
dengan kebutuhan dan ketersediaan. Darah lengkap tidak selalu tersedia. Plasma
dapat menggantikan darah lengkap, tapi tidak bisa memulihkan hematokrit dan
pasien perdarahan yang faal hemostasisnya normal. Fresh Frozen plasma diberikan
2. Syok Kardiogenik
26
Tekanan darah sistolik < 90 mmHg atau penurunan tekanan darah sistol
fungsi saraf pusat, dan vasokonstriksi perifer (Akral dan keringat dingin).
(IMA) dengan diikuti oleh disfungsi ventrikel (80% kasus). Penyebab lain yang
tidak begitu sering adalah komplikasi penyakit mekanis seperti defek septum
ventrikular (4%) dan regurgitasi mitral (7%). Syok kardiogenik yang tidak
penyebab syoknya.
Pada pemeriksaan fisik dapat didapatkan pulsasi nadi yang cepat dan lemah,
irreguler, suara nafas tambahan pada auskultasi paru, dan bisa didapatkan edema.
dan kadar oksigen. Defisit basa penting, menggambarkan kejadian dan derajat
prognosis.
polos dada.
pada pasien PCI. Aspirin dengan dosis maintenance 81 mg/hari per oral diberikan
adekuat untuk memperbaiki perfusi. Dosis dobutamin yang diberikan sebesar 2-3
Syok obstruktif terjadi apabila terdapat obstruksi mekanik pada aliran darah yang
menuju atau dari jantung karena tension pneumothorax, tamponade jantung, emboli
pulmonal, atau defek yang menyebabkan obstruksi sisi kiri jantung. Obstruksi ini
yaitu pada emboli paru masif, hipertensi paru akut, dan diseksi aorta.
29
rongga pleura. Dapat terjadi secara spontan atau sekunder karena keadaan patologis
pada paru, seperti trauma (baik penetrasi atau trauma tumpul), asma, fibrosis kistik,
dan pneumonia. Dapat pula terjadi secara iatrogenik seperti barotrauma karena
ventilasi tekanan positif selama penempatan kateter vena di pembuluh darah thorax.
Udara yang terperangkap dalam rongga pleura terus bertambah karena efek
one way valve. Ketika terjadi inhalasi udara bisa masuk dengan mudah, tetapi tidak
dapat keluar saat ekspirasi. Tekanan di rongga dada menjadi sama dengan tekanan
hipoksemia, takikardia, dan distress pernafasan karena kompresi pada paru. Gejala
hipotensi dapat terlihat pada stadium yang lebih parah. Terdapat deviasi trakhea,
hipersonor pada perkusi dada, dan suara jantung jauh pada auskultasi. Terapi untuk
menurun dan menekan ventrikel kanan. Diastolic filling yang semakin lemah
dengan gejala khas yang disebut Trias Beck, yaitu hipotensi, suara jantung jauh,
dan meningkatnya tekanan vena jugular (JVP). Pasien dapat mengalami dispnea,
dilakukan setelah pemasangan EKG, tapi pada kondisi darurat, tidak perlu
Akan tetapi, prosedur tersebut masih kontroversi karena resusitasi cairan dapat
intravaskuler
4. Syok Distributif
aliran darah karena vasodilatasi perifer, sehingga volume darah yang bersirklasi
tidak adekuat menunjang perfusi jaringan. Beberapa jenis syok distributif antara
1. Syok Anafilaktik
arteri sering kali menurun dengan hebat. Syok anafilaktik adalah syok yang
2. Syok Septik
32
tekanan nadi, akral hangat, oleh karena kompensasi cardiac output. Pada late septic
induksi penurunan perfusi organ yang bergantung pada tekanan. Akibatnya, organ-
gangguan pada sistem vaskular. Pasien beresiko mengalami disfungsi sistem organ
3. Syok Neurogenik
Syok neurogenik terjadi karena menghilangnya fungsi saraf simpatis pada vaskular
karena lesi pada sistem saraf. Umumnya terjadi pada kasus cervical aau high
thoracic spinal cord injury. Gejala klinis meliputi hipotensi disertai bradikardia.
priapismus.
Penanganan syok neurogenic yaitu resusitasi cairan secara adekuat dan berikan
vasopressor.
1. Dopamin
Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10 mcg/kg/menit, berefek serupa
2. Norepinefrin
Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan tekanan darah. Monitor
terjadinya hipovolemi atau cardiac output yang rendah jika norepinefrin gagal
dalam menaikkan tekanan darah secara adekuat. Pada pemberian subkutan, diserap
tidak sempurna jadi sebaiknya diberikan per infus. Obat ini merupakan obat yang
terhadap jantung (palpitasi). Pemberian obat ini dihentikan bila tekanan darah sudah
normal kembali. Awasi pemberian obat ini pada wanita hamil, karena dapat
3. Epinefrin
4. Dobutamin
vasodilatasi perifer.
Resistensi
Cardiac Tekanan Pembuluh
Obat Dosis
Output Darah Darah
Sistemik
2,5-20
Dopamin + + +
mcg/kg/menit
0,05-2
Norepinefrin + ++ ++
mcg/kg/menit
0,05-2
Epinefrin ++ ++ +
mcg/kg/menit
34
2-10
Fenilefrin - ++ ++
mcg/kg/menit
2,5-10
Dobutamin + +/- -
mcg/kg/menit
2.4 Prognosis
keadaan klinis pasien dengan syok anafilaktik masih ringan dan penanganan cepat
tergantung penyebab syok tersebut. Sedangkan pada syok sepsis baik apabila
infeksi.11
BAB 3
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
2013.
Journal.
10. Leksaman E, 2015, Dehidrasi dan syok, CDK, Vol. 42(5), pp. 391-440.
11. Morgan, Carrie and Derek S. Wheeler, 2013, Obstructive Shock. The Open
12. Paulsen, Friedrich and Jehn Waschke, 2013, Sobotta : Atlas Anatomi
Publisher.
14. Sherwood L, 2014, Humans Physiology : From Cells to Systems, 9th edn,
15. Sjamsuhidayat, 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC, pp. 119-24.
16. Solaro, 2007,, Mechanisms of the Frank-Starling Law of the Heart: The
19. Tim et al., 2012, Initial assessment and treatment with the Airway,
20. Urbanowski, Michael. 2014. Anatomy and Physiology Review of The Heart
Hospital.
Hopkins Hospital.