1. Pipet berskala
2. Pipet volumetrik
3. Pipet bola plastik
4. Mikro pipet
5. Pipet tetes berkalibrasi
1
Prosedur Penggunaan Pipet
2
INGAT : Miniskus dilihat sejajar mata
1. Pembilasan Segera
Sehabis dipakai, bilaslah pipet segera
dengan air dingin yang mengalir untuk
membersihkan darah, urine, serum, reagen dll.
3
2. Merendam Dalam Air
Setelah dibilas, masukkan pipet ke
dalam gelas ukur plastik yang besar yang
berisi penuh dengan air. Bila pipet habis
dipakai untuk mengukur bahan infeksius,
rendam pipet tersebut dalam tabung yang diisi
penuh dengan larutan desinfektan (mis;
senyawa ammonium kuartener atau larutan
pemutih 1%) selama 4 jam.
3. Merendam dan Membilas Dengan Detergen
Ikuti petunjuk yang diuraikan diatas
4. Pipet Yang Mampat
Masukkan pipet yang mampat ke dalam
tabung berisikan larutan pembersih
bikromat. Celupkan pipet dengan hati-hati
kedalam larutan tersebut dan biarkan
selama 24 jam
Keesokan harinya, tuangkan larutan
bikromat tersebut kedalam tabung lain
(dapat digunakan selama empat kali)
Pegang tabung berisi pipet di bawah keran
dan bilas secara menyeluruh
4
Semprotkan pipet sekali saja untuk
memeriksa apakah pemampatan sudah
teratasi atau belum. Bilas lagi pipet
tersebut
Rendam pipet dalam air biasa selama 30
menit, kemudian ganti airnya dan rendam
lagi selama 30 menit
5. Mengeringkan Pipet
Keringkan pipet gelas tahan-panas
dengan oven pada suhu 60C, sedangkan pipet
biasa dikeringkan dengan menggunakan
incubator pada suhu 37C. Alternative lainnya,
biarkan pipet mongering sendiri dalam posisi
tegak lurus.
5
6. Penggunaan Pompa Vakum
Pompa vakum adalah suatu alat kecil dari
logam, plastic atau gelas yang dihubungkan ke
keran air
Buka keran air sebesar mungkin untuk
menghasilkan dorongan air yang kuat ke
pompa. Hal ini menyebabkan udara akan
terhisap kelengan samping pompa dan
tabung karet yang tersambung ke bagian
tersebut
Pasang tabung karet pada tip pipet
Celupkan ujung lainnya kedalam cairan
pembilas (air atau detergen) yang akan
terpisah melalui pipet dan dikeluarkan oleh
pompa ke dalam bak cuci.
6
BURET
7
5. Bilas buret dengan larutan standar yang akan
digunakan untuk titrasi. Sewaktu menuang larutan
corong diputar-putar agar semua bagian dalam
buret terbilas
6. Masukkan larutan ke dalam buret menggunakan
corong melalui bagian atas sampai melewati
skala nol.
7. Keringkan bagian atas dalam buret dengan tissue.
8. Turunkan perlahan larutan dengan membuka kran
secara perlahan sampai miniskus nol.
9. Lakukan titrasi dengan membuka kran secara
perlahan hingga larutan menetes sedikit demi
sedikit melalu ujung buret, larutan ditampung
dengan erlenmeyer sambil digoyang perlahan.
8
Prosedur Membersihkan buret
9
EKSTRAKSI
Prinsip
Persiapan Ekstraksi
Cara Ekstraksi
10
3. Lakukan pengecekan apakah tutup dan kran
corong pisah sudah tepat dan tidak bocor
4. Masukkan ekstrak yang akan diekstraksi kedalam
corong pisah (ekstak daun pepaya)
5. Tambahkan 10-15 ml pelarut (kloroform) untuk
mengekstraksi dan perhatikan terbentuk 2 lapisan
Ingat dan catatlah : lapisan kloroform di atas atau
di bawah
6. Tutup corong pisah lalu buang gas terlebih dahulu
dengan membuka kran pada saat posisi corong
pisah dimiringkan
11
7. Setelah gas keluar tutup kran dan lakukan
pengocokan ± 5 kali dan buang kembali gas
8. Ulangi pengocokan dengan membuang gas seperti
langkah 5 sampai tidak ada lagi gas yang keluar
9. Tutup kran dan tegakkan corong pisah hingga
terbentuk 2 lapisan
10. Pisahkan lapisan pelarut yang menarik ekstrak
(kloroform) dengan membuka kran perlahan-lahan
11. Tambahkan lagi 10-15 ml pelarut (kloroform) dan
ulangi langkah 4-8
12. Lakukan ekstraksi sampai semua komponen
berpindah ke pelarut (warna hijau habis)
12
PENGGUNAAN KONDENSOR
Cara Ekstraksi
1. Labu didih dibersihkan dan dikeringkan dengan
seksama dan masukkan batu didih ke dalam labu
didih tersebut
13
2. Pasang rangkaian soklet dan atur air masuk dan
keluar pada kondensor
Ingat : untuk reflux air masuk dari bawah dan air
keluar dari atas
3. Masukkan 60 ml pelarut (alkohol 96 %) dari
kondensor hingga turun ke labu didih
4. Lakukan ekstraksi sampai beberapa kali sirkulasi
5. Ekstraksi dihentikan apabila pelarut di dalam
timble sudah tidak berwarna lagi.
14
B. Ekstraksi dengan Destilasi
Prinsip
Proses ekstraksi dua zat cair yang bercampur
dalam suatu larutan dapat dipisahkan dengan
mengetahui titik didih dari kedua zat cair tersebut.
Jika terdapat perbedaan titik didih yang
signifikan, maka pemisahan dapat dilakukan
dengan proses destilasi. Destilasi adalah
pemisahan suatu komponen dari 2 campuran
komponen berdasarkan perbedaan titik didih.
Cara Kerja
Ekstrak dari proses sokletasi akan kita
pisahkan pelarutnya (alkohol 96%) sehingga
diperoleh ekstrak yang pekat. Titik didih alkohol
70C, dan titik didih ekstrak dipastikan lebih
tinggi.
1. Ekstrak dimasukkan ke dalam labu destilasi
dan diberi batu didih
2. Pasang rangkaian destilasi dan atur air masuk
dan keluar pada kondensor
Ingat : untuk destilasi air masuk dari atas dan
air keluar dari bawah
15
3. Lakukan destilasi pada suhu 50 º C sampai
semua pelarut (alkohol 96%) terpisah.
16
PIKNOMETER
Cara Kerja
17
5. Catat suhu awal aquadest.
6. Rendam piknometer di dalam penangas es
samapai suhunya 15 º C selama perendaman,
teteskan aquadest dari kapiler sehingga tidak ada
gelembung udara.
7. Setelah suhu aquadest 15º C, angkat piknometer
dari penangas es dan dibiarkan disuhu ruangan
sampai suhunya naik menjadi 20º C.
8. Setelah suhu aquadest naik 20º C tutup kapiler
dan keringkan bagian luar piknometer.
9. Biarkan suhu naik sampai suhu kamar (suhu
aquadest mula-mula).
10. Timbang piknometer yang berisi aquadest dan
dicatat beratnya sebagai (B).
11. Keluarkan aquadest dan piknometer dikeringkan
kembali.
12. Ulangi langkah 3-10 dengan mengganti aquadest
dengan sampel yang akan kita ukur berat
jenisnya.
13. Berat piknometer yang berisi sampel dicatat
beratnya sebagai (C)..
18
Contoh Perhitungan
𝒎
ρ=
𝒗
= 58,5746-33,4827
= 25,0919 gram
= 24,9664 ml
19
v aquadest= vpiknometer = ρ sampel
m sampel = C-A
= 58,648 gr – 33,482 gr
= 25,1653 gr
𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
ρ sampel = 𝑣 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
25,1659 𝑔𝑟
= 24,9664 𝑔𝑟
= 1,007 gr/ml
20
KROMATOGRAFI KERTAS
21
2. Siapkan fase diam sebagai berikut :
Gunting kertas saring selebar chamber
yang digunakan
Panjang : 12 cm
Lebar : 10 cm
Buat garis dengan pensil pada bagian
bawah kertas saring dengan tinggi ± 1 cm
3. Lakukan preparasi sampel sampai sampel
menjadi cairan (fase air)
4. Tototlkan sampel dengan pipa kapiler pada
garis bagian bawah, kemudian dikering
anginkan
5. Setelah kering ulangi penotolan dan kering
anginkan kembali, lakukan proses ini ± 3 kali
6. Dimasukkan kertas saring ke dalam chamber
dengan posisi tegak lurus, bagian bawah kertas
saring jangan sampai menyentuh dasar
chamber
7. Dibiarkan sampai fase gerak (pelarut) naik
sampai batas bagian atas
8. Setelah pelarut sampai di garis bagian atas,
angkat kertas saring dan dikering anginkan
22
9. Ukur tinggi noda dan tinggi pelarut lalu hitung
Rf.
Rumus :
23
NERACA ANALITIK MEKANIK
1. Pesiapan
Periksalah timbangan sebelum memulai
menimbang, apakah letak neraca sudah
horizontal, keadaan ini dapat dilihat pada water
pas. Alat-alat harus terletak pada tempatnya
24
(anting, piring timbang, dan lemari sudah
bersih).
25
dan dibagi 2 maka diperoleh SIKAP
SETIMBANG SATU (St1).
26
Hitung rata-rata dari skala kanan dan kiri.
Apabila kedua rata-rata tersebut dijumlahkan
dan dibagi 2 maka diperoleh SIKAP
SETIMBANG DUA (St2).
Perhitungan :
27
Berat piring timbang + sisa =C
B + St1-Snol - C + St2-Snol
St1-Sk1 St2-Sk2
28
DAFTAR PUSTAKA
29
WORLD HEALTH ORGANIZATION. 2011.
Pedoman Teknik Dasar Untuk
Laboratorium Kesehatan. EGC. Jakarta.
30