Anda di halaman 1dari 30

PIPET

Jenis-jenis zat cair yang akan digunakan pada


proses analisa laboratorium mempunyai sifat yang
berbeda-beda. Sebagian zat cair bersifat infeksius atau
ada yang bersifat korosif dan juga ada yang beracun.
Berdasarkan hal tersebut pengukuran volume zat cair
tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati dan
menggunakan alat ukur yang tepat. Salah satu alat
ukur yang harus dipelajari untuk mengukur cairan
dengan presisi tinggi adalah pipet. Berbagai jenis
pipet yaitu:

1. Pipet berskala
2. Pipet volumetrik
3. Pipet bola plastik
4. Mikro pipet
5. Pipet tetes berkalibrasi

Tugas Laporan : Buatlah keterangan untuk setiap


jenis pipet di atas

1
Prosedur Penggunaan Pipet

1. Pipet dibersihkan dan dikeringkan secara seksama


2. Amati skala pipet dan pastikan sampai skala
berapa cairan yang akan diukur volumenya
3. Isap larutan sampai melewati skala nol
4. Turunkan larutan sampai miniskus bawah tepat di
skala nol, keringkan bagian luar pipet dengan
tissue

2
INGAT : Miniskus dilihat sejajar mata

5. Turunkan larutan dengan ujung pipet menyentuh


dinding wadah sampai volume yang diinginkan
INGAT : Pipet harus tegak lurus dan wadah harus
miring
6. Kembalikan larutan yang tak terpakai pada wadah
semula

Cara Membersihkan Pipet

1. Pembilasan Segera
Sehabis dipakai, bilaslah pipet segera
dengan air dingin yang mengalir untuk
membersihkan darah, urine, serum, reagen dll.

3
2. Merendam Dalam Air
Setelah dibilas, masukkan pipet ke
dalam gelas ukur plastik yang besar yang
berisi penuh dengan air. Bila pipet habis
dipakai untuk mengukur bahan infeksius,
rendam pipet tersebut dalam tabung yang diisi
penuh dengan larutan desinfektan (mis;
senyawa ammonium kuartener atau larutan
pemutih 1%) selama 4 jam.
3. Merendam dan Membilas Dengan Detergen
Ikuti petunjuk yang diuraikan diatas
4. Pipet Yang Mampat
 Masukkan pipet yang mampat ke dalam
tabung berisikan larutan pembersih
bikromat. Celupkan pipet dengan hati-hati
kedalam larutan tersebut dan biarkan
selama 24 jam
 Keesokan harinya, tuangkan larutan
bikromat tersebut kedalam tabung lain
(dapat digunakan selama empat kali)
 Pegang tabung berisi pipet di bawah keran
dan bilas secara menyeluruh

4
 Semprotkan pipet sekali saja untuk
memeriksa apakah pemampatan sudah
teratasi atau belum. Bilas lagi pipet
tersebut
 Rendam pipet dalam air biasa selama 30
menit, kemudian ganti airnya dan rendam
lagi selama 30 menit

Peringatan : Larutan pembersih bikromat


sangat korosif dan harus digunakan dengan
sangat hati-hati, bila larutan tepercik ke kulit,
baju atau mata, bilas dengan air sebanyak-
banyanya.

5. Mengeringkan Pipet
Keringkan pipet gelas tahan-panas
dengan oven pada suhu 60C, sedangkan pipet
biasa dikeringkan dengan menggunakan
incubator pada suhu 37C. Alternative lainnya,
biarkan pipet mongering sendiri dalam posisi
tegak lurus.

5
6. Penggunaan Pompa Vakum
Pompa vakum adalah suatu alat kecil dari
logam, plastic atau gelas yang dihubungkan ke
keran air
 Buka keran air sebesar mungkin untuk
menghasilkan dorongan air yang kuat ke
pompa. Hal ini menyebabkan udara akan
terhisap kelengan samping pompa dan
tabung karet yang tersambung ke bagian
tersebut
 Pasang tabung karet pada tip pipet
 Celupkan ujung lainnya kedalam cairan
pembilas (air atau detergen) yang akan
terpisah melalui pipet dan dikeluarkan oleh
pompa ke dalam bak cuci.

6
BURET

Pada proses analisa laboratorium, terutama


untuk analisa kuantitatif suatu zat, diperlukan suatu
alat yang sangat akurat dalam menambahkan atau
mereaksikan larutan standard dan sampel. Buret
merupakan alat gelas volumetrik yang digunakan
untuk memberikan secara tetes demi tetes sejumlah
volume larutan yang diketahui dengan teliti pada
proses titrasi.

Prosedur Penggunaan Buret

1. Berdirikan buret dengan menggunakan batang


statif
2. Dioleskan vaselin pada kran buret dan tutup erat
kran buret
3. Dimasukkan aquadest dengan menggunakan
corong gelas melalui bagian atas buret secara
perlahan untuk membilas
4. Dibuang Aquadest tersebut melalui kran buret,
ulangi beberapa kali sampai buret bersih

7
5. Bilas buret dengan larutan standar yang akan
digunakan untuk titrasi. Sewaktu menuang larutan
corong diputar-putar agar semua bagian dalam
buret terbilas
6. Masukkan larutan ke dalam buret menggunakan
corong melalui bagian atas sampai melewati
skala nol.
7. Keringkan bagian atas dalam buret dengan tissue.
8. Turunkan perlahan larutan dengan membuka kran
secara perlahan sampai miniskus nol.
9. Lakukan titrasi dengan membuka kran secara
perlahan hingga larutan menetes sedikit demi
sedikit melalu ujung buret, larutan ditampung
dengan erlenmeyer sambil digoyang perlahan.

8
Prosedur Membersihkan buret

1. Larutan dalam buret setelah proses titrasi harus


dikeluarkan dan tidak boleh dibiarkan dalam
buret.
2. Buret segera dibilas dengan aquades.
3. Gunakanlah larutan detergen encer (kalau bisa
hangat) untuk membersihkan bagian dalam buret
dan jika tersedia sikat panjang untuk tabung,
maka dapat disikat.
4. Jika terdapat kotoran yang menempel dan sukar
untuk dibersihkan maka biarkan larutan pencuci
di dalam buret selama satu malam.
5. Kemudian dibilas bersih dan dikeringkan.
6. Pada saat disimpan buret ditutup dengan
alumunium foil atau kertas saring.

9
EKSTRAKSI

Prinsip

Ekstraksi dengan menggunakan corong pisah


merupakan metode pemisahan suatu komponen dari
campuran berdasarkan perbedaan koefisien distribusi
komponen tersebut ke dalam dua pelarut yang
berbeda. Dalam prosesnya ekstraksi corong pisah
berbentuk kerucut dan silinder yang digunakan untuk
memisahkan dua zat cair yang sulit dilihat batas
pemisahannya.

Persiapan Ekstraksi

Daun pepaya digerus kemudian ditambah 25


ml aquadest dan disaring, filtrat berupa ekstrak yang
akan dipisahkan berwarna hijau.

Cara Ekstraksi

1. Bersihkan dan keringkan corong pisah dengan


seksama
2. Oleskan vaseline pada kran dan tutup corong
pisah.

10
3. Lakukan pengecekan apakah tutup dan kran
corong pisah sudah tepat dan tidak bocor
4. Masukkan ekstrak yang akan diekstraksi kedalam
corong pisah (ekstak daun pepaya)
5. Tambahkan 10-15 ml pelarut (kloroform) untuk
mengekstraksi dan perhatikan terbentuk 2 lapisan
Ingat dan catatlah : lapisan kloroform di atas atau
di bawah
6. Tutup corong pisah lalu buang gas terlebih dahulu
dengan membuka kran pada saat posisi corong
pisah dimiringkan

11
7. Setelah gas keluar tutup kran dan lakukan
pengocokan ± 5 kali dan buang kembali gas
8. Ulangi pengocokan dengan membuang gas seperti
langkah 5 sampai tidak ada lagi gas yang keluar
9. Tutup kran dan tegakkan corong pisah hingga
terbentuk 2 lapisan
10. Pisahkan lapisan pelarut yang menarik ekstrak
(kloroform) dengan membuka kran perlahan-lahan
11. Tambahkan lagi 10-15 ml pelarut (kloroform) dan
ulangi langkah 4-8
12. Lakukan ekstraksi sampai semua komponen
berpindah ke pelarut (warna hijau habis)

12
PENGGUNAAN KONDENSOR

A. Ekstraksi dengan sokletasi ( Reflux)


Prinsip sokletasi
Proses ekstraksi suatu komponen dari padatan
(zat padat) dengan suatu pelarut (zat cair) dapat
dilakukan dengan proses sokletasi. Sokletasi
dilakukan dengan pemisahan pelarut secara terus
menerus, dimana pelarut akan dipanaskan. Dalam hal
ini komponen yang akan dipisahkan harus tahan
terhadap panas.
Persiapan Sampel
Masukkan sampel (kelopak bunga kembang sepatu)
dalam kertas saring yang dibuat seperti amplop,
kemudian masukkan kedalam timble.

Cara Ekstraksi
1. Labu didih dibersihkan dan dikeringkan dengan
seksama dan masukkan batu didih ke dalam labu
didih tersebut

13
2. Pasang rangkaian soklet dan atur air masuk dan
keluar pada kondensor
Ingat : untuk reflux air masuk dari bawah dan air
keluar dari atas
3. Masukkan 60 ml pelarut (alkohol 96 %) dari
kondensor hingga turun ke labu didih
4. Lakukan ekstraksi sampai beberapa kali sirkulasi
5. Ekstraksi dihentikan apabila pelarut di dalam
timble sudah tidak berwarna lagi.

14
B. Ekstraksi dengan Destilasi
Prinsip
Proses ekstraksi dua zat cair yang bercampur
dalam suatu larutan dapat dipisahkan dengan
mengetahui titik didih dari kedua zat cair tersebut.
Jika terdapat perbedaan titik didih yang
signifikan, maka pemisahan dapat dilakukan
dengan proses destilasi. Destilasi adalah
pemisahan suatu komponen dari 2 campuran
komponen berdasarkan perbedaan titik didih.
Cara Kerja
Ekstrak dari proses sokletasi akan kita
pisahkan pelarutnya (alkohol 96%) sehingga
diperoleh ekstrak yang pekat. Titik didih alkohol
70C, dan titik didih ekstrak dipastikan lebih
tinggi.
1. Ekstrak dimasukkan ke dalam labu destilasi
dan diberi batu didih
2. Pasang rangkaian destilasi dan atur air masuk
dan keluar pada kondensor
Ingat : untuk destilasi air masuk dari atas dan
air keluar dari bawah

15
3. Lakukan destilasi pada suhu 50 º C sampai
semua pelarut (alkohol 96%) terpisah.

16
PIKNOMETER

Berat jenis merupakan salah satu sifat fisika


larutan. Berat jenis merupakan hasil bagi massa zat
cair dengan volumenya. Massa zat cair dapat dicari
dengan menimbang langsung menggunakan neraca,
sedangkan volume zat cair akan dihitung berdasarkan
volume wadah pengukur. Dalam hal ini wadah yang
digunakan adalah piknometer. Piknometer adalah alat
untuk penetapan bobot jenis larutan/cairan pada suhu
yang konstan.

Cara Kerja

1. Piknometer dibersihkan dan dikeringkan dengan


seksama.
2. Piknometer ditimbang lengkap dengan semua
tutupnya dan catat berat sebagai (A).
3. Piknometer diisi dengan aquadest sampai penuh
lalu tutup kapiler dibuka.
4. Perhatikan piknometer jangan sampai ada
gelembung udara, jika ada ulangi proses
pengisian aquadest.

17
5. Catat suhu awal aquadest.
6. Rendam piknometer di dalam penangas es
samapai suhunya 15 º C selama perendaman,
teteskan aquadest dari kapiler sehingga tidak ada
gelembung udara.
7. Setelah suhu aquadest 15º C, angkat piknometer
dari penangas es dan dibiarkan disuhu ruangan
sampai suhunya naik menjadi 20º C.
8. Setelah suhu aquadest naik 20º C tutup kapiler
dan keringkan bagian luar piknometer.
9. Biarkan suhu naik sampai suhu kamar (suhu
aquadest mula-mula).
10. Timbang piknometer yang berisi aquadest dan
dicatat beratnya sebagai (B).
11. Keluarkan aquadest dan piknometer dikeringkan
kembali.
12. Ulangi langkah 3-10 dengan mengganti aquadest
dengan sampel yang akan kita ukur berat
jenisnya.
13. Berat piknometer yang berisi sampel dicatat
beratnya sebagai (C)..

18
Contoh Perhitungan

Berat piknometer kosong (A) : 33,4827 gram

Berat piknokosong + Aguadest (B) : 58,5746 gram

Berat piknokosong + sampel (C) : 58,648 gram

Rumus Berat Jenis

𝒎
ρ=
𝒗

Untuk mencari volume (V) piknometer digunakan


volume aquadest v=ρ.m

Masa aquadest (m) = B-A

= 58,5746-33,4827

= 25,0919 gram

ρ aquadest = 0,995 gr/ml

v aquadest = m (aquadest) x ρ (aquadest)

= 25,0919 gr x 0,995 gr/ml

= 24,9664 ml

19
v aquadest= vpiknometer = ρ sampel

m sampel = C-A

= 58,648 gr – 33,482 gr

= 25,1653 gr
𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
ρ sampel = 𝑣 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

25,1659 𝑔𝑟
= 24,9664 𝑔𝑟

= 1,007 gr/ml

20
KROMATOGRAFI KERTAS

Kromatografi merupakan suatu metode analisa


kuantitatif dengan cara penyarian suatu komponen
dalam suatu campuran berdasarkan perbedaan
koefisien distribusi komponen tersebut ke dalam dua
fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak. Kromatografi
yang paling sederhana adalah kromatografi kertas,
dimana yang menjadi fasa diamnya adalah molekul air
di dalam serat selulosa (kertas saring), fasa gerak
merupakan pelarut sampel yang disesuaikan dengan
jenis sampel.

Preparasi alat dan sampel

1. Siapakan chamber dengan pelarut yang


digunakan sebagai berikut :
 Isi chamber dengan pelarut sampai ± 2 cm
tinggi pelarut.
 Tutup chamber dan biarkan ± 5 menit
sampai chamber jenuh dengan uap pelarut
(chlorofom).

21
2. Siapkan fase diam sebagai berikut :
 Gunting kertas saring selebar chamber
yang digunakan
Panjang : 12 cm
Lebar : 10 cm
 Buat garis dengan pensil pada bagian
bawah kertas saring dengan tinggi ± 1 cm
3. Lakukan preparasi sampel sampai sampel
menjadi cairan (fase air)
4. Tototlkan sampel dengan pipa kapiler pada
garis bagian bawah, kemudian dikering
anginkan
5. Setelah kering ulangi penotolan dan kering
anginkan kembali, lakukan proses ini ± 3 kali
6. Dimasukkan kertas saring ke dalam chamber
dengan posisi tegak lurus, bagian bawah kertas
saring jangan sampai menyentuh dasar
chamber
7. Dibiarkan sampai fase gerak (pelarut) naik
sampai batas bagian atas
8. Setelah pelarut sampai di garis bagian atas,
angkat kertas saring dan dikering anginkan

22
9. Ukur tinggi noda dan tinggi pelarut lalu hitung
Rf.

Rumus :

23
NERACA ANALITIK MEKANIK

Dalam analisa kuantitatif tidak mungkin


melakukan analisa untuk semua bahan. Dengan
demikina perlu diambil sedikit bahan yang beratnya
diketahui dengan tepat, dimana bahan yang sedikit
tersebut dinamakan sampel. Analisa kuantitatif pada
sampel tersebut akan mewakili bahan pemeriksaan
seluruhnya. Neraca merupakan suatu alat untuk
mengukur massa atau berat suatu zat. Untuk
mengetahui berat sampel dengan teapat maka perlu
dilakukan penimbangan sampel secara teliti dan
menggunakan neraca yang teliti pula yaitu neraca
analitik mekanik maupun neraca analitik elektrik.

Prosedur Penggunaan Timbangan Analitik


Mekanik

1. Pesiapan
 Periksalah timbangan sebelum memulai
menimbang, apakah letak neraca sudah
horizontal, keadaan ini dapat dilihat pada water
pas. Alat-alat harus terletak pada tempatnya

24
(anting, piring timbang, dan lemari sudah
bersih).

2. Menentukan sikap nol


 Mula-mula penahan lengan dilepaskan. Catat
angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan,
3 kali kiri dan 2 kali kanan.
 Hitung nilai rata-rata dari skala kanan dan skala
kiri. Apabila kedua rata-rata tersebut
dijumlahkan dan dibagi 2 maka diperoleh
SIKAP NOL (Snol).

3. Menentukan sikap setimbang pertama


 Benda yang akan ditentukan bobotnya di
letakkan pada pinggan kiri, pada pinggan kanan
diletakkan anak timbang, sedemikian
banyaknya sehingga tercapai keseimbangan,
kemudian dicatat skala yang ditunjukkan oleh
jarum sebanyak 3 kali ke kiri dan 2 kali ke
kanan.
 Hitung rata-rata dari skala kanan dan kiri.
Apabila kedua rata-rata tersebut dijumlahkan

25
dan dibagi 2 maka diperoleh SIKAP
SETIMBANG SATU (St1).

4. Menentukan sikap kepekaan dan harga skala


pertama.
 Setelah sikap setimbang telah diperoleh, maka
menambahan beban 1 mg (anting) pada salah
satu lengan timbangan (angka 1). Jarum akan
bergoyang dan dilakukan pencatatan dan
penjumlahan serta pembagian seperti pada
point 1 dan point 2, maka akan diperoleh
SIKAP KEPEKAAN SATU (Sk1).

5. Menentukan sikap setimbang kedua


 Sisa zat/bahan yang akan ditentukan bobotnya
di letakkan pada pinggan kiri, pada pinggan
kanan diletakkan anak timbang, sedemikian
banyaknya sehingga tercapai kesetimbangan,
kemudian dicatat skala yang ditunjukkan oleh
jarum sebanyak 3 kali ke kiri dan 2 kali ke
kanan.

26
 Hitung rata-rata dari skala kanan dan kiri.
Apabila kedua rata-rata tersebut dijumlahkan
dan dibagi 2 maka diperoleh SIKAP
SETIMBANG DUA (St2).

6. Menentukan sikap kepekaan dan harga skala


kedua
 Setelah sikap setimbang telah diperoleh, maka
menambahan beban 1 mg (anting) pada salah
satu lengan timbangan (angka 1). Jarum akan
bergoyang dan dilakukan pencatatan dan
penjumlahan serta pembagian seperti pada
point 1 dan point 2, maka akan diperoleh
SIKAP KEPEKAAN DUA (Sk2).

7. Menentukan sikap nol kembali


 Sama seperti pada point 1
 SIKAP NOL KEMBALI (Snol2)

Perhitungan :

 Berat piring timbang kosong = A


 Berat piring timbang + zat =B

27
 Berat piring timbang + sisa =C

Berat zat sesungguhnya =

B + St1-Snol - C + St2-Snol
St1-Sk1 St2-Sk2

28
DAFTAR PUSTAKA

CHARLES, K.W, KLEINFELTER,DC, WOOD J.H.


1993. Kimia Untuk Universitas I &
II. Erlangga, Jakarta.

DAY, R.A.Jr,A.L. UNDERWOOD, 1990. Analisa


Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.

HAM, TJOA KOEI, dkk. 1982. Penunutun Belajar


Kimia Teori dan 444 Soal I, II & III,
Wijaya, Jakarta.

KHOPKAR, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia


Analitik. Universitas Indonesia, Jakarta.

MENGKO RICHARD, 2013. Instrumentasi


Laboratorium Klinik. Penerbit ITB.
Bandung

PUSAT PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN.


1995. Instrument Laboratorium
Kesehatan. Depkes. Jakarta.

SANTOSA, K.S, dkk. 1957. Ilmu Kimia dan


Pengetahuan Bahan-bahan, Erlangga,
Jakarta.;

VEHLA, G.S, 1990. Analisis An Organik Kuantitatif


Makro dan Semi Mikro I & II. PT.
Kalman Media Pustaka, Jakarta.

29
WORLD HEALTH ORGANIZATION. 2011.
Pedoman Teknik Dasar Untuk
Laboratorium Kesehatan. EGC. Jakarta.

30

Anda mungkin juga menyukai