Anda di halaman 1dari 4

EKONOMI DALAM KONTEKS MENJAGA TRADISI “KENDURI”

MATA KULIAH METODE PENELITIAN KUALITATIF

Oleh :

Salman Rizky Hamka Dalimunthe

19/446214/SP/29299

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap masyarakat memiliki berbagai sistem kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini
disebabkan karena setiap wilayah memilih kepercayaan dan sistem religinya masing-masing
sehingga setiap kelompok masyarakat Indonesia mempunyai kebudayaan dan kepercayaan yang
sangat beragam. Keberagaman tersebut menjadikan negara Indonesia menjadi kaya akan
keberagaman budaya. Banyak negara-negara di dunia mengakui hal tersebut sehingga ingin belajar
dari Indonesia tentang menjaga keberagaman tersebut dengan baik sehingga keberagaman tersebut
bukan menjadi penghalang, tetapi menjadi kekuatan utama yang sangat besar dan kuat untuk
menyokong kemajuan Indonesia. Faktanya, banyak sekali budaya-budaya Indonesia yang sudah
terkenal hingga ke luar negeri. Akan tetapi, kepopuleran tersebut lebih terfokus pada apa yang ada
di Pulau Jawa. Contoh, yaitu batik, reog, blangkon, wayang, gamelan, tari tradisional ,dan
sebagainya. Walaupun demikian, semua contoh tersebut bisa mewakili seluruh keberagaman
budaya di Indonesia. Pada pembahasan kali ini, penulis memiliki pemikiran untuk membahas salah
satu budaya yang sangat terkenal di kalangan masyarakat Pulau Jawa, yaitu budaya kenduri.

Pengertian dari kenduri telah dituliskan pada salah satu buku yang ditulis oleh seorang tokoh
yang bernama Sarjono berjudul “Pembebasan Budaya-Budaya Kita” yang dicetak pada tahun
1999. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa kenduri pada dasarnya tradisi selamatan yaitu berdoa
bersama yang dihadiri para tetangga dan dipimpin oleh pemuka adat atau tokoh masyarakat di
wilayah tersebut. Biasanya dalam melakukan upacara kenduri akan disajikan pula tumpeng
lengkap dengan lauk pauknya yang nantinya akan dibagikan kepada semua yang hadir dalam
tradisi kenduri itu. Sejarah perkembangan religi orang jawa telah dimulai sejak dari zaman dahulu
ciri khas orang jawa lainnya yang berkaitan dengan cara berpikir yang terobsesi dari nilai-nilai
budaya jawa seperti budi luhur, lembah manah, dan tepa slira. Kenduri juga terlahir dari ketiga
hal tersebut. Dalam buku yang ditulis oleh Harustato yang berjudul “Simbolisme Dalam Budaya
Jawa” menjelaskan bahwa kenduri adalah sebuah tradisi berkumpul yang dilakukan secara
bersama-sama oleh beberapa orang, pada umumnya dilakukan oleh laki-laki, dengan tujuan
meminta kelancaran atas sesuatu yang akan dilaksanakan oleh sang penyelenggara dan juga
mengucapkan rasa syukur atas apa yang telah didapatkannya. Tradisi kenduri ini sangat sering
dilakukan oleh masyarakat jawa dari berbagai kalangan kelompok maupun agama. Hal ini
disebabkan karena tujuan utama dari kenduri sendiri adalah untuk meminta doa kepada semua
orang yang mengikuti tradisi ini agar sesuatu atau cita-cita yang diinginkan dapat terkabul.

Menjaga tradisi sangatlah penuh akan tantangan. Apalagi di zaman yang penuh dengan
modernitas yang terjadi saat ini. Semua hal yang dianggap kuno dan tidak relevan untuk zaman
sekarang perlahan demi perlahan mulai banyak ditinggalkan. Akan tetapi, fakta yang berkembang
saat ini tradisi kenduri masih terus dilakukan oleh masyarakat jawa baik di kota maupun di desa.
Tradisi kenduri dianggap sebagai suatu hal yang wajib dilakukan oleh sebagian masyarakat jawa
agar semua kegiatan yang dilakukannya dapat berjalan dengan baik dan membuahkan hasil yang
maksimal. Sebagian kalangan masyarakat dari berbagai kelas banyak melakukan tradisi kenduri
tersebut. Namun, di samping itu banyak sekali masyarakat yang termasuk sebagai masyarakat
kelas bawah merasa terbebani secara ekonomi atau finansial mereka. Hal ini disebabkan oleh
tradisi kenduri tersebut memerlukan biaya yang tidak murah. Mereka terpaksa meminjam uang
kepada tetangganya yang dianggap mampu. Mereka merasa sungkan apabila meninggalkan tradisi
ini karena pengaruhnya yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat. Apabila mereka
meninggalkan hal tersebut maka dikhawatirkan akan menjadi bahan perbincangan di wilayahnya.
Oleh karena itu, tradisi kenduri ini menjadi pro-kontra pada masyarakat jawa. Hal ini menimbulkan
rasa ingin tahu penulis untuk meneliti hal tersebut karena permasalahan ekonomi masyarakat
dalam menjaga tradisi adalah hal yang tidak bisa dianggap mudah untuk diselesaikan. Penulis ingin
mencari tahu mengenai motivasi terbesar masyarakat jawa dalam menjaga tradisi tersebut
walaupun keadaan finansial mereka sedang dalam masa yang sulit.

1.2 Rumusan Masalah.


Dari latar belakang masalah di atas dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pandangan masyarakat jawa dalam menanggapi budaya tradisi kenduri yang
tetap bertahan dalam arus globalisasi ?
2. Apakah tradisi kenduri harus tetap dilakukan walaupun pada saat keadaan finansial
penyelenggara sedang dalam masalah ?
3. Apa saja kerugian yang akan dialami oleh sebuah keluarga yang tidak melakukan kegiatan
tradisi kenduri ?
4. Seberapa besarkah pengaruh finansial atau ekonomi sebuah keluarga dalam melakukan
tradisi kenduri ?

Anda mungkin juga menyukai