Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 1

RENCANA PEMASARAN
(MARKETING PLANT)

Di Susun Oleh:
1. Wahyudi (D211 15 033)
2. Hamdani (D211 15 513)
3. Sulfadli Bahri (D211 15 511)

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang
menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih
berhasil jika ditunjang oleh wirausahaan yang dapat membuka, lapangan karena kemampuan
pemerintah yang sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek
pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan pengawasan.
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun
dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini menghadapi kenyataan bahwa jumlah
wirausahawan indonesia masih sedikit dan mutunya belum bisa dikatakan hebat, sehingga
persoalan pembangunan wiraausaha indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya
pembangunan. Jika kita perhatikan manfaat adanya wirausaha banyak sekali.
Demikian besar darma bakti yang dapat disumbangkan oleh wirausaha terhadap
pembangunan bangsa,namun masih saja orang kurang berminat menekuni profesi tersebut.
Penyebab dari kurangnya minat ini mempunyai latar belakang pandangan negatif dalam
masyarakat terhadap profesi wirausaha. Wirausaha ini kegiatannya banyak bergerak dalam bidang
bisnis. Dalam kegiatan bisnis termasuk kegiatan perdagangan.
Oleh karena itu, marilah kita lihat bagaimana pandangan masyarakat kita terhadap profesi,
lapangan kerja dalam sektor ini, yaitu sektor wirausaha bisnis, dan perdagangan.
Banyak faktor psikologis yang membentuk sikap negatif masyarakat sehingga mereka
kurang berminat terhadap profesi wirausaha, antara lain sifat agresif, ekspansif, bersaing, egois,
tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang terhormat, pekerjaan rendah, dan
sebagainya. Pandangan semakin ini dianut oleh sebagian besar penduduk, sehingga mereka tidak
tertarik. Mereka tidak menginginkan anak-anaknya menerjuni bidang ini, dan berusaha
mengalihkan perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri, apalagi bila anaknya sudah
bertitel lulus perguruan tinggi. Mereka berucap, ”untuk apa sekolah tinggi, jika hanya mau jadi
pedagang.” Pandangan seperti ini sudah berkesan jauh dilubuk hati sebagian besar rakyat kita,
mulai sejak zaman penjajahan Belanda sampai beberapa dekade masa kemerdekaan.
Kegiatan pemasaran harus menghasilkan win-win solution artinya pelanggan ingin
membeli produk kalau produk tersebut sesuai dengan keinginannya.Sebaliknya perusahaan dapat
memperoleh profit dari produk yang dihasilkannya kalau produk tersebut di beli oleh pelanggan.
Berdasarkan profit tersebut, perusahaan dapat melanjutkan bisnisnya hingga ia dapat memenuhi
keinginan pelanggan lebih besar di masa yang akan datang. Dengan kata lain perusahaan selalu
berpedoman atau berfokus kepada nilai-nilai yang terdapat dalam diri pelanggan, sehingga
kegiatan pemasaran tersebut dapat berhasil dengan baik.
Untuk dapat mencapai semua itu membutuhkan yang namanya perencanaan pemasaran,
agar apa yang akan dilakukan sesuai dengan tujuannya. Perencanaan pemasaran merupakan
persyaratan inti bagi pemasar. Manfaat penyusunan sebuah rencana antara lain : mendorong
pemikiran sistematik mengenai masa depan, meningkatkan koordinasi, menetapkan standar
kinerja untuk mengukur tren, memberikan dasar logis bagi pembuatan keputusan, meningkatkan
kemampuan untuk menangani perubahan, dan meningkatkan kemampuan untuk mengidentifikasi
peluang pasar.

1.2. Rumusan Masalah


1) Bagaimana ruang lingkup rencana pemasaran (marketing plan) ?
2) Apa yang dimaksud dengan konsep AIDA + S ?
3) Apa saja tiga komponen dari marketing concept?
4) Bagaimana cara menyusun marketing plan?
5) Mengapa perencanaan itu penting?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui ruang lingkup rencana pemasaran.
2) Untuk mengetahui maksud konsep AIDA + S.
3) Untuk mengetahui tiga komponen dari marketing concept.
4) Untuk mengetahui cara menyusun marketing plan.
5) Untuk mengetahui pentingnya perencanaan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Ruang Lingkup Rencana Pemasaran (Marketing Plan)


Perencanaan pemasaran adalah penerapan yang sudah direncanakan dari sumber
daya pemasaran untuk mencapai tujuan pemasaran. Dengan demikian perencanaan pemasaran
merupakan sebuah proses sistematis dalam merancang dan mengkoordinasi keputusan
pemasaran. Rencana pemasaran ini memberikan fokus bagi pengumpulan informasi, format
bagi penyebarluasan informasi, dan struktur bagi pengembangan dan pengkoordinasian
respon strategik dan taktikal perusahaan.
Perencanaan yang harus disiapkan seperti yang dijelaskan oleh Bygrave yaitu analisa
analisa situasi perusahaan dan lingkungannya, analisa dan penilaian peluang, kekuatan,
kelemahan, dan kendala yang dihadapi oleh pasar.
Sebelum menyusun marketing plan maka wirausaha harus mengetahui seluk beluk
atau konsep-konsep pemasaran dan segala informasi telah dikumpulkan, maka seorang
wirausaha baru menulis marketing plannya.
Untuk menyusun marketing plan maka perlu dijawab tiga pertanyaan berikut :
1) Where have we been?
2) Where do we want to go?
3) How do we get there? (Hisrich-peters, 1905: 139)
Pertanyaan diatas perlu diidentifikasi dan dijawab dari mana kita berangkat? Untuk
itu harus diperhatikan latar belakang perusahaan, bagaimana keadaan persaingan, serta
bagaimana peluang dan kendala yang dihadapi.
Kemudian kemana arah yang dituju? Disini perlu ditetapkan sasaran marketing untuk
masa yang akan datang.
Lalu bagaimana mencapai sasaran itu? Disinilah perlu ditetapkan strategi pemasaran.
Mungkin juga perlu dilakukan penelitian pemasaran. Anggaran belanja perlu disiapkan untuk
pelaksanaan rencana ini.
Apa yang dimaksud dengan marketing plan? The marketing plan inludes a situation
analysis that in large part comprises a market opportunity analysis and an assessment of the
existing or potential business’ strenght, weaknesses, threats, and opportunities in the
marketplace. (Bigrave, 1994: 73).
Marketing plan ini adalah merupakan bagian dari business plan. Perencanaan yang
harus disiapkan seperti dijelaskan oleh Bygrave adalah analisa situasi perusahaan dan
lingkungannya analisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, kendala yang dihadapi
dipasar. Juga harus digambarkan sasaran konsumen dan strategi pemasaran yang digunakan.
Jadi inti kegiatan dari marketing ini adalah :
1. Analisa situasi lingkungan dan peluang pasar
2. Mengembangkan sasaran pemasaran
3. Menetapkan strategi pemasaran
4. Menciptakan taktik atau tindakan pelaksanaan
Karakteristik dari suatu marketing plan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu:
 Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benar tentang siapa target market, dimana
lokasi mereka, berapa besar kemungkinan daya serapnya.
 Bagaimana teknik promosi yang efektif.
 Bagaimana perubahan harga dipasar.
 Bagaimana saluran distribusi.
 Bagaimana keadaan saingan.
 Bagaimana S W O T dari perrusahaan
 Siapkan sumber-sumber yang diperlukan seperti : sumber daya manusia, keuangan, fasilitas
perawatan dan sebagainya.
Seperti diketahui bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang amat penting dalam
operasional suatu bisnis. Tidakpeduli apakah bisnis anda bergerak dalam sektor industri kecil,
tingkat menengah, apalagi industri besar. Atau anda bergerak dalam bidang perdagangan besar,
perdagangan eceran, pertokoan, atau mungkin pula anda bergerak dalam bidang penjualan jasa,
transportasi, penginapan, biro perjalanan, kegiatan rekreaksi, dan sebagainya, pemasaran
menempati posisi utama.
Lihatlah bagaimana perkembangan posisi bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan
mulai sejak berdiri sampai perusahaaan menjadi besar.
Pada tahap perusahaan baru didirikan posisi bagian produksi, keuangan, personalia,
dan pemasaran kira-kira sama pentingnya. Akan tetapi, begitu perusahaan mengalami
kemajuan, maka porsi perhatian lebih besar diberikan kebagian pemasaran, dan lebih khusus
lagi fokusnya ialah ”langganan”. Ini bukan berarti bagian-bagian lain didalam perusahaan tidak
penting, semua bagian adalah penting, tetapi perhatian utamanya ialah bagian pemasaran yang
akan berhadapan langsung dengan publik, yang sangat menentukan keberhasilan/kegagalan
suatu usaha.
2.2. Konsep AIDA + S
Didalam setiap kegiatan bisnis harus diusahakan agar wirausahawan memperhatikan
konsep AIDA + S.
AIDA + S merupakan singkatan dari:
A = Attention
I = Interest
D = Desire
A = Action
S = Satisfaction
Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat
menarik hati konsumen/langganan. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang
memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan atau kegiatan-
kegiatan lainnya.
Pertama kali konsumen berhubungan dengan perusahaan tertentu muncul lebih dulu
perhatian (Attention) misalnya pada saat konsumen lewat didepan sebuah toko. Konsumen
terseebut memperhatikan satu jenis barang yang dipajangkan dietalase depan toko. Konsumen
tersebut timbul minatnya (interest), lalu dia masuk kedalam toko. Setelah masuk kedalam toko
dia mencari pelayan dan minta diambilkan barang yang dia ingini. Ini berarti keinginannya
(Desire) makin meningkat. Kemudian dia menanyakan berapa harganya, lalu tawar-menawar,
cocok harga, langsung dibayar dikas(Action). Setelah barang dibawa pulang kerumah lalu
dipakai (seandainya bentuk pakaian atau dimakan kalau bentuk makanan). Setelah barang
tersebut dikonsumsi maka muncul dua kemungkinan konsumen tersebut puas atau tidak puas.
Tujuan dari setiap pemasaran adalah menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika
kosumen puas terhadap barang tersebut maka konsumen akan melakukan pembelian ulang.
Jika konsumen tidak puas maka dia tidak akan melakukan pembelian ulang dan akan
memberikan reaksi negatif serta mengimformasikan reaksi negatif itu kepada keluarganya,
sahabatnya, sehingga pemasaran produk tersebut tidak mencapai sasaran. Hal ini dapat
menimbulkan kegagalan bagi perusahaan.

2.3. Tiga Komponen Dari Marketing Concept


Sasaran utama Marketing concept ialah kepuasan konsumen. Untuk mencapai
sasaran tersebut, ada tiga komponen penting yaitu costumer needs and wants, organizationally
integrated marketing strategy and goals (Bygrave 1994 : 68). Inti dari marketing concept ini
ialah bukan membuat konsumen mengkuti keinginan produsen, tapi sebaliknya
mengaharuskan produsen memahami dan berusaha mengikuti selera konsumen.
Marketing mulai dengan pertanyaan apakah yang ingin dibeli oleh konsumen?
Jawabannya adalah kepuasan. Konsumen mencari nilai dan terpenuhi keinginannya.
Komponen kedua yang membentuk marketing concept ialah organisasi yang
terintegrasi, yang utuh. Walaupun bisnis sudah bertumbuh dari hanya beberapa orang pendiri
telah memiliki ratusan karyawan, namun harus tetap satu arah costumer fokus. Semua orang
dari segala bidang, harus mempunyai pandangan sama, langsung atau tidak langsung harus
selalu membuat konsumen mempunyai persepsi yang baik terhadap perusahaan. Langkah-
langkah yang agak filosofis ini memberika fondasi yang kuat untuk mengembangkan
costumer oriented, dalam sebuah organisasi perusahaan.
Komponen ketiga ialah goal achievement. Memang tujuan perusahaan ialah untuk
meningkakan volume penjualan, tapi jangan hanya menekankan peningkatan volume, juga
harus membuat kegiatan marketing yang lebih efektif yang lebih menunjang terhadap
penjualan yang menguntungkan. Tujuan lainnya ialah meningkatkan image terhadap
perusahaan, dan memperluas market share.

2.4. Menyusun Marketing Plan


Setelah wirausahawan memahami beberapa konsep pemasaran, maka selanjutnya
disusun marketing plan. Plan berarti merencanakan. Esensi planning tidak lain adalah decision
making. Eksekutif marketing harus mampu menyusun core strategy ( strategi inti) perusahaan
untuk tahun yang akan datang.
Manajer pemasaran jangan meniru saja, mengulang kembali strategi tahun yang lalu.
Akan tetapi harus memikirkan strategi lain yang mungkin lebih baik. Namun, tidak pula
berarti strategi yang lalu harus diganti. Jika memang cocok teruskan, tetapi harus mau
memikirkan modifikasi strategi baru agar ada perbandingan sebagai alternatif.
Format marketing plan
Format marketing plan tentu tidak sama pada semua perusahaan, karena kegiatan
usahanya berbeda. Akan tetapi, yang penting adalah core strategy-nya, sedangkan format
berikut ini adalah sebagai rambu-rambu saja.
Marketing plan memuat hal-hal berikut:
 Analisa situasi ( S.W.O.T)
 Tujuan pemasaran (Marketing Objectives)
 Strategi inti ( Core strategy)
 Jadwal pelaksanaan (Action plan)
 Anggaran pemasaran (marketing budget)
 Kontrol (control) (Alex D. Triana, 1985: 75)
Ad. 1.
Wirausaha harus menganalisa keadaan intern dan ekstern perusahaannya. Keadaan intern
meliputi gambaran penjualan tahun terakhir serta analisis jumlah yang diperoleh. Kemudian
juga dianalisa sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan.
Mengenai keadaan ekstern perlu diperhatikan keadaan makro yang berhubungan dengan
kepentingan perusahaan. Analisis intern dan ekstern tersebut dilengkapi lagi dengan analisis
kekuatan, kelemahan, peluang,dan ancaman-ancaman atau kendala yang mempengaruhi
kehidupan perusahaan.
Ad.2.
Tujuan pemasaran perusahaan tentu beraneka ragam sesuai dengan kepentingan perusahaan
masing-masing. Sebagai contoh dapat dikemukakan tujuan pemasaran, mempertahankan
posisi perusahaan sebagai market leader, atau memperluas penguasaan market share sampai
dengan 30%.
Tujuan pemasaran juga bisa menetapkan volume penjualan total sekian Rp Miliyar setahun,
yang dapat dibagi berdasarkan masing-masing item barang yang diproduksi. Ada perbedaan
antar tujuan pemasaran. Jika tujuan pemasaran dinyatakan untuk mengembangkan produk
atau meningkatkan marketing budget, ini adalah merupakan strategi bukan tujuan. Jadi, tujuan
adalah hasil akhir yang ingin dicapai. Sedangkan strategi merupakan policy untuk mencapai
hasil tersebut.
Ad. 3.
Strategi inti merupakan alternatif strategi yang terpilih dalam decision making. Untuk
menghasilkan strategi inti ini dibutuhkan pemikiran mendalam didukung oleh data dan fakta
sehinga dapat dirumuskan secara tajam.
Misalnya, menguasai pasar didaerah Sumatera dengan mengutamakan penggunan price policy
tertentu. Strategi inti ini biasanya tidak terlalu panjang, paling banyak satu halaman.
Ad 4.
Jadwal pelaksanan atau action plan lebih banyak, sebab disini strategi inti dielaborasi lebih
rinci. Jika misalnya strategi inti yang ingin dilaksanakan berupa pengembangan produk, maka
harus dijabarkan model, bahan, mutu, kemasan, dan sebagainya.
Action plan harus menjawab beberapa pertanyaan:
- What, apa tugas yang harus dilakukan?
- Who, siapa orang yang harus bertugas dan bertangung jawab?
- When, kapan pekerjaan harus dilaksanakan dan harus selesai?
- Where, jika diperlukan dimana percobaan pasar akan dilakukan?
- How, bagaimana cara melaksanakan tugas tersebut?
Semua kegiatan diatas bertitik tolak dari strategi inti yang telah ditetapkan.
Ad 5.
Di dalam marketing budget dengan jelas harus dinyatakan besar biaya yang diperlukan jenis
kegiatan pemasaran untuk berbagai teknik promosi, melakukan riset pemasaran, dan
sebagainya.
Jika diperlukan, rincian biaya disusun untuk masing-masing item produksi.
Ad 6.
Untuk semua implementasi marketing plan harus dilakukan pengawasan. Pengawasan
dilakukan dengan membaca laporan-laporan tertulis dari pelaksanaan ataupun hasil observasi.
Jika terjadi penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan, maka harus segera diambil
tindakan perbaikan.
2.5. Pentingnya Perencanaan
Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa ada rencana sebelumnya. Rencana harus
ada betapapun sederhananya secara tertulis. Namun, wirausaha baru dinegara kita banyak
yang tidak mau ataupun mungkin tidak mampu atau segan menulis rencana tertulis tersebut
karena berbagai alasan. Perencanaan yang tidak tertulis pasti sudah ada rekayasa dalam
pikiran, yaitu suatu rekayasa secara sederhana tentang jawaban dari berbagai pertanyaan
antara lain, usaha apa yang harus dibuka, mengapa memilih usaha tersebut, dimana lokasinya,
siapa konsumennya, darimana sumber modal, dan sebagainya.
Tampaknya wirausaha baru seperti ini cenderung melaksanakan kegiatan trial and
error atau coba-coba. Seandainya gagal mereka akan beralih ke usaha yang lain. Model seperti
ini banyak dijumpai dalam masyrakat bisnis kita.
Dinyatakan oleh David H. Bangs, Jr. (1995: x) bahwa, seorang pengusaha yang tidak
bisa membuat perencanaan sebenarnya merencanakan kegagalan. Ungkapan ini benar, dari
hasil pengamatan para pemilik perusahan kecil yang menyisihkan waktu untuk mengkaji
semua strateginya, mengunakan informasi untuk menguji kebenaran pendapatnya, dan cukup
pandai mengenali kekurangan-kekurangan dirinya adalah pengusaha yang tidak mengalami
kegagalan.
Suatu rencana kerja yang dibuat tertulis dan resmi guna menjalankan perusahan
(business plan) merupakan perangkat tepat untuk memegang kendali perusahaan dan menjaga
agar fokus usaha perusahaan tidak menyimpang.
Pandangan diatas mungkin berlaku untuk negara maju. Akan tetapi, para wirausaha
baru dinegara kita kebanyakan menyimpan rencana perusahaan didalam pikirannya. Ini bukan
berarti kita membenarkan model perencanaan didalam pikiran saja. Minimal harus ada
catatan-catatan tertentu secara tertulis yang akan diikuti dalam pelaksanaannya. Misalnya
menyangkut orang atau personalia yang akan diberi tugas untuk menjalankan usaha, modal
yang akan digunakan dan sebagainya.
Memulai suatu usaha baru tidak tepat kiranya jika langsung dalam bentuk usaha
besar. Memang ada pengusaha yang langsung membuka usaha besar tanpa mempunyai
pengalaman lebih dulu. Akibatnya jika usaha besar ini mengalami benturan-benturan bisnis
maka akan timbul kepanikan bagi pemiliknya sendiri dan perusahaan semacam ini gampang
jatuh/mengalami kegagalan. Memulai wirausaha dalam bentuk usaha kecil akan memberikan
pengalaman demi pengalaman dalam pengelolaan usahanya. Berdasarkan pengalaman setiap
tahun dan data yang terkumpul dianalisis maka dengan mudah perusahaan berkembang
menjadi perusahaan yang lebih besar.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1) Ruang Lingkup Rencana Pemasaran (Marketing Plan)
Seperti diketahui bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang amat penting dalam
operasional suatu bisnis. Tidakpeduli apakah bisnis anda bergerak dalam sektor industri
kecil, tingkat menengah, apalagi industri besar. Atau anda bergerak dalam bidang
perdagangan besar, perdagangan eceran, pertokoan, atau mungkin pula anda bergerak
dalam bidang penjualan jasa, transportasi, penginapan, biro perjalanan, kegiatan rekreaksi,
dan sebagainya, pemasaran menempati posisi utama.
2) Konsep AIDA + S
Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat
menarik hati konsumen/langganan. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang
memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan atau kegiatan-
kegiatan lainnya.
3) Tiga Komponen Dari Marketing Concept
 Kepuasan konsumen
 Organisasi yang terintegrasi yang utuh
 Goal achievement
4) Menyusun Marketing Plan
Marketing plan memuat hal-hal berikut:
 Analisa situasi ( S.W.O.T)
 Tujuan pemasaran (Marketing Objectives)
 Strategi inti ( Core strategy)
 Jadwal pelaksanaan (Action plan)
 Anggaran pemasaran (marketing budget)
 Kontrol (control) (Alex D. Triana, 1985: 75)

5) Pentingnya Perencanaan
Membuka usaha baru tidak mungkin tanpa ada rencana sebelumnya. Rencana
harus ada betapapun sederhananya secara tertulis. Namun, wirausaha baru dinegara kita
banyak yang tidak mau ataupun mungkin tidak mampu atau segan menulis rencana tertulis
tersebut karena berbagai alasan. Perencanaan yang tidak tertulis pasti sudah ada rekayasa
dalam pikiran, yaitu suatu rekayasa secara sederhana tentang jawaban dari berbagai
pertanyaan antara lain, usaha apa yang harus dibuka, mengapa memilih usaha tersebut,
dimana lokasinya, siapa konsumennya, darimana sumber modal, dan sebagainya.
3.2. Saran
Demikian makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca
khususnya,kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk memperbaiki makalah
kami berikutnya.
SUMBER:
http://inengahjuliana.blogspot.com/2014/09/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Anda mungkin juga menyukai