Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ELSA ANANDA PUTRI

NO.BP : 1811223005

1. Jelaskan pencegahan malnutrisi di RS


Malnutrisi yang terjadi pada pasien di rumah sakit akibat dari asupan makan
tidak memenuhi karena kebutuhan gizi yang meningkat (Schenker, 2003; Alerda
dkk, 2006, Norman, 2008), kurangnya kerja sama interdisipliner asuhan gizi
(Mikkelsen dkk, 2003). Dengan demikian butuh tindakan pencegahan dan
penatalaksanaan malnutrisi di RS agar tidak terjadi komplikasi. Berikutnya akan
berdampak pada infeksi, mortalitas, biaya perawatan dan lama rawat pendek.
Pencegahan malnutrisi di rumah sakit dapt dilakukan melalui skrining gizi
terhadap pasien baru dan diulang secara periodik (Barendregt, 2008). Skrining
gizi yang tepat kemudian dilaksanakannya intervesi gizi yang tepat akan
mencegah timbulnya malnutrisi sehingga dapat mempercepat terjadinya proses
penyembuhan (Wyszynski, 1997).

1. Bagaimana hasil penelitian terkait metode skrining gizi


Studi pendahuluan (susetyowati, 2009) membandingkan 4 metode skrining
gizi (MST, SNAQ, MUST, dan NRS 2002) dengan gold standar (SGA). Hasil :
sensitifitas  90%, 77%, 74%,dan 60% untuk MST, SNAQ, MUST, & NRS
2002. Kemudian juga didapatkan keempat metode yaitu MST, SNAQ, NRS, dan
MUST berhubungan signifikan dengan SGA.
Kesimpulan Skrining Gizi, yaitu; (1) Pasien tidak berisiko malnutrisi perlu
skrining ulang tiap minggu selama perawatan di RS atau saat kunjungan ulang
pada rawat jalan, (2) Pasien berisiko malnutrisi lanjut dengan asesmen gizi
kemudian diagnosis gizi dan berikut terapi gizi.

2. Jelaskan algoritma asuhan gizi RS


Proses asuhan gizi terstandar adalah pendekatan sistematik dalam
memberikan pelayanan asuhan gizi yang berkualitas, melalui serangkaian
aktifitas yang terorganisir yang meliputi identifikasi kebutuhan gzi sampai
pemberian pelayanan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Proses asuhan gizi
terstandar meliputi 4 (empat) langkah yang saling berkaitan dan berpengaruh,
yaitu pengkajian gizi, diagnosis gizi, intervensi gizi, dan monitoring dan evaluasi
gizi.
 Asesmen gizi
Merupakan metode sistematik dalam mengumpulkan, melakukan
verifikasi dan interpretasi data yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi
masalah, penyebabnya serta gejala atau tanda yang berkaitan dengan gizi.
Langkah PAGT ini mencakup riwayat terkait gizi dan makanan,
pengukuran antropometri, data biokimia, tes dan prosedur medis, hasil
pemeriksaan fisik terkait gizi, riwayat klien, pengobatan.
 Diagnosis gizi
Merupakan kegiatan mengidentifikasi dan memberi nama masalah gizi
yang aktual dan atau kondisi berisik menyebabkan masalah gizi yang
merupakan tanggung jawab dietisien untuk menanganinya secara mandiri.
Langkah ini dinyatakan dalam format Problem (P) – Etiology (E) –
Sign/symptom (S). Diagnosis gizi t4erdiri dari 3 domain, yaitu asupan,
klinis dan perilaku-lingkungan.
 Intervensi gizi
Merupakan tindakan terencana yang dirancang untuk mengubah perilaku,
kondisi lingkungan terkait gizi atau aspek kesehtan dari individu termasuk
keluarga dan pengasuh, kelompok sasaran tertentu atau masyarakat
tertentu ke ara yang positif. Langkah ini mencakup proses perancangan
preskripsi diet termasuk tujuan asuhan serta impleentasi rencana
intervensi. Intervensi gizi terdiri dari domain; pemberian/diet, edukasi,
konseling dan koordinasi asuhan gizi.
 Monitoring dan evaluasi gizi
Merupakan proses mengkaji ulang dan mengukur status pasien/klien pada
waktu yang terjadwal sesuai dengan diagnosis gizi, tujuan dan rencana
intervensi dan hasilnya sedangkan evaluasi merupakan kegiatan
membandingkan secara sistematis data – data klien saat inid enga status
sebelumnya, tujuan intervensi, atau rujukan standar guna melihat dampak
intervensi terhadap hasil. Pada kegiatan monitoring dan evaluasi gizi
diputuskan untukkelanjutan tindakan dietetik yang akan dilakukan. Hasil
evaluasi dapat diputuskan tindak lanjut yang akan dilakukan apakah
pasien/klien perlu di re-asesmen atau dilanjutkan terapi diet yang sama.

Anda mungkin juga menyukai