Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya dengan

rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Pandangan

Agama dan Peran Perawat Tentang Aborsi ” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak

lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

memberikan banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan

makalah ini. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah

memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah

ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan

makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang telah kami susun ini

masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga kami mengharapkan saran serta

masukan dari para pembaca demi tersusunnya makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata,

kami berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 08 Oktober 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................................2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4

1.3 Tujuan.................................................................................................................................4

1.4 Manfaat...............................................................................................................................4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 pengertian aborsi.................................................................................................................5

2.2 pandangan islam tentang aborsi.........................................................................................6

2.3 peran perawat dalam mencegah aborsi...............................................................................9

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................11

3.2 Saran.................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan di luar pernikahaan, terutama para

pelajar dan mahasiswa hari ini sudah sampai batas yang sangat mengkawatirkan. Ini akibat

hilangnya nilai-nilai agama dalam kehidupan masyarakat, ditambah dengan gencarnya media

massa yang menawarkan kehidupan glamor, bebas dan serba hedonis yang menyebabkan

generasi muda terseret dalam jurang kehancuran. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya

melakukan hubungan seks di luar pernikahan dan hamil, kemudian berakhir dengan

pengguran kandungan dengan paksa.

Di zaman sekarang ini banyak tindakan-tindakan yang tidak manusiawi. Salah

satunya adalah aborsi. Kasus aborsi sekarang ini bukan lagi hal yang awam didengar, justru

malah menjadi hal yang biasa didengar. Padahal tindakan ini sangat tidak manusiawi

dipandang dari segi moral, agama, dan budaya. Sekarang ini praktek aborsi semakin

merajalela, bukan hanya para kalangan mahasiswa saja yang melakukan praktek ini tetapi

banyak juga pelajar yang melakukan praktek ini.

secara umum aborsi merupakan perbuatan keji, tidak berperikemanusiaan dan

bertentangan hukum dan ajaran agama. Walaupun demikian, hukum Aborsi secara khusus

perlu dikaji secara lebih mendalam, karena Aborsi bukanlah dalam satu bentuk, tetapi

mempunyai berbagai macam. Sementara itu Islam bukanlah agama yang kaku, tetapi agama

yang memandang kehidupan manusia ini dari berbagai sudut, sehingga ditemukan di

dalamnya solusi atas segala problematika yang dihadapi oleh manusia.

3
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian aborsi ?

2. Bagaimana pandangan islam tentang aborsi ?

3. Bagaimana peran perawat dalam mencegah tindakan aborsi ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian aborsi

2. Untuk mengetahui bagaimana pandangan islam tentang aborsi

3. Untuk mengetahui bagaimana peran perawat dalam mencegah tindakan aborsi

1.4 Manfaat

1. Dapat mengetahui pengertian aborsi

2. Dapat mengetahui bagaimana pandangan islam tentang aborsi

3. Dapat mengetahui bagaimana peran perawat dalam mencegah tindakan aborsi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aborsi

Secara umum, pengertian aborsi adalah Tindakan mengakhiri kehamilan dan

mengeluarkan hasil konsepsi sebelum waktunya janin hidup diluar kandungan.

 Pengertian Aborsi Menurut Para ahli

Para ahli memiliki defenisi yang berbeda tentang aborsi, walaupun pada intinya sama

yaitu:

1. Pengertian aborsi menurut Eastman adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana

fetus sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya

terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 28 minggu.

2. Pengertian aborsi menurut Jeefcoat adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia

kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by law.

3. Pengertian aborsi menurut Holmer adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16,

dimana proses plasentasi belum selesai.

 Pengertian Aborsi Menurut WHO

Aborsi adalah penghentian kehamilan sebelum janin berusia 20 minggu. karena secara

medis janin tidak bisa bertahan di luar kandungan. Sebaliknya bila penghentian kehamilan

dilakukan saat janin sudah berusia berusia di atas 20 minggu maka hal tersebut

adalah infanticide atau pembunuhan janin.

 Pengertian Aborsi Menurut Agam Islam

Alam bahasa arab, aborsi disebut isqat al-haml atau ijhad, yaitu pengguguran janin

dalam rahim. Dalam istilah syari’at, aborsi adalah kematian janin atau keguguran sebelum

sempurna, walaupun janin belum mencapai usia enam bulan. Dapat disimpulkan bahwa

5
aborsi secara syari’at tidak melihat kepada usia kandungan, namun melihat kepada

kesempurnaan bentuk janin tersebut.

2.2 Pandangan Aborsi Menurut Pandangan Islam

Abdurahman Al Baghadadi (1998) dalam bukunya Emansipasi Adakah Dalam Islam

halaman 127-128 menyebutkan bahwa aborsi dapat dilakukan sebelum atau sesudah ruh

(nyawa) ditiupkan. Jika dilakukan setelah ditiupkannya ruh, yaitu setelah 4 bulan masa

kehamilan, maka semua ulama ahli fiqih (fuqoha) sepakat akan keharamannya. Tetapi para

ulama fiqih berbeda pendapat jika aborsi dilakukan sebelum ditiupkannya ruh. Sebagian

memperbolehkan dan sebagiannya mengharamkannya.

Pendapat yang disepakati fuqoha, yaitu bahwa haram hukumnya melakukan aborsi

setelah ditiupkannya ruh (empat bulan ) didasarkan pada kenyataan bahwa peniupan ruh

terjadi setelah 4 bulan masa kehamilan. Abdullah bin Mas’ud berkata bahwa Rasulullah

SAW telah bersabda “ Sesungguhnya setiap kamu terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu

selama 40 hari dalam bentuk “nutfah” , kemudian dalam bentuk “alaqah’ selama itu pula,

kemudian dalam bentuk “mudghah” selama itu pula, kemudian ditiupkan ruh kepadanya.”

(HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi)

Maka dari itu, aborsi setelah 4 bulan adalah haram, Karena berarti membunuh

makhluk yang sudah bernyawa. Dan ini termasuk dalam kategori pembunuhan yang

keharamannya antara lain didasarkan pada dalil-dalil syar’i berikut:

Firman Allah SWT :

“ Dan janganlah kamu membubuh anak anak kamu karena kemiskinan. kami akan

memberikan rizki kepada mereka dan kepadamu. ( QS. Al-an’am : 151 )

‫ضغَ ٍة ُم َخلَّقَ ٍة َو َغي ِْر ُم َخلَّقَ ٍة‬ ْ ُ‫ب ث ُ َّم ِم ْن ن‬


ْ ‫طفَ ٍة ث ُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ث ُ َّم ِم ْن ُم‬ ِ ‫ب ِمنَ ْالبَ ْع‬
ٍ ‫ث فَإِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ت ُ َرا‬ ُ َّ‫يَا أَيُّ َها الن‬
ٍ ‫اس ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم فِي َر ْي‬

ُ َ‫س ًّمى ث ُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفال ث ُ َّم ِلتَ ْبلُغُوا أ‬


5) ‫شدَّ ُك ْم‬ َ ‫األر َح ِام َما نَشَا ُء إِلَى أ َ َج ٍل ُم‬
ْ ‫ِلنُبَيِِّنَ لَ ُك ْم َونُ ِق ُّر فِي‬

6
“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka

(ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes

mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna

kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan

dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian

Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah

kepada kedewasaan…”(QS.Al-Hajj:5)

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan

dengan suatu (alasan) yang benar…”(QS. Al-Israa’: 33)

“Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya,. Karena dosa apakah

dia dibunuh”. (At Takwir: 8-9)

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang

akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka

adalah suatu dosa besar. (Al-Isra: 31)

7
Hadist Shahih mengenai Hukum Aborsi

Dan sabda Rasulullah SAW :

‫َعلَ ْي ِه‬ ‫ا ْست ُ ْك ِره ُْوا‬ ‫َما‬ ‫َو‬ ُ‫النِِّ ْسيَان‬ ‫َو‬ ُ ‫طأ‬
َ ‫ال َخ‬ ْ ‫أ ُ َّم ِت‬
‫ي‬ ‫َع ْن‬ ‫ض َع‬
ِ ‫ُو‬

“Dimaafkan dari umatkun kesalahan (tanpa disengaja), lupa dan keterpaksaan” (HR Al-

Baihaqi dalam Sunannya dan disahikan Syaikh Al-Albani dalam Shahihul-Jami no. 13066)

Yang dimaksudkan dalam hadist ini adalah tidaklah dilakukan kecuali dalam keadaan

darurat yang menimpa sang ibu, sehingga kehamilan dan upaya mempertahankannya dapat

membahayakan kehidupan sang ibu, sehingga aborsi menjadi satu-satunya cara

mempertahankan jiwa sang ibu; dalam keadaan tidak mungkin bisa mengupayakan kehidupan

sang ibu dan janinnya bersama-sama. Dalam keadaan ini mengharuskan para medis

mengedepankan nyawa ibu daripada janinnya. Bila tidak mungkin menjaga keduanya kecuali

dengan kematian salah satunya maka hal ini masuk dalam kaedah “melanggar yang lebih

ringan dari dua mudharat untuk menolak yang lebih berat lagi” (Irtkabul khaffi ad-Dhararain

Lidaf’i A’lahuma).

Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 1983 menyatakan sebagai berikut :

“ Pengguguran kandungan (aborsi) termasuk “menstrual regulation”(MR) dengan cara

apapun dilarang oleh jiwa dan semangt ajaran Islam, baik dikala janin sudah bernyawa (di

atas 4 bulan dalam kandungan) ataupun dikala janin belum bernyawa ( belum berumur 4

bulan dalam kandungan). Karena perbuatan itu termasuk pembunuhan terselubung yang

dilarang oleh syariat Islam, kecuali untuk menyelamatkan jiwa si ibu”

Meskipun begitu dalam takaran kondisi tertentu seperti ketika lembaga medis telah

memastikan bahwa keberadaan janin dapat mengancam keselamatan ibu maka hukum fiqh

akan memakai kaidah Akhof addororain yakni memilih resiko terkecil antara keselamatan ibu

dan janin. Dalam kondisi darurat seperti ini nyawa ibu lebih diprioritaskan karena ia sebagai

8
asal dari janin dan kehidupannya telah independen, berbeda dengan janin yang kehidupannya

bergantung pada kehidupan ibu.

2.3 Peran Perawat Dalam Mencegah Aborsi

Perilaku aborsi ini dapat terjadi dikarenakan kurangnya peran seluruh tenaga kesehatan

dalam mencegah terjadinya aborsi ini. Sebagai seorang perawat yang mempunyai

pengetahuan akan bahayanya atau resiko yang akan terjadi maka seharusnya memberikan

pengetahuan akan hal tersebut. Berikut adalah resiko bagi perempuan yang melakukan aborsi:

1. Kematian perempuan karena aborsi jauh lebih besar dari kematian ibu karna

melahirkan (bersalin) secara normal

2. Perempuan yang melakukan aborsi berlatar belakan criminal biasanya tidak sah , lali

pacar atau keluarganya mendesaknya untuk menggugurkan kandungan , karena malu

menggung aib. Padahal perempuan yang bersangkutan sama skali tidak

menghendakinya akibat dirinya serba salah dan pasrah

3. Perempuan yang melakukan aborsi akan mengalami gangguan kejiwaan seperti stress

pasca trauma aborsi.

Untuk mencegah semakin maraknya aborsi yang di lakukan baik oleh dukun maupun dokter ,

maka 7 butir solusi ini dapat di pertimbangkan yaitu :

1. Pendidikan agama sejak dini di berikan agar anak kelak bila memasuki masa remaja

atau dewasa muda memiliki pengetahuan bahwa perzinaan atau skeks bebas atau

hubungan seks di luar nikah di larang ole agama ,hukumnya haram dan melkukanya

perbuatan dosa.

2. Dalam islam tidak di kenal istilah “pacaran” atau pergaulan bebas , namun yang ada

adalah sebatas perkenalan . selama masa perkenalan inipun baik laki laki maupun

perempuan tidak boleh brerduaan di tempat yg sepi , sebab di khawatirkan yang

9
ketiganya adalah setan yang menggoda dua insane tadi untuk untuk berbuat

perzinaann.

3. Bila terjadi juga “kecelakaan” (kehamilan di luar nikah) sebaiknya remaja yang

bersangkutan di nikahkan .bila tidak mungkin , kehamilan dapat di teruskan hingga

melahirkan secara normal . bayi dapat di rawat sendiri atau di rawat oleh orang lain

(adopsi).

4. Orang tua di rumah (ayah dan ibu) , orang tua di sekolah (bapa dan ibu guru) serta di

masyaraktat (ulama,tokoh masyarakat , penjabat, aparat, dan pengusaha) hendaknya

menciptakan tatanan kehidupan bernasyarakat yang religious , dan tidak memberikan

peluang berupa saran dan prasana yang dapat menjurus kepergaulan bebas (perzinaan)

, misalnya pornografi,pornoaksi , dan NAZA.

5. Diperlukan penyuluhan kepada masyarakat terutama pada remaja tentang dampak

buruk aborsi akibat pergaulan bebas atau hubungan seks di luar nikah dari sudut

panfang biologis, psikologis, social dan spiritual.

6. Kepada mereka yang melakukan tindakan pengguguran (abortus criminalis)

dikenakan sanksi hukum yang berat sesuai dengan hokum perundang-undangan yang

berlaku. Bagi “korban” dianjurkan untuk bertobat minta ampunan kepada Allah

SWWT dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

7. Organisasi profesi seperti IDI dan POGI hendaknya dapat menerbitkan para

anggotanya yang melakukan tindak pengguguran (abortus criminalis).

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aborsi secara umum adalah Tindakan mengakhiri kehamilan dan mengeluarkan hasil

konsepsi sebelum waktunya janin hidup diluar kandungan. Dari sudut pandang para ahli

aborsi mempunyai pengertian pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28

minggu, yaitu fetus belum viable by law (Jeefcoat). Menurut WHO aborsi memiliki

pengertian penghentian kehamilan sebelum janin berusia 20 minggu. karena secara medis

janin tidak bisa bertahan di luar kandungan.

Dalam pandangan islam aborsi dilakukan sebelum atau sesudah ruh di tiupkan,

apabila aborsi dilakukan setelah ruh ditiupkan atau setelah 4 bulan masa kehailan maka para

ulama sepakat bahwa aborsi yang dilakukan hukumnya haram. Namun, apabila aborsi

dilakukan sebelum ditiupkan ruh kepada janin maka hukumnya diperbolehkan. Tindakan

aborsi tidaklah dilakukan kecuali dalam keadaan darurat yang menimpa sang ibu, sehingga

kehamilan dan upaya mempertahankannya dapat membahayakan kehidupan sang ibu,

sehingga aborsi menjadi satu-satunya cara mempertahankan jiwa sang ibu dalam keadaan

tidak mungkin bisa mengupayakan kehidupan sang ibu dan janinnya bersama-sama. Dalam

keadaan ini mengharuskan para medis mengedepankan nyawa ibu daripada janinnya. Bila

tidak mungkin menjaga keduanya kecuali dengan kematian salah satunya maka hal ini masuk

dalam kaedah “melanggar yang lebih ringan dari dua mudharat untuk menolak yang lebih

berat lagi”.

Untuk mencegah terjadinya aborsi di perlukan sosialisasi dari tenaga kesehatan yang

mengerti dan juga menghindari pergaulan bebas yang sedang marak dikalangan remaja.

Masyarakat juga harus mengetahui dampak yang terjadi apabila tetap melakukan aborsi

misalnya Perempuan yang melakukan aborsi akan mengalami gangguan kejiwaan seperti

11
stress pasca trauma aborsi. Dan untuk mecegahnya dapat melakukan banyak cara salah

satunya yaitu Pendidikan agama sejak dini di berikan agar anak kelak bila memasuki masa

remaja atau dewasa muda memiliki pengetahuan bahwa perzinaan atau skeks bebas atau

hubungan seks di luar nikah di larang ole agama ,hukumnya haram dan melkukanya

perbuatan dosa. Dan Bila terjadi juga “kecelakaan” (kehamilan di luar nikah) sebaiknya

remaja yang bersangkutan di nikahkan bila tidak mungkin, kehamilan dapat di teruskan

hingga melahirkan secara normal. bayi juga dapat di rawat sendiri atau di rawat oleh orang

lain (adopsi).

3.2 Saran

Sebaikanya para remaja diberi pelajaran agama sejak kecil dan juga diberi pelajaran

tentang bahayanya pergaulan bebas. Pengawasan orang tua juga sangat penting supaya tidak

terjadi pergaulan bebas pada remaja yang menyebabkan meningkatnya angka aborsi. Apabila

perumpuan yang hendak melakukan aborsi masih bingung dengan apa yang hendak

dilakukan atau sedang dalam pemikiran sebaiknya tenangkan pikiran terlebih dahulu lalu

mintalah pendapat kepada keluarga yang dipercaya dengan menceritakan terlebih dahulu

dengan tenang lalu mintalah bantuan untuk menangani masalah yang sedang di hadapi.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://keperawatanreligionnurulfatimah.wordpress.com/

https://pusatklinikaborsi.com/pengertian-aborsi/

https://www.slideshare.net/raishachaa/aborsidalamhukumislam

http://othoy09.blogspot.com/2012/02/aborsi-menurut-pandangan-fiqh.html

13

Anda mungkin juga menyukai