SIMULASI SISTEM
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh:
AKLIMA ULVA
160130111
BAB I
1
PENDAHULUAN
Salah satu apotek yang menyediakan pembelian obat baik obat luar maupun dalam
yaitu Apotek Kimia Farma yang terletak dijalan Darussalam Kota Lhokseumawe. Secara
umum terdapat dua permasalahan yang dihadapi oleh orang yang hendak membeli obat
pada suatu apotek. Pertama, jumlah dan waktu antrian pembeli di apotek. Jika jumlah
antrian di apotek terlalu banyak beberapa orang urung melaksanakan niatnya untuk
membeli obat di apotek tersebut. Selain itu, lamanya antrian juga sangat menghambat
bagi orang- orang yang sibuk. Suasana dalam antrian juga sangat membosankan bagi
pembeli obat, sehingga tidak jarang mereka lebih memilih untuk menunggunya di tempat
lain.
Secara tidak disadari hal ini menunjukkan salah satu pelayanan yang kurang dari
apotek tersebut. Selain itu apotek juga berusaha mencari pendapatan yang maksimal
dengan melayani lebih banyak pelanggan. Jumlah apoteker, pelayanan, kasir dll
berpegaruh terhadap jumlah pengunjung yang dapat dilayani per hari.
Oleh karena itu, perlu dipikirkan sebuah solusi yang tepat, guna menyelesaikan
persoalan- persoalan tersebut, baik yang dihadapai oleh pembeli obat maupun saran
perbaikan bagi layanan apotek dengan diadakan simulasi dengan beberapa skenario
perbaikan.
2
1. merancang simulasi dengan memperhatikan utilitas apoteker dan jumlah pembeli
yang dilayani per hari
1.4 Asumsi
Asumsi dari makalah ini yaitu;
1. Waktu registrasi dan pembayaran berbeda untuk setiap konsumen
2. Data yang digunakan yaitu waktu kedatangan, waktu pelayanan, waktu selesai
dilayanani.
3. Jumlah apoteker yaitu 2 apoteker,
BAB II
LANDASAN TEORI
3
2.1 Pemodelan dan Simulasi
Model merupakan representasi sistem dalam kehidupan nyata yang menjadi
fokus perhatian dan menjadi pokok permasalakan. Pemodelan dapat didefinisikan
sebagai proses pembentukan model dari sistem tersebut dengan menggunakan
bahasa formal tertentu (Suryani, 2006).
Simulasi adalah sebuah model matematika yang menjelaskan tingkah laku
sebuah sistem dalam beberapa waktu dengan mengobservasi tingkah laku sebuah
model matematika, untuk beberapa waktu sesorang analist bisa mengambil
kesimpulan tentang tingkah laku dari sistem dunia nyata yang disimulasikan
(Utama, 2010).
4
7. Verifikasi model : proses pengecekan terhadap model apakah sudah bebas
dari error.
8. Validasi model merupakan proses pengujian terhadap model apakah model
yang dibuat sudah sesuai dengan sistem nyatanya.
2.2 Antrian
Proses dasar yang dianggap oleh model antrian adalah bahwa pengunjung
yang memerlukan pelayanan berasal dari suatu populasi disebut sumber masukan.
Pengunjung memasuki sistem antrian dan menggambungkan diri atau membentuk
suatu antrian. Pada waktu tertentu, anggota dalam antrian dipilih untuk
memperoleh pelayanan dengan menggunakan aturan tertentu yang disebut disiplin
pelayanan. Pelayanan yang diperlukan oleh pengunjung kemudian dilakukan oleh
mekanisme pelayanan, setelah memperoleh pelayanan pengunjung meninggalkan
sistem (Aminulloh, 2016).
2.2.1 Kedatangan
Setiap masalah antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, atau
panggilan telepon untuk dilayani. Unsur ini sering dinamakan proses input, proses
input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan
cara terjadinya kedatanan yang umumnya merupakan proses random (Aminulloh,
2016).
1. Ukuran Populasi
Merupakan sumber konsumen atau sumber kedatangan dalam sistem antrian
yang meliputi :
a. Populasi yang tidak terbatas: jumlah kedatangan atau pengunjung pada
sebuah waktu tertentu hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan yang
potensial.
7
b. Populasi terbatas: sebuah antrian ketika hanya ada pengguna pelayanan
yang potesial dengan jumlah terbatas.
2. Perilaku Kedatangan
Perilaku setiap konsumen berbeda-beda dalam memperoleh pelayanan, ada
3 karakteristik perilaku kedatangan, antara lain sebagai berikut:
a. Pengunjung yang sabar adalah mesin atau orang-orang yang menunggu
dalam antrian hingga mereka dilayani dan tidak berpindah garis antrian.
b. Pengunjung yang menolak tidak akan mau untuk bergabung dalam antrian
karena merasa terlalu lama waktu yang dibutuhkan untuk dapat memenuhi
keperluan mereka.
c. Pengunjung yang membelot adalah mereka yang masuk antrian akan tetapi
menjadi tidak sabar dan meninggalkan antrian tanpa melengkapi transaksi
mereka.
3. Pola Kedatangan
Menggambarkan bagaimana distribusi pengunjung memasuki sistem.
Distribusi kedatangan terdiri dari:
a. Constant arrival distribution : pengunjung yang datang setiap periode
tertentu.
b. Arrival pattern random : pengunjung yang datang secara acak.
8
2.2.3 Pelayanan
Menurut (Aminulloh, 2016) Dalam proses antrian akan berjalan jika
terdapat pelayanan didalamnya. Pelayanan terdiri dari satu atau lebih pelayanan
dan satu atau lebih fasilitas pelayanan yang diberikan.
Model yang paling sederhana dalam antrian adalah: Single Channel Single
Station Queue (SCSSQ). Dimana pengunjung tidak akan menunggu bila ada
pelayan yang sedang menganggur, dan pengunjung harus menunggu bila pelayan
9
sedang dipakai oleh pengunjung lain, dan juga pengunjung akan segera memasuki
pelayan bila ada pengunjung yang meninggalkan pelayanan.
Antrian yang terdapat satu server namun setiap pengunjung dilayani lebih
dari satu proses pelayanan.
10
4. Multi Channel – Multi Phase
Antrian yang memiliki dua atau lebih server, setiap pengunjung mendapatkan
lebih dari satu pelayanan.
2.3 Utilisasi
Utilisasi atau pemanfaatan (utilization) merupakan penggunaan atau
pemanfaatan pelayanan yang tersedia di suatu pelayanan (Indryani, 2013). Pada
penelitian ini utilisasi diartikan sebagai jumlah waktu pelayanan yang digunakan
untuk proses pelayanan dari total waktu pelayanan yang tersedia.
11
Nama : nama modul create yang digunakan
Entity type : jenis entity yang digenerate pada simulasi Type : jenis waktu antar
kedatangan entity
1. Random (expo)
2. Schedule
3. Constant
4. Ekspresion
Value : nilai daripada interval kedatangan berdasarkan type yang sudah ditentukan
Units : satuan waktu yang digunakan
Entities per arrival : jumlah kedatangan entity pada setiap kali generate dilakukan
Max arrivals : jumlah maksimum generasi entity kedalam simulasi
First creation : waktu pertama kali generate entity kedalam simulasi
b. Dispose
Modul ini digunakan untuk mengeluarkan entity dari sistem
Record entity statistics : digunakan untuk mencatat output standard daripada ARENA
12
c. Process
Modul ini digunakan untuk memproses entity dalam simulasi
Nama : nama daripada modul proses yang digunakan Type: tipe dari proses itu sendiri
1. Standard terdiri dari satu proses saja
2. Sub model terdiri dari satu proses atau lebih
Action : jenis aktivitas yang dilakukan pada saat modul proses bertipe standard
Priority : nilai prioritas dari beberapa jenis proses alternatif
Resources : sumber daya yang digunakan dalam melakukan aktivitas proses
Delay type : waktu proses atau bisa juga diasumsikan sebagai waktu delay ketika tidak
menggunakan
resource sama sekali
Allocation : jenis aktivitas yang terjadi pada modul ini, terdiri dari beberapa jenis antara
lain :
1. Value added pada proses yang dilakukan terjadi penambahan nilai dari material
input menjadi output
2. Non value added tidak terjadi proses penambahan nilai dari material input menjad
output (misalkan kegiatan inspeksi)
3. Transfer waktu transfer dari satu tempat ke tempat lain
4. Wait waktu tunggu sebelum entity melakukan aktivitas berikutnya
5. Other
13
d. Decide
Modul ini digunakan untuk menentukan keputusan dalam proses, didalamnya
termasukbeberapa pilihan untuk membuat keputusan berdasarkan 1 atau beberapa
pilihan
e. Batch
Modul ini digunakan untuk menggabungkan beberapa entity/ assembly
14
Type : tipe daripada assembly, terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Temporary : assembly bersifat sementara sehingga dapat dilakukan disassembly
ketika diperlukan
2. Permanent : assembly bersifat permanen sehingga tidak dapat dibreakdown lagi
3. Batch size : syarat jumlah entity yang sesuai dengan persyaratan yang masuk dalam
modul ini untuk dapat dilakukan proses assembly
4. Save Criterion : atribut terakhir yang melekat pada output daripada assembly.
Terdiri dari beberapa
kriteria :
1. First = atribut yang melekat pada output assembly sama dengan atribut entity yang
pertama kali masuk dalam proses assembly
2. Last = atribut yang melekat pada output assembly sama dengan atribut entity yang
terakhir kali masuk dalam proses assembly
3. Product = atribut yang melekat pada output assembly berbeda dengan atribut entity
yang masuk dalam proses assembly
4. Rule : aturan entity yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam assembly. Ada dua
jenis aturan yang dapat digunakan, yaitu :
Any entity = setiap entity yang masuk dalam modul ini diasumsikan dapat digunakan
untuk assembly
By atribute = entity yang dapat digunakan untuk assembly adalah entity yang
memiliki atribut sesuai dengan yang telah ditentukan
f. Separate
Modul ini digunakan untuk men-disassembly hasil dari modul batch, atau juga bisa
diasumsikan sebagai aliran entity yang terpisah. Misal pada sistem rumah sakit pasien
membawa resep dokter, maka aliran antara entity pasien dengan resep akan berbeda
pada titik-titik tertentu
15
Type : tipe daripada modul separate yang digunakan. Terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Split existing batch : memisahkan rakitan yang sudah ada (entity yang berasal dari
modul batch)
2. Duplicate original : menduplikat entity yang ada seperti pada kasus pasien dengan
resep dokter
Pada saat type modul ini adalah split existing batch, maka akan muncul member
atribute yang berguna untuk mengirim atribut pada masing-masing entity yang telah
dibreakdown. Terdiri dari beberapa jenis, antara lain : Retain original entity values :
nilai pada masing-masing entity sama
g. Assign
Modul ini digunakan untuk memasukkan nilai baru pada variabel, entity atribut,
entity type, atau variabel lain pada sistem
Assignments : untuk menspesifikasikan satu atau lebih tugas yang akan dibuat
Type. tipe dari tugas yang akan dilakukan terdiri dari :
1. Variable : nama yang diberikan pada sebuah entity variabel dengan nilai baru
2. Atribute : nama yang diberikan pada sebuah entity atribut dengan nilai baru
3. Entity type : sebuah type baru dari entity
16
4. Entity picture : sebuah tipe baru berupa gambar
5. Other : untuk mengidentifikasi untuk atribut yang lainnya
New value : nilai baru pada atribut, variabel, atau variabel sistem lainnya. Tidak dapat
digunakan untuk entity tipe dan entity picture
h. Record
Modul ini digunakan untuk memunculkan data statistik pada model simulasi, tipe
data statistik yang dapat dimunculkan seperti waktu antar kedatangan
Type : terdiri dari count, entity statistic, time interval, time between, expression
1. Count : menurunkan atau menaikkan nilai statistic
2. Entity statistic : menunjukkan nilai statistik secara umum seperti waktu, biaya
3. Time interval : melacak dan mencatat waktu antar kedatangan
4. Expression : mencatat nilai dari suatu nilai
17
membantu berlangsungnya simulasi. Contoh atribut adalah waktu kedatangan kustomer
yang ingin service motor.
2. Aktifitas
Aktifitas adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam sistem baik langsung
maupun tidak langsung oleh entitas dan resources. Segala aktifitas berperan dalam
pengolahan entitas. Aktifitas diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu entity
processing (ex: check in), entity and resource movement (ex: riding in an elevator),
dan yang terakhir resource adjustments, maintenance, and repair.
3. Resources
Resources adalah sumber daya yang digunakan untuk memproses entitas.
Biasanya resource merupakan sekelompok dari beberapa individu yang membentuk
server yang melayani atau membantu berjalannya aktifitas dalam sebuah sistem.
Namun fasiltas seperti peralatan, mesin dan alat pendukung yang lainnya juga dapat
digolongkan sebagai resources. Contohnya adalah dalam pom bensin, resource dari
sistem ini adalah para pekerjanya dan mesin-mesinnya.
4. Control
Control adalah aturan main atau juga disebut dengan SOP, untuk bagaimana
sebuah sistem bekerja. Dengan adanya elemen kontrol ini, maka sebuah sistem dapat
berjalan dengan ketentuan-ketentuan/langkah-langkah tertentu sehingga dapat berjalan
dengan baik. Contoh controlling dalam sebuah sistem adalah penjadwalan atau tata cara
untuk kedatangan nasabah.
5. Variabel
Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau
nilai mutu (kualitatif). Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau
lebih atribut dari objek yang diteliti. Dalam hal ini, variabel adalah informasi yang
mencerminkan banyaknya karakteristik dari sebuah entitas. Berikut adalah macam-
macam variabel
a. Variabel Keputusan
Variabel keputusan adalah variabel yang memberikan keputusan untuk
memperbaiki kondisi sistem yang sudah ada atau untuk mendapatkan tujuan
yang diinginkan. Variabel ini juga disebut sebagai variabel independen. Oleh
karena itu dengan adanya pergantian variabel keputusan, maka akan
18
mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Contoh variabel keputusan adalah
menentukan menambah mesin atau tidak.
b. Variabel Respon
Variabel respon adalah aksi atau dampak setelah adanya variabel keputusan.
Sehingga variabel respon dipengaruhi oleh variabel keputusan. Karena terjadi
setelah adanya keputusan, maka variabel ini juga sering disebut sebagai variabel
performansi. Contohnya adalah panjangnya antrian yang berkurang atau tidak.
c. Variabel Status
Variabel status adalah kondisi atau status sistem pada waktu tertentu. Variabel
respon adalah ringkasan perubahan variabel status dari waktu ke waktu.
Variabel status digolongkan di variabel dependen.
b. Karyawan
Pegawai yang ada di Apotek Kimia Farma Kota Lhokseumawe yaitu
Apoteker yang sudah dipilih dan surat mempunyai sertifikat serta
berpengalaman.
2. Resource
Berikut ini adalah resource yang digunakan dalam sistem yaitu;
a. Karyawan
19
Karyawan yang berada dalam sistem existing ini berjumlah sebanyak 2
orang dengan rincian 1 orang untuk bagian apoteker A dan 1 orang untuk
apoteker B.
3. Aktifitas
Aktifitas yang dilakukan pada sistem Apotek Kimia Farma Kota Lhokseumawe
yaitu;
a. Proses pendaftaran dan administrasi
b. Menunggu
c. Proses pembelian dengan resep atau tanpa resep
d. Pengambilan atau peracikan obat olah apoteker
e. Proses pembayaran
4. Kontrol
Berikut ini terdapat beberapa elemen kontrol pada Apotek Kimia Farma;
a. Pekerja mulai bekerja ketika customer telah melakukan proses administrasi
dan mendaftarkan diri untuk jenis layanan yang diinginkan.
b. Bengkel beroperasi setiap hari kecuali hari Minggu.
c. Jam pengoperasian yaitu pukul 09.00-17.00. Namun bengkel akan tutup
ketika pada sore hari masih terdapat banyak customer yang belum dilayani.
d. Pembayaran dilakukan ketika proses pelayanan telah selesai.
5. Variabel
Berikut ini adalah variabel-variabel yang terdapat pada Apotek Kimia Farma:
a. Variabel Keputusan
Variabel keputusan yang diinginkan dalam sistem ini adalah jumlah
karyawan dan jumlah tempat apoteker untuk memperlancar proses
pelayanan di bengkel Ahass.
b. Variabel Respon
Variabel respon dari variabel keputusan diatas adalah waktu menunggu
customer untuk mendapatkan pelayanan dan waktu proses pelayanan.
c. Variabel Status
Variabel status dalam simulasi ini tergantung dengan waktu dan lamanya
pelayanan. Jadi variabel status adalah dalam sistem ini adalah kondisi
apotek pada waktu tertentu. Pada siang hari, kondisi apotek lebih ramai
dibandingkan dengan jam yang lain.
20
BAB III
Start
Menentukan Objek
Amatan
Mengidentifikasi
Permasalahan
Menentukan
Rumusan Masalah
dan Tujuann
Mengidentifikasi Mengidentifikasi
Permasalahan Permasalahan
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
dengan Membuat
Model Simulasi
Running Model
Simulasi
Analisis Simulasi
Selesai
1. Waktu Kedatangan
waktu kedatangan pada Apotek Kimia Farma Kota Lhokseumawe pada
hari sabtu tangga 21 Desember 2019 mulai jam 09.00 WIB - 14.00 WIB
yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Waktu Kedatangan Apotek Kimia Farma Kota Lhokseumawe
22
Dari hasil hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer dapat
diketahui bahwa data berdistribusi Beta.
Berikut adalah hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer untuk
Apotek 1:
23
Dari hasil hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer dapat
diketahui bahwa data berdistribusi Beta.
Berikut adalah hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer untuk
Apotek 2:
Dari hasil hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer dapat
diketahui bahwa data berdistribusi Beta.
Tabel 3.2 Mulai Selesai Dilayani Di Apotek Kimia Farma Kota Lhokseumawe
24
No. Waktu Selesai No. Waktu Selesai
09.23 11.45
1 17
09.29 12.55
2 18
09.37 14.13
3 19
09.45 14.25
4 20
09.45 14.25
5 21
09.54 14.36
6 22
09.58 14.45
7 23
10.05 14.50
8 24
10.15 15.15
9 25
10.17 15.35
10 26
10.28 15.40
11 27
10.30 15.48
12 28
10.47 15.47
13 29
11.00 15.50
14 30
11.25 15.54
15 31
11.38 15.59
16 32
Berikut adalah hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer untuk
waktu selesai dilayani:
Dari hasil hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer dapat
diketahui bahwa data berdistribusi Beta.
25
4. Lama Pelayanan
Lama pelayanan/kostumer atau pembeli pada Apotek Kimia Farma Kota
Lhokseumawe pada hari sabtu tangga 21 Desember 2019 mulai jam 09.00
WIB - 14.00 WIB yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2 Lama Pelayanan Di Apotek Kimia Farma Kota Lhokseumawe
Berikut adalah hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer untuk
lama pelayanan:
26
Dari hasil hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer dapat
diketahui bahwa data berdistribusi Beta.
27
20 menit 3 menit
15 31
15 menit 6 menit
16 32
Berikut adalah hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer untuk
waktu antar kedatangan:
Dari hasil hasil fitting distribusi dengan menggunakan input analyzer dapat
diketahui bahwa data berdistribusi Weibull.
1. Create
Type : expression
Units : satuan waktu yang digunakan yaitu menit
Entities per arrival : jumlah kedatangan setiap apoteker 1
28
Max arrivals : jumlah maksimum yaitu 35
First creation : 0.0
2. Decide
Keputusan yang dipilih dengan nama membawa resep dengan tipe 2-way by chance
dengan tingkat persen benar yaitu 50%.
3. Process 1
29
Action : jenis aktivitas yang dilakukan pada saat modul proses yaitu Seize Delay
Release
Priority : nilai prioritas dari beberapa jenis proses yaitu medium
Resources : sumber daya yang digunakan yaitu apoteker 1
Delay type : expression
4. Process 2
Action : jenis aktivitas yang dilakukan pada saat modul proses yaitu Seize Delay
Release
Priority : nilai prioritas dari beberapa jenis proses yaitu medium
Resources : sumber daya yang digunakan yaitu apoteker 2
30
Delay type : expression
Unit : waktunya dalam menit
5. Process 3
Action : jenis aktivitas yang dilakukan pada saat modul proses yaitu Seize Delay
Release
Priority : nilai prioritas dari beberapa jenis proses yaitu medium
Resources : sumber daya yang digunakan yaitu apoteker 2
Delay type : expression
Unit : waktunya dalam menit
6. Dispose
Record entity statistics : digunakan untuk mencatat output standard daripada ARENA m
yaitu selesai menandakan keluar dari system.
Sehingga model simulasi sistem arena untuk Apotek Kimia Farma Kota
Lhokseumawe yaitu sebagai berikut:
31
Beberapa modul yang digunakan dalam model simulasi Arena antara lain :
1. Modul Create ada satu untuk men-generate kedatangan konsumen dengan distribusi
tertentu sesuai hasil pengamatan.
2. Modul Decide, untuk menduplikasi entiti yang masuk sebagai representasi bahwa
setiap entiti terdiri dari satu tempat apoteker, mau apoteker 1 atau apoteker 2 atau
bias disebut modul decide model untuk pemilihan keputusan.
4. Modul Proses. Modul proses ada 3 buah Berisi proses apoteker 1 dan 2 dan juga
prosespembayaran.
5. Modul Dispose. Tempat pembuangan akhir entiti yang mensimulasikan kepulangan
pelanggan
32
33
BAB III
34