Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BENTUK-BENTUK STRATEGI PENGAJARAN DRAMA

DI PERGURUAN TINGGI

DISUSUN OLEH:

1. AMELIA SINAR ( A 111 17 143 )


2. ZILFAH ( A 111 17 114 )
3. NUR HAJAR ( A 111 117 )
4. HENDRIK ( A 111 17 121 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS TADULAKO

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan sebuah tugas makalah dengan
judul “BENTUK-BENTUK STRATEGI PENGAJARAN DRAMA DI
PERGURUAN TINGGI”.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini terutama bagi dosen pembimbing kami dan teman-teman.
Sebagai manusia biasa kami tidak lepas dari kesalahan. kami menyadari bahwa tugas
makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya kami
sendiri.

PALU, 1 MARET 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...1

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...……..2

BAB. I PENDAHULUAN…………………………………………………………….3

LATAR BELAKANG………………………………………..……………………….3

A. RUMUSAN MASALAH………………………………..………………….…4

B. TUJUAN PENULISAN……………………………………………………….4

BAB. II PEMBAHASAN……………………………………………….…………….5

A. JENIS-JENIS STRATEGI PENGAJARAN DRAMA............…………………….5

B. INTRODUKTIF …………………………………………...……..……..…5

C. INTERAKTIF…………………………………………………………..….6

D. AKTRAKTIF ……………………………………………………….……..7

E. APRESIATIF………………………………………………………………8

F. NASKAH DRAMA………………………………………………………..8

BAB. III PENUTUP…………………………………………………….....………….9

A. KESIMPULAN…………………………………………………………….………9
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata –
mata sebuah imitasi. Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan
kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk
mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra,
pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan
manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar
manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa. Jadi, yang
termasuk dalam kategori Sastra adalah: Novel cerita/cerpen (tertulis/lisan), syair,
pantun, sandiwara/drama, lukisan/kaligrafi.
Drama / teater adalah salah satu sastra yang amat popular hingga sekarang.
Bahkan di zaman ini telah terjadi perkembangan yang sangat pesat di bidang
teater. Contohnya sinetron, film layar lebar, dan pertunjukan – pertunjukan lain
yang menggambarkan kehidupan makhluk hidup.
Selain itu, seni drama juga telah menjadi lahan bisnis yang luar biasa. Dalam hal
ini, penyelanggara ataupun pemeran akan mendapat keuntungan financial serta
menjadi terkenal, tetapi sebelum sampai ke situ seorang penyelenggara atau
pemeran harus menjadi insan yang profesionalitas agar dapat berkembang terus.
Berdasarkan ulasan di atas, maka penulis membuat makalah ini guna membantu
para pembaca yang ingin menekuni dunia drama.

3
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja jenis penerapan strategi pengajaran drama?


2. Apa yang dimaksud introduktfi?
3. Apa yang dimaksud interaktif?
4. Apa yang dimaksud altraktif?
5. Apa yang dimaksud apresiatif?
6. Apa yang dimaksud dengan naskah drama?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan jenis penerapan strategi pengajaran drama


2. Menjelaskan introduktfi
3. Menjelaskan interaktif
4. Menjelaskan attraktif
5. Menjelaskan apresiatif
6. Menjelaskan naskah drama

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. JENIS-JENIS STRATEGI PENGAJARAN DRAMA


Menurut jenisnya, strategi pengajaran drama di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan dapat diklasifikasikan dalam beberapa strategi yaitu :

1. Introduktif (Ceramah ; pengenalan seni drama);


2. Interaktif (Diskusi ; Tanya jawab dan pembagian kelompok);
3. Atraktif (Praktek ; Demonstrasi dan latihan bermain peran);
4. Apresiatif (Menonton; Meresensi pertunjukan drama).

B. INTRODUKTIF
Introduktif merupakan strategi yang lazim digunakan oleh para pengajar
dalam menyampaikan materi di depan kelas saat proses perkuliahan berlangsung.
Introduktif pada hakikatnya serupa dengan pidato atau ceramah. “introduktif (kata
dasar : introduksi) berasal dari bahasa inggris “introduction” yang artinya
pengenalan, pendahuluan, pengantar atau prawacana. Setelah terdapat akhiran
(serapan if) maka introduktif berubah menjadi kata sifat yang menunjukan suatu
kegiatan memperkenalkan, mendahulukan, mengantarkan dan
memperwacanakan,” jadi introduktif dapat disebut sebagai “metode pendahuluan”
dalam strategi pengajaran drama.

5
Introduktif sebagaimana artinya, lebih banyak diterapkan pada awal mayeri.
Strategi ini digunakan hanya sebats pada materi dasar-dasar tentang drama
misalnya; pengertian drama, jenis-jenis drama, sifat dan sejarah drama.
Strategi ini tidak dapat digunakan untuk menjelaskan tentang acting, karakter
(watak), olah tubuh, olah vocal, dan sukma. Introduktif, dapat efektif jika
didukung dengan alat bantu berupa skema panggung, poster atau foto-foto
pertunjukan.

C. INTERAKTIF

“Interaktif” (kata dasar : interaksi) juga berasal dari bahasa Inggris


(introduction) secara harafiah berarti saling mempengaruhi atau menjadi
pengaruh timbal-balik. Interaktif, (=kata sifat) yang artinya sebuah kegiatan
untuk saling mempengaruhi. Strategi interaktif dapat dikatakan sebuah
kegiatan yang didalamnya sedang terjadi proses timbal-balik atau kegiatan
tukar menukar pikiran, bertukar pendapat, saling mengkritik, memberikan
saran dalam kegiatan belajar mengajar secara langsung.

Strategi ini digunakan untuk membahas dan mendiskusikan beberapa


topic tentang drama yang diberikan oleh dosen untuk dibahas bersama dalam
diskusi. Proses interaksi ini terjadi saat dosen bertanya dan mahasiswa
menjawab, mahasiswa bertanya dan dosen menjawab atau mahasiswa dengan
mahasiswa saling tukar pendapat, memberikan usul, tanggapan bahkan
kritikan.

6
D. ATRAKTIF

“Atraktif adalah kata sifat yang berarti daya tarik atau suatu kegiatan untuk
menarik perhatian,’ berasal dari bahasa Inggris “altraction”. Strategi atktraktif,
sebenarnya adalah upaya memperagakan atau memperlihatkan kepada mahasiswa
bagaimana cara bermain drama. Strategi atraktif ini dapat dilakukan dengan cara:

1. Dosen membuat persiapan mengajar tertulis, misalnya mengenai topic acting.


2. Saat proses pengajaran berlangsung, tentu saja dosen menjelaskan secara
detail tentang apa itu acting dan untuk latihan juga dijelaskan beberapa
metode untuk bias mendalami acting, misalnya banyak mengamati tingkah
laku orang-orang yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari atau latihan
didepan cermin.
3. Dosen kemudian menyebutkan dan memperagakan beberapa contoh acting,
misalnya berlaku sebagai orang yang bijaksana, gerakan membersihkan kaca,
atau minum sirup tanpa menggunakan gelas ( seolah-olah ada gelas ditangan )
atau gerakan menyetrika, sedang terkejut karena mendengar berita duka,
bahkan adegan marah, melucu dan sedih. Semua itu diperagakan oleh dosen
sebagai kelanjutan teori yang telah diajarkan.
4. Jika seorang dosen tidak memiliki kemampuan untuk melakukan acting,
secara total, maka ia menghadirkan seorang asistren yang memiliki
kemampuan cukup berakting (pemain drama). Namun sebelum asisten itu
berakting, terlebih dahulu para mahasiswa diberikan kesempatan memulai
agar kreatifitas mereka berkembang.

7
E. APRESIATIF
Kata apresiatif (kata dasar = apresiasi) berasal dari bahasa inggris
“appreciation” yang berarti penghargaan, pengertian, pengetahuan setelah
mendapatkan akhiran serapan “if” maka apresiatif lebih mengarah pada cara atau
kegiatan dimana seorang kelompok memperlihatkan bagaimana ia mempengaruhi
dengan cara menyaksikansebuah pertunjukan drama. Menghargai tidak hanya
diartikan sebagai kegiatan matedril tetapi juga memberikan waktu, kajian serta
kritikan terhadap sebuah pertunjukan drama. Berikut prosentase klasifikasi
strategi praktis pengajaran drama di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang
ideal diterapkan oleh seorang pengajar guna mencapai sasaran pendidikan
kedramaan yang tidak meninggalkan nilai-nilai psikologi, didaktik, dan pedagogi.

F. NASKAH DRAMA
Naskah drama berbeda dengan karya tulis lainnya seperti puisi, cerpen tau
jenis-jenis karya tulis lainnya. Penulisan naskah drama lebih padat, alur ceritanya
jelas, harus ada penokohan/karakter, mengisahkan suatu kejadian dalam bentuk
paragraph dan seterusnya. Drama merupakan komposisi antara syair dengan
prosan yang mestinya mampu menggambarkan watak serta perilaku yang
bersangkutan dalam sebuah adegan.
Adegan drama juga dikenal sebagai istilah adegan teater yang mana ia
merupakan sebuah sandiwara yang dipentaskan. Dalam naskah drama yang harus
diperhatikan juga yaitu sejumlah poin penting yang akan menjadi kriteria dari
naskah yang akan ditulis sehingga naskah tersebut bias dikatakan sebagai sebuah
naskah drama yang sesungguhnya. Yaitu Alur drama, penokohan, latar serta peran
latar, tema, perlengkapan, dan bahasa.

8
BAB III

PENUTUP

KESIMPILAN

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

Pada hakikatnya drama merupakan salah satu bagian dari karya sastra.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran drama kita tidak dapat sepenuhnya
lepas dari pembelajaran sastra secara umum.

Sebelum belajar tentang drama, mahasiswa harus memiliki


kemampuan dalam menganalisis materi tentang drama. Baik dalam
kaitannya dengan naskah, penokohan, dan sebagainya. Pada akhirnya
mahasiswa diharapkan dapat dapat memerankan drama melaui
pementasan. Karena adanya pementasan, drama dianggap tidak sempurna.

Anda mungkin juga menyukai