Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN CENGKEH


D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
HABIBAH

NESA OKTAVIA
RANI SIANIPAR
NURINTAN
ANGGI PRATAMA
ANDIKA

SMKN PP 1 KUALUH SELATAN


T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur selalu saya hantarkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
bisa menyelesaikan tugas makalah kami dengan judul “Budidaya Tanaman Cengkeh ”.
Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada guru
pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini
beserta orang tua yang selalu mendukung kelancaran penyelesaian tugas kami.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kami tidak menutup diri dari Guru dan para teman-teman akan saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan
datang. Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan bagi kami
penyusun dan para pembaca semuanya. Amin !!!
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cengkeh merupakan tanaman yang cukup banyak manfaatnya . di kalangan masyarakat

tanaman cengkeh adalah tanaman yang berguna yaitu sebagai bahan pembuatan obat reumason,

rokok, dan selain itu masih banyak lagi manfaat dari tanaman cengkeh yang dapat digunakan

sebagai bahan obat-obatan. Gambaran kita akan lebih jelas jika kita mengamati berbagai jenis

tanaman cengkeh yang dapat diambil manfaatnya.

Di daerah kabupaten nganjuk tanaman cengkeh tidak dapat tumbuh merata, hal ini

disebabkan karena adanya perbedaan suhu antara tempat satu dengan tempat yang lainya.

Tanaman cengkeh banyak tumbuh didaerah pegunungan yang mempunyai suhu udara yang

sejuk. Dalam kesempatan pembuatan karya tulis ilmiah ini penulis akan meneliti terhadap

tanaman cengkeh pada suatu daerah yaitu desa Klodan. Kecamatan Ngetos, Nganjuk. Karena

tanaman cengkeh cukup banyak manfaatnya, kita harus mengetahui cara perawatan tanaman

cengkeh, mengetahui cara agar tanaman cengkeh dapat meningkatkan hasil panenya.

Kita tahu bahwa tanaman cengkeh adalah tanaman yang cukup penting, karena tanaman

ini banyak diambil manfaatnya sebagai bahan pembuatan obat-obatan. Oleh karena itu

masyarakat perlu membudidayakan ataupun meningkatkan kuantitas hasil hasil panen cengkeh.

Selain mempunyai banyak manfaat yang berguna, tanaman cengkeh juga memiliki nilai jual atau

harga jual dengan harga yang cukup memuaskan.

Kondisi tanah desa Klodan, kecamatan Ngetos,Nganjuk sangat cocok dan sangat

berpotensi tinggi untuk ditanami tanaman cengkeh. Mereka ingin meningkatkan hasil panen

tanaman cengkeh dan meningkatkan kuantitas dan kualitasnya dengan perawatan yang intensif,
karena tanaman ini adalah tanaman yang cukup penting yang mempunyai banyak manfaatnya.

Tanaman ini juga mempunyai harga jual yang cukup memuaskan, oleh sebab itu mereka

meningkatkan hasil panen tanaman tersebut dan meningkatkan kuantitas tanaman tersebut

sebagai acuan yang digunakan untuk menunjang perekonomian mereka.

Namun diakhir - akhir ini banyak sekali tanaman cengkeh yang memiliki kualitas yang

sangat megkhawatirkan. Akhirnya hal itu akan berdampak negatif terhadap hasil panen tanaman

cengkeh .Banyak masyarakat yang mengalami kerugian karena berkurangnya produksi panen

tanaman cengkeh. Khusunya masyarakat pedesaan yang mempunyai kebun cengkeh atau

masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari hasil panen tanaman cengkeh. Kurangnya

produksi tanaman cengkeh sangat dirasakan oleh masyarakat pedesaan yang menggantungkan

hidupnya dari hasil tanaman cengkeh. Dengan pemilihan judul ini diharapkan para petani

cengkeh dapat menghasilkan produksi panen cengkeh yang baik, yang mana pada akhirnya dapat

digunakan untuk dapat menunjang perekonomian mereka.

Tanaman cengkeh merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat dan kegunaan

di negara kita negara indonesia banyak sekali jenis tanaman cengkih, biasanya tanaman ini

banyak tumbuh di derah pegunungan yang mempunyai iklim yang dapat di tumbuhi tanaman

cengkih, karena tanaman ini sangat banyak mempunyai manfaat dan kegunaan tanaman ini

banyak di cari negara negara asing, oleh karena itu kita sebagai warga negara indonesia perlu

meningkatkan tanaman cengkih, kita perlu merawat mamalihara tanaman cengkih karena negara

kita termasuk pengekspor tanaman cengkih terbanyak di dunia. Cengkeh (Syzygium aromaticum,

syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering

beraroma dari suku Myrtaceae.


1.2 Tujuan

 Untuk mengetahui sejarah tanaman cengkeh

 Pengaruh komoditas tanaman cengkeh

 Untuk mengetahui syarat tumbuhtanaman cengkeh.

 Untuk mengetahui Teknik Budidaya Tanaman cengkeh

 Penanganan limbah dan pemanfaatannya


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tanaman Kakao

Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan

pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh

juga digunakan sebagai bahan dupa di Tiongkok dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di

aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia

(Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar. India, Sri Lanka (Aksan,

2008) Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi mencapai

10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai

buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika sudah mekar. Cengkeh akan

dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.Tumbuhan ini adalah flora identas

ProfinsiMalukuUtara,pohonnya dapat tinggi mencapai 20-30 meter dan dapat berumur lebih dari

100 tahun.

2.2 Peranan ekonomi Komoditas tanaman cengkeh

Pada dasarnya ekonomi komoditas cengkeh sangat menguntungkan. Apalagi dengan

adanya peluang pengembangan untuk keperluan makanan, farmasi dan pestidida nabati termasuk

ekspor.

Dukungan kebijakan pemerintah yang dilakukan dan diperlukan adalah pemberdayaan

penyuluhan dan organisasi kelompok tani untuk memprioritaskan pengembangan cengkeh hanya

didaerah sentra produksi cengkeh untuk PRK. Penegembangan diluar 10 provinsi PRK

diserahkan pada swadaya masyarakat dan dapat digunakan untuk mengantisipasi kenaikan

permintaan sesuai perkiraan GAPRI. Memenuhi kebutuhan ekspor dan diversi. Ekspor dan impor
cengkeh selalu berfluktuasi setiap tahunnya pada saat panen besar dalam negeri, ekspor cengkeh

meningkat.

2.6 Teknik Budidaya Tanaman Cengkeh

2.6.1. Pembersihan lahan

1. Pembersihan lahan (bekas tunggak atau akar kayu yang dapat menyebabkan rayap atau jamur

akar) yang kemudian dilanjutkan dengan pengolahan tanah.

Pembuatan lubang tanam yang biasanya disiapkan sejak bulan Juli sampai dengan September

dan ditutup pada bulan Oktober, tujuannya agar lubang dan tanah galiannya terkena panas yang

cukup lama. Ukuran (panjang, lebar, dan kedalaman) yang biasa digunakan dalam pembuatan

lubang tanam yaitu: (i) 60 x 60 x 60 cm, (ii) 80 x 80 x 80 cm, dan (iii) 1 x 1 x 1 m.

2. Pada 2 minggu sampai 1 bulan sebelum tanam, tanah diberi pupuk kandang yang telah

menjadi tanah atau kompos sebanyak 5-10 kg/pohon.

3. Untuk mengatur kelebihan air perlu dibuat saluran drainase yang cukup.

2.6.2. Penanaman

Penanaman dilakukan apabila semua persiapannya, misalnya terasering telah baik,

peneduh alam atau buatan telah siap, lubang-lubang tanam yang memenuhi syarat telah ditutup

kembali, serta jarak tanam tanam telah ditentukan.

Jarak tanam yang biasa digunakan pada penanaman cengkeh tidak sama tergantung pada

ketinggian dan kemiringan tanah. Jarak tanam pada tanah datar 8 m x 8 m = 156 pohon dan pada

tanah agak miring minimal 6 m x 6 m = 256 pohon, atau dapat dibuat bervariasi 8 m x 6 m = 200

pohon, 6 m x 7 m = 238 pohon, 7 m x 8 m = 178 pohon. Bila terdapat gangguan-gangguan yang

dapat merugikan, jarak tanam dapat dibuat lebih rapat lagi, misalnya 4 m x 4m = 625 pohon.
Penanaman cengkeh dilaksanakan pada awal musim hujan. Dalam penanamannya dilakukan

pula pola tanam campuran (polikultur) dengan sistem tanam pagar, yaitu memperkecil jarak

tanam dalam baris (Timur-Barat) misalnya 12 m x 5 m atau 14 m x 6 m sehingga tersedia

ruangan untuk tanaman sela atau tanaman campuran. Tanaman campuran dapat dilakukan pada

tanaman yang belum produktif dan atau kurang produktif. Beberapa tanaman campuran yang

dapat digunakan antara lain: kacang tanah, kacang tunggak, jagung, dan tanaman lain kecuali

ketela pohon karena ketela pohon menyerap banyak garam-garam mineral dari dalam tanah dan

tidak dikembalikan sehingga sangat cepat mengurangi kesuburan tanah.

2.6.3 Pemeliharaan

Setelah bibit cengkeh ditanam ke lapangan tahap selanjutnya adalah pemeliharaan. Pada

tanaman cengkeh, pemeliharaan mrupakan periode yang panjang, yaitu selama tanaman yang

diusahakan tersebut dianggap masih menguntungkan secara ekonomis.

1. Pengelolaan Lahan dan Tanaman.

Penggemburan Tanah dan Sanitasi Kebun.

a. Tanaman cengkeh yang berumur 1 – 5 tahun merupakan periode yang kritis, sekitar 10 – 30%

tanaman yang telah ditanam di lapangan mengalami kematian atau perlu diganti/disulam karena

berbagai sebab, seperti hama penyakit, kekeringan, kalah bersaing dengan gulma, atau penyebab

lainnya.

b. Penggemburan tanah disekeliling tanaman di daerah sekitar perakaran di cangkul dangkal (±

10 cm) sekurang-kurangnya 2 kali setahun, pada awal dan akhir musim hujan sekaligus sebagai

persiapan pemupukan.

c. Gulma atau alang-alang harus dibersihkan sampai akar-akarnya dengan cangkul/garpu atau

dengan penyemprotan herbisisda.


2. Pengaturan Naungan

a. Pada stadia awal pertumbuhan, tanman cengkeh memerlukan naungan yang cukup. Ada dua

nanungan yang digunakan, yaitu:

a) Naungan buatan/sementara

Dapat menggunakan daun nyiur yang dianyam, atau kepang dari bamboo hingga umur 2 tahun.

b) Naungan alami

Sekitar tanaman di kanan/kiri dan di belakang sebaiknya ditanami dengan pupuk hijau.

Maksudnya untuk menahan teriknya sinar matahari, menahan angin dan mematahkan jatuhnya

hujan yang lebat. Pohon peneduh yang ditanam biasanya Theoprocia, Flumingia Congesta, yang

bukan merupakan saingan akar.

b. Naungan buatan diadakan maksimal untuk dua periode musim kemarau setelah penanaman.

c. Bila naungan alami (pohon peneduh) sudah terlihat gelap harus segera dipangkas , pangkasan

dimasukkan ke dalam rorak (sebagai humus). Jangan memangkas pada musim kemarau karena

akan merugikan.

d. Setelah tanaman cengkeh mencapai umur 5 tahun naungan alami (pohon peneduh) sama sekali

dihilangkan, karena tanaman sudah tahan terhadap semua pengaruh dari luar.

3. Penyulaman

a. Waktu penyulaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan, yaitu untuk menghindari

kematian tanaman karena kekurangan air.

b. Bibit sulaman yang digunakan berasal dari sumber benih dan umur yang tidak jauh berbeda

dengan tanaman yang telah ditanam.

4. Penyiraman
a. Pada awal pertumbuhan, tanaman cengkeh memerlukan kondisi tanah yang lembab, sehingga

pada musim kemarau perlu adanya penyiraman. Setidak-tidaknya penyiraman dilakukan 2 – 3

kali sehari. Penyiraman dilakukan pada sore hari setelah pukul 15.00 karena saat sore hari

keadaannya sejuk dan tidak akan terjadi penguapan yang banyak sehingga air dapat diserap oleh

akar dalam jumlah yang banyak.

b. Pada tanaman dewasa penyiraman kurang diperlukan lagi, kecuali pada kondisi iklim ekstrim

kering.

5. Pemasangan Mulsa

Pemasangan mulsa dilakukan menjelang musim kemarau. Tujuannya untuk menjaga kelembaban

tanah disekitar tanaman dan memberikan kondisi yang lebih baik bagi pertumbuhan akar.

6. Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk memperbaiki pertumbuhan tanaman dan meningkatkan produksi

cengkeh setelah panen. Berdasarkan pola penyebaran akarnya, penempatan pupuk pada tanaman

cengkeh dilakukan dibawah proyeksi tajuk dan bagian dalam tajuk.

Pemupukan diberikan 2 kali dalam setahun, yaitu saat awal musim hujan (akhir musim kemarau)

dan saat awal musim kemarau (akhir musim hujan). Jenis pupuk yang diberikan dapat berupa

pupuk organik (pupuk kandang atau kompos) dan pupuk anorganik, baik tunggal maupun berupa

pupuk majemuk dalam bentuk butiran maupun tablet.

Pupuk organic berbentuk butiran (UREA, TSP/SP-36, KCl, Kieserit) diberikan pada proyeksi

tajuk ⅔ bagian dan ⅓ bagian dibawah bagian dalam tajuk yang dilakukan dua kali setahun, yaitu

pada awal dan akhir musim hujan. Pupuk anorganik berbentuk tablet, diberikan dalam 8 lubang

tugal (4 lubang di bawah proyeksi tajuk daun 4 lubang dibawah tajuk bagian dalam) sedalam 10

– 15 cm. pupuk tablet hanya diberikan setahun sekali, yaitu pada awal musim hujan.
7. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

2.6.4 pemanenan

Produk utama cengkeh adalah bunga, yang pada waktu dipanen kadar airnya berkisar

antara 60 – 70%. Waktu yang paling baik untuk memetik cengkeh adalah sekitar 6 bulan setelah

bakal bunga timbul, yaitu setelah satu atau dua bunga pada tandannya mekar dan warna bunga

menjadi kuning kemerah-merahan dengan kepala bunga masih tertutup, berisi dan mengkilat.

Pemungutan bunga cengkeh dilakukan dengan cara memetik tangkai bunga dengan

tangan, kemudian dimasukkan ke dalam kantong kain atau keranjang yang telah disiapkan,

menggunakan tangga segitiga atau galah dari bamboo, serta tidak merusak daun disekitarnya saat

pemetikan. Waktu panen sangat berpengaruh terhadap rendemen dan mutu bunga cengkeh serta

minyak atsirinya.

Saat pemetikan bunga cengkeh yang tepat yaitu apabila bunga sudah penuh benar tetapi

belum mekar, pemetikan yang dilakukan saat bunga cengkeh masih muda (sebelum bunga

masak) akan menghasilkan bunga cengkeh kering yang keriput, kandungan minyak atsirinya

rendah dan berbau langu (tidak enak). Sedangkan apabila pemetikannya lambat 9 bunga sudah

mekar) setelah dikeringkan akan diperoleh mutu yang rendah, tanpa kepala serta rendemennya

rendah.

2.6.5. Pasca Panen

Sebelum dikeringkan, bunga cengkeh dipisahkan dari tangkai atau gagang dan

dikeringkan secara terpisah. Pada tahap ini dilakukan pemisahan antara bunga cengkeh yang

baik, bunga yang terlalu tua dan yang terjatuh, setelah itu bunga cengkeh dikeringkan.

Pengeringan dapat dilakukan dengan menjemurnya di bawah sinar matahari langsung

atau menggunakan pengering buatan. Bunga cengkeh yang akan dijemur dihamparkan pada alas
tikar, anyaman bamboo gribig) atau plastik, atau pada lantai jemur yang diberi alas plastic.

Selama proses pengeringan, cengkeh dibolak-balik agar keringnya merata. Proses pengeringan

dianggap selesai apabila warna bunga cengkeh telah berubah menjadi coklat kemerahan,

mengkilat, mudah dipatahkan dengan jari tangan dan kadar air telah mencapai sekitar 10 – 12 %.

Lamanya waktu penjemuran dibawah sinar matahari sekitar 3 – 4 hari. Cengkeh yang telah

kering kalau disimpan tidak akan susut beratnya dan tahan lama asalkan tidak terkena air.

Kualitas cengkeh dapat dibedakan dan dinilai menurut:

a. Kekeringannya.

b. Persentase kotoran (tangkai bunga dan daun-daun).

c. Persentase yang tidak berkepala (sudah banyak yang mekar).

d. Persentase yang muda.

e. Warnanya

Produk utama tanaman cengkeh adalah bunga, yang pada waktu dipanen kadar airnya

berkisar antara 60–70 %. Waktu yang paling baik untuk memetik cengkeh adalah sekitar 6 bulan

setelah bakal bunga timbul, yaitu setelah satu atau dua bunga pada tandanya mekar dan warna

bunga menjadi kuning kemerah-merahan dengan kepala bunga masih tertutup, berisi dan

mengkilat.

Pemungutan bunga cengkeh dilakukan dengan cara memetik tangkai bunga dengan

tangan, kemudian dimasukkan kedalam kantong kain atau keranjang yang telah disiapkan,

menggunakan tangga segitiga atau galah dari bambu, serta tidak merusak daun disekitarnya pada

waktu pemetikan. Waktu panen sangat berpengaruh terhafdap rendemen dan mutu bunga

cengkeh serta miyak atsirinya.


Saat pemetikan bunga cengkeh yang tepat yaitu apabila bunga sudah penuh benar tetapi

belum mekar, pemetikan yang dilakukan saat bunga cengkeh masih muda (sebelum bunga

masak) akan menghasilkan bunga cengkeh kering yang keriput, kandungan minyak atsirinya

rendah dan berbau langu (tidak enak). Sedangkan apabila pemetikan terlambat (bunga sudah

mekar) setelah dikeringkan akan diperoleh mutu yang rendah, tanpa kepala serta rendeman

rendah.

Setelah panen dilakukan, hal berikutnya adalah perlakuan pasca panen yang meliputi

sortasi buah, pemerama, pengeringan, dan sortasi keseluruhan.

Untuk mendapatkan hasil yang bermutu baik, masalah pengolahan juga perlu untuk diperhatikan

dengan seksama. Pengolahan cengkeh dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu sortasi

basah, pemeraman, pengeringan, sortasi kering dan penyimpanan. Berikut tahapan – tahapan

dalam pengolahan pasca panen tanaman cengkeh.

1. Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan segera setelah cengkeh tiba di tempat pengolahan. Sortasi ini

dilakukan dendan memisahkan bunga dari tangkainya dan menempatkannya pada tempat yang

berbeda. Bunga dan tangkai cengkeh perlu dipisahkan karena mempunyai harga da mutu yang

berbeda. Sortasi ini sangatlah penting untuk diperhatikan karena jika tangkai dan bunga

tercampu maka akan menurunkan mutu.

2. Pemeraman

Bunga dan tangkai yang telah dipisahkan, masing-masing dimasukkan kedalam karung

atau peti untuk selanjutnya diperam (fermentasi) selama 24 jam. Selain untuk mempersingkat

waktu pengeringan, pemeraman juga dapat memperbaiki warna cengkeh menjadi cokelat

mengkilap.
3. Pengeringan

Setelah pemeraman, proses selanjutnya yaitu pengeringan dengan harapan kadar air

cengkeh turun hingga 12 %-14%. Bila kadar air lebih dari 14% cengkeh mudah terserang jamur

sehingga tidak tahan disimpan. Sedangkan jika kadar air di bawah 12 % cengkeh akan mudah

hancur sehingga mutunya rendah.

Pengeringan dapat dilakukan secara alami atau kombinasi cara buatan dan cara alami.

Pengeringan dengan cara alami dapat dilakukan dengan menjemur cengkeh di bawah terik

matahari dengan menggunakan lantai beton atau anyaman bamboo. Pengeringan secara alami

umumnya tidak mengalami banyak hambatan karena pada umumnya cengkeh dipanen pada

musim kemarau. Apabila tidak ada mendung, cengkeh sudah dapat kering dalam waktu 5-6 hari.

Tanda bahwa cengkeh sudah kering dengan kadar air sekitar 12 %-14 % adalah mudah patah bila

ditekan.

Di perkebunan besar, kadar air diukur dengan alat pengukur kadar air. Pengeringan

dengan cara buatan dilakukan dengan mesin pengering dengan menggunakan bahaan bakar

minyak atau kayu. Namun mesin hanya boleh digunakan untuk mengeringkan cengkeh hingga

kadar air 22-25 %. Dengan demikian perlu dilakukan pengeringan dengan cara alami dibawah

terik matahari hingga kadar air mencapai 12-14 %. Pengeringan dengan mesin tidak boleh

mencapai kadar air 140 dan suhu lebih dari 56 derajat Celsius karena dapat menyebabkan

rusaknya senyawa-senyawa cengkeh atau hancurnya cengkeh. Kombinasi pengeringan dengan

cara alami dan buatan memiliki bebrapa keuntungan yaitu waktu pengeringan lebih pendek (2-3

hari), aroma cengkeh lebih tajam serta warna lebih seragam dan megkilap.

4. Sortasi kering dan Pengemasan


Pada tahap sortasi, cengkeh dipisahkan dari kotoran-kotoran dengan cara ditampi

menggunakan tampah. Cengkeh yang sudah bersih dimasukkan ke dalam karung kecil

berkapasitas 30-40 kg atau karung berkapasitas 50-60 kg kemudian dijahit zigzag. Cengkeh yang

telah dikemas dalam karung siap untuk dipasarkan atau disimpan untuk bebrapa waktu.

Penyimpanan dilakukan di gudang yang tidak lembab, mempunyai banyak ventilasi dan berlantai

semen. Di atas lantai dibuat para-para dari balok kayu yang kuat setinggi 25-30 cm kemudian

karung berikut cengkehnya disusun di atasnya.

2.6.6 Penanganan limbah dan pemanfaatanya

Minyak cengkeh sudah menjadi komoditas rempah yang memiliki prospek yang cerah di

Indonesia. Hampir semua bagian dari tanaman cengkeh ini bisa dimanfaatkan.

Bunganya bisa diolah sebagai campuran tembakau untuk rokok. Batang, ranting, bahkan

sisa-sisa daun cengkehnya pun bisa diberdayakan lagi menjadi berbagai macam olahan,

salahsatunya yaitu di jadikan sebagai minyak cengkeh.

Minyak cengkeh menjadi antiseptik, selain itu minyak cengkeh ini memiliki kegunaan

yang cukup beragam tidak hanya untuk kesehatan, tapi juga untuk kosmetik, bahan makanan dan

minuman, parfum, farmasi malah bisa dijadikan bahan peledak dan minyak pesawat ulang alik.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tanaman cengkeh merupakan tanaman yang mempunyai banyak manfaat dan kegunaan

di negara kita negara indonesia banyak sekali jenis tanaman cengkih, biasanya tanaman ini

banyak tumbuh di derah pegunungan yang mempunyai iklim yang dapat di tumbuhi tanaman

cengkih, karena tanaman ini sangat banyak mempunyai manfaat dan kegunaan tanaman ini

banyak di cari negara negara asing, oleh karena itu kita sebagai warga negara indonesia perlu

meningkatkan tanaman cengkih, kita perlu merawat mamalihara tanaman cengkih karena negara

kita termasuk pengekspor tanaman cengkih terbanyak di dunia.

3.2 Saran

Semoga makalah yang kami buat, dapat berguna dan bermanfaat bagi semua para

pembaca. Terutama untuk lebih mengetahui informasi mengenai cara pembudidayaan tanaman

cengkeh. Serta dapat menjadi bahan acuan didalam pembudidayaan tanaman cengkeh.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Sarmidi. 2005. Teknologi Pasca Panen cengkeh Untuk Masyarakat Perkakaoan
Indonesia. BPPT Press: Jakarta.
Siregar, Tumpal dan Slamet Riyadi. 1898. Budidaya, Pengolahan dan Pemasaran cenkeh.
Penebar Swadaya: Jakarta.
Sunanto, Hatta. 1992. Budidaya Cengkeh, Pengolahan Hasil, dan Aspek Ekonominya. Kanisius:
Yogyakarta.
Winarsih S. dan A. A. Prawoto. 1995. Pedoman Teknis Rehabilitasi Tanaman Kakao Dewasa
dengan Metode Sambung Samping (side-cleft grafting). Pusat Penelitian Kopi dan cengkeh.
Jember.

Anda mungkin juga menyukai