Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKATOR DALAM PUBLIC RELATIONS

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Massa yang dibimbing oleh
Ibu Yenni Yuniati Drs., M.Si..

Disusun oleh :

Adrian Eko Hapsoro 10080014366

Dhian Ayu Sundary 10080014376

Hana Kurnia Eka Putri 10080014396

Pinanggih Fauzan 10080014397

Chandra Firmansyah 10080014384

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

BANDUNG

2016
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia komunikasi massa, seorang komunikator memiliki peran penting dalam
penyampaian pesan terhadap khalayak. Profesi tersebut memiliki faktor-faktor penting yang
mendukung keefektifan dalam proses pengiriman pesan. Faktor tersebut dinamakan variable
komunikator. Komunikator dalam komunikasi massa terdapat dalam berbagai segmen
komunikasi, salah satunya adalah Public Relation.
Mengapa sih dibutuhkan komunikator? Karena dalam proses berkomunikasi
komunikator dan komunikan merupakan suatu rangkaian utuh dalam proses pengiriman pesan.
isi variable komunikator terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Kredibilitas, 2. Atraktif, 3.
Kekuasaan . Masing-masing turut berperan penting dalam tolak ukur kesuksesan komunikator.
Tiga aspek ini wajib di miliki bagi setiap komunikator tak terkecuali komunikator dalam bidang
Public Relations
Peran komunikator dalam public relations salah satunya adalah untuk menyampaikan
pesan ke-PRan kepada audiens. Kami membahas ini dengan tujuan untuk menguak kaitan
antara Public Relation, dengan komunikasi massa dalam aspek komunikator.

1.2 Rumusan Masalah


 menganalisa variable-variable komunikator pada komunikator dalam Public Relation
Menuliskan sejarah singkat Public Relation
Menceritakan sejarah singkat Public Relation
Mencantumkan tokoh Public Relation
BAB II
PEMBAHASAN

SEJARAH SINGKAT PUBLIC RELATION

Perkembangan Humas di Dunia


Dalam sejarahnya istilah Public Relations yang dipelopori Ivy Ledbetter Lee pada
tahun 1900an berhasil menanggulangi kelumpuhan industri batu bara di Amerika Serikat
dengan sukes. Atas upayanya ini ia diangkat menjadi The Father of Public Relations.
Perkembangan PR sebenarnya bisa dikaitkan dengan keberadaan masyarakat. Unsur-unsur
memberi informasi kepada masyarakat, membujuk masyarakat, dan mengintegrasikan
masyarakat, adalah landasan bagi masyarakat.

Tujuan, teknik, alat dan standar etika berubah-ubah sesuai dengan berlalunya waktu.
Misalnya pada masa suku primitif mereka menggunakan kekuatan, intimidasi atau persuasi
untuk memelihara pengawasan terhadap pengikutnya. Atau menggunakan hal-hal yang bersifat
magis, totem (benda-benda keramat), taboo (hal-hal bersifat tabu), dan kekuatan supranatural.

Penemuan tulisan akan membuat metode persuasi berubah. Opini publik mulai
berperan. Ketika era Mesir Kuno, ulama merupakan pembentuk opini dan pengguna persuasi.
Pada saat Yunani kuno mulai dikembangkan Olimpiade untuk bertukar pendapat dan
meningkatkan hubungan dengan rakyat. Evaluasi mengenai pendapat atau opini publik
merupakan perkembangan terakhir dalam sejarah kemanusiaan.

Dasar-dasar fungsi humas ditemukan dalam revolusi Amerika. Ketika ada gerakan yang
direncanakan dan dilaksanakan. Pada dasarnya, masing-masing periode perkembangan
memiliki perbedaaan dalam strategi mempengaruhi publik, menciptakan opini publik demi
perkembangan organisasinya.

Berikut gambaran kronologis PR di dunia:


Abad ke-19 : PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi yang
mandiri didasarkan pada perkembangan IPTEK
1865-1900 : Publik masih dianggap bodoh
1900-1918 : Publik diberi informasi dan dilayani
1918-1945 : Publik diberi pendidikan dan dihargai
1925 : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi
1928 : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan sebagai mata kuliah wajib.
Disamping itu banyak diadakan kursus-kursus yang bermutu
1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui
1968 : Di Belanda mengalami perkembangan pesat. Ke arah ilmiah karena
penelitian yang rutin dan kontinyu. Di Amerika perkembangannya lebih ke
arah bisnis.
1968-1979 : Publik dikembangkan di berbagai bidang, pendekatan tidak satu aspek saja
1979-1990 : Profesional memasuki globalisasi dalam perubahan mental dan kualitas
1990- : a. perubahan mental, kualitas, pola pikir, pola pandang, sikap dan pola
perilaku sekarang secara nasioal/internasional
b. membangun kerjasama secara lokal, nasional, internasional
c. saling belajar di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, Iptek, sesuai
dengan kebutuhan era global/informasi

GAMBARAN SINGKAT PUBLIC RELATION


Humas singkatan dari hubungan masyarakat, yang juga lebih dikenal dengan istilah
Public Relations (PR). PR termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik,
ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain. Sebagai ilmu pengetahuan,
PR masih relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Dalam kurun waktu seabad terakhir, PR
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara
itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya.Proses perkembangan PR lebih banyak
ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.
PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep
komunikasi (Kasali, 2005:1). Di masa mendatang PR diperkiraan akan mengalami
pertumbuhan yang luar biasa. Pemerintah AS mempekerjakan 9000 karyawan di bidang
komunikasi yang ditempatkan di United States Information Agency.
Public Relations yang diterjemahkan menjadi hubungan masyarakat (humas)
mempunyai dua pengertian. Pertama, humas dalam artian sebagai teknik komunikasi
atau technique of communication dan kedua, humas sebagai metode komunikasi atau method
of communication (Abdurrahman, 1993: 10).
Konsep Public Relations sebenarnya berkenaan dengan kegiatan penciptaan
pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut akan muncul
perubahan yang berdampak (lihat Jefkins, 2004: 2). Public Relations menyangkut suatu bentuk
komunikasi yang berlaku untuk semua organisasi (non profit – komersial, publik - privat,
pemerintah – swasta). Artinya Public Relations jauh lebih luas ketimbang pemasaran dan
periklanan atau propaganda, dan telah lebih awal.

Asal Mula Istilah


1. Hubungan dengan masyarakat luas baik melalui publisitas khususnya fungsi-fungsi organisasi
dan sebagainya terkait dengan usaha menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan
untuk dirinya sendiri (Webster’s New World Dictionary)
2. Fungsi manajemen yang mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanan dan
prosedur seorang individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan
suatu program untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik (Public Relations News)
3. Filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam kebijaksanaan beserta pelaksaannya
yang melalui interpretasi yang peka mengenai peristiwa-peristiwa berdasarkan pada
komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha memperoleh saling pengertian dan itikad
baik (Moore, 2004: 6).

Tugas-Tugas Seorang Public Relations.


Menurut Jefkins (2003, p.54) mendefinisikan bebebrapa dari tugas-tugas seorang PR yaitu:
1. Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-
kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
3. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada
masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa
pasar baru.
5. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana
perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.

Kemampuan yang Harus Dimiliki Seorang Public Relations.


1. Kemampuan berkomunikasi.
2. Kemampuan berorganisasi.
3. Kemampuan untuk dapat bergaul dengan banyak orang.
4. Mempunyai integritas diri.
5. Mempunyai imajinasi/kreatif
6. Niat untuk mengembangkan wawasan.

TOKOH PUBLIC RELATION


Seorang konsultan PR, yang membuat perusahaan sendiri, Reita Faramay Sitanala,
berkontribusi di dunia komunikasi Indonesia. Sebenarnya siapa sih Reita Sitanala ini? Reita
Sitanala adalah salah satu tokoh Public Relations sukses di Indonesia. Menuntut ilmu
komunikasinya sebagian besar di luar negeri Yaitu di Webster university Leiden di Belanda
dan George Mason university di Washington D.C, USA.

Reita Sitanala memiliki lebih dari 15 tahun pengalaman di bidang komunikasi. Karirnya
dalam komunikasi dimulai ketika ia bergabung dengan Indo Hubungan Iklan Publik dalam
hubungan dengan Ogilvy & Mather Worldwide sebagai Konsultan Hubungan Masyarakat
tahun 1994 – 1997. Pada tahun 1995, dia memberikan kontribusi terhadap pengenalan
keberhasilan Nokia Mobile Phones di pasar Indonesia, dalam menciptakan perusahaan dan
citra merek. Dia juga di belakang pengenalan keberhasilan pasar super TOPS (perusahaan dari
Royal Ahold) di Indonesia pada tahun 1996.

Pada pertengahan tahun 1997, ia bergabung dengan Intel Corporation sebagai Manajer
Humas untuk operasi Indonesia. Reita memimpin keberhasilan Intel ® Pentium ® II prosesor
meluncurkan kepada media di Indonesia. Salah satu prestasinya juga untuk posisi Intel sebagai
perusahaan terkemuka dalam semikonduktor dan keadaan teknologi seni di Indonesia. Pada
tahun 2003, ia bergabung dengan Mobile-8 Telecom sebagai Manajer Humas dan
mengembangkan prosedur umum perusahaan Hubungan standar operasional dan Kebijakan
Media.

Reita telah membangun hubungan yang sangat kuat dengan wartawan / reporter sampai
pemimpin redaksi dari semua segmen media nasional. Mendalam pengetahuan dan pemahaman
tentang semua aspek Humas akan menambah nilai dan memenuhi kebutuhan klien dan harapan.
Dia juga menangani pelatihan media untuk Bali Nirwana Resort, Mobile-8 Telecom, dan
Business Software Alliance (BSA) eksekutif. Dia ikut mendirikan Lucid Komunikasi pada
Januari, 2005.
KONTRIBUSI REITA SINATALA DALAM DUNIA PR
Reita Sinatala berkontribusi dalam dunia PR dengan mendirikan perusahaan bernama
LUCID Communications yang dibangun pada tahun 2005 bersama suaminya Andre Sitanala
pada tahun 2005, berarti pada tahun 2012 ini sudah memasuki tahun ke-7 LUCID
Communications memiliki 11-50 karyawan handal di dalamnya. dengan spesialisasi di bagian
Technology & Consumer Lifestyle Public Relations. PR Agency LUCID Communications
yang didirikan oleh Reita pernah mendapatkan pernghargaan dari Majalah marketing terkenal
MIX yaitu sebagai 2010 Rising PR Agency.
LUCID Communications yang didirikan oleh Reita dan suaminya ini sangat sukses
dalam memuaskan klien-kliennya baik yang berasal dari perusahaan multi nasional dan juga
perusahaan lokal di Indonesia. Contoh klien-klien Lucid Communications antara lain Yuppi,
Dell, CITRIX, BPA, Bosch ,Ericson, Ecoplas,Fortinate,LG,ACER, dan masih banyak lagi.

Contoh Kasus :
Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR. (lahir di Jakarta, 23 November 1961; umur 54 tahun)
adalah seorang ahli hubungan masyarakat (humas), pengusaha dan tokoh pendidikan
Indonesia. Prita dikenal sebagai pendiri dan pemilik STIKOM The London School of Public
Relations (LSPR), Jakarta. Ia juga dipercaya menjabat Ketua Umum Perhimpunan Hubungan
Masyarakat Indonesia (Perhumas) periode 2011-2014, dan ia adalah perempuan pertama yang
menjabat posisi itu.
Penghargaan :
 Inspiration Award dari Rakyat Merdeka Online
 Tokoh Humas Pilihan Serikat Perusahaan Pers (SPS) di The 3rd Indonesia Public
Relations Awards & Summit (IPRAS) 2014, Yogyakart
 ASEAN People Award (APA) KTT ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur, Malaysia

Analisis :
Kami menganalisis variabel komunikator dari ibu Prita Kemal Gani dalam pidatonya
diacara ASEAN Public Relations Network Conference. Dalam etos komunikator dibagi
menjadi 3 yaitu kredibilitas , aktraksi, dan kekuasaan. Dalam kredibilitasnya ibu prita kemal
gani sangat terlihat keahliannya (expertness) karismanya ,ketenangannya (poise). Dan juga sisi
sumgguh-sungguh (seriousness) dan dapat dipercaya (trustworthiness) sangat terlihat ketika
beliau menyampaikan pidatonya dan audience yang memperhatikan.
Seorang PR dituntut untuk ahli dalam grooming personality (manajemen berpakaian)
dilihat dari pakaian beliau saat menyampaikan pidato yang bertujuan untuk menguatkan self
confidence, body langue, dan press impression. Dari segi atraktif, beliau memiliki sisi
kemampuan (competence) di nilai dari skill-skill ke-PRan yang beliau miliki, dan sisi
keakraban (Familiarity) mengingat popularitas beliau sebagai tokoh PR yang terkenal berskala
international.
Dari segi Kekuasaan, ibu Prita Kemal Gani juga memiliki sisi Informational Power
mengingat jabatan nya sebagai pendiri LSPR (London School Public Relation) yang membuat
beliau menguasi informasi seputar ke-PRan.

Anda mungkin juga menyukai