Anda di halaman 1dari 3

Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidian (FKIP) telah melaksanakan kegiatan ospek fakultas di Auditorium

Ukhuwah Islamiyah, Rabu (28/8/2019). Ospek ini diikuti oleh 495 mahasiswa baru yang terdaftar per-
tanggal 24 Agustus 2019. Kegiatan yang diberi nama ospek reformasi ini memiliki tema “Revitalisasi
Mahasiswa FKIP Melalui Nilai-nilai Pergerakan Mahasiswa”. Yang bertujuan untuk memperkenalkan
pergerakan-pergerakan mahasiswa kepada mahasiswa baru.

Awalnya ospek kali ini mengusung konsep aksi edukasi yang bertujuan untuk mengedukasi, mahasiswa
baru serta civitas akademika UMP. Namun menurut penuturan Ilham selaku Setering Commite (SC),
konsep ini diganti menjadi panggung orasi. “Ketika mendekati hari H dari pihak OC tidak menyanggupi
karena konsep tersebut dinilai tidak pas terhadap mahasiswa baru,” ujar Ilham

Pada akhirnya SC dan OC menyepakati aksi edukasi diganti dengan panggung orasi, karena menurut
Ilham kegiatan panggung orasi masih berkaitan dengan tema ospek kali ini.

Sependapat dengan Ilham, Galang selaku ketua OC mengatakan perubahan kegiatan dari aksi menjadi
orasi karena kurangnya persiapan panitia OC. “Setelah adanya pertimbangan dan diperbincangkan
kembali, karena beberapa persiapan masih dirasa kurang matang, akhirnya kami menyepakati
mengadakan panggung orasi saja,karena jika aksi edukasi harus melakukan investigasi social terlebih
dahulu,” ujar Galang.

Menurutnya, konsep panggung orasi ini hampir sama dengan konsep kegiatan aksi edukasi. Hanya saja,
dalam panggung orasi mahasiswa baru diminta untuk menganalisis social mengenai linier tentang
disiplin ilmu Pendidikan.

“Ketika Technical Meeting mahasiswa baru sudah diberi tugas untuk menganalisis permasalahan itu,
setelah itu dari analisis yg mereka buat nantinya akan ditampilkan di panggung orasi oleh beberapa
perwakilan mahasiswa baru” kata Galang.

“mahasiswa baru diperkenalkan, dibangun kembali sebuah pergerakan2 mahasiswa yang sekarang
dapat dikatakan bahwa mahasiswa sedang mati suri di mana kita melihat permasalahan itu lalu kita
bawa dengan tema kita . Cuma yang kita bawa ke mahasiswa baru tidak langsung secara instan seperti
advokasi, pendampingan atau literasi

Berbeda dengan Galang dan Ilham, Puri (Anggota DEMA FKIP selaku pengawas Ospek) mengatakan
pergantian konsep ini dikarenakan konsep awal dianggap mendoktrin mahasiswa baru. “Jadi awalnya,
saya tanyakan kepada kawan-kawan panitia sanggup atau tidak. Jawabanya itu tidak, karena kita
mengusungkan konsep aksi edukasi tapi tidak ada analisis sosial atau investigasi sosial. Padahal aksi itu
harus didasarkan oleh data analisis sosial, kemudian kita adakan aksi. Walaupun sebelumnya tidak ada
audiensi, tapi kita memang konsepnya hanya berupa aksi akan tetapi dari panitia tidak menyanggupi,”

Awalnya konsep aksi edukasi berupa arak-arakan peserta Ospek Reformasi mengelilingi bundaran yang
bertujuan untuk mengedukasi mahasiswa baru FKIP tentang apa yang terjadi di UMP.

Konsep aksinya berupa arak-arakan mahasiswa FKIP mengelilingi bundaran untuk mengedukasi
mahasiswa baru UMP tentang apa yang terjadi di UMP “Mahasiswa FKIP digiring ke bundaran, disitu kita
melakukan aksi edukasi materinya tentang pendidikan, karena kita dari fakultas Pendidikan. Ngga perlu
muluk-muluk jauh ke sana, tapi kita ngangkat materi penindasan-penindasan apa yang terjadi di UMP
ini,” ujar Puri
Lutfi selaku mahasiswa baru tidak tau adanya aksi demo edukasi “Saya belum denger,” ujarnya. Lutfi
merupakan salah satu mahasiswa baru yang ditunjuk untuk menyampaikan orasi di panggung orasi.
Dalam orasinya, Lutfi berharap mampu mewujudkan keadilan dalam Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai